10. Ratu dari para dewa (3)

Aku melihat lampu itu bergoyang, tiada angin ataupun gempa. Namun mengapa rasanya perasaanku tidak enak dengan hal ini.

'𝐓𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚?!'

"Vivian!!"

'𝐴𝑛𝑒ℎ..'

Aku berlari ke arahnya dan dengan cepat mendorongnya.

'𝑀𝑒𝑛𝑔𝑎𝑝𝑎 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑖?'

Untuk sesaat aku bertanya kepada diriku sendiri, mengapa aku selalu ingin menyelamatkan nya.

Suara kencang terdengar dan rasa sakit menjalar keseluruh tubuhku, cairan merah segar menetes dari tubuhku sebelum kemudian semuanya terlihat gelap. Sakit, sangat menyakitkan rasanya hingga aku merasa akan segera mati.

'𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐢𝐚 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭'

Aku tidak bisa mengerakkan tubuhku, rasanya kini diriku telah terjatuh dalam laut hitam yang tak berujung.

'𝐃𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐚𝐤𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩, 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐞𝐧𝐮𝐡𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐛𝐚𝐡'kini aku baru menyadarinya, sebuah kejanggalan yang terlalu lama tak ku ketahui.

𝑇𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢, 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑙𝑎𝑚𝑎?

𝐴𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑟𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑝𝑖𝑘𝑖𝑟𝑘𝑎𝑛?

𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛𝑘𝑎ℎ 𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑢𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑟𝑖𝑛-

Dalam kegelapan aku hanya terdiam, belum sempat mencerna perasaan aneh didalam diriku sebuah tangan hitam menyentuh punggungku. Begitu aku menengok, dibelakangku seorang pemuda dengan pakaian kusut dan kotor tampak berhiaskan luka-luka kini menatapku dengan tatapan yang aku sendiri tak bisa jelaskan, ditangannya sebuah jam berwarna putih tampak telah rusak. Satu hal yang benar-benar membuatku terpaku adalah mulai dari pakaian, rambut dan mimik wajahnya itu benar-benar..

Mirip denganku.

𝐴ℎ 𝑎𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡𝑚𝑢.

"Siapa.. ka-"

Begitu suaraku keluar ia seakan merespon sesuatu.

Ia mencoba menyampaikan sesuatu namun aku tak mengerti apa yang ia katakan, seakan sesuatu mencegahku untuk mendengarkannya.

Aku benar-benar tidak mengerti, tangannya terasa dingin, wajahnya pucat, tapi senyuman terlihat di wajahnya-

Tidak- itu ternyata senyuman masam kekecewaan diriku sendiri.

"Kau tidak akan berniat mengikutinya kan?" Sebuah suara asing terdengar. Dan dari arah berlawanan seorang pria berjubah hitam menatapnya.

"Siapa kau-"

"Seharusnya aku yang bertanya begitu, bagaimana kamu bisa kembali?"

Mata merah pria itu menatapku lurus. Seekor anjing berkepala tiga nemampakkan dirinya di tengah megelapan. Aku terdiam membeku, ketidak masuk akalan semua yang telah terjadi entah mengapa tak membuatku takut, rasanya seakan memang itulah yang seharusnya terjadi.

"𝐒𝐞𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐡𝐚 𝐡𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠"

"𝐒𝐞𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐢𝐤𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮"

"𝐊𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢𝐦𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐬𝐢𝐧𝐢 𝐥𝐚𝐠𝐢"

Lantai hitam yang ku pijak kini retak secara perlahan sebelum kemudian menjatuhkan ku sekali lagi ke tempat yang lebih dalam dan lebih gelap. Ukiran huruf-huruf yang tak ku kenal melayang mengitari ku sebelumnya samar-samar aku menyadari arti dari rangkaian kata demi kata yang dapat ku lihat.

ℳ𝒾𝓂𝓅𝒾

𝒦𝑒𝓂𝒷𝒶𝓁𝒾

𝒫𝑒𝓂𝒷𝑒𝒷𝒶𝓈𝒶𝓃

"𝑻𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒈𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒐𝒔𝒂 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒕𝒊𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒕𝒓𝒂𝒌𝒖!!"

Bersamaan dengan suara itu bulu-bulu hitam berterbangan di sekitarku, suara gagak terdengar, dan hawa dingin menusuk tubuhku, begitu kuat.

"𝑫𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒎𝒖"

Mataku melebar, sesuatu dalam diriku entah mengapa terasa aneh sekal lagi. Rasanya ada sesuatu yang melilitku, sesuatu yang tampak seperti ular yang sudah lama melilit tubuhku dalam jangka waktu yang lama, setidaknya sebelum kemudian aku menyadari seutas benang bersinar dari arah atas, benang yang kemudian melilitku dan menariku keluar dari mimpi buruk ini.

'𝑩𝒆𝒓𝒉𝒆𝒏𝒕𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒐𝒍𝒂𝒌'

'𝑺𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌𝒎𝒖 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊, 𝑵𝒐𝒗𝒂𝒏'

Aku terbangun dalam balutan selimut yang hangat, rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhku. Tenggorokan yang kering membuatku sulit untuk mengeluarkan suara sementara kepalaku masih terasa pusing mempersulitku dalam mengingat apa yang telah terjadi. 'Ukh.. apa-apaan itu tadi..' aku mencoba untuk bangun namun suara pintu kemudian terdengar.

"Bagaimana?" suara Abdi terdengar.

"Tabib bilang ia akan segera sadar... Hey Abdi, apa ini salahku?" Dari nada suaranya, tampaknya Vivian tengah sangat kawatir. "Karenaku, dia terlibat dalam hal ini... Seharusnya benar aku akhiri saja 'kisah' kali ini dengan cepat seperti yang selalu kita lakukan"

"Ini bukan salahmu, meskipun aku tidak bisa mengingat semua '𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩' yang telah kita lalui dan akhirnya satu hal yang kuingat, semuanya bukan salahmu" Entah menagap kalau aku membuka mataku aku yakin saat ini pasti atmosfer di sekitar sini akan terasa bebunga-bunga. Apa ini benar dunia dongeng?! atau novel.. semua akan terasa masuk akal bila aku mengangap ini adalah mimpi yang panjang.

𝐴𝑡𝑎𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑚𝑖𝑚𝑝𝑖- 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢...

"termasuk keterlibatan kakakku.. kakakku begini bukan karenamu"

𝑇𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑘𝑎𝑢 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎? 𝐴𝑘𝑢? 𝐾𝑎𝑘𝑎𝑘𝑚𝑢?

"Aku yakin kakak juga berpikir begitu"

𝑀𝑎𝑎𝑓 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑢 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑢𝑑 𝑖𝑡𝑢 𝑎𝑘𝑢, 𝑘𝑎𝑢 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟. 𝐼𝑛𝑖 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑡𝑢- 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑎𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑘𝑢..

𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑎𝑝𝑎 𝑖𝑛𝑖?! 𝑀𝑒𝑛𝑔𝑎𝑝𝑎 𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛𝑦𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 ℎ𝑎𝑙.

"Pasti ini ulah Antagonis itu, apa kau tahu identitasnya sekarang?"

"Maaf aku tidak tahu.."

𝐴𝑛𝑡𝑎𝑔𝑜𝑛𝑖𝑠? 𝑃𝑒𝑚𝑤𝑟𝑎𝑛 𝑗𝑎ℎ𝑎𝑡?

"Kalau begitu waspadalah, sebagai Antagonis utama pasti ia mengincar kita. Sebagai orang yang mendapatkan peran protagonis pada putara kali ini kita tidak bisa biarkan dia menang dalam kisah kali ini" suara Vivian tampak sangat serius dalam perkataanya itu.

𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑢𝑑 𝑠𝑖ℎ..

'𝑨𝒑𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒎𝒆𝒔𝒌𝒊𝒑𝒖𝒏 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒖 𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊?'

Sebuah suara terdengar dari kepalaku, suara yang sama dengan yang aku dengar saat melawan para bayangan.

'𝑨𝒑𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖 𝒌𝒖 𝒃𝒖𝒌𝒂 𝒅𝒖𝒍𝒖 𝒓𝒂𝒏𝒕𝒂𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒌𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒎𝒐𝒓𝒊𝒎𝒖 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒌𝒂𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒌𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂?"

'𝑩𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒘𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒆𝒘𝒂'

'𝑫𝒊𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒋𝒂𝒉 𝒊𝒏𝒊'

.

.

.

.

"Apa yang kau pikirkan arin?" Suara Kak Andi menyadarkanku dari lamunanku, dengan suara dan wajah kawatir ia menyentuh pundakku seraya bertanya. Di antara taman bunga yang indah dan semilir angin yang hangat kami bermain dihamparan bunga dan merangkai mahkota bunga. Saat ini kami berada di kediaman pribadi keluarga Adipati Akasa, tempat yang tidak jauh dari istana kerajaan dan merupakan tempat khusus yang tidak sembarang orang bisa masuki bahkan Kaleid.

"Huh aku? aku tidak memikirkan apapun.. hanya... aku kawatir pada kakakku.." jawablu ragu.

"Oh iya kakakmu ya... Apa kau begitu merindukannya? bagaimana kalau kita cari dia sekarang? " Tanya Kak Dian dengan tenang.

"T-tidak.. tidak usah" jawabkku cepat, aku memang kawatir dengan keadaan kak Novan tapi yang jadfi permasalahanya kedua kakak yang ada di hadapanku ini adalah 'penjahat' sementara kak Novan saat ini sedang bersama putri..

"Ada apa arin?" Suara lembut itu terdengar memasuki teligaku bagaikan hembusan angin dingin di pagi hari, mataku dan kak Dian saling bertatapan dan dengan senyuman yang tersirat di wajahnya ia memelukku "Kau tidak akan meninggalkan kami kan?" Ujarnya bagaikan ular yang menangkap mangsanya, aku terdiam membeku. Meskipun biasa kurasakan kehangatan pada tubuhnya namun disaat yang bersamaan hawa dingin menyelimuti seluruh tubuhku bagaikan angin dingin dipagi hari yang gelap.

'𝑀𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑘 𝐷𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑘 𝑁𝑜𝑣𝑎𝑛?'

Jantungku berdegup, nafasku berhenti sesaat.

"Ya kan Arin?"

"𝗔𝗿𝗶𝗻 𝗸𝗮𝗻 𝗮𝗻𝗮𝗸 𝗯𝗮𝗶𝗸, 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮, 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸-"

"𝗗𝗶𝗮𝗻" suara bariton terdengar dari kejauhan, seorang pria bersetelan jas hitam dengan kacamata dan dua orang pengawal wanita datang dengan ekspresi wajah datar.

"Ayahanda!" Kak Andi langsung menghadap ke hadapan pria itu namun tidak dengan kak Dian yang masing memegang pundakku. "Bagaimana kabar anda, saya dengar anda baru akan kembali lusa hari.." ujar kak Andi dengan bingung. Namun alih-alih menjawabnya pria yang mereka panggil itu malah bertanya pada kak Dian.

"Bagaimana kabarmu?"

Namun dengan senyuman tipis kak Dian kemudian menjawab "Seperti yang anda lihat" seakan tak menyukai keberadaan ayahnya sendiri. Pria itu kemudian mentapku dengan ekspresi yang menakutkan, eakan melihat dari ujung rambut sampai kakiku dengan seksama.

"Bisakah anda tidak melihatnya seperti itu?" Dengan suara yang begitu dingin kak Dian menutup mataku, seakan tak ingin aku menangis karena tatapan pria itu.

"Mengapa tidak?"

"Itu-"

"Lupakan saja, aku sibuk" Pria itu kemudian berjalan pergi begitu saja membuat wajah kak Dian begitu kesal. namun ebelum kemudian ia semakin menjauh- pria itu sempat melirik ke arahku sekali lagi. Dan bagaikan elang yang meenmukan mangsanya ia tersenyum.

𝑌𝑎 𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛..

𝐴𝑘𝑢 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟-𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑝𝑎𝑟𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑎ℎ𝑎𝑡...

[Bersambung]

Episodes
1 0.Mimpi Adalah Awal
2 1. Pelarian
3 2. Kereta
4 3. Suatu Kejanggalan
5 4. Asing
6 5.Terpisah
7 6.Putri Drama
8 7. Jalan Yang Berbeda
9 8. Ratu dari para dewa (1)
10 9. Ratu dari para dewa (2)
11 10. Ratu dari para dewa (3)
12 11. Ratu dari para dewa (4)
13 12. Misi Pertama (1)
14 13. Misi Pertama (2)
15 14. Griffin dan Harta Karun
16 15. Mimpi Atau Ramalan
17 16. Ular Yang Mencurigakan
18 17. Dewa Tipu Muslihat
19 18. Tenang Untuk Sementara
20 19. Badai Yang Mendekat
21 20. Dewa Mimpi Buruk
22 21. Masalah Para Dewa
23 22. Morfeus
24 23. Medusa
25 24. Medusa (2)
26 25. Pertemuan dengan Ares
27 26. Loki yang tertangkap
28 27. Kepingan Memori
29 28. Putaran ke 1666 dan 5
30 29. Penderitaan Masa Lalu
31 30. Memanfaatkan Dewa
32 31. Kepercayaan Akan Kemenangan
33 32. Ombak Yang Bergelora
34 33. Penyerbuan Dan Bertahan (1)
35 34. Penyerbuan Dan Bertahan (2)
36 35. Penyerbuan dan Bertahan (3)
37 36. penyerbuan dan Bertahan (4)
38 37. Penyerbuan Dan Bertahan (5)
39 38.Kenangan
40 39. Memori Yang Terlupakan
41 40. Hopeless
42 41. Keluarga Palsu
43 42. Posisi Baru Atau..
44 43. Rencana Besar
45 44. Peran Ganda
46 45. Pangeran Iblis Keserakahan
47 46. Tipuan
48 47. Tiada Pilihan
49 48. Kucing Yang Serakah (1)
50 49. Kucing yang serakah (2)
51 50. Kucing Yang Serakah (3)
52 51. Kucing Yang Serakah (4)
53 52. Ambisi (1)
54 53. Ambisi (2)
55 54. Ambisi (3)
56 55. Putaran
57 56. Kontrak (1)
58 57. Kontrak (2)
59 58. Kontrak (3)
60 59. Universe memory (1)
61 60. Universe Memory (2)
62 61. Universe Memory (3)
63 62. Perpisahan
64 63. Kegelapan Malam
65 64. Membimbing calon Raja (1)
66 65. Membimbing Calon Raja (2)
67 66. Membimbing Calon Raja (3)
68 67. Membimbing Calon Raja (4)
69 68. Membimbing Calon Raja (5)
70 69. Membimbing Calon Raja (6)
71 70. Membimbing Calon Raja (7)
72 71. Awal Bencana
73 72. Jebakan Dewa
74 73. Bencana
75 74. Kegagalan
76 75. Kegelapan Abadi (1)
77 76. Kegelapan Abadi (2)
78 77. Sebuah Harapan
79 78. Nightmare
80 79. Kota Tagisna
81 80. Michael dan Lucifer
82 81. Underworld
83 82. Putaran Pertama
84 83. Kembali ke Awal
85 84. Menara
86 85. The God of Tower (end)
87 Spesial Episode
Episodes

Updated 87 Episodes

1
0.Mimpi Adalah Awal
2
1. Pelarian
3
2. Kereta
4
3. Suatu Kejanggalan
5
4. Asing
6
5.Terpisah
7
6.Putri Drama
8
7. Jalan Yang Berbeda
9
8. Ratu dari para dewa (1)
10
9. Ratu dari para dewa (2)
11
10. Ratu dari para dewa (3)
12
11. Ratu dari para dewa (4)
13
12. Misi Pertama (1)
14
13. Misi Pertama (2)
15
14. Griffin dan Harta Karun
16
15. Mimpi Atau Ramalan
17
16. Ular Yang Mencurigakan
18
17. Dewa Tipu Muslihat
19
18. Tenang Untuk Sementara
20
19. Badai Yang Mendekat
21
20. Dewa Mimpi Buruk
22
21. Masalah Para Dewa
23
22. Morfeus
24
23. Medusa
25
24. Medusa (2)
26
25. Pertemuan dengan Ares
27
26. Loki yang tertangkap
28
27. Kepingan Memori
29
28. Putaran ke 1666 dan 5
30
29. Penderitaan Masa Lalu
31
30. Memanfaatkan Dewa
32
31. Kepercayaan Akan Kemenangan
33
32. Ombak Yang Bergelora
34
33. Penyerbuan Dan Bertahan (1)
35
34. Penyerbuan Dan Bertahan (2)
36
35. Penyerbuan dan Bertahan (3)
37
36. penyerbuan dan Bertahan (4)
38
37. Penyerbuan Dan Bertahan (5)
39
38.Kenangan
40
39. Memori Yang Terlupakan
41
40. Hopeless
42
41. Keluarga Palsu
43
42. Posisi Baru Atau..
44
43. Rencana Besar
45
44. Peran Ganda
46
45. Pangeran Iblis Keserakahan
47
46. Tipuan
48
47. Tiada Pilihan
49
48. Kucing Yang Serakah (1)
50
49. Kucing yang serakah (2)
51
50. Kucing Yang Serakah (3)
52
51. Kucing Yang Serakah (4)
53
52. Ambisi (1)
54
53. Ambisi (2)
55
54. Ambisi (3)
56
55. Putaran
57
56. Kontrak (1)
58
57. Kontrak (2)
59
58. Kontrak (3)
60
59. Universe memory (1)
61
60. Universe Memory (2)
62
61. Universe Memory (3)
63
62. Perpisahan
64
63. Kegelapan Malam
65
64. Membimbing calon Raja (1)
66
65. Membimbing Calon Raja (2)
67
66. Membimbing Calon Raja (3)
68
67. Membimbing Calon Raja (4)
69
68. Membimbing Calon Raja (5)
70
69. Membimbing Calon Raja (6)
71
70. Membimbing Calon Raja (7)
72
71. Awal Bencana
73
72. Jebakan Dewa
74
73. Bencana
75
74. Kegagalan
76
75. Kegelapan Abadi (1)
77
76. Kegelapan Abadi (2)
78
77. Sebuah Harapan
79
78. Nightmare
80
79. Kota Tagisna
81
80. Michael dan Lucifer
82
81. Underworld
83
82. Putaran Pertama
84
83. Kembali ke Awal
85
84. Menara
86
85. The God of Tower (end)
87
Spesial Episode

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!