13. Menyelamatkan Dhezia

"Iya, saya akan lihatin, tapi tunggu sebentar ya pak, saya telfon ibu saya dulu, biar ibu ndak khawatir, bisa jadi tidak sekedar melihat saja, kita bisa main lama malam ini disini." ucap Dhezia bernegosiasi.

Kemudian ia dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan yang berisi shere lok. Tidak pada ibunya. Tetapi pada Allen! Dhezia berharap pria itu akan menolongnya.

Pak Lurah yang mendengar perkataan gadis disampingnya itu tampak berfikir kemudian mengiyakan. Pak Lurah berfikir ternyata Dhezia juga menginginkan 'itu' padanya. Pak Lurah tampak senang.

"Iya, telfon dulu ibumu Dhezia," kata Pak Lurah pada gadis itu. Pak Lurah sama sekali tak sadar jika itu hanya tipu daya Dhezia untuk bisa lolos terhadap perlakukan menjijikkannya.

Dhezia kemudian dengan hati hati memencet tombol Call pada nomor Allen! Huh. Untung saja Dhezia belum memberi nama kontak itu. Hanya ada nomor saja. Untunglah pak Lurah tidak tahu yang ia telfon itu benar benar ibunya atau tidak.

“Hahaha, dasar Lurah tua bangka! Enak aja mau minta “itu” sama aku, gak peduli apa perasaan istri yang nunggu di balai desa sampai tengah malem gini? Dasar lurah tak tau diuntung!” umpat Dhezia mati- matian dalam hatinya. Ia terus menghubungi nomor Allen. Berharap tentara menyebalkan itu mengangkat telfonnya.

***

Sementara disisi lain, Allen masih saja tampak khawatir pada Dhezia. Ia mondar mandir didepan aula sambal mengamati ponselnya. Namun, ia tak sabar lagi jika harus berdiam diri dengan rasa khawatirnya. Dengan cepat Allen bertanya pada Pak Hasan di Ruang Staff. Allen memasuki ruangan tanpa permisi.

"Pak, Rumahnya Dhezia sebelah mana?" Allen bertanya dengan nada sedikit emosi karena kekhawatirannya pada Dhezia.

"Gang flamboyan masuk..Tapi kenapa kamu kok tanyain rumah Dhezia?" tanya pak hasan pada Allen yang tiba tiba bertanya alamat rumah Dhezia.

"Ok makasih."  Allen tidak menjawab pertanyaan pak Hasan dan hanya mengucapkan terimaksih.

Setelah ia keluar dari pintu Staff Ponselnya berdering. Dan terpampang jelas nama DHEZIA ANASTASYA di layar ponselnya. Ponselnya hanya berdering beberapa detik saja. Kemudian Allen membuka Whatsapp nya begitu melihat ada chat yang masuk berisi shere lokasi. Deg!

“Pasti terjadi apa apa dengan gadis itu,” pikirnya.

Dengan cepat ia masuk ke ruang staff dan meminjam motor inventaris balai desa yang sering dipakainya ketika melakukan kegiatan penyemprotan.

"Pinjem motornya bentar ya pak!" ucap Allen pada Pak Hasan yang sedang bersama Bu Lurah dan satu orang lainnya di ruang Staff.

"I-iya, silakan, Lex."

Pak Hasan yang melihat Allen tampak bingung mengenai apa yang terjadi, sampai sampai Allen terburu buru begitu.

Allen kemudian melajukan motornya dengan cepat menuju lokasi Dhezia.

Sementara disisi lain, Jantung Dhezia berdegup kencang. Dhezia takut.

"Ayok, Dhezia. Sekarang pak lurah mau lihat," kata pak lurah mendekatkan diri kearah Dhezia.

"Tangan kamu mulus sekali, saying." Kini Pak Lurah memegang tangan kiri Dhezia, sementara tangan kanan Dhezia masih memegang ponselnya.

Kemudian pak lurah tampak mendekatkan kepalanya, hendak mencium pundak Dhezia.

“Ya tuhan, gimana ini, tolong aku, kenapa Allen belum datang juga?” Gumamnya dalam hati.

“Apa Allen tidak akan datang? Ah aku lupa jika lelaki itu hanya suka menjahilinya saja. Tidak mungkin lelaki itu menolong dirinya sekarang.” Dhezia bingung dan semakin ketakutan.

Sementara Pak Lurah sudah menempelkan bibirnya di pundak kanan Dhezia. Dan sepertinya hendak melakukan hal yang lebih jauh lagi.

"Ja-jangan pak." Dhezia yang ketakutan tak terasa air mata sudah membasahi pipinya. Dhezia menangis.

"Tidak apa, hanya sebentar." Pak lurah dengan kasar memeluk tubuh Dhezia yang tengah duduk di sampingnya. Di tempat duduk mobil samping kemudi.

Sesaat kemudian saat pak lurah tengah memeluk Dhezia itu terdengar suara motor berhenti tepat di samping mobilnya. Allen!

Dhezia hampir tidak percaya Allen benar benar  datang menyelamatkannya. Allen Dengan cepat turun dari motor, melihat kearah mobil itu dan emosinya kian memuncak saat ia melihat Pak Lurah sedang memeluk Dhezia didalam mobil itu.

Dan-

BRUAAAKKK!!!! PYARRR!!

Dengan kasar Allen memecahkan kaca mobil samping kanan sebelah kemudi mobil itu menggunakan tangannya. Kemudian memencet sentralock pintu mobil itu, sehingga pintunya dapat terbuka. Allen kemudian bergegas berlari ke pintu sebelah kiri mobil, tempat Dhezia duduk , dan membuka pintunya.

Dengan tangan kanan yang bersimbah darah akibat memecahkan kaca mobil itu, Allen segara menarik Dhezia keluar dari mobil itu, dan memeluknya.

"Kamu gapapa kan?" Allen memeluk erat Dhezia.

"Aku..takut." Dhezia membenamkan wajahnya ke dada bidang Allen. Dhezia menangis dalam pelukan Allen. Ia menumpahkan seluruh air matanya.

"Iyaa, lo gapapa sekarang. Lepasin pelukannya sebentar boleh? Saya mau ngasih pelajaran ke orang itu." Allen meminta izin pada Dhezia sembari matanya menatap tajam Pak Lurah yang masih terpaku di dalam mobil.

Pak Lurah menyadari Allen sedang menatap tajam kearahnya, buru buru keluar dari mobilnya.

"Mau kemana, Anda? Pak Lurah kah ini? Lurah macam apa yang TEGA MELAKUKAN ITU pada seorang gadis yang merupakan warganya sendiri?" Geram Allen melepaskan pelukan Dhezia kemudian berjalan kearah pak lurah yang sudah berada diluar mobilnya.

"Apa? Kamu akan melaporkan saya? Kamu lupa kalo saya seorang Lurah? Tidak akan mungkin ada yang percaya padamu, Allen!!" bentak Pak Lurah sembari menyombongkan diri.

"Hahahaaaaaaa"

Allen tertawa sekeras mungkin mendengar perkataan pak lurah, kemudian melanjutkan,

"Bapak ini bodoh apa gimana? Sepertinya bapak lupa siapa saya? Meski saya adalah seorang tentara sekarang tapi SAYA ADALAH ALLEN XANDER YUDHA!! Pewaris utama Xander Grup!! Yakin bapak mau berurusan sama

saya??!!" ancam Allen.

Pak Lurah tampak bergetar tubuhnya mendengarkan ancaman Allen.

"Bahkan saya MAMPU! Kalo harus membeli semua warga disini dengan uang, dan menyuruh mereka untuk demo menurunkan bapak!!" ancamnya lagi.

"Ini kali pertama dan terakhir bapak mendengar peringatan dari saya! Jangan sedikitpun berani menyentuh gadis ini lagi!! DIA MILIKKU!!!" Allen dengan geram menegaskan perkataannya.

Pak Lurah diam. Sepertinya Pak Lurah berhadapan dengan orang yang salah.

Sementara Dhezia hatinya luluh seketika. Mendengar pernyataan Allen yang menyebut Dhezia adalah miliknya. Tampak terluas senyum kecil di sudut bibirnya.

"Ayok, saya antar kamu pulang," Allen meraih tangan Dhezia kemudian menuntunnya naik keatas motor.

"I-iya Lex.” jawab Dhezia terbata.

"Pegangan, peluk saya!" perintah Allen datar.

"Iyaa."

Dhezia tidak banyak protes dan hanya menuruti perkataan pria itu.

Ditengah kedinginan malam, dan tangannya yang telah bersimbah darah. Dhezia berpegangan dan melingkarkan tangannya ke dada Allen, memeluknya dari belakang.

“Tidak apa apa jika tangannya harus terluka, asalkan Dhezia dengan tulus memeluk dirinya” batin Allen dalam hati.

***

Episodes
1 1.Corona Virus Mengubah Semuanya!
2 2. Dhezia Frustasi
3 3. Ditolak Gabriel
4 4. Pulangnya Dhezia ke Indonesia
5 5. Pertemuan dengan Allen, Basah Kuyup!
6 6. Cekcok Allen dan Dhezia
7 7. Membeli Obat Demam
8 8. Rusaknya IPhone 14 Allen!
9 9. Bertemu Citra
10 10. First Kiss with Allen
11 11. Allen Tersenyum Licik
12 12. Lurah Jahat
13 13. Menyelamatkan Dhezia
14 14. Telfon dari Allen
15 15. The Bite Kiss
16 16. Dhezia Menangis
17 17. Diantar Pulang Allen
18 18. Pujaan Hati Allen
19 19. Allen Sedih
20 20. Dhezia Sakit
21 21. Kembalinya Allen ke Semarang
22 22. Dhezia ke Semarang
23 23. Perjanjian dengan Yovien
24 24. Kota Lama Semarang
25 25. Stasiun Tawang
26 26. Meremas dan Melempar Katsina Doll
27 27. Allen Menemui Dhezia
28 28. Allen Marah
29 29. Kedatangan Yovien
30 30. Sandal Jepit Maut
31 31. Payung untuk Allen
32 32. Kissing Under Umbrella
33 33. Jatuhnya Selimut Allen
34 34. Makan 10 Detik
35 35. Masa Lalu Allen dan Yovien
36 36. Flash Back in Bali 1
37 37. Flash Back in Bali 2
38 38. Flash Back in Bali 3
39 39. Flash Back in Bali 4
40 40. Flash Back in Bali 5
41 41. Kembali ke Masa Sekarang, 2021
42 42. Perdebatan Tuan Xander dan Nyonya Clarista
43 43. Permintaan Nyonya Clarista
44 44. Melacak Keberadaan Allen
45 45. Tak Mampu Mengungkapkan Perasaan
46 46. Memesan Taxi Online
47 47. Bunga Aster
48 48. Trans Semarang
49 49. Xander Japanesse Food
50 50. Memakai Baju Maid (Pelayan)
51 51. Curhat dengan Rigel
52 52. Membeli Roti untuk Dhezia
53 53. Gold Eksekutif Room
54 54. Allen Terpesona
55 55. Makan dengan Allen
56 56. Hidangan Mahal
57 57. Kejahatan Novia
58 58. Menggendong Dhezia
59 59. Kejadian di Xander Mall
60 60. Rumah Sakit Tentara (RST)
61 61. Menunggui Acre di RST
62 62. Perhatian Sementara
63 63. Kecupan Sekilas Allen & Mengakhiri Perjanjian dengan Yovien
64 64. Pesan dari Brielle
65 65. Menyuapi Dhezia
66 66. Membantu Dhezia Mandi
67 67. Mendekap Erat Allen
68 68. Penjelasan Allen
69 69. Mencubit Pipi Dhezia
70 70. Dhezia Boleh Pulang dari RST
71 71. Kamar Mess Dhezia
72 72. Menciumi Dhezia
73 73. Severius dan Candra
74 74. Simpang Lima Semarang
75 75. Candra dan Severius ke Club
76 76. Mengetahui yang Sebenarnya
77 77. Allen dan Yovien Bertengkar
78 78. Titik Terang Kesalahpahaman
79 79. Tamat (Allen Melamar Dhezia)
Episodes

Updated 79 Episodes

1
1.Corona Virus Mengubah Semuanya!
2
2. Dhezia Frustasi
3
3. Ditolak Gabriel
4
4. Pulangnya Dhezia ke Indonesia
5
5. Pertemuan dengan Allen, Basah Kuyup!
6
6. Cekcok Allen dan Dhezia
7
7. Membeli Obat Demam
8
8. Rusaknya IPhone 14 Allen!
9
9. Bertemu Citra
10
10. First Kiss with Allen
11
11. Allen Tersenyum Licik
12
12. Lurah Jahat
13
13. Menyelamatkan Dhezia
14
14. Telfon dari Allen
15
15. The Bite Kiss
16
16. Dhezia Menangis
17
17. Diantar Pulang Allen
18
18. Pujaan Hati Allen
19
19. Allen Sedih
20
20. Dhezia Sakit
21
21. Kembalinya Allen ke Semarang
22
22. Dhezia ke Semarang
23
23. Perjanjian dengan Yovien
24
24. Kota Lama Semarang
25
25. Stasiun Tawang
26
26. Meremas dan Melempar Katsina Doll
27
27. Allen Menemui Dhezia
28
28. Allen Marah
29
29. Kedatangan Yovien
30
30. Sandal Jepit Maut
31
31. Payung untuk Allen
32
32. Kissing Under Umbrella
33
33. Jatuhnya Selimut Allen
34
34. Makan 10 Detik
35
35. Masa Lalu Allen dan Yovien
36
36. Flash Back in Bali 1
37
37. Flash Back in Bali 2
38
38. Flash Back in Bali 3
39
39. Flash Back in Bali 4
40
40. Flash Back in Bali 5
41
41. Kembali ke Masa Sekarang, 2021
42
42. Perdebatan Tuan Xander dan Nyonya Clarista
43
43. Permintaan Nyonya Clarista
44
44. Melacak Keberadaan Allen
45
45. Tak Mampu Mengungkapkan Perasaan
46
46. Memesan Taxi Online
47
47. Bunga Aster
48
48. Trans Semarang
49
49. Xander Japanesse Food
50
50. Memakai Baju Maid (Pelayan)
51
51. Curhat dengan Rigel
52
52. Membeli Roti untuk Dhezia
53
53. Gold Eksekutif Room
54
54. Allen Terpesona
55
55. Makan dengan Allen
56
56. Hidangan Mahal
57
57. Kejahatan Novia
58
58. Menggendong Dhezia
59
59. Kejadian di Xander Mall
60
60. Rumah Sakit Tentara (RST)
61
61. Menunggui Acre di RST
62
62. Perhatian Sementara
63
63. Kecupan Sekilas Allen & Mengakhiri Perjanjian dengan Yovien
64
64. Pesan dari Brielle
65
65. Menyuapi Dhezia
66
66. Membantu Dhezia Mandi
67
67. Mendekap Erat Allen
68
68. Penjelasan Allen
69
69. Mencubit Pipi Dhezia
70
70. Dhezia Boleh Pulang dari RST
71
71. Kamar Mess Dhezia
72
72. Menciumi Dhezia
73
73. Severius dan Candra
74
74. Simpang Lima Semarang
75
75. Candra dan Severius ke Club
76
76. Mengetahui yang Sebenarnya
77
77. Allen dan Yovien Bertengkar
78
78. Titik Terang Kesalahpahaman
79
79. Tamat (Allen Melamar Dhezia)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!