"Pelan-pelan ya Kak." Pinta Rani.
"Tentu saja Kakak akan pelan-pelan." Ucap dokter Adrian.
Dokter Adrian mulai mengobati Rani sedangkan di tempat yang sama hanya berbeda ruangan di mana Adriana menemani Leonard yang berbaring di ranjang karena terkena luka tembak.
"Eugghhhh..." Lenguh Leonard sambil perlahan membuka matanya.
Leonard menatap sekeliling ruangan namun terlihat samar hingga beberapa saat kemudian Leonard bisa melihat dengan jelas ruangan yang serba putih hingga Leonard melihat seorang gadis cantik sambil menatap dirinya dengan tatapan kuatir.
"Apakah ada yang sakit?" Tanya Adriana.
"Bagian dadaku terasa sakit, apakah kamu terluka?" Tanya Leonard yang juga kuatir dengan keadaan Adriana.
"Aku baik-baik saja Kak." Jawab Adriana.
"Kakak sangat haus." Ucap Leonard.
"Sebentar Kak." Jawab Adriana.
Adriana yang tadi duduk di kursi dekat ranjang langsung berdiri kemudian mengambil gelas yang sudah ada sedotannya.
"Di minum Kak." Ucap Adriana sambil meletakkan sedotannya tepat di mulut Leonard.
Leonard langsung meminum air mineral hingga habis tanpa sisa kemudian Adriana meletakkan gelas tersebut di meja dekat ranjang.
"Bagaimana keadaan yang lainnya?" Tanya Leonard mengingat ada beberapa orang yang terkena luka tembak.
"Kata Mommy dan Daddy semuanya baik-baik saja hanya tinggal menunggu pemulihan." Jawab Adriana.
"Adriana." Panggil Leonard.
"Ya." Jawab Adriana singkat.
"Kamu masih ingat perkataan Kakak waktu Kakak di tembak?" Tanya Leonard.
Adriana terdiam sambil mengingat apa yang dikatakan oleh Leonard sedangkan Leonard menunggu ucapan Adriana.
"Aku ingat sekarang, Kakak mengatakan : Kakak ingin jujur padamu kalau Kakak mulai menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu di hotel. Mungkin ini terlalu cepat tapi itulah yang terjadi dan jujur baru kali ini Kakak dekat dengan seorang gadis yang membuat jantung Kakak berdebar dengan sangat kencang." Ucap Adriana mengulangi perkataan Leonard.
"Tepat sekali dan Kakak ingin tahu jawabanmu." Ucap Leonard.
"Jawaban apa Kak?" Tanya Adriana pura-pura tidak mengerti.
"Menerima cinta Kakak tapi jika kamu menolak Kakak tidak marah ataupun membencimu." Jawab Leonard.
"Aku ... (Menjeda kalimatnya) ... Mau menerima cinta Kakak." Jawab Adriana dengan wajah memerah menahan malu.
Grep
"Sungguh kamu mau menerima cinta Kakak?" Tanya Leonard dengan wajah tidak percaya sambil menggenggam tangan Adriana.
Adriana hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum malu membuat Leonard ikut membalas senyuman Adriana yang sangat menggemaskan di mata Leonard.
Awalnya wajah Leonard sangat sedih namun ketika Adriana mengatakan mau menerima cinta dirinya membuat Leonard sangat bahagia. Dirinya sangat senang cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
"Berarti mulai sekarang kita menjadi pasangan kekasih." Ucap Leonard.
"Iya Kak, tapi aku minta satu hal sama Kakak." Pinta Adriana dengan wajah serius.
"Apa itu?" Tanya Leonard penasaran.
'Jangan bilang kamu seperti mantan kekasihku yang menginginkan kemewahan dan berfoya-foya menghabiskan uangku. Bukannya aku pelit tapi jika setiap hari seperti itu lama-lama perusahaan milik orang tuaku yang diwariskan untukku menjadi bangkrut.' Sambung Leonard dalam hati.
"Aku meminta sama Kak Leonard untuk berjanji jika menemukan seseorang yang lebih baik dariku tolong katakan padaku agar aku pergi menjauh dari Kakak dan tidak akan mengusik kebahagiaan Kakak." Ucap Adriana.
"Apakah kamu tidak mencintaiku?" Tanya Leonard tanpa menjawab permintaan Adriana.
"Jujur aku sangat mencintai Kakak." Jawab Adriana.
"Waktu kita terkena luka tembak aku mengucapkan sesuatu dalam hati. Apakah Kakak ingin tahu apa yang aku katakan dalam hatiku?" Tanya Adriana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
nuna jimin🧸🧸
lnjut thor
2023-03-29
1