Istana 2

Mata hijau emerald gadis itu memperhatikan gerak gerik Chahna dengan seksama, tangan Chahna yang pucat ketika memegang secangkir teh itu, rambutnya yang kusut jika diperhatikan dengan teliti, serta perhiasan yang tidak menghiasi lengannya membuat Akitha merasa heran. Padahal sekotak perhiasan telah di siapkan di lemari kayu, busana yang indah begitu banyak terlipat rapi di lemari itu, serta para pelayan yang siap membantu Chahna untuk merawat rambutnya. Tapi kenapa gadis itu sama sekali tidak mengenakan sesuatu yang sudah di sediakan itu? Itu lah yang ada di pikiran Akitha ketika memperhatikan Chahna.

"Cuacanya indah ya," sela Akitha sambil menatap keluar jendela.

Gadis itu mengangguk dan menatap wajah berseri putri mahkota di hadapannya, "iya, Yang Mulia," setujunya. Ia perhatikan lekat-lekat gadis itu yang tampak mirip dengan perempuan yang sesekali muncul di mimpinya, tiba-tiba saja Akitha menoleh menyadari bahwa dirinya sedang ditatap.

Senyuman tersungging manis di bibirnya saat melihat wajah kaget Chahna, ia mengangkat jari telunjuk nya dan menunjuk ke arah mata Chahna. "Apakah anda tahu? Saya pernah melihat perempuan dengan mata persis seperti matamu," katanya dengan nada yang tenang dan mata datar yang menatap lembut mata Chahna. Akitha kemudian menurunkan jari telunjuk nya dan mengarahkannya ke matanya sendiri, "dan dia memanggil saya Emeralda." Sambung Akitha yang masih menatap mata Chahna.

"Hm?"

"Ah? Hahahaha...maaf, terlalu basa basi ya? Saya bingung ingin membicarakan apa, lupakan saja," kekeh gadis berambut panjang itu. Ia kemudian menyeruput teh nya dan memakan makanan tradisional yang disajikan di hadapannya.

Sementara itu, Chahna termenung memikirkan tatapan sekilas dari Akitha ketika ia membicarakan tentang mimpinya. "Apa aku salah lihat?" Batinnya, mata hijau bagai batu emerald itu terlihat serius ketika menceritakan hal itu, seolah ada rasa curiga yang ia simpan di balik kilau matanya. "Kurasa aku salah lihat," bantahnya pada hatinya lalu memegang secangkir tehnya.

Suasana ruangan yang hening itu membuat kicauan burung dari luar jendela terdengar sangat merdu, suara angin sepoi-sepoi yang membisik ke telinga dan menerbangkan helai helaian rambut amat terasa mendamaikan.

Di tengah keheningan itu, gadis berambut kuning bergelombang itu membuka mulutnya dan memulai pembicaraan sekali lagi. "Chahna, anda dari kerajaan mana?" Tanyanya menatap gadis itu.

"Saya berasal dari kerajaan yang jauh, Yang Mulia. Saya tidak bisa bilang dari mana karena saya hidup berpindah-pindah, Yang Mulia," jawabnya dengan nada yang sedikit bergetar dan pupil mata yang mengecil karena kaget. Untungnya Akitha tidak terlihat curiga sama sekali dengan jawaban yang ia berikan.

"Oohh...begitu. Bagaimana rasanya hidup berpindah-pindah?" Tanyanya lagi kali ini dengan nada yang terdengar sangat penasaran.

Chahna mengedikan bahu, "saya rasa tidak terlalu, Yang Mulia. Terkadang itu bisa dikatakan menyengsarakan dan membuat saya terkadang merasa kesepian," jawabnya dengan mata yang menatap pantulan bayangan pada teh di hadapannya. "Terkadang itu menyenangkan, berkeliling sendirian sambil menikmati pemandangan ketika mencari tempat tinggal,"

"Eeemmm...itu pasti menyenangkan, anda bisa melihat alam bebas dengan sepuas hati tanpa perlu memikirkan siapapun. Saya harap saya bisa melakukan hal itu juga," ujarnya.

Chahna perhatikan mata Akitha yang menatap sayu keluar jendela, nada nya ketika membalas jawaban Chahna terdengar iri dan memiliki suatu makna. Hal itu membuat Chahna memikirkan satu hal, yaitu kisah masa kecil nya Akitha. Itu pasti alasan di balik tatapan sayu gadis itu saat ini.

"Anda tahu? Saya selalu ingin berpetualang sendirian. Tanpa seorang pun penjaga atau orang yang menemani agar saya bisa berpetualang dengan bebas dan melepas segala emosi yang tertahankan selama ini," lirih gadis berambut kuning itu. "Sepertinya saya iri padamu, nona Chahna. Engkau dapat melakukan hal yang tidak dapat saya lakukan," tuturnya dengan senyuman tipis yang tersungging sayu di bibirnya.

Ia kemudian berdiri dari kursinya, "terimakasih untuk waktunya, nona Chahna. Saya pamit dahulu," ucapnya lalu berjalan menuju pintu begitu Channa membungkuk padanya.

Ketika hendak membuka pintu kayu itu, ia menoleh dan tersenyum sekali lagi pada Chahna. "Senang sekali dapat berbicara denganmu, saya akan mengunjungi anda lagi nanti," katanya kemudian kembali berjalan keluar dari ruangan itu.

Semenjak hari itu Chahna tidak pernah ketemu lagi dengan Akitha, ia kembali merasa bosan dengan suasana di ruangan. "Sampai kapan aku akan dikurung?" Tanyanya sambil menatap bunga hias yang ada di kamarnya itu.

"Apa dia gak bosan?! APA UNTUNGNYA MENGURUNGKU!! Aku bisa gila jika begini terus!" Geramnya yang berlari ke arah tempat tidur dan melompat kemudian berguling-guling dengan wajah yang ditutup bantal. "Dasar Yasa! KAU MENGURUNG AUTHOR MU, TAHU!!" Pekiknya lagi dengan gigi yang di gertakan.

Tiba-tiba saja ketukan pintu terdengar, suara itu membuat gadis itu tersentak. Chahna menoleh dan berjalan untuk membukakan pintu, ketika pintu terbuka terlihat Dhika yang berdiri di hadapannya dengan wajah yang datar.

"Nona, Yang Mulia Baginda Raja ingin bertemu dengan anda di ruangannya." Katanya. Nada datar Dhika membuat gadis itu bergidik serta pandangan nya yang seolah menatap rendah Chahna entah kenapa membuat gadis itu semakin takut.

"B-baik..." Balasnya dengan sedikit gugup sambil berjalan keluar dari kamar dan mengikuti tangan kanan raja yang sedang berjalan dengan gagah di depannya.

Setibanya di ruang singgasana raja, Chahna berlutut dengan kaku. Semenjak pintu berukiran emas itu di buka suasana mendadak menjadi dingin di tambah lagi Yasa yang sedari tadi hanya diam sambil menatapnya dengan sorot mata yang dingin.

Chahna yang berlutut dan menundukkan kepalanya mulai gemetar, membayangkan apa kata kata yang ingin dikeluarkan dari mulut sang raja baru. Dhika yang berlutut tidak jauh dari Chahna juga merasakan kegelisahan gadis itu.

"Kenapa kamu membawa selimut itu?" Tanya Yasa yang menyilangkan kakinya dengan angkuh dan menatap rendah Chahna.

Pertanyaan darinya itu membuat Chahna tersentak kaget dan melirik kain yang menutupi bahunya, ia menatap kain itu dengan kebingungan bagaimana mungkin kain dengan ukiran yang indah itu disebut selimut oleh sang raja?

"Kenapa?" Suara dingin pemuda di atas singgasana itu lagi-lagi membuatnya tersentak. "Kau belum pernah melihat selimut khas kasta tertinggi?" Seringai kecil mengembang di bibirnya sedikit menahan tawa dengan reaksi kebingungan Chahna.

"A-ah... i-iya, Yang Mulia," sahut gadis itu yang kembali menundukkan kepalanya.

Ruangan kembali hening selama beberapa saat sampai Yasa kembali memecah keheningan, "Dhika, bawakan selendang lain untuknya." Perintahnya.

"Baik, Yang Mulia,"

Chahna melirik pemuda berambut ungu itu yang berjalan keluar dari ruangan dengan wajah yang tanpa ekspresi. "AAAAA...jangan tinggalkan aku sendirian dengan iblis putih ini!!! DHIKAAAAAA!!!" Teriaknya histeris dalam hati saat melihat pintu tertutup dan meninggalkan dirinya berdua dengan Yasa.

"Chahna."

Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap Yasa yang masih duduk dengan angkuh nya di atas singgasana itu, nada dinginnya lagi-lagi membuatnya tersentak juga merinding. "Entah kenapa perasaanku gak enak," batinnya.

"Apa kau tidak suka tinggal disini?" Tanya Yasa.

"S-saya suka, Yang Mulia," jawabnya dengan cepat berusaha untuk tidak menyinggung sedikit pun perasaan sang raja.

Pemuda itu berdiri dari singgasananya dan mengibaskan selendangnya lalu berjalan mendekat ke hadapan gadis itu. "Lalu, kenapa kau tidak keluar bilik selama ini?" Tanyanya.

"Saya...eh?!" Gadis itu keheranan, ia dongakkan kepalanya dan menatap mata keemasan Yasa yang menatapnya dengan dingin, serta rambut perak pemuda itu yang sedikit menutupi jidatnya. "Apa maksud pertanyaan nya?" Tanya Chahna dalam hati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!