Bertanggung Jawab

"Rani, kenapa kamu menggigit lidahmu?'' tanya Mommy Nicole sambil berusaha membuka mulut Rani.

Cittttttt

Dokter Adrian menghentikan mobilnya secara mendadak kemudian keluar dari dalam mobil membuat adiknya dan Mommy Nicole nyaris terjatuh jika saja kaki dan tangannya tidak menahan tubuhnya.

"Maaf Nyonya, saya seorang dokter ijinkan saya mengecek kondisinya." Ucap dokter Adrian sambil membuka pintu belakang pengemudi.

Mommy Nicole hanya menganggukkan kepalanya kemudian dokter Adrian mulai mengecek kondisi Rani hingga beberapa saat kemudian dokter Adrian menghembuskan nafasnya dengan berat.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Mommy Nicole dengan wajah kuatir.

"Putri Nyonya menahan hasratnya dengan cara menggigit lidahnya dan itu bisa membahayakan nyawanya. Apakah putri Nyonya mempunyai kekasih dan jika ada tolong datang ke sini secepatnya paling lama lima menit?" Tanya dokter Adrian.

"Tidak, memang kenapa?" Tanya Mommy Nicole.

"Jalan satu-satunya adalah putri Nyonya melakukan hubungan suami istri jika tidak nyawanya tidak akan tertolong." Jawab dokter Adrian.

"Apakah tidak ada cara lain?" Tanya Mommy Nicole.

"Maaf Nyonya, sebenarnya ada cara lain ke rumah sakit tapi jaraknya sekitar dua jam dan itu sangat membahayakan nyawanya." Jawab dokter Adrian.

"Aku minta tolong lakukan itu untuk putriku karena aku tidak sanggup kehilangan putriku." Mohon Mommy Nicole untuk pertama kalinya.

"Kak, aku mohon tolonglah Kak Rani karena jika bukan karena aku hal ini tidak mungkin terjadi. Seharusnya aku yang berada di posisi Kak Rani." Mohon gadis tersebut untuk pertama kalinya memohon pada Kakak kandungnya.

Dokter Adrian menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian kembali menutup pintu samping pengemudi.

Dokter Adrian kembali mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke rumah minimalis. Jaraknya yang tidak begitu jauh dari rumahnya hanya sekitar kurang lima menit membuat dokter Adrian melajukan mobilnya ke rumah minimalis.

Sampai di rumah minimalis dokter Adrian membuka pintu mobil dengan lebar kemudian turun dari mobil. Dokter Adrian membuka pintu belakang pengemudi kemudian menggendong Rani ala bridal style menuju ke arah kamarnya.

"Nyonya sangat yakin aku melakukan hubungan suami istri?" Tanya dokter Adrian.

"Aku sangat yakin demi keselamatan putriku." Jawab Mommy Nicole.

Mommy Nicole tidak ada pilihan lain untuk menyerahkan mahkota berharga milik putrinya dengan pemuda yang baru dikenalnya tapi entah kenapa dalam hati yang paling terdalam kalau dokter Adrian adalah pria baik-baik.

Ceklek

Gadis yang bernama Adriana sekaligus adik kandung dokter Adriana membuka kamar Kakaknya dengan lebar yang tidak pernah dimasuki kecuali dirinya kini dimasuki oleh Rani.

Dokter Adrian masuk ke dalam kamarnya kemudian berjalan ke arah ranjang. dokter Adrian meletakkan perlahan tubuh Rani di ranjang miliknya yang tidak pernah ditempati selain dirinya.

Adriana menutup pintu kamar kakaknya dengan rapat kemudian Mommy Nicole dan Adriana menunggu di ruang tamu.

Dokter Adrian mengambil peralatan dokter untuk mengobati lidah Rani yang terluka setelah selesai dokter Adrian meletakkannya di meja dekat ranjangnya.

"Maaf, aku terpaksa melakukan ini." Ucap dokter Adrian sambil melepaskan pakaian milik Rani satu persatu hingga polos tanpa sehelai benangpun.

Deg

Untuk pertama kalinya dirinya melihat tubuh polos seorang gadis membuat jantung nya berdetak kencang dan entah kenapa adik kecilnya tiba-tiba mulai menegang membuat pemuda tampan melepaskan satu persatu pakaiannya hingga polos tanpa sehelai benangpun.

Dokter Adrian menaiki tubuh polos Rani kemudian menciumi leher Rani hingga meninggalkan jejak kemerahan. Sebenarnya dokter Adrian ingin mencium bibir Rani tapi karena sedang terluka membuat dokter Adrian hanya menciumnya secara singkat.

Dokter Adrian memasukkan mulutnya ke salah satu pucuk gunung himalaya sedangkan tangan satunya memainkan gunung kembar satunya.

Apa yang pernah ditontonnya lewat video yang dikirimkan oleh temannya dipraktekkan ke Rani hingga beberapa saat Rani melenguh namun matanya masih setia terpejam.

Hingga beberapa saat kemudian masuk ke permainan inti, dokter Adrian menuntun tombak saktinya ke dalam goa yang paling terdalam di mana di kelilingi rumput hitam dan tertata rapi.

Di mana goa tersebut tidak perlu menggunakan senter ketika masuk ke dalam. Di hentakkan pertama dirinya gagal kemudian dihentakan ke dua tombak saktinya baru masuk ke dalam goa milik Rani membuat Rani meringis menahan rasa sakit tapi matanya sulit untuk terbuka.

Jleb

"Sstttt... Sakit." Rintih Rani dengan suara sangat pelan karena lidahnya masih terluka namun terdengar jelas di telinga dokter Adrian.

"Maaf, aku terpaksa melakukan ini. Aku berjanji untuk bertanggung jawab menikah denganmu walau kita belum ada perasaan suka." Ucap dokter Adrian.

Dokter Adrian kembali menghentakkan pinggulnya dan di hentakkan ke tiga barulah tombak saktinya berhasil masuk ke dalam goa bersamaan Rani ingin menjerit tapi lidah nya sakit membuat Rani mengeluarkan air matanya.

Cup

"Maafkan aku." Ucap dokter Adrian sambil mengecup bibir Rani singkat kemudian menghapus air matanya dengan menggunakan ke dua ibu jarinya.

Dokter Adrian memberikan pemanasan kembali untuk mengalihkan sakit pada bagian privasinya setelah di rasa cukup barulah dokter Adrian mulai menggoyangkan pinggulnya secara berulang-ulang hingga setengah jam kemudian keluarlah lahar miliknya dan dimasukkan ke dalam rahim milik Rani.

"Terima kasih, secepatnya kita menikah dan aku akan belajar untuk mencintaimu sebagai istriku." Ucap dokter Adrian.

Selesai mengatakan hal itu dokter Adrian menarik tombak saktinya kemudian menggulingkan tubuhnya ke arah samping hingga dirinya melihat ada bercak darah dari tombak saktinya dan bagian privasi milik Rani.

"Aku akan bertanggung jawab karena aku telah mengambil kehormatan yang selama ini kamu jaga." Ucap dokter Adrian sambil turun dari ranjang kemudian menyelimuti tubuh polos Rani.

Dokter Adrian berjalan ke arah kamar mandi hingga lima belas menit kemudian dirinya sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai.

Dokter Adrian mengecek kondisi Rani setelah selesai dokter Adrian keluar dari kamarnya menuju ke arah ruang keluarga di mana adik kandungnya dan ke dua orang tua Rani menunggu dirinya.

"Bagaimana keadaan putriku?" Tanya Mommy Nicole dengan wajah kuatir.

"Sudah mulai membaik dan bisa di bawa ke rumah sakit karena dua atau tiga jam lagi obat itu mulai bekerja." Jawab dokter Adrian sambil duduk di samping Adriana.

"Terima kasih atas bantuannya kalau begitu kami akan membawanya ke rumah sakit." Ucap Mommy Nicole sambil berdiri.

"Oh ya siapa namamu?" Tanya Daddy Raka sambil ikut berdiri.

"Saya dokter Adrian dan ini adik kandungku namanya Adriana." Jawab dokter Adrian menggunakan bahasa formal sambil ikut berdiri juga dan diikuti adiknya.

"Tenang saja, kami tidak akan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah kamu lakukan pada putri kami karena hal ini terjadi bukan salahmu tapi salah para pemuda itu yang ingin mencelakai adikmu." Ucap Daddy Raka.

"Maaf Tuan, aku telah mengambil harta berharganya dan sebagai seorang pria harus berani bertanggung jawab untuk menikahi Rani." ucap dokter Adrian.

"Kalian baru bertemu dan melakukan hubungan suami istri sudah pasti belum ada perasaan cinta. Kami tidak mau setelah kamu dan putri ku menikah tiba-tiba memintanya bercerai dengan alasan tidak ada kecocokan karena pantang bagi keluarga besar ku bercerai." Ucap Daddy Raka dengan nada tegas.

Terpopuler

Comments

Eridha Dewi

Eridha Dewi

next thor

2023-03-20

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!