Bi Sumi sudah datang di apartemen dan dia membantu Keyra masak, dia sebenarnya agak sedikit heran padahal makan siang hanya seorang diri saja namun istri tuannya itu malah begitu banyak menyiapkan bahan-bahan untuk dimasaknya.
" Mau ada acara apa Non, banyak banget masaknya?" Tanya bi Sumi yang benar-benar sangat kepo sekali. Nyatanya makanan sebanyak ini tidak bakalan habis walaupun dibantu dengan dirinya yang ikut makan juga karena memang ada bermacam-macam Keyra masak untuk siang ini.
" Nggak ada acara apa-apa sih, cuma sengaja aja masak agak lebih banyak soalnya mau sekalian antar makanan untuk Mas Arkan juga," ucapnya sambil terus memotong bawang putih, bawang merah, cabe dan juga tomat. Keyra sudah sangat lihai sekali saat mengiris bumbu dapur itu tanpa takut tangan teriris atau mata pedih.
" Maksudnya, Non Keyra mau nganterin makanan ke rumah sakit untuk Tuan Arkan?" Tanyanya memastikan takut dirinya salah tanggap.
" Emmm …" Keyra mengangguk.
" Waah, so sweet sekali," ledek bi Sumi bahkan sampai menyenggol siku Keyra. " Jadi teringat pengantin baru dulu. Pengennya nempel-nempel terus," lanjutnya masih ngeledekin Keyra.
" Bibi apaan sih?" Keyra tersenyum sambil menggelengkan kepalanya saja menanggapi ledekan dari bi Sumi itu.
Padahal tidak ada maksud lain, dirinya cuma hanya ingin menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri selama masa pernikahan ini masih terus berlanjut. Karena Keira teringat akan nasehat sang ibu yang tidak pernah lelah mengajarkan dirinya untuk berbakti kepada suami. Walaupun Arkan bukan laki-laki yang dia cintai dan bahkan pernikahan ini hanyalah pernikahan kontrak saja, tetapi dirinya tetaplah seorang istri dan dia pun tetap menjalankan kewajibannya, anggap saja hitung-hitung mencari pahala. Walaupun belum sampai beribadah ke hubungan suami istri yang sesungguhnya.
Setelah selesai masak kira memasukkan nasi lauk pauk sayur-mayur tak lupa sambal goreng ke dalam rantang. Dengan senyum ikhlas kira sangat bersemangat sekali melihat masakannya sudah siap diantarkan namun sebelum dia pergi ke rumah sakit untuk mengantarkan makan siang, Keyra menyiapkan dirinya terlebih dahulu seperti mandi ganti baju dan berdandan penampilan tetap nomor satu.
" Bi, Keyra pamit dulu ya dan terima kanan ke rumah sakit untuk Mas Arkan habis itu Keyra langsung pergi ke butik," pamitnya kepada Bi Sumi.
" Terlihat cantik sekali, Tuan Arkan benar-benar sangat beruntung mendapatkan istri secantik Non," puji Bu Sumi.
Keyra hanya tersenyum menanggapinya, walaupun sebenarnya hari ini dia memang terlihat sangat cantik sekali dengan dress putih di atas lutut dan dipadu blazer berwarna hitam serta rambut terurai sedikit di curly bagian bawahnya membuatnya begitu sangat dewasa dan cantik sekali. Namun keirabel anggapan biasa saja toh dia sudah terbiasa berdandan ala dirinya seperti ini mungkin jika orang yang baru melihat akan terkagum-kagum melihat kecantikannya sementara orang yang sudah setiap hari melihat dirinya seperti Sofia sang sahabat, gadis itu malah sampai bosan dengan dirinya.
" Hati-hati di jalan Non salam untuk Tuan." Keyra mengangguk lalu dia masuk ke lift sementara bi Sumi menutup pintu dengan rapat.
" Semoga aja Mas Arkan suka dengan masakanku, jadi kepengen masak terus … entahlah aneh sih," ucap Keyra saat dirinya sudah berada di perjalanan menuju rumah sakit.
Keyra semakin bersemangat untuk masak, karena masakannya selalu dipuji oleh suaminya itu. Karena selama ini Keyra masak tidak pernah menghidangkan masakannya kepada orang lain bahkan keluarganya sendiri. Keira selalu masak untuk dirinya sendiri karena dia jarang tinggal bersama kedua orang tuanya karena kera memiliki apartemennya sendiri jadi sekalinya masakannya dipuji dia pun langsung bersemangat ingin masak lagi dan lagi.
Tak lama kemudian Keira tiba di rumah sakit tempat suaminya bekerja sebagai dokter di sana. Rumah sakit terbesar di kota Jakarta dan juga penasaran ingin melihat suasana rumah sakit tempat suaminya bekerja itu.
Keyra memasuki rumah sakit seraya menenteng rantang makanan yang ia bawa tanpa malu sama sekali padahal banyak orang-orang yang melirik ke arahnya namun Keira acuh saja. Dia berjalan begitu sangat elegan dengan senyum ramah saat ketika orang-orang tengah memperhatikan dirinya kemudian dia berdiri tepat di hadapan resepsionis dan ingin menanyakan di mana ruangan suaminya tersebut.
" Ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu wanita resepsionis dengan ramah.
" Mau tanya ruangan dokter Arkana di mana ya?" Tanya Keyra tak kalah ramah.
" Maaf Apa anda sudah memiliki janji?" Tanyanya sangat profesional sekali padahal dia sendiri sudah melihat jika Keyra membawa rantang makanan di tangannya.
" Belum sih, tunggu ya saya akan telepon dulu." Keyra merogot tasnya yang ia bawa di tangan kirinya sementara rantangnya tadi iya taruh di atas meja resepsionis.
Keyra mulai menelpon Arkan. " Halo Mas aku sudah di depan nih, ruangan Kamu di sebelah mana?"
Resepsionis itu mengerutkan keningnya dia bertanya-tanya dalam hati ada hubungan apa dokter tampan yang menjadi idola para suster dan dokter wanita lainnya di rumah sakit ini dengan wanita yang tengah mencarinya itu. Namun dia tidak ingin bertanya dan hanya menunjukkan sikap yang ramah saja.
" Oke baiklah, aku tunggu di sini." Keyra kembali memasukkan teleponnya kemudian dia tersenyum kepada sosialis itu yang menatapnya sedari tadi.
" Nanti kalau dokter Arka mencari saya, tolong bilangin ya kalau saya ke toilet sebentar," ujar Keyra.
" Iya Mbak," jawabnya ramah. Keyra tersenyum.
" Oh ya aku titip ini sebentar ya." Setelah itu dia berlari kecil menuju kamar mandi sementara itu hanya menatapnya saja.
" Kekasihnya dokter Arkan mungkin ya, cantik banget sih cocok sama dokter Arkan yang tampan," gumamnya toh tidak ada yang tahu jika Arkan sudah menikah.
Laki-laki berpakaian jas putih tengah celingak- celinguk mencari seseorang. Resepsionis itu yakin jika yang dia sedang mencari sosok wanita tadi dan siapa lagi laki-laki itu jika bukan Arkan.
" Dokter sedang mencari seorang wanita?" Tanya resepsionis itu.
" Iya, saya sedang mencari seseorang." Arkan melihat sebuah rantang di meja resepsionis dia yakin jika rantang makanan itu adalah kiriman dari istrinya tapi di mana Keyra berada.
" Wanita cantik itu lagi katanya sebentar dan ini dia menitipkan ini di sini," ujarnya.
" Oh …" kemudian Arkan mengambil rantang makanan itu dan dia menunggu Keira keluar dari toilet sambil memainkan handphonenya sejenak.
Tak lama kemudian Keira keluar dari ke toilet akan tersenyum melihat kedatangannya.
" Kamu sudah lama nunggu di sini tadi?" Tanya Arkan.
" Enggak kok belum terlalu lama." Arkan mengangguk lalu dia menggandeng tangan istrinya.
" Ya udah yuk kita makan bersama di ruanganku aku sudah sangat lapar," ucapnya.
Keya hanya dia mematung saja dan memperhatikan tangannya yang digenggam oleh Arkan. Keduanya berjalan beriringan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan Arkan tanpa sepatah kata lagi karena saat ini Keyra agak sedikit syok dengan perilaku Arkan yang begitu sangat romantis di mata semua orang yang melihat ke arah mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Tarmi Widodo
awal yg baik
2024-04-02
0