Satu jam kemudian Rani merasakan haus membuat Rani memaksakan membuka matanya. Rani melepaskan pelukannya membuat dokter Adrian ikut memaksakan membuka matanya.
"Ada apa?" Tanya dokter Adrian dengan suara serak khas bangun tidur.
"Aku haus Kak, mau minum." Jawab Rani sambil memakai jubah handuk.
Dokter Adrian hanya menganggukkan kepalanya sedangkan Rani turun dari ranjang kemudian berjalan ke arah meja namun gelas tersebut kosong.
"Gelasnya kosong, aku akan keluar mau ambil air." Ucap Rani sambil berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaian santai karena tidak mungkin dirinya memakai jubah handuk.
"Kakak temani." Ucap dokter Adrian sambil turun dari ranjang.
"Tidak usah Kak, Kakak tidur saja." Ucap Rani yang tidak tega melihat wajah lelah suaminya.
"Kakak tidak bisa tidur jika istriku tidak ada disamping ku." Ucap dokter Adrian sambil berjalan ke arah lemari pakaian.
Mereka mengganti jubah handuk dengan memakai pakaian santai setelah selesai mereka berdua berjalan ke arah pintu kamar mereka sambil saling berpelukan dari arah samping.
Ceklek
Dokter Adrian melepaskan pelukannya begitu pula dengan Rani kemudian dokter Adrian membuka pintu kamar pengantin. Namun dokter Adrian dan Rani sangat terkejut karena melihat Mommy Nicole dan Karen berada di depan pintu.
Di mana kamar mereka berada di sebelah kamar Mommy Nicole dan Karen. Dokter Adrian membuka pintu dengan lebar agar istrinya bisa berdiri di sampingnya.
"Kok Mommy dan Kak Karen tidak tidur?" Tanya Rani.
"Daddy dan kakakmu tiba-tiba pergi entah kemana karena itulah Mommy dan Karen tidak tidur. Mommy sudah menghubungi Daddy tapi nomernya tidak aktif." Jawab Mommy Nicole.
"Daddy dan Kak Rico pergi kemana ya? .... (Sambil berpikir) Coba aku hubungi Kak Marcel atau Kak Ronald." Ucap Rani sambil membalikkan badannya untuk mengambil ponselnya.
"Adakah di sini yang mempunyai laptop?" Tanya Karen tiba-tiba.
"Aku punya laptop, bagaimana kalau masuk ke dalam kamar kami." Ajak dokter Adrian.
"Ok." Jawab Mommy Nicole dan Karen bersamaan.
Mereka masuk ke dalam kamar dokter Adrian hingga mereka melihat Rani sedang menghubungi seseorang siapa lagi kalau bukan Ronald.
"Ponsel Kak Ronald tidak aktif, coba aku telepon Kak Marcel." Ucap Rani.
Rani mencoba menghubungi Marcel tapi lagi-lagi tidak aktif hingga akhirnya dirinya mencoba menghubungi Kakak kembarnya tapi juga sama ponsel milik Rico juga tidak aktif.
"Aneh, ponsel Kak Rico, Kak Ronald dan Kak Marcel tidak aktif. Coba aku hubungi Daddy siapa tahu aktif." Ucap Rani yang tidak ingin menyerah.
"Apa yang akan kamu lakukan Karen?" Tanya Mommy Nicole ketika melihat Karen sedang mengutak-atik laptop milik dokter Adrian.
"Meretas cctv hotel ini, Mom. " Jawab Karen sambil masih mengotak atik laptopnya.
Nicole, Rani dan dokter Adrian hanya menatap ke arah layar laptop hingga lima belas menit kemudian Karen sudah berhasil meretas cctv hotel tersebut.
"Berhasil." Ucap Karen.
Serempak mereka melihat di mana Rico berada di depan pintu lalu berjalan hingga Rico masuk ke dalam ruangan tersebut dan tidak berapa lama datang Ronald dan Marcel. Selang dua menit datang Raka dan juga ikut masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Daddy, Kak Rico, Marcel dan Ronald ngapain ya, di dalam sana?" Tanya dokter Adrian.
Deg
Jantung Nicole berdetak kencang dirinya baru tersadar kalau dirinya selama ini dibohongi oleh suaminya yang bernama Raka. Membuat mata Nicole berkaca-kaca dan tanpa sepengetahuan Nicole kalau Karen melihatnya dan langsung menyentuh tangannya.
"Ada apa Mommy?" Tanya Karen.
"Tidak ada apa-apa." Jawab Nicole sambil membalas menggenggam tangan menantunya dan tersenyum namun tersirat wajah penuh kecewa.
Rani dan dokter Adrian langsung menatap ke arah Nicole dan mereka tahu kalau Nicole berbohong.
"Apakah ada sesuatu yang Mommy sembunyikan dari kami Mom?" Tanya Rani.
Nicole menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menatap ke Rani putri ke duanya dan berlanjut ke Karen terakhir dokter Adrian.
"Mommy ingin bertanya sama Karen dan Adrian, jika seandainya ternyata pasangan kalian ternyata keturunan mafia apakah kalian tetap mencintai pasangan kalian atau memilih untuk berpisah?" Tanya Nicole tanpa menjawab pertanyaan Rani.
"Kalau Karen pribadi, seandainya kak Rico ternyata seorang mafia, Karen akan menerimanya. Karen akan menanyakan apakah Mafia nya melakukan pekerjaan kotor atau tidak? Jika melakukan pekerjaan kotor maka Karen akan berusaha untuk menasehatinya untuk tidak melakukannya." Jawab Karen sambil tersenyum menatap Ibu mertuanya.
"Jika tidak melakukan pekerjaan kotor kamu tetap menerimanya? Tanpa menasehatinya?" Tanya Nicole sambil melepaskan genggaman tangannya begitu pula dengan Karen.
"Tentu saja." Jawab Karen dengan nada yakin.
"Maksud dari tidak melakukan pekerjaan kotor dan pekerjaan kotor itu apa?" Tanya Rani dengan wajah bingung.
"Contoh dari pekerjaan yang tidak kotor jika ada orang yang berani mengusik salah satu keluarganya maka memberikan pelajaran ke mereka." Jawab Karen menjelaskan.
"Sedangkan pekerjaan kotor itu di antaranya : merampas milik orang lain, memperkaya diri sendiri, menjual narkoba, menjual senjata api, senjata tajam, menjual organ tubuh manusia dan lain sebagainya. Intinya pekerjaan yang merugikan orang lain." Sambung Karen.
"Bagaimana denganmu Adrian?" Tanya Mommy Nicole.
Grep
"Jika ternyata istriku ada keturunan mafia maka Adrian tetap menerimanya karena Adrian sangat tulus mencintai Rani dan juga menyayangi keluarga Rani. Karena bagaimanapun aku sudah menjadi salah satu bagian dari keluarga ini." Jawab dokter Adrian sambil menggenggam tangan istrinya.
"Jika seandainya Daddy dan kak Rico seorang mafia, Adrian percaya kalau Daddy dan Kak Rico adalah mafia yang baik dan tidak merugikan orang lain." Sambung dokter Adrian.
"Darimana kamu tahu?" Tanya Nicole.
"Daddy dan Kak Rico sangat perhatian dengan Mommy, Rani, Kak Karen dan aku. Jika seandainya aku menjadi mafia tentunya akan melindungi orang - orang yang Adrian sayangi termasuk istriku, keluarga istriku dan juga adikku." Jawab dokter Adrian.
"Terima kasih atas jawabannya." Ucap Nicole sambil bernafas lega karena ke dua menantunya tidak mengajukan berpisah dengan ke dua anak kembarnya.
"Apakah Daddy dan Kak Rico seorang mafia lebih tepatnya ketua Mafia?" Tanya Karen asal tebak.
Nicole hanya menganggukkan kepalanya dengan perlahan membuat Karen dan dokter Adrian masing-masing menggenggam tangan Nicole diikuti oleh Rani.
"Mommy, jangan bersedih mungkin ada sesuatu yang dikerjakan oleh Daddy dan Kak Rico jadi percayalah kalau Daddy dan Kak Rico tidak merugikan orang lain." Ucap Karen sambil tersenyum.
"Apa yang dikatakan kak Karen benar Mom, kita mendoakan saja semoga Daddy, Kak Rico, Kak Ronald dan Kak Marcel baik - baik saja." Sambung Rani.
"Terima kasih, Mommy sangat bahagia bisa memiliki kalian sebagai anak dan menantu Mommy." Ucap Nicole.
"Sama-sama Mom." Jawab ke tiganya secara bersamaan sambil masing-masing melepaskan genggaman tangannya.
"Sekarang sudah malam, Mommy mau istirahat dan kamu juga Karen." Ucap Nicole.
"Bagaimana kalau kita mengusili Daddy dan Kak Rico?" Tanya Karen sambil tersenyum devil.
"Maksudnya?" Tanya mereka bersamaan dengan wajah bingung.
"Daddy dan Kak Rico tega meninggalkan Mommy dan aku tidur sendirian sampai tidak bisa tidur. Jadi bagaimana kalau kita membalasnya?" Tanya Karen.
"Caranya?" Tanya Mommy Nicole yang menyetujui usulan menantunya karena dirinya masih kesal sama suaminya.
Karen menceritakan idenya untuk membalas dendam ke Daddy Raka dan Rico sedangkan Mommy Nicole, Rani dan dokter Adrian hanya mendengarkan apa yang Karen katakan.
Merekapun setuju dengan ide Karen kemudian Mommy Nicole dan Karen keluar dari kamar dokter Adrian dan Rani menuju ke kamar kosong.
"Kamu mau ikut Mommy dan Kak Karen?" Tanya dokter Adrian.
"Tidak Kak, aku mau minum." Jawab Rani.
"Ok." Jawab dokter Adrian singkat.
Rani dan dokter Adrian berjalan ke arah lift di mana di samping lift ada dispenser. Dokter Adrian yang membawa gelas langsung mengisi gelas tersebut dengan air mineral.
"Minumlah." Ucap dokter Adrian sambil memberikan gelas yang sudah berisi air mineral.
Rani langsung mengambil gelas tersebut kemudian meminumnya hingga habis tanpa sisa sedikitpun kemudian Rani mengisi kembali gelas tersebut.
"Siapa tahu nanti aku haus lagi." Ucap Rani.
Dokter Adrian hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka kembali masuk ke dalam kamar pengantin mereka.
Kini mereka berada di kamar pengantin dan berbaring di ranjang namun mereka tidak bisa tidur sama sekali.
Grep
"Sayang, aku lupa memberitahukan kalau lusa kita pergi ke negara S selama dua bulan." Ucap dokter Adrian sambil memeluk tubuh mungil istrinya.
"Memang ada acara apa Sayang?" Tanya Rani sambil membalas pelukan suaminya.
"Kakak ditugaskan oleh rumah sakit untuk mengikuti seminar. Sebenarnya sih hanya dua Minggu tapi Kakak ingin sekalian bulan madu." Ucap dokter Adrian.
"Bulan madu?" Tanya ulang Rani.
"Iya bulan madu, apakah kamu suka?" Tanya dokter Adrian penuh harap karena entah kenapa dirinya tidak bisa jauh dari istrinya.
"Suka banget apalagi bersama suami tampanku." Jawab Rani sambil menarik hidung suaminya yang mancung dengan pelan.
"Sayang, kenapa sih suka menarik hidungku?" Tanya dokter Adrian dengan nada protes dan dengan wajah cemberut.
"Habis mancung banget makanya aku senang banget narik hidung suamiku." Jawab Rani.
Dokter Adrian hanya tersenyum mendengar ucapan istrinya.
"Sudah malam tidur yuk." Ajak dokter Adrian.
"Sayang boleh tidak kita tidur bersama ..." Ucap Rani menggantungkan kalimatnya sambil ke dua ibu jari telunjuk disatukan kemudian dipisahkan lalu disatukan terus dipisahkan begitu terus.
Contohnya seperti ini :
👉👈
"Pffftttt .... " Tawa dokter Adrian yang melihat betapa menggemaskan istrinya.
"Ih ... Nyebelin." Ucap Rani dengan wajah nya yang cemberut.
Grep
"Habis istriku gemesin banget, tentu saja boleh." Jawab suaminya sambil memeluk tubuhnya dari arah belakang kemudian menghirup aroma tubuhnya.
"Memangnya suamiku tahu apa yang aku inginkan?" Tanya Rani sambil menahan geli ketika suaminya mencium tengkuk nya.
"Tentu saja tahu, pasti ingin tidur bersama Mommy kan?" Tanya dokter Adrian yang bisa menebak jalan pikiran istrinya.
"Kok suamiku tahu?" Tanya Rani.
"Tahu dong, kan kita sehati." Jawab dokter Adrian.
"Suamiku pintar aja gombalnya." Ucap Rani sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya.
"Kakak tidak gombal, sekarang hubungi Mommy dan bilang kita akan menginap di kamar yang sama." Jawab dokter Adrian.
"Tapikan di kamar hanya ada Mommy dan Kak Karen masa suamiku ikut tidur bersama?" Tanya Rani.
Cup
"Kan hanya tidur apalagi akukan tidurnya sama kamu bukan sama Mommy dan Kak Karen karena yang ada nanti Kakak di tembak sama Daddy dan Kak Rico." Jawab dokter Adrian sambil mengecup pucuk kepala istrinya.
"Apalagi Kakak tidak tidur jika istriku tidak ada di sebelahku." Sambung dokter Adrian.
Rani hanya tersenyum bahagia kemudian Rani mengambil ponselnya untuk menghubungi Mommy Nicole setelah beberapa saat telepon mereka turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu.
Mereka keluar dari kamar dan berjalan ke arah kamar dimana Mommy Nicole dan Karen tidur. Ketika mereka sampai di depan pintu ternyata Karen sedang menunggu mereka dan mereka masuk ke dalam kamar tersebut.
Karena di kamar tersebut ada dua kasur maka Mommy Nicole dan Karen tidur dalam satu ranjang sedangkan dokter Adrian tidur seranjang dengan Rani. Sebenarnya Rani ingin tidur bersama Mommy Nicole tapi dokter Adrian tidak bisa tidur jika tidak memeluk Rani membuat Rani tidur bersama suaminya.
Dua menit setelah mereka tidur tiba-tiba datang para penjahat memasuki hotel tersebut dengan menggunakan seragam serba hitam.
"Sebagian ke kamar Tuan besar Raka dan sebagian lagi ke kamar Tuan muda Rico lalu tembak lah mereka." Ucap pria tersebut yang memimpin penyerangan tersebut.
"Baik." Jawab mereka bersamaan.
Kelompok itupun di bagi menjadi dua bagian, mereka berjalan ke arah tempat kamar yang tadi di tunjuk dengan membawa pistol di tangan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Susi Sidi
waduhhh.. gimana ini.. mudah mudahan mereka dijaga ketat sama anak buah Raka
2023-05-01
1