Karen, dokter Kasandra, Sandra, Rani dan Leonard terkena luka tembak sedangkan dokter Adrian dan Adriana tidak terkena luka tembak.
Dokter Adrian dan Adriana tidak mungkin menembak para penjahat karena jika melakukannya yang ada nyawa Karen, dokter Kasandra, Sandra, Rani dan Leonard dalam bahaya. Mereka hanya bisa berharap ada keajaiban di mana Daddy Raka dan yang lainnya datang menolong mereka.
"Kak Adrian jika aku tidak bisa diselamatkan, aku merelakan mu menikah lagi." Ucap Rani dengan nafas tersengal-sengal.
Grep
'Tidak sayang Kakak tidak mungkin mau menikah lagi karena Kakak sangat mencintaimu, kamu harus kuat sayang.' bisik dokter Adrian dengan nada lirih sambil memeluk tubuh dingin Rani.
Tes
Tes
Untuk ke dua kalinya dokter Adrian mengeluarkan air matanya, pertama ketika ke dua orang tuanya meninggal dan sekarang istri yang sangat dicintainya. Dokter Adrian sangat nyaman bersama istrinya walau mengenal Rani terbilang sangat singkat.
"Jangan menangis." Ucap Rani sambil tersenyum kemudian mengusap air mata dokter Adrian dengan menggunakan ke dua ibu jarinya.
Grep
"Bertahanlah." Ucap dokter Adrian sambil memegang tangan Rani.
"Adriana, Kakak ingin jujur padamu kalau Kakak mulai menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu di hotel. Mungkin ini terlalu cepat tapi itulah yang terjadi dan jujur baru kali ini Kakak dekat dengan seorang gadis yang membuat jantung Kakak berdebar dengan sangat kencang." Ucap Leonard jujur.
"Berisik, terimalah kematian kalian." Ucap salah satu pria tersebut yang bosan mendengar celotehan mereka.
"Tembak!" teriak pria tersebut.
Ke sepuluh pria tersebut menarik pelatuk sedangkan Karen tanpa putus asa memanggil nama suaminya.
"Kak Rico tolong aku!" Teriak Karen sambil masih mengusap perutnya karena perutnya kram hingga darah segar keluar dari sela-sela pahanya.
Dor Dor Dor
Dor Dor
"Akhhhhhhhh...." Teriak ke lima pria tersebut secara bersamaan.
Bruk Bruk Bruk
Bruk Bruk
Di saat kritis datang Daddy Raka, Mommy Nicole, Rico, Marcel dan Ronald kemudian menembak kening ke lima musuhnya membuat ke lima pria tersebut berteriak kesakitan bersamaan tubuhnya ambruk dan meninggal di tempat.
Ke lima penjahat serempak membalikkan badannya dan menatap Daddy Raka, Mommy Nicole, Rico, Marcel dan Ronald yang sedang mengarahkan pistolnya ke arah mereka.
Dor Dor Dor
Dor Dor
"Akhhhhhhhh...." Teriak ke lima pria tersebut bersamaan.
Bruk Bruk Bruk
Bruk Bruk
Daddy Raka, Mommy Nicole, Rico, Marcel dan Ronald berhasil menembak ke lima pria tersebut tepat di keningnya hal itu membuat ke lima pria tersebut berteriak kesakitan bersamaan tubuhnya ambruk dan meninggal di tempat.
"Sayang kamu harus kuat." Ucap dokter Adrian sambil menggendong Rani dengan ditemani Mommy Nicole.
"Sakit Kak, aku tidak sanggup." Ucap Rani dengan nada lirih.
"Kakak tidak ingin kehilanganmu jadi Kakak mohon kamu harus bisa bertahan." Mohon dokter Adrian sambil berjalan ke arah mobil miliknya.
"Kak Leonard, bertahanlah. Aku janji apapun yang Kak Leonard minta aku akan mengabulkannya." Ucap Adriana.
"Janji?" Tanya Leonard sambil menahan rasa sakit.
"Janji." Jawab Adriana dengan nada yakin.
"Jika Kakak sembuh maka Kakak akan tagih janjimu." Ucap Leonard.
Adriana hanya tersenyum kemudian menatap ke arah anak buahnya Daddy Raka.
"Paman, tolong angkat Kak Leonard dan bawa ke mobil." Pinta Adriana dengan air mata tidak berhenti keluar.
"Baik Nona." Jawab ke dua bodyguard tersebut.
Ke dua bodyguard itupun menggendong Leonard kemudian berjalan ke arah pintu utama diikuti oleh Adriana.
Mereka masuk ke dalam mobil masing-masing dengan ditemani para bodyguard milik Daddy Raka dan juga Rico. Hingga lima belas menit kemudian mereka sudah sampai di rumah sakit.
Karen, Kasandra, Sandra, Rani dan Leonard langsung di bawa ke ruang UGD sedangkan yang lainnya menunggu di depan pintu UGD dengan perasaan kuatir.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Daddy Raka sambil menahan amarahnya karena putrinya dan menantu kesayangannya terluka.
Dokter Adrian menceritakan apa yang telah terjadi sedangkan Daddy Raka, Mommy Nicole, Rico, Ronald dan Marcel mendengarkan cerita dokter Adrian.
"Itulah yang terjadi." Ucap dokter Adrian mengakhiri ceritanya.
"Seandainya saja Rani tidak menjadikan tubuhnya sebagai tamengnya maka akulah yang terkena luka tembak." Ucap dokter Adrian sambil mengusap wajahnya dengan kasar karena dirinya merasa bersalah.
"Sstttttt.... Sudah jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri. Rani melakukan itu pasti tidak tega melihat orang yang dicintainya terluka." Ucap Daddy Raka.
"Tapi Dad, Adrian tidak tega melihat istriku terluka." Ucap dokter Adrian.
"Daddy tahu perasaanmu karena dulu Mommy mu seperti itu. Tidak memikirkan dirinya sendiri karena Mommy selalu menjadikan tubuhnya sebagai tamengnya agar Daddy tidak terluka padahal ketika Mommy terluka membuat separuh jiwa Daddy hilang." Ucap Daddy Raka.
Dokter Adrian hanya diam begitu pula dengan yang lainnya. Setelah beberapa saat kemudian terdengar suara dari mulut Rico.
"Kenapa aku tidak tahu kalau Karen terkena luka tembak?" Tanya Rico merutuki kebodohannya sambil mengingat apa yang terjadi sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
nuna jimin🧸🧸
lanjut thor
2023-03-27
1