"Seseorang yang menguping pembicaraan orang lain sepertinya tidak boleh berkata begitu. Ya kan?" Aku tersenyum dingin ke arahnya "aku tahu kau ada di tempat itu dan menguping pembicaraan kami, tapi aku tidak tahu ternyata kau orang yang dipilih oleh dewa Wisnu"
"Bagaimana kalau kita bicara sebentar?"
"Haha memangnya anda pikir apa alasan saya mengikuti anda?" Samuel menghilangkan sihirnya dan dengan helaan nafas lega ia kemudian melanjutkan kalimatnya "Cukup mengejutkan" ujarnya. "Matamu tampak menatapku dengan tatapan kebencian, tadinya aku sempat mengira kau adalah orang yang membenci para dewa, ternyata kau sama sepertiku" Ucapannya yang terdengar tenang tampak berbeda dengan dirinya yang ku temui kemarin malam.
"Sekaran aku mengerti mengapa tuan Nanaru menemuimu"
"Kau mengenalnya?"
"Tentu, meskipun dia bukan lah orang yang menyenangkan namun apa yang ia beritahukan benar apa adanya. Kau juga tahukan, tentang tokoh dan dunia ini?" Aku tarik kata-kataku, ia bukan membuntutiku, tapi berniat mengajakku.
"Jadi bagaimana kalau kita pergi dulu ke tempat yang nyaman?"
.
.
Pada bangunan menara yang begitu tinggi sebuah pusat perkumpulan dan perdagangan di bangun, dan di dalam salah satu bangunan itu bau alkohol tercium begitu jelas, namun lebih dari pada itu harus ku akui tempat itu benar-benar diluar ekspetasiku, megah dan berikilau namun juga mencekam "Aku tidak tahu orang pilihan dewa setinggi kau malah mengajakku ke bar" Ucapku namun ia hanya tersenyum dan mengangkat gelas berisis winenya.
"Seharusnya kau bertanya mengapa ia memilihku, begitu juga mengapa aku mengajakmu ke sini. Kau pasti sudah tahu kan, dunia ini tidak baik-baik saja.." Ia meneguk winenya dengan nikmat sembari menatap lurus ke gelasnya "Para dewa itu gila, mempermainkan kita dengan kisah yang begitu klise lalu kemudian membuang kita. Bagi mereka hidup kita tidak lebih dari alkohol ini, hanya hal yang harus mereka nikmati dan membuat mereka kecanduan."
"Kedengarannya kau membenci para dewa, tapi mengapa kau malah dipilih oleh dewa?" tanyaku pelan. memang terdengar jahat tapi ayolah, dewa yang memiih anak ini kan bukan sembarang dewa, tapi salah satu dewa tertinggi yang bahkan tingkatannya bisa saja menyamai Zeus.
"Apa bedanya dengan dirimu? Bukankah kau juga sama saja?"
"Kau menyadarinya ya.."
"Auramu itu terlalu gelap untuk ukuran seorang manusia, seakan-akan kau telah hidup begitu lama namun kemudian melupakan semua yang telah kau lalui" Untuk sesaat aku seperti menyadari sesuatu, apa yang ia katakan ada benarnya, aku melupakan sesuatu, tapi aku tidak tahu aku melupakan apa.
"Aku tidak tahu, itu bukan urusanmu-"
"Sekarang itu adalah urusan kita, karena mulai sekarang kita akan melakukan hal yang sama, kelinci yang kau bawa itu adalah kompas hidup yang bisa menuntun kita untuk menemukan jati diri kita, awalnya kami heran mengapa Nanaru tak memberikannya pada kami, tampaknya ia sudah lama menunggumu."
"Tunggu- apa? Kami?"
"Hey Samuel, dasar kenapa tiba-tiba memintaku untuk bertemu-" Seorang pemuda berjubah hitam tiba-tiba menepuk pundak Samuel, dan begitu ia membuka tudungnya dapat ku lihat rambut silvernya yang begitu familiar.
Eh tunggu, kok tidak asing ya..
"Ah Nikol, senang bertemu denganmu" Samuel tampak menyambut orang itu dengan senang, setidaknya sebelum orang itu kemudian melihat ke arahku dan kami sama-sama berteriak.
"Kau!"
"Wah-wah si ubanan ini toh"
Ku kira siapa ternyata Nikolai?!
Mata kami saling bertemu dan ketika kami hendak menyerang satu sama lain dengan mudahnya Samuel malah memukul kami "baiklah, berkelahinya nanti saja ya anak-anak. Waktunya untuk merencanakan misi" kurasa kini aku tahu kenapa ia adalah orang pilihan dewa, ternyata ia pintar menyembunyikan sifat aslinya. Bergerak seakan adalah orang yang penuh kehangatan namun diam dan bersembunyi di balik bayangan sebagai seorang dalang, kurasa itu ungkapan yang cocok untuknya.
"Tapi apakah tidak masalah berbicara di tempat seramai ini?" Mendengar pertanyaan ku Samuel tersenyum.
"Tidak apa, karena satu hal yang harus kau ketahui menara ini adalah tempat tinggalnya para tokoh yang mengingat 'dunia luar' atau sebuat saja, mereka mengingat kehidupannya di dunia realita"
"Dunia luar? Realita?" Aku tidak mengerti tapi samar-samar aku tahu yang ia maksud adalah dunia yang aku sudah jelaskan pada Arin, dunia yang penuh akan ketidak adilan. Kurasa kini aku tahu kenapa gaya arsitektur di sini sangat berbeda dengan kota diluar, tapi apakah para dewa membiarkan tempat ini begitu saja tanpa merasa terancam.
"Hey hey jangan bilang kau tidak tahu? Sebenarnya orang seperti apa sih yang kau bawa ini" Nikolai bertanya pada Samuel sembari menatap kesal padaku.
"Novan kau tidak usah berpura-pura tidak tahu, di dunia ini orang-orang digolongkan menjadi 3. Pertama, golongan orang-orang yang memainkan peran mereka dengan sempurna dan tak memiliki ingatan masa lalu. Kedua, golongan orang-orang yang mengingat ingatan nya di masa lalu dan membenci dewa. Dan yang terakhir yang paling jarang, ialah orang-orang yang datang langsung dari luar dunia ini tanpa perantara, dan satu-satunya orang yang tergolong tipe ketiga adalah Nanaru" ucap Samuel jelas.
"Tempat ini adalah tempat yang dibangun bahkan sebelum dewa dewa asing menguasainya, setiap kisah di tempat ini memang di jalankan dengan waktu dan alur yang berbeda tergantung kordinator mimpi nya namun kebanyakan orang menganggap satu abad di sini sebagai satu putaran" Samuel menunjukan sembilan jarinya dan kemudian berkata "dan aku sudah melewati sekitar sembilan putaran kisah yang berbeda dengan ingatan yang masih jelas".
"Sembilan putara?! Kalau begitu kau sudah ada sejak 900 tahun lalu disini?!" Tak heran pemahaman dan kebijaksanaan terasa begitu kuat, jadi ini alasan Bathara Wisnu memilihnya? " Lalu Nikolai?".
Nikolai menunjukkan tiga jarinya "tiga putaran ditambah aku mengingat ingatan kehidupan ku sebelum terjebak di dunia ini" ujarnya.
"Bagaimana denganmu Novan?"
"Berapa banyak putaran atau ingatan yang kau ingat?"
Aku terdiam, putaran, ingatan jangankan itu jati diri saja aku tidak bisa mengingatnya namun satu hal yang pasti "aku datang dari luar"
"Dari luar? Jadi kau mengingat dunia realita?"
"Tidak, maksud ku iya aku mengingatnya tapi hanya sebatas mengenal dunia itu.. begitu aku sadar aku terbangun di kegelapan yang mencekam, sebelum kemudian aku membuka pintu dan berpindah ke dunia lucid dream-"
"Tunggu kau bilang apa?! Lucid dream?!" Nikolai tampak begitu syok.
"Iya, dunia itu begitu abstrak tapi juga terasa teratur.. di sana hanya ada satu orang yang menempatinya, karena kesepian dan bingung kami menaiki sebuah kereta dan akhirnya tiba disini" ku rasa aku tidak perlu menceritakan banyak-banyak.
"Kalau begitu kau sama dengan Nanaru" ucapan Samuel membuat keheningan sesata diantara kami bertiga. "Apa kau tidak mengingat hal lain? Misalnya kehidupan lamamu?" Tanya Samuel.
"Tidak, ingatanku terasa terkunci.. seakan ada sebuah rantai dan kabut tebal yang menutupinya" ucapku jujur.
"Apa menurutmu para dewa yang melakukannya?" Aku tahu Samuel hanya menebak tapi entah mengapa rasanya tebakkan itu tepat. Kalau tidak bagaimana bisa mereka mengincarku dan mengirim bayangan-bayangan hitam itu untuk melukaiku dan Arin.
"Kukiran hanya perasaanku saja yang salah tapi aku memang seperti melihat, ada sebuah tanda yang mengelilingi mu, tanda dengan huruf kuno yang tak dapat ku baca. Energinya juga sangat berbeda dengan diriku" apa maksudnya ada dewa yang mengutukku dan dewa itu bukan dari kalangan mitologi Hindu.
"Jangan bilang anak yang kemarin itu juga.." Nikolai bertanya dengan melantur tapi begitu ia mendengar jawabanku ia langsung terkejut dengan kata melebar.
"Iya, dialah anak dan satu-satunya penunggu di Lucid dream. Juga anak yang di rawat Nanaru"
"Waw.. kurasa aku tahu kenapa dia begitu dikelilingi oleh keberuntungan" ucap Nikolai.
"Keberuntungan?" Begitu ya, jadi dia juga bisa melihat apa yang tidak bia diliat orang lain, dari uranya kurasa dia juga pilihan dewa, tapi ini aneh mengapa aku seakan baru menyadarinya sekarang ya.
"Nikolai punya kemampuan untuk memperhitungkan keberhasila sebuah tindakan, secara ingkatnya dia bisa memperkirakan tindakan dan keberuntungan seseorang" Keberuntungan? apa artinya berhubungan dengan dewi keberuntungan yunani? Tikhe? tidak dia kan dari keluarga Candra mungkinkah dari mitologi hindu? Dewi Laksmi? sulit untukku mempercayai dewi atau dewa mana yang memilihnya, atau dia berasal dari mitologi lain?
"yang pasti seleranya buruk" gumamku pelan bisa-bisanya dia memilih manusia pembuat onar ini sebagai pilihanya dalam kisah putaran ini.
"Kau bilang apa?" Ah dia mendengarku rupanya.
"Tidak, aku hanya memikirkan tentang hal lain.."
"Aku tahu kau membicarakan ku"
"Tidak"
"Iya!"
"Sudahlah kalian berdua, lebih baik kita mulai bergerak sekarang"
"Sekarang? Kemana?"
"Perbatasan dunia"
[Bersambung]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments