...°°°...
"Kak, lo kerasukan ya? Senyum-senyum sendiri"
Aska hanya melirik sekilas ke arah adik perempuannya sebelum akhirnya fokusnya kembali pada ponsel yang ada ditangan. Berita mengenai orang yang membuat acara pernikahan Ria dan Ardigo gagal total tengah beredar naik-naiknya di media. Baik media sosial maupun media televisi, semuanya memberitakan hal itu dan tersangka utama dari video yang diputar saat acara resepsi adalah Dea.
Ingin sekali Aska mencari keberadaan wanita itu yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar, Aska merindukan senyuman tipis dan tawa renyah dari sosok Dea Aliska Rahayu. Anggap saja Aska sudah jatuh cinta, karena memang itu yang ia rasakan sekarang.
Sebenarnya bukan hanya hujatan netizen saja yang ada hingga membuat gadis itu memilih sembunyi. Di beberapa media sosial, banyak para remaja yang mendukung Dea karena membongkar perselingkuhan itu, bahkan mereka kini balik menghujat Ria yang ternyata hamil di luar nikah. Mana bapak anaknya adalah pacar sahabatnya sendiri.
"Ngeliat apa sih kak? Billa penasaran"
Dengan satu jari telunjuknya, Aska mendorong dahi Billa yang mendekat, berusaha mengintip apa yang tengah kakaknya liat.
"Waw. Kakak liat gosip? Mantep. Hahaha"
Aska memutar bola matanya malas. Ditariknya sang adik lalu didekap mulut nyir-nyir adik satu-satunya ini. Billa menepuk telapak tangan sang kakak sambil menganggukkan kepalanya. Billa tahu, kakaknya ini selalu menjaga image bahkan di rumah sekalipun. Jangankan gosip, nonton tv aja kak Aska tak pernah, maka dari itu Billa cukup terkejut menemukan sang kakak senyam-senyum seperti orang gila hanya karena gosip yang membahas mengenai Dea dan Ria.
"Oke. Billa berhenti ketawa" Billa mengatupkan bibirnya rapat. Tapi jangan harap jika dirinya akan melepaskan sang kakak begitu saja tanpa diintograsi terlebih dahulu. Kemajuan pesat kak Aska melihat gosip, jelas tak boleh Billa sia-siakan begitu saja.
"Yang kakak incer mana nih? Dea atau Ria. Atau jangan-jangan Ardigo?"
Lemparan bantal sang kakak menyambut tawa Bella yang kembali menggema. Sudah 4 tahun lamanya sang kakak tak pernah menunjukkan gelagat menyukai orang lain. Baru kali ini, dan Bella rindu menggoda sang kakak. Aska tampan dan kaya, mungkin jika Bella bukan adik kandung Aska dan tidak juga tahu sisi buruk laki-laki ini, mungkin Bella juga akan menyukainya. Syukur Aska kakak kandungnya.
"Gini-gini kakak kamu masih normal ya Bel. Gila aja, dituduh suka sama cowok nggak tahu adab kaya dia"
"Terus, yang mana nih? Dea atau Ria?"
"Berisik. Udah itu kerjain aja maket kamu. Kapan mau lulus kalau nggak kelar-kelar" meletakan ponsel ditangan, Aska kembali fokus terhadap desain gambar yang ada di laptop. Malam ini, progresnya harus menyentuh angka 70% agar lusa bisa dikirim ke client.
"Ah, pasti yang Dea ya kak?" Bella masih berusaha mengorek informasi dari sang kakak. Lumayan, bisa dia gunakan untuk menambah uang jajan jika hal ini dilaporkan ke bunda.
Menopang dagu dengan satu tangan. Aska menutup laptopnya dan menatap lurus ke sang adik. Perasaan laki-laki dan perempuan saat putus itu katanya berbeda, laki-laki bisa langsung move on dan mendekati wanita lain karena dirinya adalah seorang pria, tapi Aska tak tahu jika dari sisi perempuan. "Kamu pernah patah hati dik?"
Bella menahan senyumnya sebaik mungkin, ingin rasanya dia memekik girang sekarang karena sudah hampir 4 tahun sang kakak tak pernah membahas mengenai perasaan. Bella bahkan berpikir jika hati kakak satu-satunya ini sudah mati. "Ah, jadi Dea yang diincer ya kak"
"Dia lebih tua dari kamu. Panggil yang sopan"
"Cielah" tawa Bella menggema seketika "Belum juga jadi pacar, posesif bener"
Satu toyoran Aska berikan pada Bella. Memang sebenarnya salah bertanya pada gadis yang kewarasannya paling minim di rumah ini setelah ayah. "Itu namanya sopan santun. Mau kakak nanti jadian atau nggak, itu urusan belakangan"
"Emang udah saling kenal? Jangan bila kak Aska halu doang nih. Kaya Bella yang jatuh cinta sama oppa Korea. Bella kenal mereka, tapi udah jelas mereka nggak kenal aku"
Aska tersentil dengan kalimat Bella barusan. Meski sudah memberikan kartu nama, belum tentu juga wanita itu mengenalnya "Namanya usaha dik"
"Oke. Oke. Kita kembali ke topik"
Mata Arsen berputar malas saat melihat adiknya berposisi layaknya duta cinta. Bella duduk tegak dihadapan sang kakak sambil mencoba berwajah serius, meski jelas ada sebuah senyuman tipis yang mati-matian ditahan itu.
"Ada dua tipe cewek yang susah dideketin kak. Satu, yang belum move on sama pacarnya, dalam kata lain mau cowo jungkir balik buat deketin kaya apapun, nggak bakal kecantol. Yang ada hanya capek doang"
Dea sudah move on dari Ardigo. Arsen yakin itu. Karena tak mungkin video itu diputar kalau Dea belum move on. Nggak akan ada balas dendam jika masih punya perasaan.
"Yang kedua. Tipe cewek yang udah move on cuman takut buat mulai hubungan baru. Takut jika yang baru bakal ngasih luka yang sama. Daripada yang pertama, kayanya paling susah ini kak. Karena cewek itu nggak mudah buat percaya sama orang. Apalagi tipe-tipe kaya kakak ini"
"Emang kenapa sama kakak? Kakak ganteng, tinggi, pinter, pekerja keras, kaya lagi. Cewek-cewek suka sama cowok kaya kan"
Kali ini Bella yang memutar bola mata malas. Semuanya memang ada pada sosok kakaknya, hanya saja minus nya adalah terlalu percaya diri, yang ajaibnya paling dihindari oleh para wanita.
"Nah itu minusnya. Kakak terlalu kepedean. Orang ilfill jadinya"
"Ya bukan kepedean Bil. Emang itu kenyataan"
"Iya udah, iya. Karep mu"
Aska menghela napasnya. Apa iya dia terlalu kepedeaan? Sejak kapan mengatakan fakta menjadi hal yang dianggap sombong. Aska tak mengerti jalan pikiran perempuan.
"Kak"
"Bunda, kak-"
Pekikan Bunda dari arah luar kamar, membuat Arsen langsung membekap mulut Billa dengan 5 lembar uang seratusan yang ia keluarkan dari dompet tanpa dihitung sama sekali.
"Mas kamu kemarin jadi kondangan ke Ardigo?"
Wajah wanita berusia setengah abad lebih 1 tahun bernama Mega itu menyumbul dari balik pintu. Meski umurnya sudah tergolong tak lagi muda, namun aura kecantikan masih terpancar dari wajah ibu 3 anak itu. Dari arah belakangnya seorang anak kecil menyembulkan tubuhnya dan langsung berlari ke arah Aska.
"Ayah"
Aska melebarkan kedua tangannya. Memeluk erat Sea yang selama seminggu berada di rumah bundanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments