Sarah Belle memijat pelipisnya yang terasa sedikit pusing. Demi mencari jejak rencana Sarah pada Alden, sudah lima hari ini Sarah Belle memeriksa setiap lembar dokumen yang ada di lemari dokumen.
Tidak dibaca detil, namun lembar demi lembar diperiksanya. Bukan tidak mungkin Sarah menyelipkan di antara file-file kasusnya.
Sarah Belle beranjak dari kursi, meregangkan tubuhnya dengan posisi menatap keluar jendela.
Badannya langsung membeku saat ada tangan memeluknya dari belakang.
”Sayang, capek ya ?” Hembusan nafas di ceruk leher Sarah Belle membuat bulu kuduknya meremang.
“Rey,” Sarah Belle menggeliat, mencoba melepaskan pelukan Rey dan ciuman di lehernya.
“Ini ruanganku, nanti ada yang lihat.”
“Semua stafmu sudah keluar makan, Sayang. Kamu itu terlalu sibuk bekerja sampai lupa kalau ini sudah waktunya makan siang.”
Reyhan mempererat pelukannya dan masih menciumi leher dan pipi Sarah membuat Annabelle merasa takut.
“Tapi nggak di sini dan sekarang juga, Rey.”
Annabelle yang belum siap menjalankan perannya sebagai Sarah masih terus berusaha melepaskan diri dari pelukan dan cumbuan Reyhan.
Akhirnya Reyhan menghentikan ciumannya dan melepaskan Sarah dan membalikan posisi Sarah hingga berhadapan dengannya.
“Jadi kamu sudah siap mengulang malam-malam panas kita di tempat biasa ? Kalau perlu kita buat baby lagi dan menjalankan rencanamu pada si bodoh itu.”
Tangan Rey mengusap wajah Sarah membuat Annabelle kembali bergidik.
“Kenapa ? Kok diam ? Kepikiran calon suami kamu itu ?” wajah Rey mendekat dan mencium bibir Sarah sekilas.
Sarah Belle langsung menggeleng dan tersenyum. Sepertinya Annabelle harus memutuskan berubah menjadi Sarah demi mengorek keterangan dari Reyhan.
“Sejak awal Alden hanyalah mesin ATM bagiku,” Sarah Belle memberanikan diri mengalungkan tangannya di leher Reyhan.
“Laki-laki idealis dan bodoh seperti Alden terlalu mudah dibohongi. Aku tidak perlu susah payah untuk meyakinkannya menikahiku.”
“Sayang,” Reyhan merengkuh pinggang Sarah hingga wajah mereka tak berjarak. “Bagaimana kalau kita mencobanya di sini ? Belum pernah, kan ?”
Annabelle menahan diri untuk tidak berontak dan membiarkan Reyhan kembali menciumi daun telinga dan leher Sarah.
“Rey,” suara Sarah mulai berubah, menahan perasaan yang campur aduk. Antara geli dengan hembusan nafas Rey dan sedikit perasaan tidak nyaman sebagai Annabelle.
Aku adalah Sarah…. Saat ini yang disentuh Reyhan adalah Sarah bukan Annabelle. Aku adalah Sarah, batin Annabelle berulang kali .
Annabelle menarik nafas lega saat Reyhan menghentikan aktivitasnya karena getaran handphone yang tiada henti.
Sarah Belle mundur beberapa langkah, merapikan rambut dan mengancingkan kembali kemejanya yang sempat terbuka 1 kancing.
“Papa,” bisik Reyhan dan memberi isyarat agar Sarah Belle tidak mengeluarkan suara.
Reyhan keluar dari ruangan Sarah sambil menerima telepon dari Peter Gilang.
Sarah Belle kembali memijat pelipisnya lalu mengambil minum dan akhirnya duduk lagi di kursi kerjanya. Perutnya ternyata mulai terasa lapar.
“Sayang, maaf kita tidak bisa lanjut,” ujar Reyhan setelah kembali masuk ke dalam ruangan Sarah. “Papa mengharuskan aku ikut bertemu dengan klien baru dan tidak boleh ada bantahan seperti biasanya.”
Reyhan sudah berdiri dekat Sarah dan langsung memberikan ciuman dan ******* di bibir Sarah membuat hati Annabelle kembali tidak karuan.
“Aku benar-benar sudah tidak sabar,” ujar Reyhan sambil terkekeh dan menyentuh bibir Sarah dengan ibu jarinya.
“Rey, kalau aku bicara jujur apakah kamu akan marah ?” tanya Sarah Belle dengan wajah takut-takut.
“Jangan bilang kamu mulai jatuh cinta pada calon suamimu itu,” suara Reyhan terdengar meninggi.
“Bukan, bukan itu. Tidak ada hubungannya dengan Alden,” Sarah Belle langsung menggoyangkan jemarinya dan menggeleng.
“Terus ?” Reyhan menautkan alisnya dan melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Sarah dengan penuh curiga.
“Aku…aku… Aku lupa tempat kita yang biasa, Rey. Aku lupa jalan dan lokasinya,” ujar Sarah dengan eajah tertunduk. “Bisakah kamu membantuku mengingatnya ? Alamatnya ?”
Reyhan tergelak dan langsung mencubit kedua pipi Sarah dengan gemas.
“Kamu itu membuat aku deg-deg kan,” ujar Reyhan di tengah gelak tawanya. “Aku pikir kamu mau minta putus dan memilih untuk hidup dengan Alden.”
“Kan tadi sudah aku bilang kalau Alden itu…”
“Iya.. iya, sayang, aku masih ingat dan mendengarnya dengan jelas.”
“Jadi bisa kamu kirimkan alamat tempat kita ?”
“Akan aku kirim sopir untuk menjemputmu kalau kamu sudah siap.”
“Jangan Rey !” tolak Sarah Belle dengan cepat. “Jangan mengirimkan sopir atau apapun yang bisa membuat curiga keluarga Hutama.”
“Kenapa ? Bukankah biasa dulu juga begitu ? Herman sudah tahu betul bagaimana cara menjemputmu.”
“Rey, masalah itu aku juga sudah lupa. Bahkan wajah Herman seperti apa, aku tidak ada gambaran. Di kantor ini yang aku ingat hanya kamu dan papamu, selebihnya aku harus mulai lagi dari awal.”
“Oke.. oke.. terus maunya kamu gimana ?”
“Berikan saja aku alamatnya supaya aku bisa langsung ke sana… maksudku setelah kita janjian tentunya.”
“Sepertinya kamu tidak sabar juga, sayang,” Reyhan tertawa sambil membelai wajah Sarah.
“Rey, setelah masalah kehamilanku terungkap, Alden dan Om Wira semakin memperketat pengawasan mereka. Kalau bukan karena alasan medis, aku tidak diijinkan kembali bekerja di sini.
Aku tidak ingin mengambil resiko kalau kamu sampai ketahuan sebelum rencanaku pada Alden selesai. Jadi berikan saja aku alamatnya, aku bisa mengatur waktu untuk ke sana tanpa ketahuan Alden atau Om Wira.”
“Aku tidak rela kalau kamu harus naik kendaraan umum, Sayang. Tapi daripada tidak sama sekali, aku akan mengirimkan alamatnya tapi tidak ke nomormu yang sekarang. Aku tidak yakin kalau handphonemu tidak disadap oleh Alden.”
Sarah Belle mengerutkan dahi karena bingung nomor handphone yang mana lagi.
“Aku akan minta Herman menyiapkan untukmu, Sayang,” ujar Reyhan menjawab kebingungan Sarah.
“Sepertinya aku harus pergi sekarang,” Reyhan memperlihatkan handphonenya yang kembali bergetar dan terlihat tulisan papa di sana.
“Rey, tunggu,” Sarah Belle menahan lengan Reyhan.
“Mau dicium lagi ?” ledek Reyhan sambil tertawa.
“Bukan. Aku mau tanya soal komputerku. Sudah 5 hari ini aku mencoba mengingat-ingat passwordnya sampai sakit kepalaku.”
“aldensibodoh.95, Sayang.”
Mata Sarah Belle membelalak mendengar ucapan Reyhan, namun pria itu hanya tertawa dan melambaikan tangannya lalu bergegas karena handphonenya kembali bergetar.
Sarah Belle menopang wajahnya di atas meja kerja. Bisa-bisanya Sarah menggunakan password yang mirip dengan komputer Annabelle di kantor.
Apa Alden benar-benar bodoh di mata Sarah dan Annabelle ?
🍀🍀🍀
“Ide kamu terlalu gila, Belle. Aku nggak setuju !” tegas Yudha saat mereka bertemu di salah satu cafe setelah jam kerja Sarah Belle berakhir.
Bukan hanya Yudha yang datang, tapi Om Juan diminta ikut terlibat dalam rencana Annabelle.
Setelah mengetahui kalau Annabelle yang mendiami tubuh Sarah, Tuan Wira menyuruh Juan menempatkan orang untuk menjaga Sarah Belle secara diam-diam selama 24 jam.
Tuan Wira tidak ingin terjadi sesuatu pada Annabelle jika Sarah kenapa-napa.
“Tapi saya setuju dengan rencana Nona Sa.. ehh Belle. Salah satu cara untuk menyerang lawan adalah menyusupkan mata-mata ke sarangnya langsung.”
“Tapi Om…” wajah Yudha terlihat kesal karena harus melawan dua orang yang sepemikiran.
“Yudha, aku pastikan Sarah Belle tidak akan melakukan hubungan badan dengan Reyhan sekalipun yang disentuhnya memang sungguh-sungguh tubuh Sarah. Tapi tidak mungkin juga melarang Reyhan menyentuh Sarah sama sekali. Itu akan membuat Reyhan makin curiga dan susah didekati.”
“Belle,” Yudha memajukan posisi badannya. “Trauma itu sulit disembuhkan karena melekat pada pikiran manusia. Yang Reyhan sentuh memang tubuh Sarah, tapi perasaan dan pikirannya adalah milikmu. Ingatan itu akan jadi memori yang kamu bawa seumur hidup, Belle.
Kamu pernah cerita padaku tentang perasaan jijik yang membuatmu bergidik saat Reyhan pertama kali mencium dan meraba tubuh Sarah.
Belle, perasaan itu akan melekat dengan jiwamu dan akan menjadi trauma yang sulit dihilangkan bahkan setelah kamu kembali ke ragamu. Jangan sampai kamu kesulitan saat memiliki pasangan karena ingatan buruk tentang sentuhan pria yang harus kamu terima karena terpaksa.”
“Tapi hanya itu satu-satunya jalan untuk menggali informasi tentang rencana busuk mereka, Yudha. Kalau mendengar ucapan Reyhan, aku yakin Sarah tidak bekerja sendirian. Aku yakin Reyhan terlibat dalam semua rencana Sarah. Bahkan mungkin obat tidur itu Sarah dapatkan dari Reyhan.”
Yudha menghela nafas panjang dengan raut wajah kesal. Rasanya tidak rela membiarkan Belle harus melawan suara hatinya meski tubuh yang disentuh itu milik Sarah.
“Om Juan,” Annabelle menatap Juan yang duduk di sebelah Yudha.
“Sudah lama saya ingin menanyakan pada Alden tapi selalu lupa. Saya ingat pada malam kejadian Sarah membawa handphonenya karena ia sempat menerima panggilan dari Alden saat kami baru masuk ke mobil. Saya juga membawa handphone yang saya letakkan di celah pintu kanan. Apakah kedua handphone itu tidak ditemukan saat kecelakaan ?”
“Ditemukan oleh polisi dan ditahan sebagai barang bukti, Nona. Tapi saya dengar, dua hari setelah kejadian Tuan Alden meminta Raka mengurus penarikan kedua handphone itu dan dibawa ke perusahaan IT milik teman Tuan Alden untuk diperiksa lebih jauh.”
“Saya menyimpan rekaman percakapan Sarah yang saya yakin dengan Reyhan saat di toilet kantor Hutama. Saya juga membuat salinannya di komputer kantor tapi saat saya cek, semua data itu tidak ada lagi di komputer kantor.”
“Alden sudah menemukannya,” sahut Yudha setelah menyesap kopinya.
“Maksudmu ?”
“Alden sudah tahu kalau Annabelle punya rekaman suara itu. Alden mengatakannya sendiri padaku kalau Annabelle tahu soal perselingkuhan Sarah.”
“Lalu ?” Sarah Belle menyentuh lengan Yudha dengan wajah penasaran.
“Alden menganggap rekaman itu kamu gunakan untuk mengancam Sarah dan menghancurkan rencana pernikahan Alden dan Sarah.”
“Ya ampun Alden,” Sarah Belle menepuk jidatnya sendiri. “Kenapa hidupnya dipenuhi dengan pikiran buruk kalau sudah menyangkut Annabelle.”
“Belle, jangan pikiran sikap Alden padamu dulu. Kembali ke masalah Reyhan. Sebagai seorang psikiater dan sahabatmu, aku benar-benar tidak setuju kalau kamu mendatangi tempat Reyhan sebagai Sarah sendirian.”
“Saya akan mengirimkan orang untuk menjaga Nona Belle, Tuan Yudha.”
“Om, orang suruhan Om bisa bertindak kalau Reyhan melakukannya di area terbuka. Tapi kalau sampai Reyhan memberikan obat pada Sarah demi memuaskan keinginannya lalu dia melakukannya di dalam kamar atau apartemen atau ruangan apapun yang terkunci, keberadaan orang-orang Om Juan sudah tidak ada gunanya lagi,” sahut Yudha dengan wajah kesal.
“Lalu ide apa yang kamu punya ?” tanya Annabelle dengan wajah cemberut.
“Bagaimana kalau Nona tetap menjalankan rencana awal, lalu saya akan mengirim orang secara tiba-tiba seolah Tuan Wira memang memantau keberadaan anda.”
“Itu lebih baik,” ujar Yudha dengan nada masih tidak terlalu rela.
“Kalau perlu aku akan membuntutimu dan menunggumu di luar pintu,” gerutu Yudha dengan wajah ditekuk membuat Sarah Belle tertawa.
“Okkeyy, saya setuju dengan ide Om Juan,” Sarah Belle mengangguk dan tersenyum.
“Lalu bagaimana kalau sampai Reyhan mengajakmu begituan di kantor ?” tanya Yudha dengan tatapan tajam.
“Pak Dokter tampan yang penuh perhatian, pasien anda ini akan menuruti pesan anda dan menghindari kemesuman Reyhan selama di kantor dan dimanapun berada.”
“Apa jangan-jangan kamu mulai menikmati sensasi sentuhan Reyhan ?” sindir Yudha sambil mencibir.
“Amit-amit jangan sampai, Yudha,” Annabelle langsung mengetuk-ngetuk meja dan dengan wajah cemberut menatap Alden.
Juan tertawa melihat kedua orang di depannya saling cemberut satu sama lain.
“Kalau pun sampai menikmati berarti masih ada memori yang tersimpan di tubuh Sarah,” ujar Annabelle santai sambil menyeruput minumannya.
“Alasan ! Jangan minta waktu untuk konsultasi sama aku kalau sampai kamu kenapa-napa,” gerutu Yudha dengan wajah galak.
“Iya dokter Yudha. Namanya juga sedang mendalami peran menjadi Sarah bukan Annabelle.”
Yudha hanya menghela nafas panjang dan berharap Annabelle tetap baik-baik saja sampai 100 hari berakhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
𝓐𝔂⃝❥hanny👈🏻
Belle benar² mempertaruhkan hidupnya demi menguak kebusukan Sarah
2023-04-28
1
Tatik R
deg2 an takut betul2 disentuh Rey si Belle
2023-04-07
1
Irul Manurung
setuju
2023-04-07
1