Pernikahan Pertama dan Terakhir

"Tidak ada hanya menggerakkan pinggulku, memangnya kenapa?" Tanya Rani pura-pura polos sambil menarik tali jubah handuk milik suaminya.

"Stop, berhenti melakukan hal itu." Pinta dokter Adrian sambil memegangi bokong milik istrinya agar tidak bergerak.

"Punya suamiku sudah tegang ya?" Tanya Rani sambil tangannya menggenggam tombak sakti milik suaminya tanpa memperdulikan permintaan suaminya.

"Besar berurat dan panjang." Sambung Rani sambil memaju mundurkan tangannya agar semakin tegang.

Grep

"Sayang ... Ahhhhhhh... Aku mohon jangan lakukan itu ... Ahhhhhhh... Aku takut tidak bisa mengendalikan diriku." Mohon dokter Adrian sambil sesekali mengeluarkan suara merdunya membuat dokter Adrian menahan tangan Rani agar tidak menggerakkan tangannya.

"Akukan lagi ingin sayang." Ucap Rani sambil mengangkat pinggulnya ke atas.

Jleb

"Sayang, kamu lagi datang bulan jadi tidak mungkin kita melakukan hubungan suami is ... Ahhhhhhh..." Ucapan dokter Adrian terputus ketika tombak sakti miliknya melesat masuk ke dalam goa milik istrinya.

"Aku belum datang bulan tadi aku hanya menggoda suamiku." Ucap Rani sambil tersenyum dan menggoyang-goyangkan pinggulnya secara berulang-ulang membuat dokter Adrian merem melek.

"Ternyata istriku nakal juga." Ucap dokter Adrian sambil menikmati apa yang dilakukan oleh istrinya.

"Nakal sama suami boleh dong." Ucap Rani kemudian menjilati leher suaminya.

Dokter Adrian hanya tersenyum mendengar ucapan Rani dan menikmati apa yang dilakukan oleh istrinya. Rani melepaskan jubah handuk milik suaminya dan membuangnya secara asal.

"Suami ku ternyata nakal juga tidak memakai apa-apa hanya memakai jubah handuk." Ucap Rani sambil menyentuh dan meraba dada suaminya.

"Nakal sama istri boleh dong." Balas dokter Adrian sambil menarik jubah handuk milik istrinya.

"Sayang kamu ..." Ucap dokter Adrian yang tidak melanjutkan perkataannya karena melihat istrinya memakai lingerie yang membuatnya semakin bertambah seksi.

"Suka tidak?" Tanya Rani sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dan mengedipkan matanya.

"Suka sekali, setiap hari seperti ini membuat rasa lelahku langsung hilang." Ucap dokter Adrian.

Selesai mengatakan hal itu dokter Adrian mendorong tubuh istrinya tanpa melepaskan tombak saktinya yang berada di dalam sangkarnya.

Kini dokter Adrian berada di atas tubuh istrinya kemudian mulai menggoyangkan pinggulnya secara berulang-ulang membuat Rani merem melek menikmati permainan suaminya sambil sesekali mengeluarkan suara merdunya.

"Sayang, terus ... Punyamu enak banget ahhhhhhhh... Sayang ... Aku mau keluar ahhhhhhh... " Racau Rani.

Rani mengangkat tubuhnya ke atas dan tidak berapa lama ambruk ke ranjang tanda dirinya mendapatkan pelepasan untuk pertama kalinya.

Dokter Adrian sangat senang melihat istrinya sangat puas dengan permainannya sedangkan istrinya mengatur nafasnya karena sudah mendapatkan pelepasan.

Dokter Adrian menggoyangkan pinggulnya kembali hingga tidak berapa lama dokter Adrian mempercepat gerakannya membuat Rani mengeluarkan suara merdunya hingga beberapa saat dokter Adrian mengeluarkan laharnya dan dimasukkan ke dalam rahim istrinya.

Setelah beberapa saat dokter Adrian menarik tombak saktinya kemudian menggulingkan tubuhnya ke arah samping. Rani turun dari ranjang kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya kembali karena dirinya tidak suka kalau tubuhnya lengket.

Ceklek

Rani membuka pintu kamar mandi kemudian berjalan ke arah ranjang di mana suaminya menatap dirinya sambil tersenyum bahagia.

"Sepertinya suamiku bahagia sekali." Ucap Rani sambil duduk di sisi ranjang dan bersandar di kepala ranjang.

"Kakak sangat senang memiliki istri secantik dirimu." jawab dokter Adrian.

"Kalau aku jelek pasti Kak Adrian tidak senang ya?" Tanya Rani dengan wajah cemberut.

"Maksud Kakak yang cantik itu hatimu, buat apa wanita berwajah cantik tapi hatinya tidak cantik." Ucap dokter Adrian sambil turun dari ranjang.

Rani hanya tersenyum sedangkan dokter Adrian berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.

Skip

Kini mereka berbaring di ranjang sambil berpelukan dan memberikan kehangatan masing-masing. Tidak membutuhkan waktu lama Rani tidur dengan pulasnya sedangkan dokter Adrian mengusap punggung istrinya.

"Aku harap, pernikahan kita adalah pernikahan pertama dan terakhir karena Kakak tidak ingin kita berpisah." Ucap dokter Adrian.

Dokter Adrian memejamkan matanya dan tidak berapa lama dirinya tidur dengan lelap menyusul mimpi indah istrinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!