Satu bulan sudah pernikahan mereka, keduanya semakin dekat dan akrab saja. Hari-hari seperti biasa mereka jalani menjalankan pernikahan lainnya suami istri walaupun belum sama-sama tidur satu kamar dan berhubungan layaknya suami istri tetapi mereka sedikit demi sedikit ke tahap yang lebih agak ke intim lagi. Karena terkadang bukan hanya sekedar ciuman saja yang mereka lakukan, Arkan suka khilaf dengan tangan nya yang suka merogoh dan menyelinap masuk ke dalam baju Keira hingga menyentuh bukit kembar yang lembut dan berukuran cukup besar itu.
" Mas, kamu gak apa-apa?" Tanya kera dia duduk di samping suaminya saat laki-laki itu baru saja pulang kerja malam ini.
Kira terlihat cemas dan khawatir melihat Arkan begitu pucat dan lemas sekali. Kemudian kera menyentuh kening Arkan dan ternyata suhu tubuhnya begitu panas.
" Ya Allah ternyata kamu demam, Mas." Kemudian kera membukakan sepatu Arkan dan juga memapahnya ke kamar agar suaminya itu bisa berbaring lebih nyaman di sana.
Kemudian kera pergi ke dapur mengambil air hangat di dalam wadah dan handuk kecil kemudian dia pergi kembali ke kamar. Pelan-pelan kera membuka kancing baju Arkan dengan wajah merah serta detak jantung berdetak kencang lantaran melihat tubuh suaminya yang begitu indah dipandang dan sangat keras saat disentuh.
Daerah berusaha semaksimal mungkin untuk menahan dirinya tujuannya agar bisa mengganti baju yang dikenakan Arkan dengan baju biasa, namun sebelum itu kira mengelap tubuh organ dengan air hangat agar tidak lengket saat tidur.
" Kamu terlalu capek makanya sampai demam seperti ini," ucap Keyra saat mengelap tubuh Arkan.
Setelah bagian tubuh selesai kini Kiram melihat bagian bawah yang masih menggunakan celana kerja. Keira bingung apakah dirinya harus membuka celana itu dan menggantinya dengan boxer tetapi jika tidak diganti Arkan pasti tidak nyaman sekali tidur menggunakan celana bahan itu namun jika dirinya membuka celana pasti kera sangat malu sekali dan dia takut jika akan akan marah kepadanya karena terlalu lancang.
" Mas, Mas apa kamu bisa ganti celana sendiri?" Tanya kera dia mencoba untuk membangunkan Arkan yang sudah sangat lemah itu.
" Tolong bantu aku pakaikan," kata Arkan dengan suara lemah dia menyadari jika Keyra tengah mau ngelap tubuhnya sama laki-laki itu tidak marah dan membiarkan begitu saja saat Keyra menyentuh tubuhnya. Mereka sudah lebih dari hanya sekedar menyentuh saja walaupun belum ke tahap ke hubungan suami istri namun mereka sudah sama-sama merasakan sentuhan walaupun hanya di bagian saja.
Sontak wajah kira merah namun dia tidak mungkin membiarkan suaminya itu tidur dengan keadaan tidak nyaman. Kemudian perlahan tangannya membuka resleting celana Arkan. Dengan susah payah Keyra menelan ludahnya saat sesuatu menyentuh tangannya Keyra dapat merasakan jika benda pusaka milik Arkan begitu sangat besar dan Keyra tidak berani melihatnya dia membuang pandangannya ke arah samping saat melepaskan celana Arkan.
Saat celana bahan panjang itu berhasil ia lepas dan hanya menyisakan bagian ****** ***** saja kemudian cerah buru-buru menutupinya dengan selimut. Keyra kembali bernapas, jantungnya deg-degan dengan wajah merah dan keringat dingin. Ini baru pertama kalinya dia membuka pakaian seorang laki-laki, rasanya seluruh tubuhnya membeku padalanya sekedar membukakan celananya saja.
" Bagaimana jika benda itu masuk kedalam tubuh ku," pikir Keyra dia membayangkan yang bukan-bukan kemudian dia menggeleng sambil memukul kepalanya.
" Apa yang kau pikirkan dasar mesum," ucapnya merutuki kebodohannya. Kemudian Keira memakaikan Arkan celana boxer dia kembali memalingkan wajahnya.
Setelah selesai kera menutupi seluruh tubuh akan dengan selimut namun sebelum menutupi dengan selimut, Keyra mengoleskan minyak angin ke bagian badan agar supaya laki-laki itu merasakan hangat kemudian ia baru menutupinya kembali dengan selimut.
Keyra kembali mengecek suhu tubuh di kening suaminya lalu mengukur suhu tubuh dengan termometer. Dan ternyata panasnya cukup lumayan tinggi terapung bergegas mengompres dan dengarkan dengan air hangat menggunakan handuk kecil.
" Semoga lekas sembuh ya Mas." Kira tidak pergi ke kamarnya dia malah duduk di samping Arkan dan satu jam sekali mengecek. Kemudian memberinya kompres kembali di bagian kening karena laki-laki itu menggigil merah berusaha untuk menghangatkan tubuh Arkan dengan memberikan minyak kayu putih lalu kembali menutupinya dengan selimut nama laki-laki itu tetap saja menggigil kemudian Keyra memasukkan tubuhnya ke dalam selimut lalu memeluk Arkan agar merasakan kehangatan melalui tubuhnya.
Keesokan paginya Arkan perlahan membuka mata yang merasakan sesuatu yang basah di bagian kening lalu Arkan mengambil dan melihat ternyata handuk kecil yang tertempel di keningnya akan pun meletakkannya di atas nafas ia melihat ada wadah kecil berisi air dan juga segelas air putih termometer dan obat pereda demam. Akan yakin jika semua itu disiapkan oleh istrinya kemudian akan berusaha bangkit namun sesuatu terasa agak sedikit berat bagian tubuh dan ternyata kera tidur di sampingnya sambil memeluknya.
Akan tersenyum lalu perlahan ia mengusap pucuk kepala istrinya itu. " Terima kasih karena sudah merawatku," bisiknya, akan menatap wajah istrinya yang sangat damai sekali saatnya tidur.
Perlahan akan menyingkirkan tangan kera dari atas perutnya karena dia hendak ingin pergi ke kamar mandi. Laki-laki itu sudah lebih jauh membaik sekarang walaupun masih agak terasa lemas dan sedikit pusing sama dia dengan susah payah melangkahkan kakinya pergi menuju kamar mandi karena sesuatu yang tidak bisa ia tunda.
" Mas," panggil Keira saat wanita itu membuka mata tak menemukan keberadaan Arkan di sampingnya.
" Aku di sini." Harga membuka pintu kamar mandi kemudian dia kembali ke tempat tidur dan duduk di samping Keyra.
" Syukurlah demam kamu sudah mulai turun," ucap kaira sambil kembali mengecek suhu tubuh Arkan dengan menempelkan telapak tangannya di kening suaminya itu.
Akan meraih tangan kera yang menempel di keningnya kemudian ia kecup dengan lembut.
" Terima kasih ya karena sudah merawatku," katanya dengan senyum.
Keira tersipu tangan yang masih digenggam membuat dan detak jantungnya kembali berdebar.
" A-aku mau buat bubur," ucapnya gugup dia ingin cepat-cepat menjauh dari Arkan lantaran tidak ingin suaminya itu dapat mendengar suara detak jantungnya yang berdetak begitu kencang.
" Jangan lama-lama ya," bisik Arkan, kemudian cup … laki-laki itu mengecup pipi Keyra.
" Ini hadiah karena sudah merawatku dengan baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments