Aska tahu ajang mendekati Dea akan semakin susah sekarang. Baru juga kemarin malam mereka bisa mengobrol bersama bahkan saling memberi bantuan satu sama lain, tapi sekarang, melihat bagaimana ekspresi Dea yang tengah duduk cukup jauh dari meja mereka itu membuat Aska merasa was-was.
Saat duduk berdua dengan mbak Karin saja, ekspresi Dea sudah terlihat kesal. Kini malah ditambah dengan kedatangan Ria yang ikut duduk dihadapan Karin.
Aska tahu, apa yang membuat dua aktris itu nampak tak suka melihat ke arah Karin, apalagi jika bukan masalah berita dikeluarkannya kedua aktris itu dari film yang tengah digarap mamih Sea itu.
Film 'Arsela' bercerita mengenai tiga wanita bersahabat yang menjalani hari-hari perkuliahan di Jakarta. Kisah cinta dan kisah hidup Arsela yang jatuh cinta dengan anak buah ayahnya yang diperankan oleh Dea sudah tayang di musim pertama. Dan di musim ke dua yang menceritakan tentang Amanda, Dea dan Ria dikeluarkan dari film karena gosip panas yang tengah beredar. Tak benar-benar di keluarkan sebenarnya, hanya dibuat kuliah ke luar negeri dan hanya akan muncul di beberapa scene saja. Entahlah, Aska tak tahu detailnya. Yang Aska sadari sekarang adalah, jalan untuk mendekati Dea akan semakin terjal.
Darimana ia harus memulai penjelasan? Mengenai Sea yang sebenarnya adalah ponakannya?, atau mengenai Bila yang sebenarnya adalah adik kandungnya? Atau mulai dari mbak Karin yang berposisi sebagai mantan kaka iparnya?.
Aska mengeram kesal. Sea sudah di bawa ke daycare mamah selagi menunggu mamihnya selesai bekerja. Aska hanya duduk sendiri dengan hati yang nambah was-was ini.
"Oh, jadi gebetan lagi ketemu sama kakak ipar ceritanya bang?"
Bara yang menjadi pemilik kafe dengan tamu dadakan itu meletakan secangkir kopi di depan Aska. Hari ini kafe memang sengaja dibuka lebih siang karena permintaan sang kakak. Katanya dia ingin meminjam tempat ini untuk urusan bisnis sebentar. Dan ya, mbak Karin yang berprofesi sebagai seorang sutradara jelas urusan bisnisnya berhubungan dengan aktris.
"Jam berapa kafe ini buka?" Aska benar-benar khawatir jika ada orang asing yang melihat mereka. Berita tentang Dea tak akan mereda dan malah akan menjadi panas.
Pandangan Aska menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan bahwa hanya orang-orang yang ia kenal dan beberapa karyawan Bara yang sudah datang yang melihat semua ini. Lagi pula, kenapa Dea suka sekali membuat masalah.
Lihat? Seperti gebrakan meja yang terdengar dari arah meja yang diduduki oleh 3 wanita itu. Aska nyaris berdiri dan mendekat jika saja Bara tak langsung menahan pundaknya dan menyuruhnya untuk kembali duduk.
"Bukan Dea, tapi Ria. Sumpah ini seru bang. Kapan lagi kan ngeliat mbak Karin bisa nahan emosi begitu, biasanya udah ngomel-ngomel dia"
Bara benar, yang menggebrak meja tadi bukanlah Dea melainkan Ria. Namun melihat wajah menahan amarah Dea membuat Aska sedikit khawatir. Bagaimana jika ada yang membocorkan pertemuan ini ke media? Masalahnya bukan hanya ada mbak Karin saja yang duduk diantara mereka, namun ada juga rekan kerja kakak iparnya itu yang mungkin berposisi sebagai asisten sutradara.
"Gue nggak sengaja denger semalam saat mbak Karin telfon sama orang lain. Yang dikeluarkan dan dibuat meninggal itu peran Ria. Kalau Dea cuman dibuat sekolah ke luar negeri, jadi masih ada kemungkinan bakal muncul di beberapa scene."
"Kenapa di keluar kan?, kayanya cuman itu projek terakhir punya Dea"
Bara tertawa dan Aska tahu pertanyaannya barusan pasti terdengar konyol setelah melihat kondisi yang tengah terjadi sekarang. Rumah produksi jelas tak ingin mengambil resiko disaat banyak orang yang tengah menghujat Dea dan Ria di dunia maya.
"Nggak usah dijawab" lanjut Aska. Matanya kini beralih pada Ria yang tampak berdiri lalu pergi bersama manager wanita itu. Menyisakan Dea yang kini tampak memejamkan mata lalu mengikuti Ria yang keluar dari kafe. Untuk sejenak mata mereka bersitatap dan Aska tak tahu apa arti tatapan itu.
......°°°°......
Tawa Dea menguar tepat ketika masuk ke dalam mobil Arin. Diskusi yang hanya berujung dengan hasil yang sama itu membuat Dea benar-benar muak. Hanya saja tak ia tunjukan secara terang-terangan di depan mbak Karin. Bisa saja kan kelak di suatu hari mereka akan bekerjasama lagi? Dea tak ingin meninggalkan kesan buruk pada seorang sutradara yang namanya tengah dielu-elukan di dunia perfilman itu.
Memang tak seburuk Ria yang akan langsung mengalami kecelakaan dan meninggal, Dea hanya digambarkan ke luar negeri dan dari 16 episode yang ada, setidaknya dia akan muncul di 8 episode meski kemunculannya hanya sebatas 5 menit di video call.
Tanpa repot-repot di seret oleh ibu, sepertinya Dea yang akan menyeret kakinya sendiri kembali ke Solo saat tak ada lagi karir miliknya yang bisa menghasilkan uang untuk menutup kebutuhan sehari-hari.
"Nggak istri nggak suami, kampret emang!!"
Arin yang baru saja masuk mobil mengerutkan dahinya "Suami? Lo kenal suaminya mbak Karin?"
"Waw.. Atau jangan-jangan ini emang rencana mereka sejak awal?" Dea bertanya pada dirinya sendiri setelah serangkaian kejadian yang sudah terjadi kini terangkai di kepalanya membentuk benang merah.
Dari awal Karin pasti memang tak ingin bekerja sama dengannya. Maka dengan itu ia sengaja menyuruh suaminya untuk menahan dia saat di pesta kemarin, dengan adanya gosip maka Dea akan mudah untuk dikeluarkan dari projek ini. Dea bertepuk tangan sambil tertawa terbahak-bahak.
"Selama jadi aktris, gue jahat banget apa ya? Sampai punya banyak musuh buat ngancurin karir gue?" tanyanya pada Arin. Yang ditanya semakin mengerutkan dahinya.
Akhir-akhir ini Arin sebenarnya cukup takut dan khawatir dengan kondisi sahabatnya ini, maka dari itu ia menghubungi keluarga Dea yang ada di Solo.
"Lo depresi banget De? Pulang yuk ke Solo"
"Akhhhhhhhhh"
Alih-alih menjawab, Dea malah berteriak kencang sambil mengumpat tak jelas layaknya orang kesurupan. Arin yang nyaris serangan jantung, menggeplak dahi Dea hingga kepalanya membentur sandaran kursi.
Plakk. Oh, suaranya bahkan terdengar begitu nyaring.
"Aw. Sakit tahu!!"
"Kuping gue juga sakit gila. Lo kenapa sih?"
"Aska" Dea memposisikan tubuhnya menghadap ke Arin "Aska, dia suami Karin"
"Hah? Aska siapa?"
"Cowok yang nahan gue di pesta. Dia pasti sengaja kan nahan gue di pesta biar Karin punya alasan ngeluarin gue dari film"
"Sumpah. Lo tambah nggak waras" tak memperdulikan Dea yang masih menggerutu sambil menjelaskan sosok yang dikatakan sebagai suami Karin, Arin menjalankan mobilnya keluar dari parkirnya kafe. Sebentar lagi, dia harus kembali ke agensi karena ada pekerjaan. Arin harus mengantarkan artis yang nyaris gila ini ke apartemen.
"Lo liat anak kecil tadi kan? Nah dia manggil Aska dengan sebutan ayah. Mana tetanggaan sama unit gue" Dea masih mencoba untuk membuat Arin percaya.
"dia bapak dua anak. Ya Tuhan, bisa-bisanya gue bawa masuk bapak dua anak ke dalam unit?"
Ucapan Dea, sukses membuat Arin kembali menepikan mobilnya. Membawa masuk laki-laki lain ke apartemen ditengah gosip seperti ini. Emang benar-benar sudah tak waras.
"LO APA?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Is Wanthi
😂😂😂😂😂😂😂 beneran duo sahabat bikin ngakak,,,,
2023-04-06
1