Sania Si Gadis Cacat.

Dari ufuk timur, bias indah berwarna jingga keemasan mulai menyapa bumi. Dedaunan mulai sedikit bergoyang ditiup angin sepoi-sepoi. Embun yang singgah kembali beranjak pergi. Burung-burung di pepohonan juga ikut beradu nyanyi.

Sayangnya, keindahan itu tidak bisa dinikmati seorang gadis yang berjalan gopoh meninggalkan lorong gang menuju jalan raya. Nia harus cepat sampai ke apartemen Bara. Menyiapkan sarapan seperti yang tertera di kontrak kerja.

Seperti kemaren laki-laki aneh ternyata kembali menjemput dirinya. Tidak ada drama seperti kemaren, Nia yang sudah kenal langsung membuka pintu, duduk dikursi penumpang bagian depan, samping David.

"Assalamualaikum....." sapa Nia setelah duduk.

"Wa... walaikumsalam....." mendadak mendapat salam, David jadi gugup.

Nia terkekeh.

"Ada yang lucu?" mulai nada sinis keluar dari bibir David.

"Enggak, hanya pengen ketawa aja. Habisnya kakak jawab salam gugup gitu"

"B ....aja kali"

"B itu apa sih....kak?" Nia penasaran.

"Ah...itu aja nggak tau, nggak gaul. B itu artinya BIASA "

"Oh....." ujungnya Nia ber ohhh...ria.

David melajukan roda empatnya. Mulai fokus dengan jalanan yang mulai ramai. Nia kembali melirik lelaki yang dua hari ini selalu menjemput dirinya.

"Kenapa Lo ngeliat gue gitu?" sekilas David melirik Nia, sedetik berikutnya kembali fokus nyetir.

"Kakak siapanya pak Bara?" tanya Ni polos.

"Orang suruhannya, kenapa emang?" David kembali ketus.

"Hanya pengen tau aja" jawab Nia apa adanya.

"Sekarang udah tau kan...?" Nia mengangguk. "Sekarang jangan ganggu, gue mau konsen nyetir"

Sampai mobil memasuki basemen apartemen, tidak ada lagi obrolan. Setelah mengucapkan terima kasih, Nia langsung bergegas turun. Sedang David kembali melajukan mobilnya. Nia berjalan cepat, ia mulai hafal dimana keberadaan apartemen Bara.

Hati-hati Nia memasukkan password apartemen Bara. Hanya sekali coba langsung berhasil. Nia tersenyum puas. Pelan mendorong pintu diiringi salam, namun tidak ada jawaban. Apartemen juga terlihat sepi. Mungkin bos anehnya masih tidur.

Nia gegas ke dapur, mencari apa saja yang bisa ia masak. Cekatan satu tangan Nia mencuci dan memotong sayur. Nasi juga sudah ia masak. Tanpa Nia sadari ternyata Bara sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Nia. Ia bersandar di sekat antara dapur dan ruang tv. Decak kagum tidak bisa ia sembunyikan, meski hanya dengan satu tangan Nia mampu melakukan semuanya.

"Emmmm...." Bara berdehem.

"Astagfirullah....." kaget Nia. Cepat ia memutar pandangan, ternyata Bara sedang menatapnya tajam.

"Eh...mas udah bangun, maaf sarapannya belum siap. Sepuluh menitan lagi baru selesai" ucap Nia sedikit takut, pada laki-laki bermuka bantal. Bara masih mengenakan piyama tidur. Rambutnya juga terlihat acak-acakan.

"Cepat selesaikan! Setelah itu temui saya diruang kerja!" Setelah mengatakan itu, bara pergi begitu saja. Tanpa memberi kesempatan Nia menjawab.

"Dasar aneh..." gumam Nia pelan.

***

Kediaman Pak Ramlan.

Di meja makan, Dirga kurang berselera menikmati sarapannya. Hampir sebulan, sejak kepergian Nia, semua menu kurang cocok di lidahnya. Sebenarnya Dirga merasa ada yang kurang selama kepergian Nia, hanya saja sifat angkuh membutakan mata juga hatinya.

Pak Ramlan yang juga duduk di meja makan, melihat dengan jelas bagaimana Dirga yang enggan menghabiskan sarapan yang baru beberapa sendok di makan.

"Kenapa? Nggak selera lagi? Makanya cepat nikahi Nia! biar kita bis makan enak lagi" ucap pak Ramlan pelan sambil melirik kearah dapur, takut menyinggung pembantu yang baru.

"Enggaklah, hanya lagi nggak nafsu aja" cepat Dirga beralasan. "Dirga berangkat kerja dulu pa" Dirga bangkit menggeser kursi dan bersalaman dengan pak Ramlan.

"Hati-hati!" pesan pak Ramlan.

"Hem...."

Dirga langsung berangkat ke kantor, sebelumnya ia akan mampir ke apartemen Geby, rutinitas setiap pagi. Ia bela-belain jadi sopir Geby, jika tidak kekasihnya itu akan ngambek.

***

"Terima, atau kamu akan mengganti uang saya sepuluh kali lipat sesuai dengan kesepakatan yang telah kamu tanda tangani!"

"Ha....mana bisa seperti itu. Ini sudah mengada-ngada. Kesepakatan awal kan...saya hanya bekerja untuk membayar kerugian tiga puluh tiga juta, kenapa sekarang saya harus mengikuti semua kemauan bapak!" Sania sedikit berteriak, ia merasa dipermainkan dan dijebak.

Bara melempar kasar kontrak kerja ke hadapan Nia. "Baca dengan teliti! Kamu sendiri yang setuju menandatangani!" Bara terpancing emosi. wajah memerah, ia menahan amarah.

Cepat Nia membuka kembali surat perjanjian kerja yang telah ia tanda tangani, di atas materai pula. Benar, di salah satu poin akhir, tertulis bahwa 'apa pun yang di inginkan pihak pertama dari pihak ke dua, maka pihak kedua wajib memenuhi

Apabila pihak kedua melanggar, maka pihak kedua akan membayar hutang menjadi sepuluh kali lipat dalam waktu 1x 24 jam'

Deg.....

Setetes air mata ikut luruh, mengakhiri perjanjian yang Nia baca. Kenapa Nia bisa seceroboh ini dalam bertindak? Kenapa ia tidak membaca samai habis poin perjanjian kerja waktu itu.

"Kamu liat sendiri kan..? Bahkan sebelum perjanjian ini kmu tanda tangani, saya sudah mengirimkannya lewat wa. Sekarang pilihannya hanya dua, ikuti kemauan saya, atau ganti uang sepuluh kali lipat?" seringai licik terbit di wajah Bara.

Semua sudah terlanjur, Nia yang ceroboh harus masuk kedalam permainan Bara. Nia enggan berkata, hanya air mata sebagai bukti betapa sakitnya ia saat ini. Jika ia setuju apa yang akan di katakan pada buk Fatimah.

"Sekarang lanjutkan pekerjaanmu! Ingat.... Nanti malam pakai baju yang kita beli kemaren! sekarang kamu boleh keluar!" usir Bara tak berperasaan.

***

Malam tiba.

Berhubung ini malam Minggu, seperti biasa Dirga akan memanjakan Geby dengan menyantap kuliner di restoran mewah. Kluwe Resto jadi pilihannya. sebelumnya Dirga sudah membuat reservasi, karena restoran ini akan penuh pengunjung, terlebih ini malam Minggu.

Geby bergelayut manja di lengan kokoh Dirga. Ada rasa kebanggaan tersendiri saat berdampingan dengan Dirga. Si lelaki ganteng nan mapan. Pasti semua perempuan ingin berada di posisi Geby saat ini. Sepanjang jalan, senyum seksi senantiasa ia tebar wujud rasa bahagia.

Entah kebetulan semacam apa, di dalam restoran Dirga melihat sosok Bara, ia sangat yakin itu bara. Meski posisinya membelakangi. Tapi tunggu, Bara menggandeng seorang wanita berhijab.

"Oh....nice..., itu Bara kan...?" tunjuk Dirga dengan dagunya. Sekilas Dirga melirik Geby.

Kening Geby berkerut dengan tatapan memicing, ia mengikuti arah yang ditunjuk Dirga mencoba menelisik kebenaran, apa benar itu Bara? Bukankah selama ini Bara hanya miliknya? Sekali pun ia belum pernah melihat bos dinginnya menggandeng seorang wanita.

Tapi, jika dilihat-lihat postur serta ciri-ciri orang di depan itu memang Bara.

"Bro....!" Dirga coba memanggil orang yang di duga Bara.

Merasa kenal dengan suara panggilan, Bara menoleh ke belakang, dan ternyata benar, Dirga. Senyum ia terbitkan. Dirga juga balas tersenyum, diiringi ayunan kaki mendekati Bara.

Nia yang di gandeng Bara, otomatis ikut memutar badan mengikuti gerakan Bara.

Deg....

Dalam tatapan garis lurus, mata teduh Nia bertemu dengan tatapan Dirga. Senyum yang tadi terkembang perlahan luntur, dikala Dirga menyadari wanita yang di gandeng Bara adalah Sania si gadis cacat.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

apa mau apa lg km dirga😡😡

2023-04-09

2

mom mimu

mom mimu

satu iklan mendarat, semangat terus 💪🏻💪🏻💪🏻

2023-04-09

0

mom mimu

mom mimu

bikin Nia cantik kebangetan kak Lin, buat Dirga nyesel akut tuh 😅😅

2023-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!