Ketika Karen dan dokter Adrian ingin bicara bersamaan pintu ruangan tersebut di ketuk oleh seseorang membuat Karen dan dokter Adrian tidak jadi bicara.
"Masuk." Ucap Daddy Raka.
Ceklek
Pintu ruangan cctv tersebut di buka membuat semua orang menatap ke arah pintu tersebut dan melihat pria tampan masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Kak Leonard." Panggil Karen, Sandra dan dokter Kasandra bersamaan sambil berjalan ke arah Leonard.
Grep Grep Grep
Baru saja satu langkah tangan Karen di genggam oleh Rico begitu pula dengan Sandra dan dokter Kasandra tangannya di genggam oleh Marcel dan Ronald.
"Hai Karen, Sandra dan Kasandra." Panggil Leonard.
"Hai juga." Jawab Karen, Sandra dan dokter Kasandra bersamaan.
"Oh ya tadi menghubungi ku ada apa?" Tanya Leonard yang merasakan suasana ruangan tersebut sangat dingin akibat tatapan Rico, Marcel dan Ronald.
"Aku minta bantuan untuk memperjelas gambar orangnya dari rekaman cctv." Ucap Sandra.
"Bukankah kamu bisa?" Tanya Leonard.
"Bisa tapi tadi aku sedang memperbaiki rekaman cctv yang rusak." Jawab Karen.
"Oh, mana rekaman cctv untuk memperjelas gambar orangnya?" Tanya Leonard.
"Ada di laptop Adriana, Adriana coba dikasih tahu." Pinta Sandra.
"Ok." Jawab Adriana sambil memperlihatkan laptopnya.
Leonard berjalan ke arah Adriana untuk melihat rekaman cctv tersebut.
"Duduk di sini Kak." Ucap Adriana sambil menunjuk kursi kosong di sebelahnya.
"Apakah ada yang marah?" Tanya Leonard.
"Tidak ada Kak, tenang saja kalau mereka sudah ada yang punya sedangkan aku belum jadi aman." Jawab Adriana yang mengerti pertanyaan Leonard.
"Siapa bilang kamu aman? Ingat Adriana kamu masih tanggung jawab Kakak." Ucap dokter Adrian dengan nada dingin yang tidak menyukai Leonard karena musuhnya waktu mereka dulu kuliah.
Leonard sangat familiar dengan suara dokter Adrian membuat Leonard membalikkan badannya dan menatap ke arah dokter Adrian musuh lamanya.
"Hallo Adrian." Panggil Leonard sambil tersenyum devil.
"Kamu ..." Ucapan dokter Adrian terpotong oleh Karen.
"Sudah ... sudah ... Kalian berdua seperti Tom dan Jerry setiap kali bertemu, bisakah kalian akur?" Tanya dokter Kasandra.
"Tidak." Jawab ke duanya bersamaan.
"Adrian dan Kak Leonard, aku tahu kalian masih menyimpan kekesalan tapi itu sudah masa lalu. Lupakanlah masa lalu karena menyimpan dendam akan merusak diri kita." Ucap Karen berusaha menasehati.
"Apa yang dikatakan Karen benar, lupakanlah masa lalu dan mari kita bersahabat lagi seperti dulu. Masa setiap kita bertemu aku hanya bisa mengajak salah satu dari kalian padahal aku ingin kita berempat selalu bersama dan berkumpul mengingat apa yang telah pernah kita lakukan." Sambung dokter Kasandra.
"Jika salah satu dari kita mengalami masalah maka kita bersama-sama membantu mengatasi masalah." Sambung Sandra.
Karen, dokter Kasandra dan Sandra berjalan kemudian menarik tangan dokter Adrian dan Leonard lalu ke dua tangan mereka di satukan.
"Kita berempat adalah sahabat sejati dan aku ingin bersabatan kita abadi." Ucap dokter Kasandra.
"Aku sudah menikah dan sudah hamil anak kembar, aku ingin kalian segera menyusul untuk menikah dan mempunyai anak dengan demikian kita bisa menjodohkan anak - anak kita nantinya agar persahabatan kita selalu abadi." Sambung Karen.
"Apa yang dikatakan oleh Karen benar menjodohkan anak-anak kita selain itu aku ingin persahabatan kita bisa di contoh oleh anak - anak kita." Sambung Sandra.
Ke dua pria tampan tersebut menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menganggukkan kepalanya membuat Sandra, Karen dan dokter Kasandra tersenyum bahagia karena bisa membuat mereka tidak menyimpan dendam. Setelah beberapa saat mereka melepaskan tangannya kemudian Leonard duduk di sebelah Adriana.
"Kakak akan memakai laptop milik Kakak untuk memperjelas gambarnya." Ucap Leonard sambil mengeluarkan laptopnya.
Leonard mengotak atik laptopnya hingga lima belas menit kemudian Leonard berhasil memperjelas gambar para musuh yang membakar rumah dokter Adrian.
"Mereka ... " Ucap dokter Adrian dan Leonard bersamaan sambil saling menatap dan menyimpan amarah dalam waktu bersamaan.
"Bukankah dia Kak Vino?" Tanya Karen, dokter Kasandra dan Sandra bersamaan dengan wajah terkejut.
"Ya benar." Jawab dokter Adrian dan Leonard bersamaan.
"Siapa Vino?" Tanya Rico, Marcel dan Ronald bersamaan.
'Waduh saingan lagi, tadi Leonard dan sekarang Vino.' ucap Rico, Marcel dan Ronald bersamaan dalam hati.
"Sebenarnya kami berlima bersahabat Karen, Kasandra, Sandra, Kak Adrian, Kak Leonard dan Vina adiknya Vino. Vina menyukai Kak Adrian dan juga Kak Leonard ... " Ucapan dokter Kasandra terpotong oleh Ronald.
"Di mana-mana menyukai seseorang itu hanya satu tapi kenapa ini dua?" Tanya Ronald dengan wajah terkejut begitu pula dengan yang lainnya.
"Waktu aku tanyakan katanya buat cadangan dan tentu saja aku, Kasandra dan Sandra menasehati untuk pilih salah satu tapi Vina tidak mau, Vina menginginkan ke duanya." Jawab Karen yang menjawab pertanyaan Ronald.
"Sejak saat itu entah kenapa Kak Adrian dan Kak Leonard bermusuhan. Hingga kami menanyakan ke Vina dan katanya tidak tahu dan seminggu kejadian itu tiba-tiba Vina ditemukan meninggal dunia di sebuah danau tempat biasa kita kumpul." Sambung dokter Kasandra.
"Apa jangan-jangan Kak Vino mengira kita yang melakukannya dan karena itu menargetkan aku dan Adrian?" Tanya Karen sambil berfikir.
"Apa menargetkan kalian?" Tanya Leonard dengan wajah terkejut.
"Mungkin saja karena melihat rumah Adrian yang hancur dan menargetkan adiknya sedangkan ke dua mertuaku, aku, suamiku,Adrian dan Rani di serang di hotel pada malam hari, pada waktu bersamaan." Jawab Karen.
"Bisa jadi ada hubungannya." Jawab dokter Kasandra dan Sandra bersamaan.
"Kalau begitu kita cari alamat Vino." Ucap Rico tiba-tiba.
"Masalahnya rumah Vino sudah di sita oleh bank dan aku tidak tahu di mana dia tinggal." Jawab Leonard.
"Terakhir ketemu kapan?" Tanya Karen karena sudah lama hilang kontak.
"Dua bulan yang lalu di pemakaman Vina." Jawab Leonard.
"Coba aku retas data Kak Vino dan kak Leonard retas cctv dua bulan lalu di mana terakhir melihat Kak Vino karena siapa tahu bisa mengetahui alamatnya." Ucap Karen sambil mengotak atik laptopnya.
"Ok." Jawab Leonard singkat.
"Sambil menunggu Mommy dan Daddy ingin mandi dulu ya." Ucap Mommy Nicole yang merasa tubuhnya lengket.
"Baik Mom." Jawab mereka bersamaan.
"Baik Tante." Jawab Leonard.
Mommy Nicole dan Daddy Raka meninggalkan tempat tersebut di susul dokter Adrian dan Rani sedangkan yang lainnya masih setia menunggu.
"Adriana coba kamu retas cctv hotel ini, apakah ada pergerakan musuh atau tidak." Ucap Karen tiba-tiba merasa tidak enak.
"Ok." Jawab Adriana.
Adriana, Karen dan Leonard mengotak atik laptopnya hingga setengah jam lamanya Adriana berteriak membuat orang serempak menatap ke arah Adriana.
"GAWAT!" Teriak Adriana.
"Ada apa?" Tanya mereka bersamaan.
"Lihat ada dua mobil hitam parkir dan delapan orang keluar sambil membawa koper dan sepertinya isinya bom." Ucap Adriana yang mengira-ngira.
"Coba Kakak cek." Ucap Karen sambil mengotak atik laptopnya.
Karen yang awalnya ingin meretas data Vino tidak jadi dan lebih memilih untuk melihat isi koper tersebut hingga lima menit kemudian Karen sudah tahu isi koper tersebut.
"Benar isinya koper dan belum di pasang bom waktu." Ucap Karen sambil masih mengotak atik laptopnya.
"Apa? Kakak akan ke sana untuk menangkap mereka." Ucap Rico sambil berjalan ke arah pintu.
"Aku ikut." Ucap Marcel dan Ronald bersamaan sambil berjalan mengikuti Rico.
"Aku juga." Sambung dokter Kasandra dan Sandra bersamaan sambil berjalan mengikuti langkah kekasih mereka.
"Aku akan kasih tahu posisi mereka ke kalian semuanya lewat wa." ucap Karen sebelum mereka keluar dari pintu.
"Ok." Jawab Rico, Marcel, Ronald, dokter Kasandra dan Sandra bersamaan.
"Adriana tolong panggilkan Mommy, Daddy, Adrian dan Ana." Ucap Karen.
"Baik Kak." Jawab Adriana sambil berjalan ke arah pintu.
"Aku ikut kamu." Ucap Leonard yang entah kenapa takut kalau terjadi sesuatu dengan Adriana.
"Lebih baik temani Kak Karen." Ucap Adriana.
"Aku tidak apa-apa di tinggal sendirian, lebih baik kamu pergi ke kamar kak Adrian sedangkan Kak Leonard ke kamar ke dua mertuaku nanti aku kasih tahu kemana mereka pergi lewat pesan wa." Ucap Karen.
"Ok." Jawab ke duanya bersamaan.
Leonard dan Adriana berjalan meninggalkan Karen sendirian yang masih sibuk mengotak atik laptopnya.
Adriana berlari ke arah kamar kakaknya dan tanpa mengetuk pintu Adriana membuka pintu kamar Kakaknya. Adriana tanpa sengaja melihat Kakak nya sedang berciuman dan langsung menghentikan ketika adiknya tiba-tiba membuka pintu kamarnya secara tiba-tiba.
"Adriana." Ucap dokter Adrian dengan nada kesal sedangkan wajah Rani memerah menahan malu.
"Maaf Kak Adrian dan Kak Rani, ada delapan orang datang sambil membawa koper yang berisi bom." Jawab Adriana yang memberikan alasan kenapa dirinya membuka pintu tanpa mengetuk pintu.
"Apa? Dimana mereka?" Tanya dokter Adrian dan Rani dengan nada terkejut sambil berjalan ke arah lemari pakaian.
"Di parkiran mobil." Jawab Adriana.
"Apakah mereka sudah ke parkiran mobil?" Tanya Rani sambil mengambil tas ransel.
"Sudah." Jawab Adriana.
"Baik, kalau begitu aku akan membantu menangkap mereka." Ucap Rani sambil keluar dari kamarnya.
"Aku ikut." Jawab Adrian dan Adriana bersamaan juga ikut keluar dari kamarnya.
"Kak Adrian dan Adriana bisa menggunakan senjata?" Tanya Rani.
"Aku bisa menggunakan pistol." Jawab dokter Adrian dan Adriana bersamaan.
"Bagus, kalau begitu ambillah pistol ini." Ucap Rani sambil memberikan dua pistol ke mereka berdua.
"Ok." Jawab ke duanya bersamaan sambil menerima pistol tersebut.
"Kalian mau kemana?" Tanya Leonard yang sedang berjalan ke arah lift.
"Mau membantu mereka." Jawab ke tiganya bersamaan.
"Aku ikut." Jawab Leonard sambil jalan mengikuti langkah mereka.
"Daddy dan Mommy sudah tahu?" Tanya Rani sambil memberikan pistol ke Leonard.
"Sudah katanya mereka juga akan bersiap sebentar lagi keluar dari kamar." Jawab Leonard.
Ceklek
Tiba-tiba pintu kamar Daddy Raka dan Mommy Nicole terbuka dan sepasang suami istri tersebut sudah siap sambil membawa pistol dan jaket anti peluru.
"Kalian juga ingin menyerang?" Tanya Daddy Raka.
"Ya." Jawab mereka bersamaan.
Ting
Tiba-tiba ponsel milik Daddy Raka berdering sekali tanda ada pesan masuk membuat Daddy Raka mengambil ponselnya yang di simpan di saku kemejanya kemudian membuka isi pesan tersebut.
"Adrian, Adriana dan Kak Leonard kalian pergi ke lantai tiga sedangkan Daddy, Mommy dan Rani ke lantai empat."
"Pesan dari Karen, Adrian, Adriana dan Kak Leonard masuk ke lift sebelah kiri sedangkan yang lainnya masuk lift sebelah kanan." Ucap Daddy Raka.
"Baik." Jawab mereka bersamaan.
Sebenarnya dokter Adrian ingin agar bisa pergi bersama istrinya namun karena permintaan Ayah mertuanya membuat dokter Adrian patuh. Mereka masuk ke dalam lift di mana mereka di bagi dalam dua kelompok.
Di tempat yang berbeda di mana kelompok Rico, Marcel, Ronald, dokter Kasandra dan Sandra sedang menatap enam pria sambil berjalan ke arah mereka.
'Jika aku bilang serang maka serang mereka.' ucap Rico dengan suara pelan agar mereka tidak mendengar.
Marcel, Ronald, dokter Kasandra dan Sandra yang mengerti langsung menganggukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Yayuk Triatmaja
Rani, maaf akan author perbaiki. terima kasih
2023-05-08
1
Masumi Hayami
Namanya Rani atau Ana?
atau nama aslinya RaniAna ya?
2023-05-08
1
nuna jimin🧸🧸
trmksh thor sdh up lgi..lnjut smngt
2023-03-27
0