11. Allen Tersenyum Licik

Setelah keluar dari Ruang Perpustakaan Desa itu, Jantung Dhezia masih berdegup kencang, serasa mau copot saja jantungnya. Nafasnya tersenggal senggal. Dhezia sudah mencium Allen! Bagaimana pandangan Allen terhadap Dhezia saat ini? Akankah Allen menganggapnya gadis murahan?

“Arghh!! Tau lah pusing gue! Biarin! bodo! Lagian adegan kiss tadi kan Allen yang nyuruh!” pekik Dhezia dalam hati.

Drett..drett...drett…

Terdengar bunyi notifikasi chat di Whatsapp nya. Dhezia segera membaca pesannya siapa tau itu dari Citra yang akan mengajaknya pulang. Akan tetapi, dugannya itu salah. Benar benar salah. Allen yang mengirim pesan pada Dhezia.

(“Thanks, ya. Besok lagi!”) Isi pesan Allen. Syok!

Dhezia yang membaca pesan itu di layar ponselnya kakinya menjadi lemas seketika! Tapi Dhezia harus menguatkan kembali kakinya dan segera menemui Citra. Kemudian menyuruh Citra mengantarkannya pulang.

“Huft, syarat besok pikirin besok!” gerutunya pada diri sendiri seraya berjalan menuju Ruang Staff.

Begitu sampai di Ruang Staff, Dhezia tampak mencari cari keberadaan Citra.Anak itu tidak tampak batang hidungnya. Di Ruang Staff hanya ada Kepala Dusun dan lelaki paruh baya yang piket Satgas Covid dari Desa. Karena jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Dhezia kemudian memberanikan diri untuk masuk kedalam ruangan dan bertanya kepada mereka dimana keberadaan Citra.

Tok! tok! tok!

Dhezia mengetuk pintu Ruang Staff

"Selamat Malam, Pak." ucap Dhezia salam sebelum masuk ruangan.

Pak Hasan mendengar ada yang mengetuk pintu ruangan itu pun langsung menoleh melihat siapa yang datang.

"Iya, Selamat Malam, ini mbak Dhezia kan? Yang menang di Audisi Puteri Desa 2019 kan?" Pak Hasan langsung menebak identitas Dhezia ketika melihat wajah Dhezia.

"Hehe, iya Pak Hasan. Ini saya Dhezia," ucap Dhezia pada Pak Hasan.

"Tuh kan bapak bener. Lalu ada perlu apa kesini Zia?" tanya Pak Hasan.

"Dhezia mencari Citra pak," jawab Dhezia.

"Oh, Citranya tadi katanya mau ke Aula, Zia. Coba kamu cari di Aula Balai Desa," suruh Pak Hasan.

"Oh, ya. Baik Pak. Terimakasih Pak Hasan. Dhezia ke Aula dulu ya, Pak. Mari," pamit Dhezia sambil menundukkan kepala sebagai wujud rasa sopan pada pak Hasan yang mempunyai jabatan perangkat desa tersebut.

Dhezia kemudian berjalan meninggalkan Ruang Staff dan menuju Aula Balai Desa. Di Aula Balai desa tampak terlihat tiga orang tentara muda yang tadi siang Dhezia temui. Dhezia juga sempat membelikan teh pucuk untuk mereka. Ada Rigel, Severius, dan pandangan mata Dhezia terbelalak ketika menyadari seorang pria yang barusaja diciumnya di ruang perputakaan sudah ada di Aula. Allen!

“Ngapain Gadis ini masih disini? Mau nyium Gue lagi? Haha.”

Allen berekspektasi dalam hati Dhezia akan menciumnya lagi.

Tanpa menunggu lama Allen pun menghampiri Dhezia yang barusaja masuk dari pintu Aula.

"Cari siapa, Nona?" tanya Allen bernada manis sambil tersenyum licik.

"Ci-tra," jawab Dhezia.

Dhezia yang masih terkejut ketika melihat Allen berusaha terlihat tenang meski jantungnya berdegup kencang.

Dhezia takut orang- orang mengetahui apa yang terjadi denganya dan Allen. Dan Dhezia lebih takut lagi ketika orang- orang beranggapan kalo dirinya adalah cewek murahan.

"Oh Citra. Gatau, lagi keluar sama adek gue Candra kek nya," jawab Allen santai.

 “Gimana bisa setelah yang terjadi tadi nih cowok santai banget gini ya, benar- benar menyebalkan!” pekik Dhezia dalam hati. Kemudian melanjutkan bertanya.

"Kira- kira mereka lama?" tanyanya Dhezia pada Allen.

"Mana saya tau, saya bukan ibuk mereka," jawab Allen masih saja ketus sama Dhezia. Padahal cowok itu habis diciumnya.

"Yaudah, aku permisi dulu," kata Dhezia pada Allen.

“Huh. Padahal kan aku barusaja memenuhi syaratnya. Bagaimana bisa Allen tetap bersikap sadis gitu padaku?” pekiknya lagi dalam hati. Kemudian berlalu meninggalkan Aula itu.

Sementara Rigel yang melihat Allen dan Dhezia tampak menyadari pasti telah terjadi sesuatu pada mereka berdua.

"Severius, liat Abangmu Allen itu kayaknya nyembunyiin sesuatu dari kita," ujar Rigel.

"Iya bang, ada yang aneh. Biasanya si abang boss gak pernah peduli kalo ada cewek yang datang kesini, tadi kok mendadak nyamperin tuh cewek," sahut Severius.

"Nah kan betul. Kemarin si bianca kesini aja gak digubris sama sekali. Pasti terjadi sesuatu nih!"

Rigel tampak mendelik kearah Allen.

"Lo pada gak inget cewek tadi siang yang gue semprot pakai disinfektan?" tanya Allen pada mereka.

Kemudian Rigel dan Severius tampak mengingat ingat wajah cewek tadi siang. Iya. Itu cewek yang sama dengan cewek yang barusan masuk ke Aula.

" Lo apain dia lagi, Len?" tanya Rigel segera menginterogasi.

"Iya, abang apain dia lagi? Kasian bang! Abang gak inget setelah Abang jahilin dia tadi kita malahan di beliin teh pucuk?" kata Severius mengingatkan Abangnya itu.

"Tadi waktu saya mau beli Autan di Toserba, cewek itu gak sengaja nabrak saya waktu saya telfon Candra, akhirnya hp saya terlempar kejalan raya kemudian dilindas mobil pincanto yang lewat," terang Allen panjang lebar

menjelaskan kejadian yang menimpanya ketika didepan Toserba, sebelum teman dan adik lettingnya itu menyerbunya.

"Terus? Abang suruh dia ganti?" tanya Severius penasaran.

"Engga sekarang, saya kasih waktu, tapi dengan syarat," ucap Allen sembari tersenyum menang.

"S-syarat??!" Rigel dan Severius bertanya bersamaan.

"Ada hawa hawa syaratnya pasti aneh aneh ini," kata Rigel.

" Apa bang syaratnya?" tanya Severius penasaran.

"Gue suruh dia cium gue, haha.." Allen menjawab sambil tertawa.

"Hah?!!" jawab Severius syok mendengar jawaban abangnya itu barusan.

"Maksud lo, ciuman kecup biasa atau sampe basah basah gitu?" ucap Rigel memperjelas.

"Kepo aja ini kalian! Dilarang kepo ya! Ini urusan gue sama tuh cewek," sahut Allen pada mereka berdua.

"Terus ini sekarang abang pakai apa?" tanya Severius pada Allen.

"Sejak kapan hp saya cuma satu?" kata Allen

"Heh, kamu gak ingat abangmu Allen itu pewaris utama Xander Grup? Hp tak lebih dari harga permen karet baginya," sahut Rigel.

Allen yang mendengar perkataan Rigel barusan langsung berkata, "Gue gamau jadi Presdir, mau jadi tentara aja! Mengabdi pada negara, bermanfaat bagi orang banyak, sederhana tapi keren bisa pake loreng!" sahut Allen menggebu- gebu.

"Iyoo Pak Tentara," sahut Rigel menyenangkan hati temannya itu.

Sementara Dhezia yang telah keluar dari pintu Aula Balai Desa, tampak berdiri di dekat jalan raya disamping gerbang Balai Desa. Dhezia menunggu Citra yang katanya sedang keluar bersama Candra.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, tetapi Kawasan balai Desa belum terlihat sepi. Saat Dhezia tengah menunggu kedatangan Citra, terlihat mobil Pak Lurah dan Bu Lurah memasuki pintu gerbang Balai Desa.

***

Episodes
1 1.Corona Virus Mengubah Semuanya!
2 2. Dhezia Frustasi
3 3. Ditolak Gabriel
4 4. Pulangnya Dhezia ke Indonesia
5 5. Pertemuan dengan Allen, Basah Kuyup!
6 6. Cekcok Allen dan Dhezia
7 7. Membeli Obat Demam
8 8. Rusaknya IPhone 14 Allen!
9 9. Bertemu Citra
10 10. First Kiss with Allen
11 11. Allen Tersenyum Licik
12 12. Lurah Jahat
13 13. Menyelamatkan Dhezia
14 14. Telfon dari Allen
15 15. The Bite Kiss
16 16. Dhezia Menangis
17 17. Diantar Pulang Allen
18 18. Pujaan Hati Allen
19 19. Allen Sedih
20 20. Dhezia Sakit
21 21. Kembalinya Allen ke Semarang
22 22. Dhezia ke Semarang
23 23. Perjanjian dengan Yovien
24 24. Kota Lama Semarang
25 25. Stasiun Tawang
26 26. Meremas dan Melempar Katsina Doll
27 27. Allen Menemui Dhezia
28 28. Allen Marah
29 29. Kedatangan Yovien
30 30. Sandal Jepit Maut
31 31. Payung untuk Allen
32 32. Kissing Under Umbrella
33 33. Jatuhnya Selimut Allen
34 34. Makan 10 Detik
35 35. Masa Lalu Allen dan Yovien
36 36. Flash Back in Bali 1
37 37. Flash Back in Bali 2
38 38. Flash Back in Bali 3
39 39. Flash Back in Bali 4
40 40. Flash Back in Bali 5
41 41. Kembali ke Masa Sekarang, 2021
42 42. Perdebatan Tuan Xander dan Nyonya Clarista
43 43. Permintaan Nyonya Clarista
44 44. Melacak Keberadaan Allen
45 45. Tak Mampu Mengungkapkan Perasaan
46 46. Memesan Taxi Online
47 47. Bunga Aster
48 48. Trans Semarang
49 49. Xander Japanesse Food
50 50. Memakai Baju Maid (Pelayan)
51 51. Curhat dengan Rigel
52 52. Membeli Roti untuk Dhezia
53 53. Gold Eksekutif Room
54 54. Allen Terpesona
55 55. Makan dengan Allen
56 56. Hidangan Mahal
57 57. Kejahatan Novia
58 58. Menggendong Dhezia
59 59. Kejadian di Xander Mall
60 60. Rumah Sakit Tentara (RST)
61 61. Menunggui Acre di RST
62 62. Perhatian Sementara
63 63. Kecupan Sekilas Allen & Mengakhiri Perjanjian dengan Yovien
64 64. Pesan dari Brielle
65 65. Menyuapi Dhezia
66 66. Membantu Dhezia Mandi
67 67. Mendekap Erat Allen
68 68. Penjelasan Allen
69 69. Mencubit Pipi Dhezia
70 70. Dhezia Boleh Pulang dari RST
71 71. Kamar Mess Dhezia
72 72. Menciumi Dhezia
73 73. Severius dan Candra
74 74. Simpang Lima Semarang
75 75. Candra dan Severius ke Club
76 76. Mengetahui yang Sebenarnya
77 77. Allen dan Yovien Bertengkar
78 78. Titik Terang Kesalahpahaman
79 79. Tamat (Allen Melamar Dhezia)
Episodes

Updated 79 Episodes

1
1.Corona Virus Mengubah Semuanya!
2
2. Dhezia Frustasi
3
3. Ditolak Gabriel
4
4. Pulangnya Dhezia ke Indonesia
5
5. Pertemuan dengan Allen, Basah Kuyup!
6
6. Cekcok Allen dan Dhezia
7
7. Membeli Obat Demam
8
8. Rusaknya IPhone 14 Allen!
9
9. Bertemu Citra
10
10. First Kiss with Allen
11
11. Allen Tersenyum Licik
12
12. Lurah Jahat
13
13. Menyelamatkan Dhezia
14
14. Telfon dari Allen
15
15. The Bite Kiss
16
16. Dhezia Menangis
17
17. Diantar Pulang Allen
18
18. Pujaan Hati Allen
19
19. Allen Sedih
20
20. Dhezia Sakit
21
21. Kembalinya Allen ke Semarang
22
22. Dhezia ke Semarang
23
23. Perjanjian dengan Yovien
24
24. Kota Lama Semarang
25
25. Stasiun Tawang
26
26. Meremas dan Melempar Katsina Doll
27
27. Allen Menemui Dhezia
28
28. Allen Marah
29
29. Kedatangan Yovien
30
30. Sandal Jepit Maut
31
31. Payung untuk Allen
32
32. Kissing Under Umbrella
33
33. Jatuhnya Selimut Allen
34
34. Makan 10 Detik
35
35. Masa Lalu Allen dan Yovien
36
36. Flash Back in Bali 1
37
37. Flash Back in Bali 2
38
38. Flash Back in Bali 3
39
39. Flash Back in Bali 4
40
40. Flash Back in Bali 5
41
41. Kembali ke Masa Sekarang, 2021
42
42. Perdebatan Tuan Xander dan Nyonya Clarista
43
43. Permintaan Nyonya Clarista
44
44. Melacak Keberadaan Allen
45
45. Tak Mampu Mengungkapkan Perasaan
46
46. Memesan Taxi Online
47
47. Bunga Aster
48
48. Trans Semarang
49
49. Xander Japanesse Food
50
50. Memakai Baju Maid (Pelayan)
51
51. Curhat dengan Rigel
52
52. Membeli Roti untuk Dhezia
53
53. Gold Eksekutif Room
54
54. Allen Terpesona
55
55. Makan dengan Allen
56
56. Hidangan Mahal
57
57. Kejahatan Novia
58
58. Menggendong Dhezia
59
59. Kejadian di Xander Mall
60
60. Rumah Sakit Tentara (RST)
61
61. Menunggui Acre di RST
62
62. Perhatian Sementara
63
63. Kecupan Sekilas Allen & Mengakhiri Perjanjian dengan Yovien
64
64. Pesan dari Brielle
65
65. Menyuapi Dhezia
66
66. Membantu Dhezia Mandi
67
67. Mendekap Erat Allen
68
68. Penjelasan Allen
69
69. Mencubit Pipi Dhezia
70
70. Dhezia Boleh Pulang dari RST
71
71. Kamar Mess Dhezia
72
72. Menciumi Dhezia
73
73. Severius dan Candra
74
74. Simpang Lima Semarang
75
75. Candra dan Severius ke Club
76
76. Mengetahui yang Sebenarnya
77
77. Allen dan Yovien Bertengkar
78
78. Titik Terang Kesalahpahaman
79
79. Tamat (Allen Melamar Dhezia)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!