4. Asing

"Sepertinya kalian perlu di beri pelajaran. Baiklah.." aneh tapi bisa kurasakan sesuatu didalam diriku tengah berkobar layaknya api. Kemarahan, dendam, penderitaan, aku bisa merasakan semua energi negatif yang muncul begitu saja dalam diriku. Seakan menghasut ku untuk tengelam dalam perasaan itu.

"𝐌𝐚𝐭𝐢𝐥𝐚𝐡!"

Tubuhku melesat dengan cepat ke arah salah seorang bayangan bagaikan bilah pisau yang terlempar cepat tanpa hambatan, dan begitu pisau itu tertancap pada tubuhnya, sebuah asap hitam keluar dari tubuh itu bersamaan dengan senyuman yang kini terbentuk pada wajahku bau amis tercium namun setetes darah pun tak menetes dari tubuhnya. Ia berteriak kesakitan, mencoba melawan balik namun itu percuma, aku menendangnya cukup kuat.

Kesenangan, itulah yang kini jelas terasa padaku. Mataku hanya tertuju pada bola orb yang ada di dalam tubuh makhluk itu, dan tanganku dengan kuat mengambilnya kemudian menghancurkannya hingga berkeping-keping, membuat makhluk itu kemudian sirna dan menghilang tanpa bekas "jadi ini kelemahan kalian" aku tersenyum dan menatap sisa bayangan yang lain dan sekali lagi suara dalam kepalaku terdengar.

'𝐇𝐚𝐧𝐜𝐮𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚!'

"Baguslah, karena setidaknya kalian tidak mengeluarkan darah jadi aku tidak perlu takut tanganku terkotori oleh kalian"

Bayang-bayang itu perlahan berjalan mundur "kalian pikir aku akan membiarkan kalian pergi?" Aku tidak bisa lagi mengendalikan diriku, sebuah suara kembali terdengar dan dengan jelas ia mengatakan.

'𝐂𝐚𝐛𝐢𝐤-𝐜𝐚𝐛𝐢𝐤 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐡𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐭𝐚𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐢𝐬𝐚'

'𝐃𝐞𝐦𝐢 𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐥𝐮𝐭𝐨!

Sebelum kemudian aku tak dapat melihat apapun dan jatuh tak sadarkan diri.

𝔄𝔲𝔱𝔥𝔬𝔯 𝔭𝔬𝔳:

Novan akhirnya membuka matanya, di atas rerumputan yang tertiup angin, ia melihat Arin dengan mata sembab.

"Kak Novan!!" Arin memeluknya dengan Khawatir. "Aku khawatir, kakak tiba-tiba jatuh pingsan! Huwa!!" Tangis pecah dan dengan wajah bersalah Novan mengelus rambut anak itu.

'𝐴𝑝𝑎 𝑡𝑎𝑑𝑖 𝑖𝑡𝑢 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖?' pertanyaan terbesit pada kepala Novan tapi mau tidak mau saat ini mereka harus pergi.

"Maaf, sekarang ayo kita pergi dari tempat ini. Hari akan menjadi malam dan hutan akan menjadi lebih berbahaya. Kita harus ke kota" ujar Novan sembari melirik kain batik yang telah Rian berikan.

Arin dan Novan benar-benar berjalan ke kota. Suasana kota yang tampak ramai dan indah. Bangunan bercat putih dan hitam ada dimana-mana, para pedagang tradisional tampak berjajar di sisi kanan dan kiri jalan, tak ada sampah karena para pembeli membawa keranjang anyaman sedangkan beberapa orang memilih memakan makanan mereka langsung ditempat.

Jalanan yang terbentuk dari bebatuan beton persegi panjang tampak lebih lebar dari area bangunan-bangunan yang menjulang tinggi itu, bahkan saking lebar jalanya para penyerang tak perlu khawatir akan terjadi kemacetan karena kereta kuda yang melintas sangat sedikit daripada pejalan kaki. Saluran irigasi tepat berada di tengah jalan dan tertutup oleh sebuah jaring kawat sementara di pinggir jalan pepohonan berukuran sedang tumbuh rapi dan terawat.

Berbagai macam pakaian tampak berbaur di sana kecuali pakaian mereka, ada yang mengenakan gaun sederhana, kebaya, batik dan juga seragam yang unik. Namun dari semua kain batik itu tak ada yang seunik batik pemberian Rian, para pembeli berbisik membicarakan sesuatu saat mereka putuskan untuk beristirahat disebuah bangku.

"Putri Vivian akan menjadi bunga pergaulan kelas atas lagi, ya?"

"Tentu saja, para rakyat begitu mencintainya! Aku tidak peduli siapa yang akan menjadi pasangannya asalkan dia menjadi ratu pasti kerajaan kita akan semakin makmur"

"Ku dengar saat ini 3 diantara 5 kandidat raja sedang melakukan pemburuan paus biru dipinggir kerajaan"

"Ya ampun, saya harap Raden Abdi baik-baik saja. Beliau terlalu disayangkan jika harus dikirim melawan hewan peliharaan buangan para dewa itu"

"Mengapa tidak adiknya saja yang dikirim? Bukankah dia mendapatkan berkah dari Bathara Indra? Apa itu hanya tipuan agar bisa bersaing dengan kakaknya yang mendapat dua berkah Raden Arjuna dan Raden Karna?"

'𝐵𝑎𝑡ℎ𝑎𝑟𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑒𝑤𝑎 𝑘𝑎𝑛. 𝐴𝑘𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑤𝑎 𝑖𝑛𝑑𝑟𝑎, 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑟𝑎𝑑𝑒𝑛 𝐾𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝐴𝑟𝑗𝑢𝑛𝑎 𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑤𝑎 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑡𝑜𝑘𝑜ℎ 𝑤𝑒𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛, 𝑘𝑎𝑛?' baru saja Novan masuk ke dalam alam pikiran ya sendiri Arin tiba-tiba bertanya.

"Kita sebenarnya ada dimana?"

"Kakak tidak tahu pasti tapi, yang kakak tahu ini adalah dunia yang dikendalikan oleh para dewa" Novan tak dapat menjelaskan secara rinci tentang pengelihatan apa yang ia dapat.

"Bagaimana kakak bisa tahu?"

"Sebuah ingatan.. entah mengapa aku mengingatnya.." ujar Novan dengan tatapan sayu 'ingatan yang telah hilang perlahan kembali.. apa suatu hari aku akan mengingat jati diriku?' batinnya yang diam-diam berharap mengingat kenangan masa lalunya, mengapa dirinya berada di sana, mengapa ia tidak mengingat apapun dan apa alasannya untuk tetap hidup.

"Selama gajah Airawata belum menampakkan dirinya kurasa itu hanyalah tipu muslihat nya" bisikan para pembeli perlahan mengusik Novan.

"Dasar anak angkat Adipati. Kalau bukan karena belas kasih Adipati Akasa dia pasti masih berada di panti asuhan—"

"Maaf menganggu" Novan secara tiba-tiba berdiri di samping para pembeli itu "bukankah dia tokoh terhormat? Rasanya agak tidak sopan kalau kalian membicarakan beliau seperti itu"ujar Novan sesopan mungkin.

"Memangnya anda siapa— ya ampun! Batik biru?!" Mereka menatap batik yang di selempangkan pada pinggang Novan dan Arin dengan ekspresi pucat "u-utusan Adipati! Mohon maafkan kelancangan kami! Kami sungguh minta maaf kami tidak bermaksud untuk—"

"Dengan pembicaraan kalian tadi saja sudah cukup untuk membuat lidah kalian seharusnya dipotong" suara sepatu terdengar dari belakang, seorang pemuda berbatik biru seperti mereka datang dan membawa sebuah batu permata lebih tepatnya batu sihir "saya sudah merekamnya, akan saya ingat wajah anda sekalian" ujarnya pada para pembeli itu. Mata coklat mudanya menatap ke arah depan, rambut hitam miliknya tertata rapi terbelah ke sebelah kiri, baju hitam berhias batik biru dengan sebuah bross pada dadanya menambah kesan elegannya, tubuhnya yang besar dan tinggi tampak lebih tinggi dari tinggi kak Novan sedangkan pedang yang ia bawa memiliki ukiran yang unik pada sarungnya.

"Dan anda berdua, terimakasih sudah mau menjaga ketentraman di kawasan ini" ujarnya sopan, Arin hanya berdiri bingung namun lain hal dengan Novan yang sepertinya bisa membaca suasana.

"Tidak masalah, suatu kewajiban untuk kami" ujar kak Novan meniru gaya bahasa yang mereka gunakan, apa sedari tadi ia memperhatikan sekitar dan mempelajarinya? Tentu saja.

"Kalian tampaknya anggota baru ya, darimana asal kalian?" Dan saat itu juga mereka berdua berdua membeku diam.

"K-kami dari pinggiran kota, tidak ada yang spesial dari keluarga kami haha.."

"H-halo" Arin membungkuk hormat, persis dengan apa yang Rian lakukan saat pertama kali memperkenalkan dirinya padanya "saya Arin dan ini kakak saya, Novan" ujarnya tersenyum.

Namun alih-alih memperbaiki suasana situasi malah menjadi hening dan aneh, semua pandangan mata kini menatap ke arah mereka sebelum kemudian sebuah teriakan memecahkan keheningan.

"Tata Krama yang bagus!"

Sebuah teriakan terdengar dari kerumunan orang, seorang pemuda berkacamata bulat dengan kain batik ungu yang menggantung di pundak kirinya muncul. Pakainya begitu rapi dan bersih, jas berwarna putih emas itu tampak sangat serasi dengan rambut putih bergelombang nya yang agak tertiup angin.

"Langkah yang anggun, pakai yang rapi, serta cara bertutur kata dan menjawab, benar benar tata krama yang sangat sempurna!"

Orang itu mendekati mereka berdua namun kemudian menghentikan langkahnya saat melihat batik biru yang mereka kenakan.

"Utusan Adipati Akasa.. cih.. tidak ku sangka aku keduluan. Mereka benar-benar beruntung selangkah lebih maju dariku" umpat pemuda itu.

"Tuan Nikolai, tolong jaga sikap anda" tegur pemuda di samping Novan dan Arin.

"Oh lihat siapa ini, Kaleid. Kau terlihat jauh lebih baik dari saat terakhir kita bertemu, apa aku salah?" Kerutan terlihat jelas pada wajah pemuda yang ternyata bernama Kaleid itu. "Yah, apa pun itu penilaian ku tidak akan berubah sampai kapanpun mataku tak akan mengkhianati ku" ia mendekat ke arahku dan menyerahkan sepucuk surat "gerbang keluarga Candra akan selalu terbuka untukmu bila kau membawa itu, gadis manis ini pada kami" ujar Nikolai sebelum kemudian ia berjalan menjauh dan memasuki sebuah kereta kuda bercat hijau dengan hiasan "oh itu juga berlaku untukmu tuan berpakaian aneh" ia menatap ke arah kak Novan.

'𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑚𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑖𝑛?, 𝑎𝑝𝑎 𝑡𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑒𝑙𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑎𝑝𝑎 𝑖𝑛𝑖? 𝐼𝑛𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑟𝑢𝑚𝑖𝑡' batin Arin merasa telah melakukan kesalahan. Namun kekhawatiran itu sirna begitu saja kala Novan mengelus kepalanya.

"Terkadang sesuatu bisa berjalan diluar perkiraan kita. Tenang saja" ujar Novan tersenyum.

Tanpa sadar mereka telah menjadi pusat perhatian, dengan segera Kaleid mengajak keduanya pergi ke suatu tempat "ikutlah dengan saya" ujarnya dan kemudian pergi duluan. Tatapan yang tenang, gaya bicara yang sopan, tak ada satu hal pun yang dapat memunculkan kecurigaan pada sosok itu. Pada akhirnya Arin dan Novan memilih mengikutinya.

Sudah sekitar 15 menit mereka berjalan, langit yang biru kini telah berubah menjadi oranye. Semilir angin yang hangat menerpa kulit kala mereka terus melangkah. Dari kejauhan terlihatlah sebuah lapangan luas nan hijau, di tengah dari lapangan itu beberapa tiang bendera berdiri tegap mengibarkan beberapa buah bendera. Semakin berjalan mendekat semakin terlihat sebuah air mancur kecil di tengah bendera-bendera itu.

"Kita mau kemana...?" Arin bertanya penuh penasaran dan Kaleid kemudian berhenti sejenak.

"Kalian.. masih baru bukan? Bahkan kalian juga tidak memakai seragam resmi. Apa kalian langsung dipilih oleh salah satu dari kelima Raden Akasa?" Keduanya hanya terdiam tak tahu harus menjawab apa dan Kaleid kemudian melanjutkan kalimatnya "jangan khawatir, saya bukan musuh kalian. Saya juga sama seperti kalian, dipilih secara langsung oleh para Raden" ujarnya kemudian lanjut berjalan.

"Di kerajaan ini memang banyak orang-orang yang merasa iri dengan orang seperti kita. Terlahir dalam ketidakmampuan namun memiliki kelebihan yang dipandang oleh para bangsawan kerajaan yang memiliki berkah langsung oleh para dewa"

"Namun bukan berarti semua orang seperti itu. Mereka merasa tertarik atau iri karena kita dipandang oleh sembarang bangsawan. Kalian melihat bendera-bendera itu tadi? Apa kalian tahu bendera apa itu?"

"Tidak, kami sejak kecil hidup di hutan. Kami tidak mengenal dunia luar" jawab Novan dengan cerdiknya.

"Begitu ya, jadi kalian dari suku terisolasi apa kalian kabur?" Terka Kaleid.

Kabur, kata itu mengingatkan Arin saat Novan membawanya pergi dari ephemeral, entah mengapa itu terasa menyedihkan untuk diingat kembali. "Kurasa.." ujar Arin sembari mengelus kelincinya, meskipun begitu Arin tak menyesali pilihannya untuk kabur, karena ia tahu cepat atau lambat ia memang harus kabur.

"Itu terdengar menyedihkan, jangan khawatir dunia luar memang berat namun banyak hal yang dapat kita lakukan disini" bahkan untuk dunia seindah ini manusia masih menganggapnya dunia yang berat.

"Meskipun terlihat indah diluar.." Kaleid melihat ke langit, tempat para mahluk hidup yang unik berterbangan "dunia ini penuh dengan aturan.." ujarnya terdengar berat.

"Kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu bukan berdasarkan garis keturunan namun dari hasil suara rakyat dan '𝐁𝐞𝐫𝐤𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐞𝐰𝐚' calon raja dipilih dari 8 keluarga pelindung negeri ini dan konon memiliki Wahyu dari para dewa. Yang pertama Keluarga 𝐖𝐢𝐬𝐧𝐮 perwujudan dari kesuburan dan bumi, kedua keluarga 𝐌𝐚𝐫𝐮𝐭𝐚 perwujudan dari angin dan sayap kerajaan, ketiga keluarga 𝐒𝐚𝐦𝐨𝐝𝐫𝐚 perwujudan dari kenetralan dunia sosial dan hukum"

"Keempat, keluarga 𝐂𝐚𝐧𝐝𝐫𝐚 perwujudan dari kekayaan kerajaan dan pengatur perdagangan dalam negeri. Salah satu dari Raden mereka adalah Nikolai, sang putra tengah keluarga itu, konon dia berasal dari negeri seberang maka dari itu namanya tidak mencerminkan nama umum di negara ini"

"Lalu keempat keluarga lainnya?"

"Sebenarnya aku tidak mau mengatakan ini namun akan terlalu panjang bila aku menjelaskan semuanya pada kalian. Yang pasti kita adalah utusan dari keluarga 𝐀𝐤𝐚𝐬𝐚, perwujudan dari langit dan kekuatan militer negeri ini" tak selang beberapa lama tibalah mereka di sebuah rumah yang besar.

"Masuklah"

Kaleid membukakan pintu dan mempersilahkan Arin dan Novan untuk masuk.

"Terimakasih!" Ujar Arin tersenyum.

"Ini rumah yang besar.. apa ini kediaman keluarga Akasa?"

"Apa maksud mu? ini rumahku."

Keheningan melanda bertiga. "Mengapa kalian menatapku dengan pandangan tidak percaya seperti itu?" Tanya Kaleid dengan polos.

'𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑗𝑎...'

'𝑀𝑎𝑛𝑎 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑖 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔! 𝐷𝑎𝑛 𝑜𝑟𝑎𝑏𝑔 𝑖𝑡𝑢 𝑚𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑘𝑢 𝑖𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛?!'

'𝑺𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒏𝒊?'

[Bersambung]

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

dewa Indra, karna, arjuna.

2023-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 0.Mimpi Adalah Awal
2 1. Pelarian
3 2. Kereta
4 3. Suatu Kejanggalan
5 4. Asing
6 5.Terpisah
7 6.Putri Drama
8 7. Jalan Yang Berbeda
9 8. Ratu dari para dewa (1)
10 9. Ratu dari para dewa (2)
11 10. Ratu dari para dewa (3)
12 11. Ratu dari para dewa (4)
13 12. Misi Pertama (1)
14 13. Misi Pertama (2)
15 14. Griffin dan Harta Karun
16 15. Mimpi Atau Ramalan
17 16. Ular Yang Mencurigakan
18 17. Dewa Tipu Muslihat
19 18. Tenang Untuk Sementara
20 19. Badai Yang Mendekat
21 20. Dewa Mimpi Buruk
22 21. Masalah Para Dewa
23 22. Morfeus
24 23. Medusa
25 24. Medusa (2)
26 25. Pertemuan dengan Ares
27 26. Loki yang tertangkap
28 27. Kepingan Memori
29 28. Putaran ke 1666 dan 5
30 29. Penderitaan Masa Lalu
31 30. Memanfaatkan Dewa
32 31. Kepercayaan Akan Kemenangan
33 32. Ombak Yang Bergelora
34 33. Penyerbuan Dan Bertahan (1)
35 34. Penyerbuan Dan Bertahan (2)
36 35. Penyerbuan dan Bertahan (3)
37 36. penyerbuan dan Bertahan (4)
38 37. Penyerbuan Dan Bertahan (5)
39 38.Kenangan
40 39. Memori Yang Terlupakan
41 40. Hopeless
42 41. Keluarga Palsu
43 42. Posisi Baru Atau..
44 43. Rencana Besar
45 44. Peran Ganda
46 45. Pangeran Iblis Keserakahan
47 46. Tipuan
48 47. Tiada Pilihan
49 48. Kucing Yang Serakah (1)
50 49. Kucing yang serakah (2)
51 50. Kucing Yang Serakah (3)
52 51. Kucing Yang Serakah (4)
53 52. Ambisi (1)
54 53. Ambisi (2)
55 54. Ambisi (3)
56 55. Putaran
57 56. Kontrak (1)
58 57. Kontrak (2)
59 58. Kontrak (3)
60 59. Universe memory (1)
61 60. Universe Memory (2)
62 61. Universe Memory (3)
63 62. Perpisahan
64 63. Kegelapan Malam
65 64. Membimbing calon Raja (1)
66 65. Membimbing Calon Raja (2)
67 66. Membimbing Calon Raja (3)
68 67. Membimbing Calon Raja (4)
69 68. Membimbing Calon Raja (5)
70 69. Membimbing Calon Raja (6)
71 70. Membimbing Calon Raja (7)
72 71. Awal Bencana
73 72. Jebakan Dewa
74 73. Bencana
75 74. Kegagalan
76 75. Kegelapan Abadi (1)
77 76. Kegelapan Abadi (2)
78 77. Sebuah Harapan
79 78. Nightmare
80 79. Kota Tagisna
81 80. Michael dan Lucifer
82 81. Underworld
83 82. Putaran Pertama
84 83. Kembali ke Awal
85 84. Menara
86 85. The God of Tower (end)
87 Spesial Episode
Episodes

Updated 87 Episodes

1
0.Mimpi Adalah Awal
2
1. Pelarian
3
2. Kereta
4
3. Suatu Kejanggalan
5
4. Asing
6
5.Terpisah
7
6.Putri Drama
8
7. Jalan Yang Berbeda
9
8. Ratu dari para dewa (1)
10
9. Ratu dari para dewa (2)
11
10. Ratu dari para dewa (3)
12
11. Ratu dari para dewa (4)
13
12. Misi Pertama (1)
14
13. Misi Pertama (2)
15
14. Griffin dan Harta Karun
16
15. Mimpi Atau Ramalan
17
16. Ular Yang Mencurigakan
18
17. Dewa Tipu Muslihat
19
18. Tenang Untuk Sementara
20
19. Badai Yang Mendekat
21
20. Dewa Mimpi Buruk
22
21. Masalah Para Dewa
23
22. Morfeus
24
23. Medusa
25
24. Medusa (2)
26
25. Pertemuan dengan Ares
27
26. Loki yang tertangkap
28
27. Kepingan Memori
29
28. Putaran ke 1666 dan 5
30
29. Penderitaan Masa Lalu
31
30. Memanfaatkan Dewa
32
31. Kepercayaan Akan Kemenangan
33
32. Ombak Yang Bergelora
34
33. Penyerbuan Dan Bertahan (1)
35
34. Penyerbuan Dan Bertahan (2)
36
35. Penyerbuan dan Bertahan (3)
37
36. penyerbuan dan Bertahan (4)
38
37. Penyerbuan Dan Bertahan (5)
39
38.Kenangan
40
39. Memori Yang Terlupakan
41
40. Hopeless
42
41. Keluarga Palsu
43
42. Posisi Baru Atau..
44
43. Rencana Besar
45
44. Peran Ganda
46
45. Pangeran Iblis Keserakahan
47
46. Tipuan
48
47. Tiada Pilihan
49
48. Kucing Yang Serakah (1)
50
49. Kucing yang serakah (2)
51
50. Kucing Yang Serakah (3)
52
51. Kucing Yang Serakah (4)
53
52. Ambisi (1)
54
53. Ambisi (2)
55
54. Ambisi (3)
56
55. Putaran
57
56. Kontrak (1)
58
57. Kontrak (2)
59
58. Kontrak (3)
60
59. Universe memory (1)
61
60. Universe Memory (2)
62
61. Universe Memory (3)
63
62. Perpisahan
64
63. Kegelapan Malam
65
64. Membimbing calon Raja (1)
66
65. Membimbing Calon Raja (2)
67
66. Membimbing Calon Raja (3)
68
67. Membimbing Calon Raja (4)
69
68. Membimbing Calon Raja (5)
70
69. Membimbing Calon Raja (6)
71
70. Membimbing Calon Raja (7)
72
71. Awal Bencana
73
72. Jebakan Dewa
74
73. Bencana
75
74. Kegagalan
76
75. Kegelapan Abadi (1)
77
76. Kegelapan Abadi (2)
78
77. Sebuah Harapan
79
78. Nightmare
80
79. Kota Tagisna
81
80. Michael dan Lucifer
82
81. Underworld
83
82. Putaran Pertama
84
83. Kembali ke Awal
85
84. Menara
86
85. The God of Tower (end)
87
Spesial Episode

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!