Bab 20 : Obrolan Sambil Menunggu Makanan

"Jadi, kamu punya obeng atau nggak?"

"Hah?" oke, Dea pasti terlihat bloon sekarang. Hah hoh hah hoh.

Senyuman Aska kembali terbit. Gemas sekali rasanya ingin mencubit pipi Dea yang kini tampak bersemu merah. Aska menahan tangannya sebaik mungkin untuk tak menyentuh pipi Dea sekarang "Punya obeng atau tidak? Kalau nggak, aku ambil di unit aku?"

Ucapan Aska sukses menyadarkan kewarasan Dea. Menahan malu karena Aska nampak tersenyum gemas ke arahnya, Dea buru-buru berdiri dan mengambil perkakas yang ada di bahwa laci meja. Meski benci dengan kecoa, Dea sering membetulkan barang-barang rusak di rumahnya seorang diri. Dea punya perkakas yang tak jauh lengkap dari milik ayahnya.

"Ini" Tak ingin kembali duduk di samping Aska, Dea langsung berbalik dan berjalan ke kamar mandi. Ia belum mandi seharian. Namun, langkahnya kembali terhenti saat Aska memanggilnya.

"Dey?"

"Iya?" secepat ia menjawab, maka secepat itu pula badannya memutar menghadap ke arah Aska. Kenapa jadi salah tingkah begini sih?.

"Udah makan?"

Ah, jangankan mandi. Makan saja Dea lupa seharian ini. "Kamu lapar?"

Aska yang mulai menggabungkan satu per satu bagian meja menganggukkan kepalanya. "Lapar, seharian di proyek jadi cuman makan roti doang"

"tapi pesen makan dari luar aja ya" lanjut Aska.

Tawa Dea menguar. Masalah nasi goreng kemarin memang Dea tak sengaja menuangkan banyak garam karena malah terpukau melihat aktifitas Aska yang tengah memasang pengganjal sela pintu. Dan mungkin jika ia nekat masak juga malam ini, kejadian kemarin mungkin akan terjadi jauh lebih parah lagi. Dea bahkan lebih terpesona lagi malam ini setelah kalimat Aska barusan.

"Nasi gorengnya emang ke asinan itu nggak sengaja kok. Masakan aku juga biasanya enak"

"Bukan masalah masakan kamu enak atau nggak. Cuman ngeliat keadaan kamu sekarang kayanya lagi sama nggak baiknya kaya kemarin. Anggap aja aku traktir buat nasi goreng kemarin"

"Tapi roti bakarnya enak kan?"

"Dimakan Sea"

"Oke" Dea langsung membaliknya badannya dan masuk ke dalam kamar mandi. Siapa lagi juga itu Sea? Dunia Aska sepertinya memang di kelilingi oleh banyak perempuan.

***

Membuka ponselnya, Aska mulai memesan makanan yang sepertinya akan di sukai oleh Dea. Malam ini jelas ada kemajuan, Dea begitu menurut padanya seperti Kucing milik Bila di rumah, tapi jelas, kadar kelucuan Bila jauh jauh jauh lucu diatas kucing Bila.

Selesai memesan makanan, Aska kembali fokus pada perkakas dan bagian-bagian meja di depannya. Meski mustahil selesai sebelum makanan datang, Aska malah ingin merakit dengan super lambat agar tak selesai hari ini dan esok ia masih mempunyai alasan untuk datang lagi ke unit Dea. Jatuh cinta dengan seorang selebritis jelas tak seleluasa jika berkencan dengan rakyat biasa. Aska mungkin sudah harus membuat list tempat tak banyak pengunjung mana saja yang harus ia kunjungi bersama Dea kelak.

Meletakan obeng di tangannya, Aska memilih bersandar pada sofa. Sudah hampir setengahnya jadi, Aska tak ingin cepat-cepat selesai. Sambil menunggu makanan dan Dea yang berada di kamar mandi, Aska mulai berselancar di media sosialnya. Satu pesan dari mamah masuk ke dalam ponselnya.

Mamah:

Di apartemen lagi mas? Nginep lagi di sana? Nggak pulang? Pengin liat mamah kamu kesepian karena anaknya nggak pada ngumpul? Oh, nanti kalau mamah pingsan kamu baru mau pulang ya mas?.

Berbeda dengan Bila yang jahilnya minta ampun, mamah menempati sebagai ratu drama di rumah. Baru juga dua hari dirinya tak pulang, mamah sudah seperti kehilangan dirinya bertahun-tahun.

Mamah:

Mamah mau video call mas, diangkat. Sekalian mamah mau liat apartemen kamu. Besok mamah mau main ke sana.

Sebelum mamah melakukan panggilan, Aska buru-buru mengetik balasan. Jam segini, Bila pasti berada di dekat mamah. Bisa jadi masalah kalau bocah itu sadar dengan interior yang jelas berbeda dengan unitnya.

Aska :

Besok kakak pulang mah. Nggak bisa video call, lagi sambil ngerakit soalnya.

Aska tak bohong sekarang, dirinya memang sedang tak merakit maket seperti yang biasa mamah tahu, tapi dirinya tengah merakit meja dari wanita yang baru saja keluar dari kamar dengan wajah yang jauh lebih segar.

Mamah:

Tumben banget nolak. Kamu pacaran ya mas? Kamu lagi di rumah pacar kamu?

Aska menoleh pada Dea yang kini berjalan menuju dapur. Belum menjadi pacar, baru gebetan.

Mamah:

Inget kak. Yang ketiga itu setan. Jangan macam-macam kamu. Dan bawa pacar kamu ketemu sama mamah malam minggu nanti, kalau nggak dan kamu ketahuan bohong, mamah mau jodohin kamu sama anak teman mamah.

Aska:

Siap

Hanya itu yang Aska balas karena Dea sudah berjalan mendekat ke arahnya dengan satu teko jus jeruk dingin. Buru-buru Aska meletakan kembali ponselnya dan mulai pada kegiatan awalnya, merakit meja makan dengan gerakan yang super lambat.

Dea tahu dan bisa melihat jika Aska sengaja mengulur waktu, tak masalah, lagi pula makanan mereka juga belum datang.

"Makanannya belum datang?"

"Belum. Kamu udah lapar ya?"

"Kamu pesan apa?" geregetan melihat kerja Aska, Dea membatu merakit meja itu.

"Pasta dan cumi goreng kering" Aska melirik ke arah Dea sebentar. Ekspresi wanita itu kembali terlihat menggemaskan karena terlihat ragu-ragu untuk bertanya "Ada yang mau kamu tanyain?"

Dea mendongak. Ah, apa tingkahnya ketahuan sekarang?. Dea selalu pandai berakting karakter apapun, namun selalu gagal menyembunyikan sesuatu dari orang-orang yang membuatnya nyaman.

"Sea itu pacar kamu? Ini aku cuman tanya ya, soalnya ku nggak mau ada gosip kalau aku rebut pacar orang. Apalagi suami orang"

Tangan Aska yang hendak terangkat untuk mengusap kepala Dea, ia tarik kembali saat mengingat ucapan mamah barusan "Dia ponakan aku. Gadis kecil yang panggil aku ayah"

"Oh. Kalau yang manggil kamu 'ayah ganteng' itu siapa?"

Ya Tuhan. Bisa nggak sih Ge, jangan gemesin begini. Udah nggak kuat pengin ngelus kepala kamu ini.

"Dia adik aku. Emang rada jail anaknya"

Aska tersenyum saat melihat raut wajah Dea tampak terlihat lebih lega dari sebelumnya. "Kamu nanya emang karena takut ada gosip, atau emang sudah mulai tertarik sama aku?"

"Cuman gosip. Takut kalau ada gossip. Karir ku bisa tambah hancur kalau dianggap ambil pacar orang" jawab Dea ngotot, bahkan matanya membulat sempurna berusaha meyakinkan Aska yang tengah tertawa.

"Oh, iya iya percaya Dea."

"Bagus kalau gitu. Jadi, Sea itu anaknya mbak Karin? Dan mbak Karin itu kakak ipar kamu?"

Aska mengangguk. Satu yang Aska harapkan sekarang, biarkan waktu berhenti sejenak saja. Ia tak ingin keakraban dengan Dea harus terhenti karena malam yang terus datang.

Terpopuler

Comments

Is Wanthi

Is Wanthi

lailah Aska,kalo lagi jatuh cinta mah, semua terlihat lucu🙂🙂🙂

2023-04-06

1

Erli Safitri

Erli Safitri

lanjut thor semangat
seru banget🥳

2023-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Ainan Raditya Alaska
2 Bab 2 : Modus Pertama
3 Bab 3 : Dea Aliska Rahayu
4 Bab 4 : Jangan Lupa Buang Sampah Ditempatnya
5 Bab 5 : Laki-laki Bahaya
6 Bab 6 : Cari Sampai Dapat
7 Bab 7 : Adik Rese
8 Bab 8 : Ajakan Kencan Dadakan
9 Bab 9 : Psikiater atau THT?
10 Bab 10 : Emang Dasar Gila
11 Bab 11 : Drama Ponsel Ketinggalan
12 Bab 12 : Apartemen Baru
13 Bab 13 : Hewan Bermetamorfosis Tak Sempurna
14 Bab 14 : Perintah Dibuat Untuk Dilanggar Bukan?
15 Bab 15 : Adik Laknat
16 Bab 16 : Drama Apa Ini?
17 Bab 17 (Arin) : Aktris Gue Gila
18 Bab 18 : Cinta Nggak Dibalas. Mati iya
19 Bab 19 : Seperti Kerbau Yang Dicocok Hidungnya
20 Bab 20 : Obrolan Sambil Menunggu Makanan
21 Bab 21 : Sat Set Sat Set
22 Bab 22 : Wanita 4 Tahun Yang Lalu
23 Bab 23 : Pesan Aska
24 Bab 24 : Dea Tahu
25 Bab 25 : Menggigit Lidah
26 Bab 26 : Hidup VS Karir
27 Bab 27 : Mas?
28 Bab 28 : Mari Tak Saling Kenal
29 Bab 29 : Akting Mamah Ajeng
30 Bab 30 : Musuh
31 Bab 31 : Ayo Menikah
32 Bab 32 : Susah Iya, Bencana Pun Datang
33 Bab 33 : Mamah Ajeng Syok
34 Bab 34 : Garam Air Laut
35 Bab 35 : Jadi Kita Besan Nih?
36 Bab 36 : Rencana Aska Di Luar Nalar
37 Promosi
38 Bab 37 : Aska Memang Gila
39 Bab 38 : Senam Jantung di Pagi Hari
40 Bab 39 : Lo Kira Segampang Itu Bambang !!!!
41 Bab 40 : Dibalik sebuah senyuman
42 Bab 41 : Naget Gosong
43 Bab 42 : Tak Jual Cincin Kamu Aska
44 Bab 43 : Gema
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Bab 1 : Ainan Raditya Alaska
2
Bab 2 : Modus Pertama
3
Bab 3 : Dea Aliska Rahayu
4
Bab 4 : Jangan Lupa Buang Sampah Ditempatnya
5
Bab 5 : Laki-laki Bahaya
6
Bab 6 : Cari Sampai Dapat
7
Bab 7 : Adik Rese
8
Bab 8 : Ajakan Kencan Dadakan
9
Bab 9 : Psikiater atau THT?
10
Bab 10 : Emang Dasar Gila
11
Bab 11 : Drama Ponsel Ketinggalan
12
Bab 12 : Apartemen Baru
13
Bab 13 : Hewan Bermetamorfosis Tak Sempurna
14
Bab 14 : Perintah Dibuat Untuk Dilanggar Bukan?
15
Bab 15 : Adik Laknat
16
Bab 16 : Drama Apa Ini?
17
Bab 17 (Arin) : Aktris Gue Gila
18
Bab 18 : Cinta Nggak Dibalas. Mati iya
19
Bab 19 : Seperti Kerbau Yang Dicocok Hidungnya
20
Bab 20 : Obrolan Sambil Menunggu Makanan
21
Bab 21 : Sat Set Sat Set
22
Bab 22 : Wanita 4 Tahun Yang Lalu
23
Bab 23 : Pesan Aska
24
Bab 24 : Dea Tahu
25
Bab 25 : Menggigit Lidah
26
Bab 26 : Hidup VS Karir
27
Bab 27 : Mas?
28
Bab 28 : Mari Tak Saling Kenal
29
Bab 29 : Akting Mamah Ajeng
30
Bab 30 : Musuh
31
Bab 31 : Ayo Menikah
32
Bab 32 : Susah Iya, Bencana Pun Datang
33
Bab 33 : Mamah Ajeng Syok
34
Bab 34 : Garam Air Laut
35
Bab 35 : Jadi Kita Besan Nih?
36
Bab 36 : Rencana Aska Di Luar Nalar
37
Promosi
38
Bab 37 : Aska Memang Gila
39
Bab 38 : Senam Jantung di Pagi Hari
40
Bab 39 : Lo Kira Segampang Itu Bambang !!!!
41
Bab 40 : Dibalik sebuah senyuman
42
Bab 41 : Naget Gosong
43
Bab 42 : Tak Jual Cincin Kamu Aska
44
Bab 43 : Gema

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!