bab 18

" Loh kenapa kalian datangnya lambat sekali?" Omel sang Ibu saat mereka telah tiba di rumah. 

Disini Keyra dan Arkan saling pandang dan saling melemparkan senyum. Senyum yang terlihat malu dari keduanya, karena apa yang mereka lakukan tadi sampai telat datang ke rumah hingga mendapatkan sambutan omelan dari wanita berusia lebih dari setengah abad itu.

" Ayo masuk, malah senyaman-senyum." Kembali mengomel lantaran anak dan menantunya bukannya bergegas masuk malah saling lempar senyuman. 

Sebenarnya bukan tidak suka mereka datang, hanya saja masakan yang dia siapkan menjadi dingin karena anak dan menantunya itu datang lebih dari jam 8 malam. Padahal sudah berjanji akan datang sebelum jam 7 dan akan makan malam bersama. 

Shira menghela nafasnya saat menantunya itu menyerahkan paperbag yang entah apa isinya Shira belum tahu, tetapi berhasil membuat rasa kesalnya hilang seketika. 

" Maaf Mah, tadi di jalan sangat macet. Kan Mamah tahu sendiri seperti apa kota ini," ucap Arkan yang kini sudah duduk masih di sofa. 

" Yasudah, Mama akan panaskan lagi masakannya habis itu kita makan sama-sama. Kasihan papah kamu sudah kelaparan dari tadi," ucapnya yang tak lagi memasang wajah cemberutnya.

" Lah kok Papa?" Sahut Gazali tak terima jika dirinya dituduh. Tak lama kemudian terdengar bunyi perut keroncongan hingga membuatnya menyengir bagaikan kuda sambil garuk-garuk kepalanya.

" Jangan ngeles," sindir Shira kemudian dia berjalan menuju meja makan dan mengangkat masakan yang akan dia panaskan kembali.

" Keyra bantu ya Mah," ucap Keyra dia juga mengangkat piring yang berisikan ikan goreng yang sudah dingin dan membawanya ke dapur. 

" Sudah Nak nggak apa-apa, biar Mamah saja. Kamu duduk saja di depan bersama Atkan dan Papah. Lagi pula ada bu Ema yang membantu Mamah," tolak Shira dengan nada lembut. 

" Nggak apa-apa Mah, biar Keyra bantu saja." Keyra memaksa. 

" Ya sudah." Shira siram mengalah dia tersenyum melihat menantunya membantu dirinya. 

Keyra lega hantaran apa yang diucapkan Shofi itu benar jika hendak berkunjung sebaiknya membawa sesuatu entah itu besar ataupun kecil dan berikan kepada mertua pasti dia akan tersenyum sepanjang masa, dan benar saja. Sudah terbukti yang tadinya wajah mertuanya itu masam dan cemberut kini sudah berubah menjadi senyum manis dan ceria setelah dia memberikan barang bawaannya kepada mertuanya itu. 

" Mama minta maaf ya Key, pasal Keenan." Shira merasa sangat tidak enak, karena anaknya kabur entah kemana. Dan membuat wanita sebaik Keyra terpaksa harus menikah dengan laki-laki lain yang tidak dia cintai.

" Mungkin memang sudah menjadi takdir Keyra, Mah." 

Terkadang sesuatu yang sudah direncanakan matang bisa saja berubah lantaran tidak mendapatkan Ridho. Dan apa yang tidak diinginkan malah terjadi. Dan tidak bisa menyalakan takdir atau keadaan karena semuanya itu sudah ada yang mengatur.

Sudah tersenyum betapa beruntung dirinya mendapatkan menantu seperti Keira, dan dia sangat berharap sekali kira bisa menjadi menantu selamanya di keluarga ini walaupun tidak bersama dengan anak keduanya, anak pertamanya juga tidak apa-apa terlebih lagi keduanya terlihat begitu sangat serasi. Dan sirah dapat melihat jika kera dan juga Arkan sudah sama-sama saling menerima dan tidak saling membenci bahkan terlihat begitu sangat romantis sekali.

" Mama berharap semoga kamu dan Arkan tidak pernah berpisah, dan pernikahan kalian langgeng selamanya. Walaupun suatu saat nanti Keenan kembali, Mamah berharap semoga kalian tidak saling membenci apalagi dendam. Mungkin inilah yang namanya tidak berjodoh," ucap Mama Shira penuh harapan. 

Keyra tersenyum," Biarlah waktu yang menjawab semuanya mah di sini kira dan juga Mas Arkan hanya bisa menjalani apa yang sudah menjadi takdir kami. Jika memang kami berjodoh insya Allah tidak akan ada perpisahan namun jika allah tidak mengizinkan dan pernikahan kami tidak umur panjang Keyra akan tetap menganggap Mama sebagai Mama Keyra sendiri seperti mama Fatimah." 

Keyra begitu sangat tulus, Shira dapat melihat tak ada pancaran amarah, kesal atau kebencian sama sekali di hati Keyra. Padahal sudah sangat jelas sekali jika anaknya sudah menghancurkan hati wanita ini.  

" Terima kasih ya sayang, sungguh mulia sekali hati kamu Nak semoga kebahagiaan yang akan selalu menyertaimu." 

Keyra tersenyum sambil mengangguk, keduanya pun berpelukan. Dan ternyata tanpa mereka sadari sedari tadi akan melihat dan juga mendengar apa yang mereka ucapkan laki-laki itu terdiam dia tersenyum hantaran kera begitu tulus mau menerima keluarganya padahal sudah sangat jelas hatinya sudah disakiti tetapi istrinya itu tidak menaruh amarah atau kebencian sama sekali. Arkan sangat terharu melihat keduanya begitu sangat akur. 

" Bu, makanannya sudah siap," ujar Bu Ema. Majikannya dan menantu anggota baru keluarga itu tengah mencurahkan hati, Bu Ema hanya diam saja sambil terus memanaskan masakan yang mereka bawa tadi hingga selesai.

" Oh sudah selesai ya." Shira baru teringat akan masakan yang hendak dia panaskan. 

" Makasih ya Bu," ucap Keyra ramah kepada Bu Ema.

" Sama-sama Mbak, dan selamat datang di keluarga ini ya," balasnya kira pun mengganggu kemudian dia pergi meninggalkan dapur dan Bu Ema menuju ruang makan karena mama Shira sudah duluan ke sana.

" Ayo kita makan," ujar Mama Shira. 

" Tapi maaf ya, makanannya ala kadarnya," selanjutnya merendah.

" Ini lebih dari cukup kok Mah." Kemudian kaira duduk di samping Arkan lalu dia mengambilkan nasi ke piring Arkan. Keyra benar-benar melayani suaminya itu dengan tulus, entah di rumah maupun di rumah mertuanya tanpa malu sama sekali. 

" Ini semua Mama yang masak?" Tanya Keira karena memang menu makan malam ini begitu banyak dan sangat lezat.

" Dibantu sama Bu Ema," jawab mama Shira. 

" Wah, kalau begitu kera bisa dong belajar masak sama Mamah," ucap kaira dengan mata binar jika soal masakan apalagi yang belum ia kenal tentu wanita itu sangat bersemangat sekali lantaran hobi masak.

" Boleh dong." Keduanya tertawa senang.

" Tapi masalah kamu udah sangat enak kok nggak perlu lagi belajar," sela Arkan. 

" Jadi menurut kamu masakan Mama tidak enak, gitu?" Sira cemberut. 

" Siapa yang bilang tidak enak masakan mama jauh lebih enak dibanding siapapun," jawab rekan cepat memuji.

" Tadi kamu bilang masakan aku yang sangat enak," ucap Keyra dia sengaja menjadi kompor.

" Oh dasar kamu ya …* 

Drama makan malam itu terlihat begitu sangat menyenangkan mereka makan sambil penuh canda tawa seakan melupakan sesuatu yang sangat amat menyedihkan yang terjadi pada acara pernikahan dua hari yang lalu. Mereka terlihat begitu sangat bahagia sekali walau tanpa adanya Keenan di sana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!