Penyerangan Di Mansion

Setelah hampir dua jam akhirnya mereka berhasil melumpuhkan para penjahat hingga akhirnya mereka membagi dua kelompok.

Kelompok pertama Daddy Raka, Mommy Nicole, Rico, Marcel dan Ronald bersama anak buahnya pergi keluar untuk menyerang dalang di balik penyerangan mereka.

Untuk Adrian, Leonard, Rani, Karen, Adriana, Sandra dan Kasandra tinggal di mansion milik Daddy Raka.

Karen dan Leonard serta Adriana tersenyum lega karena Daddy Raka, Mommy Nicole, Rico, Marcel dan Ronald selamat dan dalam perjalanan menuju ke mansion.

"Akhirnya musuh sudah tidak ada lagi dan orang yang telah membunuh ke dua orang tuaku juga sudah meninggal." Ucap Karen sambil mengusap perutnya yang mulai kram.

"Betul sekali musuh sudah tidak ada lagi, terlebih mereka telah membuat rumah milik kak Adrian rata dengan tanah." Ucap Adriana dengan wajah sedih.

"Sstttttt sudah jangan sedih, kamu bisa tinggal bersama kami di mansion." Ucap Rani yang tiba-tiba datang bersama dokter Adrian di mana pintu ruang kerja milik Daddy Raka terbuka.

"Tapi, akukan kepala keluarga masa numpang di mansion istri." Ucap dokter Adrian dengan wajah lesu.

"Siapa bilang menumpang? Nanti gajinya kak Adrian buat nyicil mansionku hingga lunas." Ucap Rani sambil tersenyum.

"Lunasnya kapan? Mansion milikmu kan mahal semua." Ucap dokter Adrian.

"Tidak juga ada yang murah kok dan mengenai kapan lunasnya pasti cepat kan di bantu sama Adriana." Ucap Rani yang berusaha agar suaminya tidak merasa menumpang di mansion miliknya.

'Aku akan membeli mansion yang harganya tidak terlalu mahal karena enam mansion milikku mahal semuanya. Maaf sayang aku terpaksa melakukan ini agar suamiku tidak merasa rendah diri.' sambung Rani dalam hati.

"Kakak ingin membeli rumah minimalis nanti kalau keuangan Kakak mencukupi baru beli mansion milikmu. Tapi untuk sementara kita mengontrak rumah dulu sampai uangku terkumpul." Ucap dokter Adrian yang tidak ingin hidup menumpang.

Rani menatap ke arah Karen untuk meminta bantuan sedangkan Karen yang mengerti menatap ke arah dokter Adrian.

"Atau gini saja bagaimana kalau Rani membeli rumah yang sesuai keinginan Adrian. Nanti Adrian nyicil ke Rani dan uang hasil penjualan rumah, terserah Rani pakai untuk apa." Ucap Karen memberikan usulan.

"Kalau begitu Kakak setuju, bagaimana menurutmu Rani?" Tanya dokter Adrian.

"Tidak masalah." Jawab Rani sambil masih tersenyum.

"GAWAT!" Teriak Adriana tiba-tiba.

"Ada apa?" Tanya mereka bersamaan sambil menatap ke arah Adriana.

"Itu lihat." Ucap Adriana sambil menunjuk ke layar laptopnya.

Serempak mereka menatap ke arah laptop  dan mereka sangat terkejut ketika melihat dua puluh lima pria berpakaian serba hitam menembak para bodyguard yang berjaga di luar pintu utama.

"Aku akan menghubungi Sandra dan Kasandra untuk berjaga-jaga dekat pintu utama." Ucap Karen sambil mengambil ponselnya untuk menghubungi salah satu sahabatnya karena berada di lantai atas sedangkan saat ini mereka berada di lantai bawah.

Rani tiba-tiba teringat waktu itu tanpa sengaja melihat ruang rahasia milik Daddy Raka ketika Daddy Raka berjalan ke arah ruang buku bersama kakak kembarnya yang bernama Rico kemudian memberitahukan ke Rico sebuah ruangan rahasia yang banyak pistol dari berbagai model.

"Aku tahu tempat penyimpanan pistol, kita ke ruang kerja milik Daddy." Ucap Rani.

"Daddy menyimpan pistol di ruang kerja, aku akan mengambilnya." Sambung Rani.

"Baik." Jawab mereka bersamaan.

Rani langsung berjalan ke arah ruang buku diikuti yang lainnya kemudian Rani menarik salah satu buku dan tidak berapa lama ruangan tersebut bergetar hingga beberapa saat kemudian mereka melihat ruang rahasia di mana ruangan tersebut banyak menyimpan senjata api.

Rani berjalan ke arah ruangan tersebut kemudian mengambil senjata api dan diikuti oleh dokter Adrian, Adriana dan Leonard. Tidak ketinggalan Karen juga mengambil beberapa senjata untuk disimpan di saku celana panjangnya.

Mereka berempat keluar dari ruang kerja milik Daddy Raka sedangkan Rani mendorong buku yang tadi di tarik dan otomatis ruang rahasia tersebut tertutup kembali.

'Maaf Dad, ada orang yang melihat ruang rahasia Daddy karena sekarang keadaan kami sangat darurat.' Ucap Rani dalam hati.

Sebenarnya Rani tidak ingin memperlihatkan ke Leonard karena Leonard orang luar sedangkan Karen adalah istri kakaknya, dokter Adrian adalah suaminya dan Adriana adalah adik iparnya tidak mungkin membocorkan ruang rahasia Daddy Raka.

Setelah melakukan hal itu Rani keluar dari ruangan kerja dan berjalan dengan langkah cepat hingga dirinya mendengar suara tembakan yang saling bersahutan dari ruang keluarga.

Rani yang merupakan anak keturunan mafia tidak ada rasa takut sedikitpun. Rani berjalan dengan perlahan ketika dirinya sudah sampai di ruang keluarga.

Rani melihat segerombolan pria berpakaian serba hitam sedang menembak ke arah Karen, dokter Adrian dan Adriana begitu pula sebaliknya. Rani melihat mereka bersembunyi dari balik sofa sambil menembak para musuhnya.

'Mereka menggunakan rompi anti peluru." Ucap Rani dalam hati sambil mengarahkan pistolnya ke arah kening ke dua pria tersebut dengan menggunakan dua pistol kanan dan kiri.

Dor

Dor

"Akhhhhhhhh..." Teriak ke dua pria tersebut secara bersamaan.

Bruk

Bruk

Dua tembakan tersebut berhasil mengenai ke dua pria tersebut membuat pria tersebut berteriak kesakitan dan langsung ambruk seketika.

Melihat ke dua temannya meninggal membuat mereka menatap ke arah tembakan dan melihat Rani membuat dua pria lainnya mengarahkan pistolnya ke arah Rani.

Dokter Adrian dan Adriana yang melihat Rani dalam bahaya langsung mengarahkan ke ke arah kening dua pria tersebut sedangkan Karen dan Leonard menembak pria lainnya.

Dor Dor

Dor Dor

"Akhhhhhhhh..." Teriak ke empat pria tersebut bersamaan.

Bruk Bruk

Bruk Bruk

Tanpa sepengetahuan mereka salah satu dari mereka mengarahkan pistolnya ke arah Rani. Hingga terdengar suara letusan ...

Dor

'Akhhhhhhhhh...." Teriak Rani.

Rani yang melihat dokter Adrian dalam bahaya membuat Rani menjadikan tubuhnya sebagai tamengnya membuat dokter Adrian sangat terkejut.

"Rani!" Teriak mereka bersamaan.

Dokter Adrian sangat marah ketika melihat istrinya tertembak membuat dokter Adrian membalas pria yang tadi menembaknya sedangkan Adriana dan Leonard serta Karen menembak kening para penjahat tersebut.

Dokter Adrian menarik tubuh istrinya sedangkan Adriana yang melihat Kakak nya dalam bahaya membuat Adriana ikut menjadikan tubuhnya sebagai tamengnya.

Dor

Dor

"Akhhhhhhhh ... " Teriak Leonard dan salah satu penjahat secara bersamaan.

Bruk

Bruk

Grep

"Kak Leonard!" Teriak Adriana sambil menahan tubuh Leonard agar tidak ambruk ke lantai.

Leonard yang melihat tubuh Adriana sebagai tameng Kakaknya membuat Leonard ikut menjadikan tubuhnya sebagai tamengnya.

Karen membantu Adriana menarik tubuh Leonard sambil menembak para penjahat sedangkan dokter Adrian menarik tubuh Rani untuk bersembunyi di sofa.

"Kalian menyerah lah." Ucap salah satu pria ketika melihat hanya tinggal Karen, dokter Adrian dan Adriana yang belum terluka sedangkan mereka masih lima belas orang.

Ting

Di saat bersamaan pintu lift terbuka dokter Kasandra dan Sandra keluar dari kotak persegi empat tersebut dan berjalan ke arah ruang keluarga.

"Sepertinya mereka menggunakan jaket anti peluru, kita tembak keningnya dengan menggunakan pistol." Ucap dokter Kasandra.

"Ok." Jawab Sandra singkat.

Dor                         Dor                  Dor

Dor

"Akhhhhhhhh...." Teriak ke empat pria bersamaan.

Bruk                        Bruk                Bruk

Bruk

Tembakan dokter Kasandra dan Sandra tepat mengenai sasaran membuat para pria yang kini berjumlah sebelas orang sangat terkejut kemudian menatap ke arah tembakan.

Karen, dokter Adrian dan Adriana yang melihat ada kesempatan mengarahkan pistolnya ke arah mereka.

Dor                         Dor                  Dor

Dor                         Dor                  Dor

"Akhhhhhhhh...." Teriak ke enam pria bersamaan.

Bruk                        Bruk                Bruk

Bruk                        Bruk                Bruk

Tembakan mereka berhasil mengenai ke enam pria tersebut dan kini tinggal lima orang.

"Si*l, tembak mereka semuanya!" Perintah salah satu pria tersebut.

"Baik." Jawab ke empat pria bersamaan.

Ke lima pria tersebut mengarahkan pistolnya ke Karen, dokter Adrian, Adriana, dokter Kasandra dan Sandra begitu pula sebaliknya.

Dor                         Dor                  Dor

Dor                         Dor                  Dor

Dor                         Dor                  Dor

Dor                         Dor                   Dor

"Akhhhhhhhh...." Teriak ke lima pria bersamaan.

"Akhhhhhhhh .... " Teriak Karen, dokter Kasandra dan Sandra bersamaan.

Bruk                        Bruk                Bruk

Bruk                        Bruk

"Karen, Kasandra, Sandra!" Teriak dokter Adrian sambil menahan tubuh Karen dan dokter Kasandra sedangkan Adriana menahan tubuh Sandra.

Tiba - tiba datang sepuluh pria berpakaian serba hitam dan mengarahkan pistolnya ke arah mereka.

'Haruskah aku mati sekarang padahal aku baru saja menikah dan menikmati kenikmatan duniawi.' ucap dokter Adrian dan Rani bersamaan dalam hati.

'Masa aku belum menikah ma ti sekarang? Kalau aku hidup aku akan menjadikan Adriana / Leonard menjadi pasanganku.' Ucap Leonard dan Adriana bersamaan dalam hati.

'Maafkan Mommy yang tidak bisa menjaga kalian.' Ucap Karen dalam hati.

'Jika aku diberikan kesempatan untuk hidup aku bersedia menikah dengan  Kak Ronald / Kak Marcel.' Ucap dokter Kasandra dan Sandra bersamaan dalam hati.

"Matilah kalian." Ucap para penjahat bersamaan sambil menodongkan pistol ke mereka.

Terpopuler

Comments

Muniroh Mumun

Muniroh Mumun

sport jantung thoorrr

2023-03-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!