7. Jalan Yang Berbeda

Sorak-sorai mengema dipenjuru jalan yang kami lewati, dengan memasang ekspresi sedatar mungkin kuda hitam gila ini masih ku arahkan ke jalan yang telah disediakan, mengikuti para robongan lainnya. Hanya beberapa saat ketika aku memasang wajah datar itu Vivian kembali memperotesku "Apa sekarang kau tidak bisa tersenyum?" Tanyanya dengan berbisik.

"Dengar Putri drama, aku tidak mau ikut dalam acara drama milikmu ini, asal kau tahu aku ini sama sekali tidak ingin berada disini" Ujarku mantap.

"Oh ya? kurasa itu sudah terlambat, ribuan mata sudah menatapmu bersamaku, dimata mereka kau kini tidak lebih dari pangeran dan kita adalah tokoh utama" Ia tersenyum, namun bisa ku rasa senyuman itu seakan seperti paksaan.

"Benarkah? Saya rasa itu hanya dalam mimpimu putri. Lihatlah rambutmu itu, sudah tidak tertata rapi seperti sedia kala, kecantikanmu jadi berkurang tuh "

"Haha kurasa tidak hanya harus mengajarimu tersenyum, aku akan mengajari cara bercermin padamu, apa bedanya rambutku dengan rambutmu? bahkan seragammu kini sudah tidak rapi seperti gaunku"

"Drama amat sih jadi cewek"

"Baperan amat jadi cowok"

"Hahahaha!!"

Kami tertawa, sudah lama rasanya aku tidak menemukan tipe wanita seperti dia. Meskipun begitu ia tetap menyebalkan. Kurasa dulu aku juga punya seseorang sepertinya, cerewet, keras kepala, muka tebal dan menebalkan. "Kira-kira dia sekarang dimana ya.." Kalimat itu terucap langsung tanpa kuinginkan, dan Vivian mendengarnya.

"Siapa?"

"Ah tidak, kau mengingatkanku pada-" Aku terdiam sejenak, mencera apa yang barusan ku pikirkan. "barusan aku mikirin siapa ya.." otakku seakan kembali kosong seakan ada suatu kabut yang menkaburkan ingatanku. Sementara itu Vivian hanya menatapku diam, seakan ia tahu sesuatu.

.

.

.

.

"Mau kemana?"

Vivian bertanya dengan penasaran, disampingnya kini telah ada seorang pelayan yang dengan kawatir menanyakan berbagai pertanyaan padanya, pelayan itu menghawatirkannya namun Vivian hanya duduk di kursinya dengan pandangan tidak peduli.

"Bukan urusanmu" balasku pada Vivian.

"Apa-apaan ini? Sedari tadi aku tahu kau mencari seseorang, apa kau memiliki kekasih?"

"Bukan. Aku mencari seseorang yang jauh lebih berharga dari itu, seseorang yang lebih baik darimu " Wajah Vivian kebali terkejut, seakan baru pertama kali ia mendengar ada orang yang lebih baik darinya. "Dia jauh lebih imut, cantik baik hati dan terpenting dia bukan tukang drama" Tegasku.

"Beraninya kau membandingkan tuan putri yang akan memerintah negara ini dengan orang lain! Ketahuilahh posisimu" Pelayan itu tiba-tiba menyela.

𝑂ℎ 𝑎𝑝𝑎 𝑖𝑛𝑖?

𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑔𝑎𝑝 𝑚𝑢𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑜𝑛𝑔𝑔𝑜𝑛𝑔?

"Cukup Lily!"

"Tapi tuan putri-"

"𝗣𝗲𝗿𝗴𝗶"

"Saya tidak bisa melakukan itu-"

"Tidak hanya seenaknya menyela pembicaraan seseorang kau juga tidak menuruti perintah majikanmu sendiri. Sungguh keterlaluan" Aku tersenyum pada pelayan itu, matanya hanya terfoku pada tanganku yang mulai memegang pedang. "Apa pelayanmu ini benar-benar tidak tahu malu? " Tanyaku dengan ekspresi yang masih tersenyum dingin.

"Pergilah"

"Hik- Maafkan saya!"

Pelayan itu berlari terbirit-birit keluar dari ruangan, tersisa kami berdua di dalam sana. Mata hitamku menatap ke arah putri itu "Oke sekarang aku mengerti kenapa kau pintar sekali berakting, Sekarang jauh lebih baik?" Siapa sangka putri yang begitu disanjung ini ternyata tidak di pandang oleh pelayannya sendiri, 𝗉𝖺𝖽𝖺𝗁𝖺𝗅 𝗂𝖺 𝗌𝗎𝖽𝗁𝖺 𝗆𝖾𝗆𝖾𝗋𝗂𝗇𝗍𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗅𝖺𝗒𝖺𝗇 𝗂𝗍𝗎 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝗇𝖺𝗆𝗎𝗇 𝗉𝗉𝖾𝗅𝖺𝗒𝖺𝗇 𝗂𝗍𝗎 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗇𝗈𝗅𝖺𝗄 "Perluhkah ku ganti panggilanmu menjadi putri boneka? " Ujarku.

"𝖯𝖺𝖽𝖺𝗁𝖺𝗅 𝗄𝗂𝗍𝖺 tidak perluh mengusirnya" 𝗎𝗃𝖺𝗋𝗇𝗒𝖺 𝖻egitu aku menatapnya dengan seksama kini ekspresi wajahnya berubah menjadi datar, sama seperti saat kami pertama bertemu. Jadi ini sosok aslinya? lembut diluar dingin di dalam, Es krim- apa ku panggil dia begitu saja ya.

"Oh ya? Lihat siapa yang bicara, bukan aku duluan tuh yang megusirnya, bukankah kau duluan yang merasa tak nyaman" 𝖻𝖺𝗅𝖺𝗌𝗄𝗎.

"Diluar perkiraan kau cukup peka"

𝐴𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑢 𝑎𝑛𝑔𝑎𝑝 𝑖𝑡𝑢 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑝𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛.

"Aku ini sangat peka tahu" Aku mengambil meja di depan tempatnya duduk "Kau takut kan begitu aku pergi apa kita bi𝗌a bertemu kembali?" 𝗍𝖾𝖻𝖺𝗄𝗄𝗎. Ekspresinya berubah sejenak, namun ia tidak menyangkalnya "Kau ini.. Gadis yang pertama kali kami temui setelah keluar dari stasiun kan?" Kini ia sepenuhnya terkejut, tebakkan ku tepat sasaran ya.

"Bagaimana kau-"

"Putri wajahmu terlalu cantik untuk dilupakan , bagaimana saya bisa lupa dengan seorang gadis tidak jelas yang baru saya temui beberapa hari. Awalnya saya kira itu bukan anda, mana ada seorang gadis yang kemarin mengenakan pakaian lusuh kini malah memakai gaun putri. Tapi ternyata aku salah, kalian orang yang sama toh ternyata" senyum kemenangan merekah pada wajahku.

"Kau berhutang padaku"

𝐻𝑢ℎ, 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑎𝑝𝑎?

"hah?"

𝐵𝑎𝑟𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑝𝑎?

"Aku sudah menyelamatkan nyawamu, kau harus membayarnya. Jadilah pengawalku!"

𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑢𝑑𝑚𝑢 𝑎𝑘𝑢 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛𝑚𝑢 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑘𝑢 𝑛𝑎𝑖𝑘 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑗𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔?

"Menurutmu karena siapa aku jatuh dalam masalah huh?!!"

𝐴𝑘𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎!! 𝑃𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑘𝑢 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑎𝑘𝑢 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑙𝑖𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑖 𝑑𝑖𝑎?!

"Itu tidak merubah kenyataan, saat itu hanya nyawamu lah yang terancam." Cih sepertinya tidak ada gunanya meributkan hutang seperti ini pada orang yang bahkan tidak menyayangi nyawanya.

"Apa kau tidak lihat kain batikku?Aku adalah pengawal dari kediaman Akasa"

𝑀𝑒𝑠𝑘𝑖𝑝𝑢𝑛 𝑖𝑡𝑢 𝑏𝑜ℎ𝑜𝑛𝑔 𝑠𝑖ℎ

"Saya yakin Adipati tidak akan keberatan kalau saya meminta salah satu dari bawahannya"

"Tapi aku keberatan tuh" potongku cepat karena tak setuju.

.

.

.

.

.

𝑨𝒓𝒊𝒏 𝒑𝒐𝒗:

𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑢𝑙𝑎 𝑘𝑖𝑛𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑝, 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑘 𝑁𝑜𝑣𝑎𝑛.

"Kita tidak bisa bertemu dengan kak Novan?" tanyaku pada Kaleid.

"Sepertinya akan sulit"

"Wah-wah siapa ini? Para utusan kediaman Akasa toh" seseorang memotong pembicaraan kami, dengan senyuman ia menatap ke arah rombongan kami "Ah iya, senang bertemu denganmu kembali, nona" dia adalah Tuan Nikolai.

"Kami memberi hormat pada,Tuan Nikolai Candra" Kaleid menundukkan kepalanya begitu juga denganku, ini adalah salah satu budaya tatakrama disini untuk menghormati orang yang lebih tinggi derajatnya.

"Seperti biasa sikapmu sangat sopan ya" Ia menatapku "Ingatlah, tawaranku tempo hari masih tidak berubah. Jadi apa jawabanmu-" namun sebelum ia melanjutkan kalimatnya seseorang memanggil namanya dengan akrab.

"Oh Nikolai!!! senang bertemu denganmu lagi!" Sebuah suara terdengar memecah suasana kami. Seorang pria berambut biru berjalan kemari dengan raut wajah senang, sebuah bros dan kain batik biru terpasang di salah satu dadanya menunjukan ia adalah bagian dari keluarga Akasa.

"Pelankan suaramu kakak, nanti dia bisa ketakutan" sementara itu dibelakangnya seorang wanita berkebaya hitam tersenyum dengan lembut ke arahnya, rambut yang tak kalah indah dengan orang yang ia panggil kang mas itu tampak dikonde dengan beberapa hiasan bunga.

"Kalian-"

"Kami memberi salam pada kedua pelita Kerajaan, Raden Andian Askara dan Putri Dian Askara" Kaleid memberi salam pada kedua pasang remaja kembar itu.

"Muka anda masam sekali, bukankah kita ini teman?" Seseorang bernama Andian itu tersenyum ke arah Nikolai "Saudari saya dan saya sedih loh karena anda melupakan kami, apa para perajurit kami jauh lebih berkesan di ingatan anda dari pada kami? " Dengan nada yang ramah dan mata yang cerah, namun mulut yang pedas ia mulai mempertanyakan tindakan Nikolai.

"M-mana mungkin..."

𝑊𝑎𝑤 𝑎𝑝𝑎 𝑖𝑛𝑖? 𝑁𝑖𝑘𝑜𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑔𝑎𝑔𝑎𝑝 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟? 𝐿𝑢𝑎𝑟 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎.

"Tuan, kurasa sudah saatnya anda pergi. Bukan begitu kakak?" bila Andian bagaikan matahari yang panas maka saudarinya bagaikan padang bulan yang dingin namun tetap bersinar tak kalah indah dari sang mentari. Senyum terbentuk di wajah wanita cantik itu, menatap lurus bagaikan busur panah ke arah Nikolai hingga membuat pria yang berasal dari keluarga adipati Candra itu tertekan.

"Tenanglah Dian, mekipun dia bukan lagi saudara kita dia tetap berbagi darah yang sama bukan dengan kita?"

"Meskipun begitu-" Ditengah suasana yang begitu dingin itu seorang pelayan berlari ke arah kami, memberitahukan suatu kabar yang membuat seluruh oarng di sana terkejut.

"Tolong! Putri Vivian dalam bahaya!!!"

[Bersambung]

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

hadiah bunga🌷 buat thor, smoga novelnya sukses👌

2023-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 0.Mimpi Adalah Awal
2 1. Pelarian
3 2. Kereta
4 3. Suatu Kejanggalan
5 4. Asing
6 5.Terpisah
7 6.Putri Drama
8 7. Jalan Yang Berbeda
9 8. Ratu dari para dewa (1)
10 9. Ratu dari para dewa (2)
11 10. Ratu dari para dewa (3)
12 11. Ratu dari para dewa (4)
13 12. Misi Pertama (1)
14 13. Misi Pertama (2)
15 14. Griffin dan Harta Karun
16 15. Mimpi Atau Ramalan
17 16. Ular Yang Mencurigakan
18 17. Dewa Tipu Muslihat
19 18. Tenang Untuk Sementara
20 19. Badai Yang Mendekat
21 20. Dewa Mimpi Buruk
22 21. Masalah Para Dewa
23 22. Morfeus
24 23. Medusa
25 24. Medusa (2)
26 25. Pertemuan dengan Ares
27 26. Loki yang tertangkap
28 27. Kepingan Memori
29 28. Putaran ke 1666 dan 5
30 29. Penderitaan Masa Lalu
31 30. Memanfaatkan Dewa
32 31. Kepercayaan Akan Kemenangan
33 32. Ombak Yang Bergelora
34 33. Penyerbuan Dan Bertahan (1)
35 34. Penyerbuan Dan Bertahan (2)
36 35. Penyerbuan dan Bertahan (3)
37 36. penyerbuan dan Bertahan (4)
38 37. Penyerbuan Dan Bertahan (5)
39 38.Kenangan
40 39. Memori Yang Terlupakan
41 40. Hopeless
42 41. Keluarga Palsu
43 42. Posisi Baru Atau..
44 43. Rencana Besar
45 44. Peran Ganda
46 45. Pangeran Iblis Keserakahan
47 46. Tipuan
48 47. Tiada Pilihan
49 48. Kucing Yang Serakah (1)
50 49. Kucing yang serakah (2)
51 50. Kucing Yang Serakah (3)
52 51. Kucing Yang Serakah (4)
53 52. Ambisi (1)
54 53. Ambisi (2)
55 54. Ambisi (3)
56 55. Putaran
57 56. Kontrak (1)
58 57. Kontrak (2)
59 58. Kontrak (3)
60 59. Universe memory (1)
61 60. Universe Memory (2)
62 61. Universe Memory (3)
63 62. Perpisahan
64 63. Kegelapan Malam
65 64. Membimbing calon Raja (1)
66 65. Membimbing Calon Raja (2)
67 66. Membimbing Calon Raja (3)
68 67. Membimbing Calon Raja (4)
69 68. Membimbing Calon Raja (5)
70 69. Membimbing Calon Raja (6)
71 70. Membimbing Calon Raja (7)
72 71. Awal Bencana
73 72. Jebakan Dewa
74 73. Bencana
75 74. Kegagalan
76 75. Kegelapan Abadi (1)
77 76. Kegelapan Abadi (2)
78 77. Sebuah Harapan
79 78. Nightmare
80 79. Kota Tagisna
81 80. Michael dan Lucifer
82 81. Underworld
83 82. Putaran Pertama
84 83. Kembali ke Awal
85 84. Menara
86 85. The God of Tower (end)
87 Spesial Episode
Episodes

Updated 87 Episodes

1
0.Mimpi Adalah Awal
2
1. Pelarian
3
2. Kereta
4
3. Suatu Kejanggalan
5
4. Asing
6
5.Terpisah
7
6.Putri Drama
8
7. Jalan Yang Berbeda
9
8. Ratu dari para dewa (1)
10
9. Ratu dari para dewa (2)
11
10. Ratu dari para dewa (3)
12
11. Ratu dari para dewa (4)
13
12. Misi Pertama (1)
14
13. Misi Pertama (2)
15
14. Griffin dan Harta Karun
16
15. Mimpi Atau Ramalan
17
16. Ular Yang Mencurigakan
18
17. Dewa Tipu Muslihat
19
18. Tenang Untuk Sementara
20
19. Badai Yang Mendekat
21
20. Dewa Mimpi Buruk
22
21. Masalah Para Dewa
23
22. Morfeus
24
23. Medusa
25
24. Medusa (2)
26
25. Pertemuan dengan Ares
27
26. Loki yang tertangkap
28
27. Kepingan Memori
29
28. Putaran ke 1666 dan 5
30
29. Penderitaan Masa Lalu
31
30. Memanfaatkan Dewa
32
31. Kepercayaan Akan Kemenangan
33
32. Ombak Yang Bergelora
34
33. Penyerbuan Dan Bertahan (1)
35
34. Penyerbuan Dan Bertahan (2)
36
35. Penyerbuan dan Bertahan (3)
37
36. penyerbuan dan Bertahan (4)
38
37. Penyerbuan Dan Bertahan (5)
39
38.Kenangan
40
39. Memori Yang Terlupakan
41
40. Hopeless
42
41. Keluarga Palsu
43
42. Posisi Baru Atau..
44
43. Rencana Besar
45
44. Peran Ganda
46
45. Pangeran Iblis Keserakahan
47
46. Tipuan
48
47. Tiada Pilihan
49
48. Kucing Yang Serakah (1)
50
49. Kucing yang serakah (2)
51
50. Kucing Yang Serakah (3)
52
51. Kucing Yang Serakah (4)
53
52. Ambisi (1)
54
53. Ambisi (2)
55
54. Ambisi (3)
56
55. Putaran
57
56. Kontrak (1)
58
57. Kontrak (2)
59
58. Kontrak (3)
60
59. Universe memory (1)
61
60. Universe Memory (2)
62
61. Universe Memory (3)
63
62. Perpisahan
64
63. Kegelapan Malam
65
64. Membimbing calon Raja (1)
66
65. Membimbing Calon Raja (2)
67
66. Membimbing Calon Raja (3)
68
67. Membimbing Calon Raja (4)
69
68. Membimbing Calon Raja (5)
70
69. Membimbing Calon Raja (6)
71
70. Membimbing Calon Raja (7)
72
71. Awal Bencana
73
72. Jebakan Dewa
74
73. Bencana
75
74. Kegagalan
76
75. Kegelapan Abadi (1)
77
76. Kegelapan Abadi (2)
78
77. Sebuah Harapan
79
78. Nightmare
80
79. Kota Tagisna
81
80. Michael dan Lucifer
82
81. Underworld
83
82. Putaran Pertama
84
83. Kembali ke Awal
85
84. Menara
86
85. The God of Tower (end)
87
Spesial Episode

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!