Pengemis

Hampir sebulan semenjak tidak lagi bekerja paruh waktu dirumah pak Ramlan, Nia dengan segala keterbatasannya berjualan kerupuk di lampu merah. Tidak ada kata malu atau pun menyerah. Selama yang dikerjakan halal, Nia akan semangat melakukannya.

Sudah mencoba berkali-kali memasukkan lamaran dirumah-rumah makan, semisal diterima jadi tukang cuci piring pun ia rela. Hanya saja semua menolak Nia yang cacat, dan menganggap Nia hanya bercanda karena mana bisa Nia bekerja dengan tangan yang seperti itu.

Tidak cukup dirumah makan, Nia juga mencoba melamar di tempat laundry, tapi semua menolak dirinya. Inilah sebabnya ia sangat berterima kasih pada pak Ramlan, orang berhati mulia, yang pernah mempekerjakan Nia tanpa memandang kekurangan. Hasil pekerjaan Nia pun tidak pernah dipermasalahkan.

Tabungan Nia yang tak seberapa, semakin hari semakin menipis, mau tak mau Nia menawarkan diri pada tetangga untuk membantu menjualkan kerupuk udang. Mengambil untung dua ribu dari tiap bungkusnya saat kerupuk laku terjual.

Di sinilah Nia saat ini, perempatan lampu merah. Berjualan kerupuk udang. Satu tangan mengapit keranjang. Sedang tangan satunya digunakan untuk memegang satu bungkus kerupuk yang akan ditawarkan.

Panas terik, debu dan polusi serta asap kendaraan sudah menjadi makanan Nia selama seminggu ini. Ia akan sedikit terseok-seok saat berlarian membawa keranjang dagangan yang berisikan belasan bungkus kerupuk udang, menuju para pengguna jalan yang sedang berhenti di lampu merah.

Sesekali ujung jilbab segi empat berwarna baby pink, yang menjuntai panjang, dijadikan sapu tangan untuk mengelap keringat yang bercucuran di dahi. Berbaju kaos lengan panjang warna krim, serta mengenakan rok plikset hitam sebagai bawahan itulah seragam Nia hari ini. Warna pakaian yang dinilai serampangan. Jauh dari kata modis apalagi seksi. Bagi Nia bisa menutup aurat secara sempurna itu yang paling utama. Lagian baju yang dipakai terbilang bersih, meskipun warnanya sudah mulai memudar.

Sungguh penampilan Nia tidak masuk kedalam selera laki-laki kota yang mencintai wanita dari luarannya saja. Laki-laki yang lebih mengutamakan penampilan ketimbang iman.

Termasuk Dirga yang secara tidak sengaja melihat keberadaan Nia diantara anak-anak yang ngamen, memandang dengan tatapan meremehkan, jijik dan nggak banget.

Dulu dia bersikap biasa saja pada Nia, malah terkadang mengantarkan Nia ke kampus pun ia pernah, dimintai tolong oleh pak Ramlan tentunya. Namun setelah tau pak Ramlan sempat berniat menjodohkan dirinya dengan Nia, rasa benci itu tidak bisa ditolak lagi. Bercokol tertanam kuat dalam hati, sehingga hanya kata membenci yang ia peruntukkan untuk Nia.

Nia dan Geby tak bisa di bandingkan, dua pribadi yang sangat bertolak belakang. Geby yang tampil seksi nan modis dengan rok mini kekurangan bahan, serta baju kemeja putih transparan yang terbuka dua kancing di atasnya, sungguh pemandangan yang menggoda iman. Apalagi sepertinya Geby duduk dalam posisi menantang di samping Dirga yang sibuk dengan setirnya. Ada rasa bangga tersendiri bisa menjadikan Geby sebagai kekasih. Secara body yang langsing namun sintal, juga cara berpakaian Geby yang benar-benar memenuhi nafsu dirinya sebagai lelaki dewasa.

Seringai licik muncul diwajah Dirga saat melihat Nia berjalan mendekati mobilnya. Dirga sengaja menurunkan kaca di samping Geby. Geby melirik penuh tanda tanya pada kekasihnya itu. "Kenapa diturunkan?"

Dirga hanya menunjuk dengan dagunya. Geby mengikuti arah pandang Dirga. Seorang gadis yang sedang menjinjing satu keranjang penuh kerupuk lah yang jadi tumpuannya.

"Mau beli kerupuk itu?" Geby menyerngit bingung, tidak biasanya Dirga memakan makanan yang dijual serampangan pinggir jalan, terkesan jorok.

Dirga tidak menjawab. Namun seringai licik masih melekat di wajahnya.

"Mau kerupuk mbak?" tanya Nia lembut pada Geby yang terduduk bingung. Ia kembali melirik pada Dirga.

"Kamu mau?" Geby kembali memastikan.

Deg.....

Nia baru menyadari ternyata ada laki-laki yang sedang ingin ia hindari. Menatap dirinya dengan tatapan meremehkan.

"Sebenarnya aku nggak makan, makanan yang dijual dijalan-jalan seperti ini, jorok soalnya. Apalagi penjualnya..." Dirga menelanjangi penampilan Nia dari ujung kaki sampai ujung kepala. "ca-cat" sambung Dirga tidak berperasaan.

Nia berniat pergi, jujur hatinya sakit, namun membalas ia tak kuasa.

"Eh....mau kemana kamu?" tahan Dirga setengah berteriak yang menyadari pergerakan Nia.

"Ni sayang....tolong kasih sama pengemis itu! itung-itung sebagai uang kompensasi" ucapnya sombong sambil memberikan satu lembar uang merah pada Geby untuk di berikan lagi pada Nia yang dianggap sedang mengemis.

Geby sedikit ragu, entah kenapa kelakuan Dirga terlihat aneh dimatanya, tidak pernah-pernah Dirga bertingkah seperti itu. Biasanya palingan cuek-cuek saja, saat ada pengemis yang mengetuk kaca mobilnya.

"Maaf mbak, saya bukan pengemis, permisi! Tolak Nia, masih menjaga adab meski Dirga memperlakukannya hina. Nia pergi meninggalkan mobil Dirga, di saat bersamaan lampu kuning juga sudah menyala.

"Makanya jadi perempuan sadar diri, sudah tau cacat, masih aja mimpi kepengen jadi istri gue" gumam Dirga dalam hati. Sambil melajukan mobil matanya menangkap Nia yang berjalan ke arah lampu merah yang mulai menyala.

Nia memilih cuek, tetap melanjutkan berjualan meski hatinya tengah hancur. Urusan hati belakangan, sekarang bagaimana caranya agar ia bisa membawa pulang uang.

"Kamu kenapa sih...?" Geby yang sejak tadi melihat tingkah aneh Dirga, akhirnya mengucap tanya.

"Kamu tau siapa perempuan cacat tadi?"

"Penjual kerupuk tadi maksud kamu?"

"Ia, siapa lagi emang"

"Emang dia kenapa?"

"Kamu tau, dia itulah mantan pembantu dirumah yang di jodohkan papa dengan ku" sekilas Dirga melirik Geby yang duduk di sampingnya.

"Puuuuttttt ha....ha...." tawa Geby akhirnya pecah.

"Kok kamu malah ketawa sih?" Dirga merasa tersinggung.

"Kamu serius wanita itu yang akan dijodohkan papamu?" Geby bertanya serius.

Kali ini Dirga hanya mengangguk.

"Puuutttth" Geby kembali tertawa.

"Kok malah ketawa lagi sih?" Dirga semakin kesal.

"Ya iyalah aku ketawa, secara selera papa kamu nggak banget"

"Makanya kita aja yang nikah, biar papa nggak lagi jodoh-jodohin aku" kali ini Dirga bicara serius. Ini bukan kali pertama ia mengajak Geby untuk menikah, sudah sering.

"Nggak-nggak!" tolak Geby cepat. " Kita kan udah sepakat, nikahnya entar aja, pas akunya udah siap" ucap Geby mengingatkan kesepakatan yang pernah mereka buat.

***

"Baru pulang?" tegur pak Ramlan pada Dirga yang baru saja masuk ke dalam rumah. Jam di dinding sudah mengarah diangka satu pagi. Saat pulang kerja tadi, Dirga sekalian mengantar Geby pulang, dan tentunya singgah untuk menuntaskan hasratnya terlebih dahulu, baru kemudian pulang kerumah.

Langkah Dirga tertahan, ini kali pertama pak Ramlan mengajak ia bicara setelah kejadian saat itu.

"Apa alasan sampai pulang selarut ini, hem....?"

"Kerja" jawab Dirga singkat.

"Kerja apa ngerjain cewek murahan itu?" sinis pak Ramlan yang mulai geram dengan tingkah Dirga.

"Heh....." tawa Dirga juga tak kalah sinisnya.

"Jika ia kenapa?, aku sudah dewasa, bebas mau memilih wanita manapun tapi tidak dengan si cacat itu!"

"Tutup mulutmu!!!" Teriak pak Ramlan, penuh emosi. " Sudah papa bilang, papa tidak akan memaksakan itu lagi, tapi ingat satu hal jangan sampai kau menyesal satu hari nanti! dan disaat penyesalan itu datang, papa orang pertama yang akan menertawakan kebodohanmu!" Setelah mengatakan itu pak Ramlan memilih pergi. Dirga benar-benar anak pembangkang. Tidak akan membuka mata selama ia tidak melihat kebenaran yang ada.

"Dasar cacat! Padahal kau sudah henyah dari rumah ini, tapi kenapa papa begitu membelamu? Dasar wanita pembawa sialll!" Dirga menyugar kasar rambutnya.

Terpopuler

Comments

Nurul Kosidah

Nurul Kosidah

cacate knp

2023-09-12

1

Senajudifa

Senajudifa

dasar dirga bodoh

2023-04-08

4

teti kurniawati

teti kurniawati

susah ditambahkan ke favorit ya

2023-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!