"Bukannya motto Ardigo Entertainment itu adalah kekeluargaan? Keluarga nggak perlu undangan kertas untuk datang ke acara nikahan anggota keluarga lain kan? Apalagi pak CEO tercinta kita?" seringai licik Dea tunjukkan kepada keduanya. Dengan wajah merah padamnya, Ria meminta Dea untuk segera turun dari pelaminan secara tidak langsung.
Setelah memberikan hadia pertama, Dea turun dari pelaminan. Kurang dari 5 menit lagi video yang telah ia persiapkan sebagai hadiah kedua untuk pengantin akan diputar. Dea harus segera keluar dari pesta dan langsung menuju ke tempat pesta ulang tahun.
Bruk.
"Upss. Sorry"
Dea tersentak saat tubuhnya tiba-tiba ditabrak oleh seseorang. Gaun hitam yang ia kenakan kini terkena tumpahan koktail dari seseorang yang baru saja menabraknya. Mengangkat kepala, dahi Dea berkerut dalam saat laki-laki yang ada di hadapannya adalah laki-laki yang ia lihat tadi, laki-laki yang Dea sadari selalu memperhatikannya semenjak ia sampai di sini. Jangan-jangan dia kenalan Ria yang disuruh untuk memata-matainnya?. Dea harus cepat pergi dari sini sekarang.
"Kamu bisa menghubungi saya ke sini untuk ganti rugi gaun kamu"
Bagi Dea semakin berkerut dalam saat melihat satu kartu nama Laki-laki itu sodorkan kepadanya. Apa dia tahu rencananya, makanya dia ingin nahan gue sekarang?. Firasat Dea mengatakan jika laki-laki ini berbahaya. Dea benar-benar harus menghindar secepatnya agar tidak terjebak. Selain suruhan Ria, ada kemungkinan juga laki-laki ini adalah salah satu karyawan di Cabe Merah yang ingin menggali informasi lebih dalam. Bisa saja kan kartu nama itu adalah kartu nama palsu. JO Arsitektur, pemilihan perusahaan yang bagus.
"Tidak apa-apa. Lagi pula tak terlalu banyak yang mengenai gaun saya. Masih bisa dicuci" Gea mempertahankan senyumnya karena mereka masih menjadi pusat perhatian tamu.
"Kamu bisa menghubungi nomor saya ke sini untuk biaya laundrynya. Gaun mahal harus diperlakukan dengan mahal juga"
Dea mengepalkan tangannya kesal saat laki-laki kembali menghalangi jalan dirinya dengan kembali menyodorkan kertas berbentuk persegi panjang itu. Nggak diterima nanti dianggap sombong sama orang lain, diterima, makin lama saja dirinya berada di pesta ini. Arin yang sudah berdiri di dekat pintu keluar bahkan berulang kali mengkode dirinya agar segera keluar sebelum pukul 20.00. Macam cinderella saja. Bedanya cinderella harus segera pergi sebelum sihirnya menghilang, namun kalau Dea harus segera pergi jika karirnya tak ingin menghilang. Jadi gelandangan Jakarta.
Tak ingin semakin panjang urusannya, Dea menerima kartu nama itu agar pria ini menyingkir dari jalannya. Namun, Dea dibuat mendelik tak suka saat laki-laki itu kembali menahannya sambil mengulurkan tangan meminta berkenalan.
"Aska"
Dea mengatupkan bibirnya. Jangan sampai ada umpatan yang keluar dari mulutnya sekarang. Laki-laki ini memang benar-benar membahayakan.
"Dea. Saya rasa kamu mengenal nama saya meski kita tak perlu berkenalan" dilihat dari Aska yang tersenyum, laki-laki itu jelas tahu ada nada kesal yang tersemat di suara Dea sekarang. Dea menjabat tangan laki-laki itu. Jika tidak, jelas besok akan ada berita yang naik dengan judul karena sedang patah hati, Dea Aliska Rahayu tidak mau menjabat tangan penggemarnya. Pelampiasan kepada penggemarnya?.
"Saya tak suka hutang dengan orang lain. Jadi saya harap anda—ah, mbak Dea bisa menghubungi saya ke nomor itu"
"Tenang saja. Ini bukan endorse, jadi anda tak perlu repot-repot untuk ganti rugi" Dea berusaha untuk melepaskan genggaman Aska pada tangannya. Sebenarnya apa yang laki-laki ini inginkan darinya sekarang?
"Tapi sa—"
Ucapan Aska berhenti saat lampu ballroom yang sebelumnya menyala terang kini redup. Dea tahu, dia perlu melambaikan tangan perpisahan dengan karirnya sekarang.
Sekali lagi Aska benar-benar berbahaya. Karena, alih-alih terkejut melihat video yang diputar, laki-laki malah menoleh ke arahnya dengan senyuman tipis sambil mengendurkan genggamannya pada Dea. Tak ingin menjadi pusat amukan Ria, Dea langsung berjalan dengan dibuat anggun sebaik mungkin, meski kakinya kini mulai terasa lemas.
Melirik sebentar kartu nama yang ada di tangannya, Dea kemudian meremasnya dan membuangnya di tong sampah.
Ainan Raditya Alaska. Cari mati dia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Erli Safitri
semangat thor
2023-03-23
1