14. Griffin dan Harta Karun

Angin hangat berhembus menerpa dedaunan berwarna oranye dan hijau itu terbang ke atas langit yang terhiasi oleh beragam makhluk-makhluk menakjubkan. Bersamaan dengan hari yang telah menjelang siang kami berdiri di atas rerumputan, pemandangan yang menakjubkan, pemandangan yang tak akan pernah bisa ku lupakan.

"Ini tempat aku pertama kali tiba" ujarku. Mengingat hal ini entah mengapa membuatku sakit kepala. Tak jauh dari sana aku masih bisa mengenali tempat dimana aku membunuh para bayangan hitam itu.

"Kalau begitu bagus, itu artinya kau tidak akan terkejut mulai dari sekarang" dari balik jasnya Samuel mengambil sebuah seruling dan memainkannya dengan begitu lihai. Alunan nada yang tenang dengan hembusan angin yang hangat menambah kesan kenyamanan tempat itu, setidaknya sebelum angin besar berhembus dan tepat di atas sana sebuah burung raksasa berbulu emas turun ke hadapannya.

"Itu.. Garuda?"

"Garuda? Ah jadi itu namanya ya. Benar, ini salah satu kemampuannya, seruling itu adalah artefak pemberian dewanya" ujar Nikolai menjawab pertanyaan ku. "Tampaknya kau tahu banyak ya, apa di dunia realita kau itu kutu buku?".

"Sudah ku bilang aku tidak ingat"

"Kalau begitu ku anggap kau benar-benar kutu buku"

𝐷𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑎𝑙𝑘𝑎𝑛.

Kalau bukan karena panggilan dari Samuel mungkin kami berdua sudah kembali beradu argument dengan sengit "Apa yang kalian tunggu? Ayo naik" Samuel merentangkan tangannya dan ketika aku hendak menerima uluran tangannya Nikolai sudah lebih dulu menggenggam nya.

"Aku naik duluan"

Ck, orang ini memang hobi membuat orang kesal atau apa sih?!

"Sudahlah aku bisa naik sendiri" entah bagaimana caranya tapi tubuh ku meloncat dengan mudahnya ke punggung Garuda itu, sama dengan saat aku melompat dari atap ke atap istana tadi pagi.

"Bagaimana bisa kau-" Nikolai tampak tercengang.

𝐻𝑎ℎ𝑎 𝑘𝑎𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑛?

"Baiklah karena semuanya sudah naik bersiaplah kita akan terbang" Begitu semua siap Garuda terbang dengan cepat ke angkasa, menembus sebuah penghalang yang kulihat samar-samar. Daratan hijau yang tak berujung kini terganti dengan pantai dan air yang jernihnya menyatu dengan langit, dunia yang luas kini terlihat seperti sebuah pulau melayang yang besar ditengah samudra langit yang indah, pemandangan sama yang ku lihat dari balik jendela kereta.

"Indah bukan? Inilah perbatasan dunia" Garuda terbang dengan tenangnya mengelilingi angkasa, menunjukan kami berbagai sisi dari pulau melayang itu. "Dunia ini diselimuti oleh tabir ilusi yang mengelabui setiap manusia agar tak bisa keluar dari dunia ini, satu-satunya cara keluar adalah dengan bantuan mahluk dewa atau dengan menaiki kereta di stasiun yang tak sembarang orang bisa lihat. Kami tidak bisa menemukan kereta yang dapat membawa kami keluar tapi kami bisa memanggil mahluk tunggangan dewa untuk membantu kami" jelas Samuel.

"Apa kalian bisa menggunakan ini untuk ke dunia lain?" Aku bertanya dengan mata yang terus menatap pada sekumpulan Griffin yang terbang di udara, mahluk yang berkepala dan bersayap burung elang namun berkaki empat itu menyita perhatianku.

"Sayangnya tidak mungkin, karena mahluk ini juga tidak tahu rute yang harus ditempuh, presetase keberhasilannya hanya 0.4% saja, salah salah kita malah akan terdampar di tempat yang jauh lebih buruk" jawab Nikolai.

"Bagaimana kalau menjinakkan hewan lain? Apa kita tetap bisa keluar?"

"Y-ya bisa sih tapi aku tidak tahu, biasanya kami keluar seperti ini pakai burung ini"

"Begitu ya.. berarti ada kemungkinan"

"Jangan bilang kau mau menjinakkan hewan disini? Sudahlah menyerah saja, persentase keberhasilan mu dimataku itu kurang dari 20%" jawab Nikolai.

"Kalau begitu cukup"

"Huh?!"

Aku berdiri dari posisi dudukku, sudah ku duga posisi berdiri begitu lebih nyaman untukku. Untuk sesaat hatiku berdegup kencang, seakan ini adalah momen yang ku rindukan, aku melompat dari atas punggung Garuda dan dengan cepatnya terjun ke bawah.

"Dasar gila! Kalau kau jatuh kau tidak akan tahu dimana kau akan mendarat!" Teriak Nikolai.

Namun aku tidak takut karena aku sudah memperkirakan semuanya, bila Nikolai benar aku hanya memiliki keberhasilan dibawah 20% maka itu lebih dari cukup. Karena didunia ini apa pun bisa terjadi, kalau ingatanku benar, Griffin adalah hewan yang menyukai perhiasan dan kebetulan aku memilih sebuah benda yang bagus.

Aku mengangkat Bros emas yang ku ambil dari saku Nikolai ke atas, membuat para gerombolan Griffin itu kemudian memutar rute terbang mereka ke arahku. Baiklah berhasil memancing mereka, kalau begitu kini siapa diantara kalian yang akan menjadi tunggangan ku?!

Seekor Griffin muda dengan ganas menerkam Bros di tanganku, cakar nya dengan erat menggenggam pergelangan tanganku dengan kuat, meskipun sakit tapi ini tak masalah.

"Kau menginginkan Bros ini? Sayang sekali aku bukan tipe orang yang akan memberikannya dengan mudah" aku menggenggam pergelangan kakinya dengan tanganku yang lain dan kemudian saat ia mulai kehilangan fokusnya dan hampir kehilangan keseimbangannya untuk terbang aku naik ke atas punggungnya "baiklah nak, saatnya mengajarimu cara terbang!" Ia berteriak kesal, aku mencoba mengendalikannya dengan sekuat tenaga.

Sebuah getaran terasa pada saku jaketku dan ketika aku mengeceknya seekor kelinci yang sangat mungil dan kecil keluar "kau? Jangan-jangan kelincinya Arin?! Bagaimana bisa kau disini—" Griffin muda yang ku naiki mulai mengerak tubuhnya untuk membuatku jatuh. Sial, kenapa ini membuatku teringat dengan kuda gila nya Kaleid, apa semua hewan tunggangan memang segila ini.

"Hehe"

𝑇𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢..

𝐻𝑒ℎ𝑒?

"Aku tahu kau berbeda tapi aku tidak tahu kau segila ini, Novan" aku mengenal suara ini.

"Nanaru?!"

"Hehe, bagaimana kabarmu? Kelihatannya kau kesulitan" mustahil, kelinci kecil ini Nanaru " jangan menatapku dengan horor begitu! Daripada itu kenapa kau terlihat lebih panik melihatku daripada Griffin ini?" Mau dilihat darimana pun dia seperti Nanaru tapi juga tidak mungkin dia bisa berubah menjadi hewan.

"Kau benar-benar si pria aneh itu?"

"Tadinya aku mau membantumu karena kalau kau mati aku yang akan repot tapi sepertinya kau lebih suka mati ya" ujar Nanaru dengan entengnya melompat ke atas kepala Griffin "hey hey hey! Bisa pelan sedikit? Kami sedang berbicara di atas sini!" Nanaru menendang kepala Griffin itu dengan kaki belakangnya beberapa kali, membuat Griffin yang membawa kami kesal. Alih-alih menurut mahluk ini malah semakin berisik, begitu juga Nanaru yang kini menjadi seekor anak kelinci.

"Bisakah kalian tenang?!" Aku berteriak dengan kesal dan di luar ekspektasi Griffin itu kemudian diam dan terbang dengan tenangnya.

"W-wah tampaknya kau punya keberuntungan yang bagus ya.." Nanaru mulai menatapku dengan telinga yang menekuk ke bawah, apa suaraku terlalu keras "Griffin muda ini tampaknya sekarang takut padamu, begitu juga aku. Tolong jangan berteriak dengan nada sekencang itu. Wajahmu saja sudah mengerikan, aura macam apa itu.." celetuk Nanaru.

"Jadi bagaimana kalau kau menjawab pertanyaan ku? Bagaimana kau bisa ada disini?"

"Tidak mau~ soalnya kalian belum menyelesaikan misinya, kalau kau mau kau bisa membayarku dulu dengan informasi misalnya"

"Dasar maniak informasi"

"Novan, di dunia ini uang bagiku tidak penting karena aku bisa membuatnya, informasi itu jauh lebih berharga daripada emas sekalipun"

"Jadi kau ingin sesuatu yang menarik? Kalau begitu duduk diam saja di sana" Aku menyeringai dengan santai dan kemudian berbicara pada Griffin itu dengan suara berat "hey nak, bagaimana kalau kau mengantar kami ke rumahmu huh?" Griffin itu tampak ingin menolak tapi ketika ia merasakan aura mencekam dariku, sesaat kemudian ia sadar tak punya pilihan lain.

"Anak baik" dengan cepat ia kemudian terbang menuju arah lain dan bersamaan dengan itu Samuel dan Nikolai tepat berada di belakang kami.

"Dasar, apa dia gila..!"

Meskipun jauh tapi aku bisa mendengar suara Nikolai begitu jelas. Griffin terbang kembali ke arah pulau dan menuju ke arah pegunungan, cukup jauh dari kota Abyudara. Di sana sebuah gua besar terlihat, Garuda yang tidak dapat memasukkan kemudian terpaksa berhenti di mulut gua membiarkanku dan Griffin masuk dengan jauh.

"Oh tempat yang menarik" ujar Nanaru "tapi kau tahu kan Griffin itu hidup bergerombol dan menjaga harta, mereka tidak akan membiarkanmu begitu saja"

"Sejak awal kau pikir aku begini tanpa mengetahui itu?"

.

.

.

Matanya berubah menjadi merah, seringai menghiasi wajahnya dan tanpa bertanya aku pun tahu bahwa yang kini mengendalikan tubuh itu bukan lagi Novan. "Ah, sepertinya kerjaanku disini sudah selesai jadi—" ucapanku terpotong begitu saja ketika tangannya menyentuh punggung ku.

"Mau kemana? Katanya mau melihat sesuatu yang menarik?" Anak ini, terkadang aku tertarik tentang kepribadiannya yang satu ini tapi kurasa hal yang lebih penting adalah bagaimana cara mengetahui kapan ia akan berubah. Ketika ia lengah ia terlihat seperti bocah polos yang tak tahu harus berbuat apa tapi kalau sudah begini sosoknya malah terlihat begitu licik, sebenarnya apa yang ada di dalam dirinya- tidak, apa seharusnya aku lebih penasaran mengapa energi Hades bisa menyelimutinya ya.

Hades itu adalah kordinator dari Nightmare, dia tidak begitu suka ikut campur dengan dunia ini apalagi sampai memilih seseorang yang berasal dari 'luar' untuk meminjam kekuatannya. Yah tapi ada bagusnya juga, karena aku bisa memanfaatkannya untuk melawan dewa-dewa Yunani yang lain. Maaf Novan keberadaan mu itu terlalu disayangkan untuk diabaikan.

"Mau dipikirkan bagaimana pun kelihatannya kau memanfaatkan ku"

𝑆𝑖𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑏𝑜𝑐𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑖 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑗𝑎𝑢ℎ 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑎?!

"Apa maksud mu? Aku hanya ingin membantumu kok" ujarku setengah benar.

"Oh ya? Memangnya kau tahu apa yang aku inginkan? Maksud ku apa kau tahu sesuatu tentang kami?"

Ah mulutku keceplosan, kalau sudah begini dia bisa curiga. "A-aku akan menceritakan semuanya tapi nanti setelah kau bertemu Arin" akan bermasalah bila aku sekarang membawanya ke 'tempat itu', dia masih harus menyesuaikan diri dengan dunia ini.

Suara Griffin terdengar dan tepat di depan sana sebuah pintu yang di jaga oleh dua ekor Griffing dewasa berdiri tegak. Tatapan mata mereka yang begitu tajam menatap ganas ke arah kami, rasa takut tak terlihat sama sekali dari raut wajah Novan. Dan ketika mereka mulai membuat suara-suara gaduh untuk menakuti Novan yang mendekat ke arah pintu seekor Griffin yang jauh lebih besar muncul dari lorong gelap yang lain, menatap ke arah Novan dengan tatapan tajam namun tetap tenang.

"Apa yang membuatmu sampai datang ke sini, wahai manusia"

"Anda pasti pemimpin dari para Griffin, tolong jangan salah paham alasan saya datang ke sini tidak lain ialah karena anak ini. Anak ini hampir saja jatuh dari ketinggian saat ingin mengambil benda saya" Novan tersenyum dan menunjukan Bros emas berlambang keluarga Candra, wah berani sekali dia merebut barang identitas bangsawa, sepertinya aku tahu kenapa Nikolai meneriakinya gila.

Tidak salah maupun benar, itulah ungkapan yang pantas untuk menggambarkan kesaksian Novan soal kejadian yang baru saja menimpanya.

"Apa itu benar?" Griffin dewasa itu menatap Griffin muda ini dengan tatapan penasaran, karena Novan menatap Griffin muda dengan tatapan dalam sang Griffin hanya bisa mengangguk.

"Ya ampun, tolong maafkan anak ini" Griffin itu tampak begitu sopan, bukan tanpa alasan ia berperilaku sopan karena ia tahu Novan bukan manusia biasa, ia bisa merasakan aura dewa Yunani menyelimutinya.

"Saya paham, anak muda memang sering melakukan kesalahan bukan?"

𝑀𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑢 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑚𝑢𝑑𝑎?

"Anda benar, huft dasar anak-anak zaman sekarang.."

Tunggu mengapa kalian terlihat seperti dua orang tua yang pusing melihat perilaku anak-anak nya?

"Belakangan ini saya melihat banyak mahkluk mitologi yang masih muda berkeliaran di luar pembatas, dasar apa mereka tidak tahu itu berbahaya" darimana kau mengetahui itu?!

"Benar, anak-anak sering merasa penasaran akan berbagai hal. Tapi kalau mereka tidak sadar mereka membahayakan diri mereka sendiri"

"Anda benar, tuan Griffin. Saya juga berpikir begitu "

Kalian sedang merumpi di saat seperti ini?!

Tak hanya diriku tapi bahkan pada Griffin lainya menatap keduanya dengan tatapan terkejut dan bingung. Sudah beberapa menit berlangsung dan mereka tetap berbincang seru sementara itu aku juga mulai mengobrol dengan Griffin lainya, bukan hal penting hanya bertanya soal pertanyaan iseng.

"Baiklah sepertinya aku terlalu banyak berbicara ya. Maafkan ketidak hormatanku" oh dia sudah pakai sebutan aku kamu, hebat juga sosok yang ada di dalam diri Novan- atau mungkin itu karena Novan sendiri? Aku tidak bisa membedakan mereka.

"Tidak, sudah lama juga saya tidak mengobrol seseru ini"

𝑀𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑟𝑜𝑙?

𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑖𝑐𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘-𝑎𝑛𝑎𝑘 𝐺𝑟𝑖𝑓𝑓𝑖𝑛 𝑖𝑛𝑖?

"Sebagai rasa terimakasih ku dan permintaan maaf ikutlah denganku. Aku akan mengizinkan mu mengambil satu harta karun yang kami simpan"

𝑊𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑖ℎ 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑑𝑢𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑛𝑡𝑢ℎ..

[Bersambung]

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

👌👌👍👍👏👏..,,!!

2023-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 0.Mimpi Adalah Awal
2 1. Pelarian
3 2. Kereta
4 3. Suatu Kejanggalan
5 4. Asing
6 5.Terpisah
7 6.Putri Drama
8 7. Jalan Yang Berbeda
9 8. Ratu dari para dewa (1)
10 9. Ratu dari para dewa (2)
11 10. Ratu dari para dewa (3)
12 11. Ratu dari para dewa (4)
13 12. Misi Pertama (1)
14 13. Misi Pertama (2)
15 14. Griffin dan Harta Karun
16 15. Mimpi Atau Ramalan
17 16. Ular Yang Mencurigakan
18 17. Dewa Tipu Muslihat
19 18. Tenang Untuk Sementara
20 19. Badai Yang Mendekat
21 20. Dewa Mimpi Buruk
22 21. Masalah Para Dewa
23 22. Morfeus
24 23. Medusa
25 24. Medusa (2)
26 25. Pertemuan dengan Ares
27 26. Loki yang tertangkap
28 27. Kepingan Memori
29 28. Putaran ke 1666 dan 5
30 29. Penderitaan Masa Lalu
31 30. Memanfaatkan Dewa
32 31. Kepercayaan Akan Kemenangan
33 32. Ombak Yang Bergelora
34 33. Penyerbuan Dan Bertahan (1)
35 34. Penyerbuan Dan Bertahan (2)
36 35. Penyerbuan dan Bertahan (3)
37 36. penyerbuan dan Bertahan (4)
38 37. Penyerbuan Dan Bertahan (5)
39 38.Kenangan
40 39. Memori Yang Terlupakan
41 40. Hopeless
42 41. Keluarga Palsu
43 42. Posisi Baru Atau..
44 43. Rencana Besar
45 44. Peran Ganda
46 45. Pangeran Iblis Keserakahan
47 46. Tipuan
48 47. Tiada Pilihan
49 48. Kucing Yang Serakah (1)
50 49. Kucing yang serakah (2)
51 50. Kucing Yang Serakah (3)
52 51. Kucing Yang Serakah (4)
53 52. Ambisi (1)
54 53. Ambisi (2)
55 54. Ambisi (3)
56 55. Putaran
57 56. Kontrak (1)
58 57. Kontrak (2)
59 58. Kontrak (3)
60 59. Universe memory (1)
61 60. Universe Memory (2)
62 61. Universe Memory (3)
63 62. Perpisahan
64 63. Kegelapan Malam
65 64. Membimbing calon Raja (1)
66 65. Membimbing Calon Raja (2)
67 66. Membimbing Calon Raja (3)
68 67. Membimbing Calon Raja (4)
69 68. Membimbing Calon Raja (5)
70 69. Membimbing Calon Raja (6)
71 70. Membimbing Calon Raja (7)
72 71. Awal Bencana
73 72. Jebakan Dewa
74 73. Bencana
75 74. Kegagalan
76 75. Kegelapan Abadi (1)
77 76. Kegelapan Abadi (2)
78 77. Sebuah Harapan
79 78. Nightmare
80 79. Kota Tagisna
81 80. Michael dan Lucifer
82 81. Underworld
83 82. Putaran Pertama
84 83. Kembali ke Awal
85 84. Menara
86 85. The God of Tower (end)
87 Spesial Episode
Episodes

Updated 87 Episodes

1
0.Mimpi Adalah Awal
2
1. Pelarian
3
2. Kereta
4
3. Suatu Kejanggalan
5
4. Asing
6
5.Terpisah
7
6.Putri Drama
8
7. Jalan Yang Berbeda
9
8. Ratu dari para dewa (1)
10
9. Ratu dari para dewa (2)
11
10. Ratu dari para dewa (3)
12
11. Ratu dari para dewa (4)
13
12. Misi Pertama (1)
14
13. Misi Pertama (2)
15
14. Griffin dan Harta Karun
16
15. Mimpi Atau Ramalan
17
16. Ular Yang Mencurigakan
18
17. Dewa Tipu Muslihat
19
18. Tenang Untuk Sementara
20
19. Badai Yang Mendekat
21
20. Dewa Mimpi Buruk
22
21. Masalah Para Dewa
23
22. Morfeus
24
23. Medusa
25
24. Medusa (2)
26
25. Pertemuan dengan Ares
27
26. Loki yang tertangkap
28
27. Kepingan Memori
29
28. Putaran ke 1666 dan 5
30
29. Penderitaan Masa Lalu
31
30. Memanfaatkan Dewa
32
31. Kepercayaan Akan Kemenangan
33
32. Ombak Yang Bergelora
34
33. Penyerbuan Dan Bertahan (1)
35
34. Penyerbuan Dan Bertahan (2)
36
35. Penyerbuan dan Bertahan (3)
37
36. penyerbuan dan Bertahan (4)
38
37. Penyerbuan Dan Bertahan (5)
39
38.Kenangan
40
39. Memori Yang Terlupakan
41
40. Hopeless
42
41. Keluarga Palsu
43
42. Posisi Baru Atau..
44
43. Rencana Besar
45
44. Peran Ganda
46
45. Pangeran Iblis Keserakahan
47
46. Tipuan
48
47. Tiada Pilihan
49
48. Kucing Yang Serakah (1)
50
49. Kucing yang serakah (2)
51
50. Kucing Yang Serakah (3)
52
51. Kucing Yang Serakah (4)
53
52. Ambisi (1)
54
53. Ambisi (2)
55
54. Ambisi (3)
56
55. Putaran
57
56. Kontrak (1)
58
57. Kontrak (2)
59
58. Kontrak (3)
60
59. Universe memory (1)
61
60. Universe Memory (2)
62
61. Universe Memory (3)
63
62. Perpisahan
64
63. Kegelapan Malam
65
64. Membimbing calon Raja (1)
66
65. Membimbing Calon Raja (2)
67
66. Membimbing Calon Raja (3)
68
67. Membimbing Calon Raja (4)
69
68. Membimbing Calon Raja (5)
70
69. Membimbing Calon Raja (6)
71
70. Membimbing Calon Raja (7)
72
71. Awal Bencana
73
72. Jebakan Dewa
74
73. Bencana
75
74. Kegagalan
76
75. Kegelapan Abadi (1)
77
76. Kegelapan Abadi (2)
78
77. Sebuah Harapan
79
78. Nightmare
80
79. Kota Tagisna
81
80. Michael dan Lucifer
82
81. Underworld
83
82. Putaran Pertama
84
83. Kembali ke Awal
85
84. Menara
86
85. The God of Tower (end)
87
Spesial Episode

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!