“Aku sudah sampai di depan pintu apartemenmu, Rey,” ujar Sarah Belle dengan perasaan berdebar.
Hati Annabelle sempat ragu untuk meneruskan rencananya saat tiba di bangunan apartemen mewah di daerah Banten ini.
1,5 jam perjalanan harus dilewati Sarah Belle untuk sampai ke tempat yang diberitahukan oleh Reyhan.
Namun saat melihat pengingat waktunya sudah terlewati 32 hari, Annabelle merasa tidak boleh membuang-buang waktu lagi. Ia harus menemukan alasan Sarah membohongi Alden dengan semua sandiwaranya dan mencegah Sarah berbuat lebih jauh lagi.
Annabelle sudah mendapatkan fakta baru lagi 2 hari yang lalu dan rencananya ingin menyusun strategi baru dengan Yudha dan Om Juan.
Sayangnya kedua orang itu sedang berada di luar kota. Yudha sedang menjadi pembicara seminar di Yogyakarta dan Om Juan sedang menemani Tuan Wira ke Singapura.
Fakta yang Annabelle dapatkan sedikit membingungkan karena hanya mengungkap kehidupan Sarah yang tidak ada kaitannya dengan Alden.
“Sayang, sayang,” panggilan Reyhan yang cukup keras dari seberang telepon membuyarkan lamunan Sarah Belle.
“Eehh maaf Rey, tadi ada orang keluar dari lift. Aku sedikit khawatir kalau mereka adalah orang-orang Om Wira. Tapi sepertinya bukan,” ujar Sarah Belle berbohong.
“Tidak apa-apa, sekarang kamu tekan password untuk membuka pintunya.”
Reyhan menyebutkan 6 digit angka sebagai kode untuk membuka pintu apartemen.
“Sudah bisa, sayang,” ujar Sarah Belle dengan suara
senang.
“Masuklah ke kamar utama dan ada satu kotak hadiah yang sudah aku siapkan di atas tempat tidur. Aku yakin kalau kamu akan bertambah cantik saat mengenakannya. Aku akan sampai di sana paling lambat 30 menit lagi.”
“Okkey. Aku tutup dulu, ya. Aku bawakan juga makanan untuk kita, sayang.”
Sarah Belle mengedarkan pandangannya setelah lampu menyala menerangi seluruh ruangan.
Sama dengan yang ditempatinya, apartemen ini memiliki 2 kamar utama dan 1 kamar pelayan. Ukurannya sedikit lebih luas dari apartemen yang ditempati oleh Sarah.
Perabotannya model minimalis dengan satu set sofa kulit mewah berada di area semacam ruang keluarga dekat jendela besar yang memiliki pintu ke balkon.
Ruang makan dengan 4 kursi ada dekat dapur. Sarah Belle melangkahkan kaki ke sana untuk meletakkan makanan yang dibawanya lalu ia langsung membuka kulkas. Sepertinya kulkas ini baru saja diisi dengan minuman dan beberapa macam buah yang terlihat masih segar.
Berharap Reyhan tidak segera tiba, Sarah Belle memeriksa banyak tempat untuk mencari apapun yang bisa ditemukannya sebagai bukti lagi.
Tidak ada apapun di bagian dapur. Peralatan masaknya pun terbatas dan tidak lengkap dan bumbu masak pun hanya ada lada, garam dan gula. Bungkusan teh dan kopi instan terlihat masih baru.
Teringat akan pesan Reyhan, Sarah Belle menghentiksn pencariannya di area luar dan segera masuk ke dalam kamar yang ia yakin sebagai kamar utama.
Apa yang dikatakan Reyhan tidak salah lagi. Sarah Belle langsung melihat sebuah kotak dari karton berwarna keemasan.
Sarah Belle mendekat dan langsung membukanya. Matanya terbelalak saat melihat pakaian yang disiapkan Reryhan dan sudah dipegang olehnya.
Pakaian yang terlihat mahal namun tidak sesuai dengan selera Annabbelle membuatnya langsung meletakkan kembali baju itu ke dalam kotak dan berjalan ke arah lemari pakaian 4 pintu.
Sarah Belle kembali dibuat tercengang saat membuka dua pintu sebelah kanan. Lemari itu dipenuhi dengan pakaian wanita yang sepertinya adalah milik Sarah karena dilihat dari ukurannya sesuai dengan tubuh Sarah, hanya saja modelnya sangat bertentangan dengan selera Annablle.
Annabelle sempat membolak balik barisan pakaian Sarah yang tergantung namun benar-benar tidak sesuai dengan seleranya.
Hanya pakaian kerja milik Sarah yang masih bisa digunakan Annabelle karena sisanya hanya pakaian-pakaian seksi yang kurang bahan.
Annabelle pun bergerak mencari dokumen, rekaman atau apapun yang mungkn bisa ditemukan di tempat ini.
Annabelle agak menyesal menuruti permintaan Reyhan untuk tidak membawa handphone yang diberikan oleh Alden.
Awalnya ia ingin nekat membawanya, tapi Annabelle takut Reyhan memeriksa tasnya dan akhirnya Sarah kehilangan kebercayaan dari Reyhan.
Sarah Belle pun masuk ke kamar mandi dan menguncinya, jaga-jaga seandainya Reyhan datang. Posisinya di kamar membuat hati Annabelle tidak tenang.
Lemari yang ada dekat wastafel tidak luput dari perhatian Sarah Belle yang langsung memeriksanya dengan sedikit tergesa.
Terlalu asyik dengan kesibukannya mencari bukti, Sarah Belle tidak sadar kalau seseorang sudah membuka dan menutup pintu kamar. Namun ia tidak lupa untuk menekan penyiram toilet, seolah ia memang benar-benar habis menggunakan kamar kecil.
“Ya ampun Reyhan !” Sarah Belle benar-benar dibuat kaget melihat Reyhan berdiri di depan pintu.
”Kamu ngapain lama betul di dalam toilet ?” Reyhan bahkan tidak tertawa melihat ekspresi Sarah Belle yang terkejut sampai melonjak kaget.
”Perutku mendadak mulas. Maaf aku tidak ijin memakai toiletmu,” Sarah Belle tersenyum kikuk merasa risih melihat ekspresi wajah Reyhan yang datar.
“Kenapa belum mengganti bajumu ?” mata Reyhan menyipit, menelisik penampilan Sarah Belle yang tidak mencerminkan seorang Sarah.
Mengenakan kulot panjang berwarna biru dongker dipadu dengan blus tanpa kerah berwarna putih dimana bahan keduanya dari sifon.
“Aku sudah membukanya,” Sarah Belle melirik ke arah kotak yang memang terbuka. “Mendadak perutku mulas dan….”
Belum selesai bicara, suara perut Reyhan yang minta diisi terdengar sampai di telinga Sarah Belle.
“Kita makan dulu, sayang ?” Sarah Belle yang menangkap raut kemarahan dan tatapan menyelidik Reyhan langsung mendekat dan mengelus wajah pria itu.
“Kamu pasti lelah setelah beberapa hari ini sibuk dengan klien baru. Kita makan dulu lalu kamu segera mandi. Setelah itu akan membuat otot-ototmu yang tegang menjadi lebih rileks.”
Demi membuat suasana hati Reyhan membaik lagi, Sarah Belle sengaja meneruskan pergerakan tangannya mengusap leher Reyhan dan turun ke dada bidangnya.
Suaranya pun dibuat sedikit seksi seperti seorang wanita penggoda.
Reyhan yang tergoda langsung menarik pinggang Sarah Belle dan mencium bibir Sarah dengan begitu bernafsu, membuat Annabelle mengutuki dirinya yang sudah bertindak senekat itu.
Tiba-tiba ada perasaan aneh dalam diri Annabelle dan kepalanya sedikit pusing. Sentuhan Reyhan membangunkan sisi Sarah yang menghilang selama 32 hari ini.
Annabelle terus melawannya hingga kepalanya semakin pusing dan akhirnya ia mendorong tubuh Reyhan sedikit kasar sampai ciuman pria itu terlepas.
“Rey, aku…” Sarah Belle memijat pelipisnya yang semakin berdenyut.
Seolah ada dua kutub yang berbeda sedang tarik menarik berperang di dalam tubuh Sarah Belle membuat Sarah Belle sampai berjongkok sambil memijat pelipisnya.
“Kamu kenapa, sayang ?” Reyhan ikut berjongkok dan menyentuh wajah Sarah Belle lalu menangkupnya.
“Kepalaku mendadak sakit, Rey. Mungkin karena lapar juga,” Sarah Belle berusaha tersenyum dan sempat meringis saat denyut di kepalanya kembali menyerang.
“Maaf aku terlalu merindukanmu sampai tidak bisa menahan diri.”
Reyhan membantu Sarah Belle bangun dan ingin mengajaknya makan.
“Perlu aku gendong ?” suara Reyhan sudah kembali normal, tidak sedingin tadi dan penuh dengan rasa curiga.
“Tidak usah Rey, cukup membiarkanku merangkul lenganmu saja,” Sarah Belle berusaha tersenyum.
Sampai di dapur, Reyhan langsung menyuruh Sarah Belle duduk dan membiarkan pria itu menyiapkan makan untuk Sarah.
Keduanya makan sambil mengobrol santai. Sarah Belle banyak menanyakan soal perkembangan kasus yang sedang ditangani Reyhan dan Peter Gilang.
“Biar aku yang mencucinya. Kondisi aku sudah lebih baik. Mungkin karena memang lapar sampai kepalaku pusing.”
“Aku mandi dulu kalau begitu. Gantilah bajumu setelah selesai di sini.”
Sarah Belle mengangguk sambil tersenyum. Selesai merapikan bekas makan mereka, Sarah Belle tidak langsung menuju ke kamar melainkan mengambil buah di kulkas dan mengupas 2 apel dan 1 jeruk untuk dirinya dan Reyhan.
“Kenapa kamu masih di sini ?”
suara Reyhan kembali terdengar dingin membuat Sarah Belle yang baru saja meletakkan pisau di pengering piring kembali terlonjak.
“Rey, suaramu benar-benar membuatku kaget,” Sarah Belle berbalik dan mengelus dadanya.
”Aku baru saja selesai mengupas buah untuk kita,” Sarah Belle tersenyum sambil menunjuk piring buah yang ada di atas meja.
Sarah Belle menelan salivanya saat melihat Reyhan hanya mengenakan celana selutut berbahan kaos tanpa penutup bagian atasnya. Rambutnya pun masih basah membuat penampilan pria itu sungguh menggoda mata.
Reyhan adalah sosok pria tampan yang masuk dalam kategori pria idaman banyak wanita. Tubuhnya terjaga dan dirawat dengan baik. Penampilannya di atas rata-rata setara dengan Alden.
“Kenapa menatapku seperti itu ?” Reyhan nampak tidak suka sambil berjalan mendekat ke arah Sarah Belle yang terpaku di ujung meja.
“Rasanya sudah lama aku tidak melihat tubuhmu..”
Oh s**it, kenapa mulut ini jadi tidak bisa terkontrol seperti ini. Bisa-bisa singa yang sedang dalam mode garang ini menjadi agresif dan menyerang Sarah tiba-tiba.
Sarah Belle membuang muka ke samping sambil merutuki mulutnya yang tidak sinkron dengan otaknya.
“Kenapa berhenti,” Reyhan sudah berdiri di dekatnya dan mengelus wajah Sarah Belle.
“Nggg… nggak apa-apa, Rey,” ujar Sarah Belle gugup sambil tersenyum kikuk.
“Makan buahnya dulu, Rey,” Sarah Belle bergerak ke samping melewati Reyhan untuk mengambil potongan buah.
Reyhan kembali mendekati Sarah Belle dan memeluk wanita itu dari belakang lalu mulai menciumi daun telinga Sarah membuat Annabelle kembali bergidik.
“Rey,” suara yang keluar dari mulut Sarah berbeda dengan keinginan Annabelle yang ingin mencari alasan untuk menghindar.
“Kenapa kamu menolak memakai baju yang aku berikan ? Padahal baju itu sesuai seleramu dan kesukaanku.”
Annabelle kembali merasa aneh saat tubuh dan pikirannya berlawanan. Reaksi tubuh Sarah justru merasa senang menerima sentuhan Reyhan sementara hati kecil Annabelle terus meronta.
“Rey, makan dulu buahnya. Aku sudah..”
Reyhan melepaskan ciumannya dan mendorong tubuh Sarah Belle hingga menempel ke dinding.
“Siapa kamu sebenarnya ?”
Tatapan kemarahan Reyhan membuat Annabelle mulai cemas. Kedua lengannya dicengkram oleh Reyhan hingga sulit bergerak.
“Siapa kamu sebenarnya ?” Teriakan Reyhan yang keras membuat Sarah Belle mengerut sambil memejamkan mata.
“Aku… Aku… Aku tentu saja Sarah, Rey,” suara Sarah Belle terbata dan sedikit tersendat karena satu tangan Reyhan mencengkram lehernya.
“Kamu bukan Sarahku, kamu hanya orang yang menyerupai Sarah !” desis Reyhan dengan wajah penuh kemarahan mendekat di depan wajah Sarah Belle.
“Lepaskan aku Rey,” Sarah Belle mencoba melepaskan tangan Reyhan yang semakin kuat mencengkram lehernya.
“Aku benar-benar Sarah, Sarahnya Reyhan.”
“Bohong !” teriak Reyhan persis di depan wajah Sarah hingga wanita itu memejamkan matanya.
“Sarah tidak pernah memanggil namaku Rey jika kami sedang berdua. Bahkan kamu tidak tahu bagaimana harus membalas ciumanku. Aku tahu kamu tidak suka memakai pakaian yang biasa Sarah gunakan. Jadi jangan coba-coba lagi membohongi aku wanita si**lan !”
Mata Sarah Belle membelalak saat Reyhan kembali menekan tangannya di leher Sarah hingga ia kesulitan bernafas.
Tangan Sarah Belle terus mencoba melepaskan cengkraman Reyhan yang mencekiknya, namun kemarahan Reyhan membuat kekuatan pria itu bertambah dua kali lipat.
Ya Tuhan, tolong jangan biarkan pria ini membuat Sarah mati sebelum waktuku tiba, doa Annabelle dalam hati .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Rosmaliza Malik
mana orang bawahan om Juan?
2023-10-26
1
Tatik R
aduh masa nyawa Belle harus melayang 2x
2023-04-08
1