3. Ditolak Gabriel

Setelah Nicole berlalu pergi, Gabriel kemudian berlari mengikuti arah Dhezia berjalan. Gabriel penasaran dengan gadis yang menarik perhatiannya ketika menari itu. Dan benar saja, dalam beberapa menit Gabriel menemukan Dhezia yang sedang berjalan menuju apartemen sederhana yang ditempatinya. Dhezia tidak menyadari jika ada seorang laki laki yang mengikutinya. Setelah hampir 20 menit berjalan. Sampailah Dhezia di depan apartemen tempat ia tinggal. Dhezia menaiki tangga menuju lantai dua. Lalu menuju pintu apartemennya. Dhezia mengeluarkan kunci hendak membuka pintu apartemen itu. Namun, ketika hendak masuk ada seorang laki laki menyapanya dari belakang punggungnya.

"Gadis penari?" sapa Gabriel.

Dhezia menoleh kebelakang. Berapa terkejutnya Dhezia ketika mendapati yang menyapanya ternyata Gabriel.

"Gab-Gabriel, I-iya ada apa, mengapa disini?"

Dhezia menjawab dengan pertanyaan beruntun karena ia gugup.

"Aku melihatmu menangis di seberang jalan tadi, ketika aku sedang bersama kekasihku," jawab Gabriel datar.

'Bersama kekasihku' entah kenapa kalimat Gabriel terakhir membuat Dhezia sakit hati mendengarnya. Tubuhnya bergetar.

“Seperti inikah rasanya perasaan yang tak berbalas?” batin Dhezia.

"Mengapa kau menangis?" tanya Gabriel lagi.

"Ah tidak, tadi ada sesuatu yang masuk di mataku, aku hanya kelilipan," jawab Dhezia mencari alasan.

"Tidak mungkin, jelas-jelas tadi kau menangis, aku melihatmu menyeka air mata di di seberang sana," jawab Gabriel menyanggah apa yang dikatakan perempuan di depannya itu.

Sementara Dhezia hanya diam tak bergeming. Enggan menjawab pertanyaan Gabriel. Hatinya sudah terlalu sakit mengetahui fakta tentang Gabriel yang sudah memiliki perempuan dihatinya.

Apartemen Dhezia berada di lantai dua dari gedung yang terdiri atas sepuluh lantai itu. Akses jalan antara pintu pintu apartemen yang berhadapan tidak lebar sehingga ketika ada penghuni apartemen lain yang akan lewat mereka harus menepi ke dekat dinding. Gabriel yang menyadari hal itu bergerak cepat mengambil kunci dari genggaman tangan Dhezia, kemudian membuka pintu Apartemen Dhezia dengan dua kali putaran kunci, dan Gabriel berhasil masuk ke dalam apartemen Dhezia.

"Hey, mengapa kau masuk?" protes Dhezia yang sontak terkejut melihat Gabriel kini masuk ke apartemennya.

"Kita bisa menganggu penghuni apartemen lain yang akan lewat jika terus berdiri disana, jadi kau tinggal disini?" tanya Gabriel santai sambil memandangi apartemen sederhana yang ditinggali gadis itu.

“Benar benar gadis timur yang rapi,” batin Gabriel. Ia melihat rak rak buku yang tertata rapi. Kasur dengan sprei yang rapi, semua barang barang di apartemen Dhezia sangat terawat, tak ada debu yang menempel diantara barang barangnya itu. Jauh berbeda dengan Nicole yang sering berantakan kamarnya. Gabriel melihat figura yang terpajang di dinding.

“Ini foto kamu dengan keluargamu di Indonesia?” tanya Gabriel.

Dhezia hanya diam. Ia tak memiliki keinginan untuk menajwab laki laki bule itu.

Namun, sebenarnya Dhezia juga sedikit senang dapat melihat Gabriel dari dekat. Siapa yang menyangka laki laki bule itu akan mengikutinya. Tetapi, Dhezia juga harus sadar bahwa laki laki di depannya itu sudah terisi hatinya.

Ada Nicole yang sudah menempati hatinya.

"Mengapa masih diam? Jadi mengapa kau tadi menangis?"

Lagi lagi Gabriel menanyakan hal yang sama.

"Memangnya apa pedulimu?" sahut Dhezia pada akhirnya.

"Hey, aku peduli, melihatmu menangis di seberang jalan tadi aku bergegas mengikutimu, aku bahkan menyuruh Nicole pulang sendiri!” jelas Gabriel.

“Nicole. Gabriel kembali menyebut nama kekasihnya itu. Tidakkah kau tau

Gabriel? Bahwa aku menyukaimu?” batin Dhezia.

"Iya mengapa kau peduli denganku? Sementara kau adalah kekasih

Nicole?"

Ucapan Dhezia membuat Gabriel gugup seketika. Benar juga, mengapa Gabriel harus peduli dengan gadis penari itu? Tidak, Gabriel tidak peduli, dia hanya penasaran dengan gadis penari timur yang bernama Dhezia dan mengapa Dhezia menangis saat melihatnya bersama Nicole di seberang jalan tadi.

"Cih! Mengapa bergantian kau yang diam?" ledek Dhezia pada Gabriel.

"Kau tidak suka aku peduli kepadamu? Aneh sekali, padahal semua gadis biasanya suka jika melihatku peduli dengan mereka," ucap Gabriel dengan percaya diri.

"Tidak, Aku tidak sama seperti mereka!" tolak Dhezia tidak mau disana samakan dengan perempuan lain.

"Hey, gadis penari, apa kau sadar aku ini siapa? Aku Gabriel Holdon! Tim Renang inti Amerika. Pemenang medali emas di Olimpiade Tokyo! Wahai gadis penari," jelas Gabriel panjang lebar memamerkan segudang prestasinya.

"Hihi..." sahut Dhezia. Ia yang mendengar ocehan laki laki di depannya itu pun tertawa geli dan rasa sakit hatinya kian menurun.

Dhezia memang perempuan yang sangat mengagumi laki laki berprestasi, terlebih lagi Dhezia datang ke Amerika dengan beasiswa. Dan juga, setau Dhezia sejauh ini Gabriel adalah laki-laki pertama yang memperhatkannya dan menyapanya lebih dahulu.

"Briel....," panggil Dhezia pada akhirnya.

Gabriel menatap Dhezia. Didengarnya suara gadis di depannya itu menyebut namanya. Sebenarnya Dhezia tidak buruk juga, Gadis berkulit sawo matang dengan rambut terurai itu lumayan manis. Berbeda dengan kekasihnya Nicole yang berkulit putih sewajarnya perempuan Amerika. Dhezia benar benar gadis idaman

para laki laki barat seperti Gabriel.

"Maf jika ini terburu- buru, tapi aku.... menyukaimu," ucap Dhezia menyatakan perasaannya.

Entah apa yang mempengaruhi Dhezia sehingga mendapatkan kekuatan untuk

menyatakan perasaannya pada Gabriel. Sementara Gabriel yang mendengar apa yang

dikatakan Dhezia barusan hanya mengangkat satu alisnya, meminta penjelasan

lebih.

"Dengar Briel…, aku Dhezia Anastasya, hari ini aku mengungkapkan perasaanku yang sudah ada sejak kamu melihatku menari pada kelas musik dan tari semester lalu," lanjut Dhezia.

“Jadi? Kau tadi menangis karena tau aku sedang Bersama Nicole? Maadkan aku,” ujar Gabriel penuh penyesalan.

"Tak apa, aku hanya merasa harus mengatakannya kepadamu, karena setelah ini aku harus pulang ke Indonesia, tidak apa apa kamu tidak membalas perasaanku karena aku tau memang hatimu untuk Nicole, bukan untukku,” lanjut Dhezia.

Gabriel yang mendengar perkataan tulus gadis di depannya itu kian merasa bersalah.

"Maaf, seharusnya aku tau ini lebih awal, agar aku tak menyakitimu, dan bisa berhati hati ketika sedang Bersama Nicole, Anastasya. Maaf juga, aku belum bisa membalas perasaanmu, Anastasya. Tetapi kita masih bisa berteman," jawab Gabriel merasa bersalah. Kemudian memeluk gadis di depannya itu.

Dhezia merasakan pelukan hangat Gabriel, ia merasa begitu menyedihkan. Harus di pulangkan ke Indonesia dan cintanya di tolak oleh Gabriel. Dhezia hanya tak habis pikir, bagaimana bisa ia menyukai pacar orang.Dan  Dhezia tau jika Gabriel akan menolaknya jika ia mengungkapkan perasannya. Tetapi tidak apa apa, setelah ini mungkin ia tidak akan bertemu dengan Gabriel lagi. Jadi, Dhezia mungkin akan merasa lega.

"Barangkali memang benar, beberapa orang di dunia ini dipertemukan hanya untuk jatuh cinta, tapi bukan untuk bersama," batin Dhezia dengan rasa sedihnya.

***

Terpopuler

Comments

Sery

Sery

perhatianmu membuat Dhezia sedih

2023-04-18

0

lihat semua
Episodes
1 1.Corona Virus Mengubah Semuanya!
2 2. Dhezia Frustasi
3 3. Ditolak Gabriel
4 4. Pulangnya Dhezia ke Indonesia
5 5. Pertemuan dengan Allen, Basah Kuyup!
6 6. Cekcok Allen dan Dhezia
7 7. Membeli Obat Demam
8 8. Rusaknya IPhone 14 Allen!
9 9. Bertemu Citra
10 10. First Kiss with Allen
11 11. Allen Tersenyum Licik
12 12. Lurah Jahat
13 13. Menyelamatkan Dhezia
14 14. Telfon dari Allen
15 15. The Bite Kiss
16 16. Dhezia Menangis
17 17. Diantar Pulang Allen
18 18. Pujaan Hati Allen
19 19. Allen Sedih
20 20. Dhezia Sakit
21 21. Kembalinya Allen ke Semarang
22 22. Dhezia ke Semarang
23 23. Perjanjian dengan Yovien
24 24. Kota Lama Semarang
25 25. Stasiun Tawang
26 26. Meremas dan Melempar Katsina Doll
27 27. Allen Menemui Dhezia
28 28. Allen Marah
29 29. Kedatangan Yovien
30 30. Sandal Jepit Maut
31 31. Payung untuk Allen
32 32. Kissing Under Umbrella
33 33. Jatuhnya Selimut Allen
34 34. Makan 10 Detik
35 35. Masa Lalu Allen dan Yovien
36 36. Flash Back in Bali 1
37 37. Flash Back in Bali 2
38 38. Flash Back in Bali 3
39 39. Flash Back in Bali 4
40 40. Flash Back in Bali 5
41 41. Kembali ke Masa Sekarang, 2021
42 42. Perdebatan Tuan Xander dan Nyonya Clarista
43 43. Permintaan Nyonya Clarista
44 44. Melacak Keberadaan Allen
45 45. Tak Mampu Mengungkapkan Perasaan
46 46. Memesan Taxi Online
47 47. Bunga Aster
48 48. Trans Semarang
49 49. Xander Japanesse Food
50 50. Memakai Baju Maid (Pelayan)
51 51. Curhat dengan Rigel
52 52. Membeli Roti untuk Dhezia
53 53. Gold Eksekutif Room
54 54. Allen Terpesona
55 55. Makan dengan Allen
56 56. Hidangan Mahal
57 57. Kejahatan Novia
58 58. Menggendong Dhezia
59 59. Kejadian di Xander Mall
60 60. Rumah Sakit Tentara (RST)
61 61. Menunggui Acre di RST
62 62. Perhatian Sementara
63 63. Kecupan Sekilas Allen & Mengakhiri Perjanjian dengan Yovien
64 64. Pesan dari Brielle
65 65. Menyuapi Dhezia
66 66. Membantu Dhezia Mandi
67 67. Mendekap Erat Allen
68 68. Penjelasan Allen
69 69. Mencubit Pipi Dhezia
70 70. Dhezia Boleh Pulang dari RST
71 71. Kamar Mess Dhezia
72 72. Menciumi Dhezia
73 73. Severius dan Candra
74 74. Simpang Lima Semarang
75 75. Candra dan Severius ke Club
76 76. Mengetahui yang Sebenarnya
77 77. Allen dan Yovien Bertengkar
78 78. Titik Terang Kesalahpahaman
79 79. Tamat (Allen Melamar Dhezia)
Episodes

Updated 79 Episodes

1
1.Corona Virus Mengubah Semuanya!
2
2. Dhezia Frustasi
3
3. Ditolak Gabriel
4
4. Pulangnya Dhezia ke Indonesia
5
5. Pertemuan dengan Allen, Basah Kuyup!
6
6. Cekcok Allen dan Dhezia
7
7. Membeli Obat Demam
8
8. Rusaknya IPhone 14 Allen!
9
9. Bertemu Citra
10
10. First Kiss with Allen
11
11. Allen Tersenyum Licik
12
12. Lurah Jahat
13
13. Menyelamatkan Dhezia
14
14. Telfon dari Allen
15
15. The Bite Kiss
16
16. Dhezia Menangis
17
17. Diantar Pulang Allen
18
18. Pujaan Hati Allen
19
19. Allen Sedih
20
20. Dhezia Sakit
21
21. Kembalinya Allen ke Semarang
22
22. Dhezia ke Semarang
23
23. Perjanjian dengan Yovien
24
24. Kota Lama Semarang
25
25. Stasiun Tawang
26
26. Meremas dan Melempar Katsina Doll
27
27. Allen Menemui Dhezia
28
28. Allen Marah
29
29. Kedatangan Yovien
30
30. Sandal Jepit Maut
31
31. Payung untuk Allen
32
32. Kissing Under Umbrella
33
33. Jatuhnya Selimut Allen
34
34. Makan 10 Detik
35
35. Masa Lalu Allen dan Yovien
36
36. Flash Back in Bali 1
37
37. Flash Back in Bali 2
38
38. Flash Back in Bali 3
39
39. Flash Back in Bali 4
40
40. Flash Back in Bali 5
41
41. Kembali ke Masa Sekarang, 2021
42
42. Perdebatan Tuan Xander dan Nyonya Clarista
43
43. Permintaan Nyonya Clarista
44
44. Melacak Keberadaan Allen
45
45. Tak Mampu Mengungkapkan Perasaan
46
46. Memesan Taxi Online
47
47. Bunga Aster
48
48. Trans Semarang
49
49. Xander Japanesse Food
50
50. Memakai Baju Maid (Pelayan)
51
51. Curhat dengan Rigel
52
52. Membeli Roti untuk Dhezia
53
53. Gold Eksekutif Room
54
54. Allen Terpesona
55
55. Makan dengan Allen
56
56. Hidangan Mahal
57
57. Kejahatan Novia
58
58. Menggendong Dhezia
59
59. Kejadian di Xander Mall
60
60. Rumah Sakit Tentara (RST)
61
61. Menunggui Acre di RST
62
62. Perhatian Sementara
63
63. Kecupan Sekilas Allen & Mengakhiri Perjanjian dengan Yovien
64
64. Pesan dari Brielle
65
65. Menyuapi Dhezia
66
66. Membantu Dhezia Mandi
67
67. Mendekap Erat Allen
68
68. Penjelasan Allen
69
69. Mencubit Pipi Dhezia
70
70. Dhezia Boleh Pulang dari RST
71
71. Kamar Mess Dhezia
72
72. Menciumi Dhezia
73
73. Severius dan Candra
74
74. Simpang Lima Semarang
75
75. Candra dan Severius ke Club
76
76. Mengetahui yang Sebenarnya
77
77. Allen dan Yovien Bertengkar
78
78. Titik Terang Kesalahpahaman
79
79. Tamat (Allen Melamar Dhezia)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!