bab 4

" Apa kamu tidak bisa untuk berhenti menangis Keira? Kupingku rasanya mau pecah mendengar kamu selalu saja menangis." Arkan benar-benar sudah muak mendengar tangisan istrinya itu.

Keira mendongak dia menatap tajam suaminya hatinya benar-benar hancur saat ini. Dan hanya dengan menangis dirinya bisa mengeluarkan rasa sakit hatinya itu tetapi suami barunya ini malah justru tidak mengerti tidak memahami sikon dirinya. 

" Lantas Aku harus apa? bahagia. begitu maksud kamu?" Jawab Keyra menatap suaminya tajam. Dia mengusap air matanya sungguh dia berharap ini semua hanyalah mimpi-mimpi yang paling buruk dalam hidupnya. 

Arkan tersenyum sinis kemudian dia berjalan mendekat ke arah istrinya yang masih berdiri bersandar di pintu.

" Dan apa dengan menangis bisa mengubah keadaan?" Arkan pintar memutar balik fakta. 

" Tidak bisa kan, jadi tolong berhentilah untuk menangis. Kupingku rasanya mau pecah. Boro-boro menemukan solus, yang ada semakin memperburuk keadaan." 

Arkan memejamkan matanya kemudian dia menjambak rambutnya frustasi. benar-benar hari yang sial dalam hidupnya dan kenapa pula dia harus menikah dengan wanita yang begitu sangat cengeng ini mungkin inilah Keenan pergi tepat di hari pernikahan karena tidak tahan.

" Kau bukan hanya satu-satunya korban di sini, Keira. Dan Kau pikir aku sangat bahagia dengan pernikahan ini?" Sebisa mungkin Arkan menahan emosinya. 

" Bersabarlah, ini hanya 3 bulan, jadi tolong jangan lagi kau menangis di hadapanku." Arkan paling tidak suka melihat wanita menangis. Bagaimanapun caranya dia harus menghentikan wanita itu menangis.

" Apa dalam 3 bulan kau bisa menemukan Keenan?" Tanya Keira. 

" Bahkan sebelum 3 bulan aku bakalan sudah menemukannya, anak itu harus bertanggung jawab dan menjelaskan semuanya." Dengan sangat yakin akan pasti bisa menemukan di mana keberadaan adiknya. 

" Baiklah jika seperti itu aku berharap banyak kepadamu dan terima kasih." Setelah berucap Keyra menghapus jejak air matanya di pipi, kemudian dia berjalan menuju meja rias dan melepas semua perhiasan yang menempel di kepala.

Arkan menatapnya bengong ternyata begitu mudah membujuk wanita itu untuk tidak lagi menangis. Kenapa tidak dia lakukan dari tadi jika tahu begini. 

" Kau ingin mandi lebih dulu atau aku duluan." Begitu cepat berubah sikap. Keyra malah menawarkan mandi pada Arkan. 

Arkan masih menatapnya tak percaya, tadi menangis seakan tak henti-hentinya. Tetapi sekarang malah bersikap biasa saja pada dirinya. Wanita memang sulit ditebak.

" Kamu saja duluan aku ingin istirahat sebentar," jawab Arkan dia duduk bersandar di sofa sambil memainkan handphonenya. 

Keyra mengangguk kemudian dia mengambil handuk di dalam koper tak lupa mengeluarkan baju bajunya yang sudah disiapkan. Keyra melihat baju dinas yang sengaja dia beli untuk menyenangkan suaminya saat malam pertama. Dengan sangat kesal Keira pun merobek baju tersebut kemudian membuangnya ke dalam tong sampah.

Arkan hanya dia memperhatikan, dia tidak berkomentar apapun. Biarlah, mungkin saat ini istrinya itu melampiaskan kekesalannya pada baju haram tersebut.

" Baju tidak berguna," gumam Keyra setelah membuang baju haram tersebut ke dalam tong sampah. 

Setelah itu Keira berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, rasanya benar-benar sangat lelah Keyra pun merendam tubuhnya di dalam bak mandi dengan air hangat. Dia ingin menangis tetapi dia tidak ingin membuang air matanya lagi untuk laki-laki  yang tidak memiliki perasaan. 

Arkan sudah cukup lama dia duduk di sofa kemudian dia melihat jam tangannya sudah hampir 60 menit Keira berada di dalam kamar mandi. Keningnya berkerut apa mungkin semua wanita membutuhkan waktu selama itu untuk mandi? Arkan mengangkat bahunya mungkin saja wanita memang sangat lama saat mandi. Dia pun kembali melihat handphonenya saat ini dia sedang chatting-an dengan kekasihnya yang berada di luar negeri sana. 

" Mau sampai berapa lama wanita itu mandi?" Karena lebih dari satu jam setengah Keira belum juga keluar dari kamar mandi membuat Arkan sedikit khawatir. 

Arkan bangkit dari duduknya meletakkan HP di atas meja kemudian melangkah menuju kamar mandi dan mengetuk pintu dengan pelan.

" Key kamu masih hidup?" Tanya Arkan sambil mengetuk pintu. 

" Keira mau sampai kapan kamu berada di kamar mandi, cepatlah keluar aku mau mandi juga," ucapnya, tetapi tetap tidak ada sahutan dari Keira.

" Apa yang dia lakukan di kamar mandi? Oh tidak, jangan-jangan …" segera Arkan mendobrak pintu kamar mandi dia takut jika Keira melakukan perbuatan yang tidak tidak karena ditinggal kan oleh calon suaminya. 

Dengan sangat susah payah akan mendobrak pintu kamar mandi bahkan sampai lengannya sedikit merasa sakit akhirnya pintu itu pun terbuka dan dia melihat Keira berada di dalam bak mandi dengan air penuh hampir menutupi seluruh tubuh dan hanya menyisihkan kepalanya saja. Arkan langsung menghampiri takut terjadi sesuatu pada wanita itu apalagi saat ini Keira tengah memejamkan kedua matanya.

" Keyra …" akan menempelkan jari telunjuknya di hidung Keira takut jika wanita itu sudah tidak bernafas lagi dan hasilnya semuanya salah. Ternyata Keira masih bernafas. 

Dia mengerututi kebodohannya karena sudah sangat khawatir dan ternyata wanita ini malah asik tidur dengan nyenyak di dalam bak mandi.

" Kau memang gadis bodoh Keira, bisa-bisanya kau tidur nyenyak dengan keadaan seperti ini?" Ingin heran tetapi apalah daya wanita memang sangat menyusahkan. Arkan pun membangunkan Keira dengan menepuk-nepuk pipinya.

" Bangun, dasar kebo. Mau sampai kapan kau tidur?" Tetapi Keira masih saja belum terbangun dari tidurnya hingga Arkan pun mencipratkan air ke wajah istrinya tersebut. 

" Keira bangunlah apa kau tidak malu sama sekali?" Arkan tidak sampai berani menatap tubuh Keyra karena saat ini wanita itu sedang tidak memakai apapun dia berusaha sebisa mungkin membuang pandangan matanya ke arah lain. 

" Astaga apa yang harus aku lakukan pada gadis ini?" Begitu sangat kesal karena Keira tidak bangun juga. 

Arkan ingin mengangkat tubuh Keyra karena takut gadis itu masuk angin karena air sudah menjadi dingin tetapi dia tidak mungkin melakukan itu karena Keira tidak memakai apapun.

" Keira bangunlah jika kau tidak bangun jangan salahkan aku jika aku menyentuh tubuhmu!" Kesal Arkan dia pun berteriak tepat di samping kuping istrinya itu.

" Apaan sih berisik, ganggu orang tidur aja," seraya tanpa dosa wanita itu mengucap-ngucek matanya bahkan mengomeli Arkan karena sudah mengganggu tidurnya yang nyenyak.

Arkan menghela nafas yang tengah menahan emosi kemudian dia bangkit dari jongkoknya lalu pergi begitu saja.

" Apa salah dan dosaku sehingga aku bisa mengalami nasib sial seperti ini?" 

Arkan kembali duduk bersandar di sofa dia menjambak rambutnya begitu sangat kesal soalnya sudah dipermainkan oleh wanita yang baru saja dia nikahi itu. Mau tidak mau dia harus bersabar selama 3 bulan menjalani pernikahan yang sangat tidak masuk akal ini. Dan berharap Keenan segera ditemukan dan mempertanggungjawabkan semuanya. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!