" Bagaimana, apa kalian sudah menemukan Keenan?"
Arkan sedang menelpon orang suruhannya.
" Bagaimana pun caranya kalian harus segera menemukan anak itu!" Dia bicara sangat tegas sekali. Tak lama kemudian Arkan menyimpan kembali hp nya di saku celana.
Keyra sedari tadi hanya diam memperhatikan saja, dia sedang duduk di sofa. Sementara Arkan berdiri di depan jendela sambil menatap kota di pagi hari dari kamar hotel yang lumayan tinggi.
" Apa kamu sudah siap?" Tanyanya, dia berjalan kearah sofa. Arkan melihat jika Keyra sudah terlihat sangat cantik pagi ini.
" Emmm, kita langsung kemana Mas?" Tanya Keyra, dia meraih tas nya kemudian bangkit dari tempat duduk.
Arkan mengambil kopernya di samping sofa yang sudah siap, dia juga membawakan sofa milik Keyra hingga kedua tangannya penuh.
" Langsung ke apartemen saja, nanti malam kita mengajak pertemuan dua keluarga untuk membicarakan masalah tempat kita tinggal." Arkan melihat kembali seisi kamar hotel memastikan tidak ada barang yang ketinggalan.
Keyra mengangguk saja, dari pada di kamar hotel yang ada membuat hatinya semakin sakit mending mengikuti kemana Arkan membawanya. Ke apartemen tidak masalah walaupun dia sendiri tidak tahu akan melakukan apa disana.
Keyra membuka pintu hotel lalu mereka berjalan beriringan memasuki lift. Keduanya tidak saling bicara selama dalam perjalanan bahkan saat menuju ke apartemen sekalipun. Keyra dan Arkan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
" Hari ini aku ada jadwal operasi, apa kamu tidak apa-apa sendirian di apartemen? Jika kamu membutuhkan sesuatu kamu bisa menelpon ku atau kamu bisa membelinya sendiri, di dekat sana ada minimarket atau restoran kecil." Arkan berbicara sambil menyetir.
" Tolong ambilkan dompet di dalam tasku," perintahnya.
Keyra menurut saja kemudian dia membuka tas kecil milik Arkan laku mencari dompetnya. Setelah dapat dia hendak memberikan dompet itu padanya.
" Tolong dibuka dan ambil salh satu kartu."
Kerya kembali menurut tanpa banyak tanya dia dapat melihat begitu banyak kartu di dalam dompet tersebut dan yang paling mengejutkan kartu berwarna hitam. Keira tidak menyangka jika arka memilikinya. Dan kaira mengambil kartu kredit yang akan maksud kemudian dia mengeluarkan kartu tersebut. Kemudian dia kembali menutup dompetnya.
" Kamu gunakanlah kartu itu untuk membeli sesuatu keperluan di apartemen nanti. Untuk kepulauan pribadi kamu juga tidak apa-apa," kata Arkan.
" Kamu ngasih aku kartu kredit ini?" Keira kembali bertanya dia sebenarnya bingung untuk apa Arkan memberinya kartu kredit.
" Iya gunakanlah itu untuk membeli keperluan kamu dan juga di apartemen nanti, seperti cemilan, perlengkapan mandi atau jika kamu bisa masak kamu bisa beli beberapa bahan untuk stok di kulkas. Sepertinya stok departemen juga udah pada habis, kamu bisa kan membelinya sendiri soalnya hari ini aku kayaknya pulang agak malam."
" Oke, tapi untuk keperluan aku itu tidak perlu. Aku bisa membelinya sendiri," tolak Keira.
" Selama kamu masih menjadi istri sah aku pergunakanlah itu untuk keperluan pribadi. Aku tidak suka penolakan Keyra," tegasnya seakan tak ingin dibantah.
" Baiklah, tapi jika tagihannya besar jangan salahkan aku loh. Kamu sendiri yang memberikan aku kartu kredit." Daerah pun menyimpan kartu kredit itu ke dalam dompetnya yang berada di tas selempangnya.
" Tidak masalah selama aku masih sanggup untuk menafkahimu," jawab Arkan menyambungkan diri.
" Ya Ya Ya, terserah Pak Dokter saja deh."
Tak lama kemudian mobil Arkan terparkir di gedung apartemen Keira dapat melihat jika apartemen milik Arkan cukup lumayan elit. Ternyata Arkan jauh lebih kaya dibandingkan dengan Kenan yang ia lihat apartemennya biasa saja mungkin karena pekerjaan mereka berbeda dan tentu pendapatan pun berbeda. Entahlah Keira harus bersyukur atau tidak akan hal ini.
Keira melihat Arkan membuka kode password pintu kamar apartemen Keira dapat melihat dengan jelas saat arka menekan tombol tersebut dan Keira yakin jika nomor itu bukan nomor tanggal lahir Arkan karena dia sudah melihat identitas Arkan dan sangat berbeda dengan tombol yang ditekan saat menekan password tadi.
" Ah, mungkin tanggal lahir kekasihnya," batin Keira.
" Berarti kekasihnya Arkan sering datang ke sini, tapi kenapa dia mau mengajak aku untuk ketinggal di sini? Lantas bagaimana nanti jika kekasihnya akan tiba-tiba datang dan masuk lalu terkejut melihat aku ada di sini." Kera tidak bisa membayangkan saat dirinya tengah tidur terlelap tiba-tiba kekasih Arkan datang dan langsung mengamuk kepada dirinya.
" Ayo masuk, anggap saja apartemen ini milik sendiri kamu bebas melakukan apapun." Arkan menyeret kopernya lalu meletakkannya di depan sofa.
Keira memperhatikan setiap sudut usia apartemen dan sangat mewah apalagi ditambah desainnya yang benar-benar menakjubkan Keira sangat menyukai apartemen ini dirinya akan betah jika terus tinggal di sini. Kemudian dia membuka tirai jendela dan ternyata pemandangan di luar sangat begitu indah.
" Menakjubkan," gumam Keira terhipnotis dengan indahnya pemandangan dari gedung tertinggi apartemen ini.
" Akan ada Bu Sumi yang akan selalu datang setiap hari untuk membersihkan apartemen ini, kemarin aku sudah menelponnya untuk membersihkan kamar untuk kamu."
Arkan membuka pintu kamar kosong yang sudah dirapikan oleh Bu Sumi saat hari pernikahan kemarin akan sempat mengirim pesan kepada Bu Sumi untuk menyiapkan kamar apartemen untuk istrinya.
" Kamu bisa tinggal di sini Aku harap kamu suka," ujarnya saat pintu kamar untuk kaira sudah dibuka lebar.
" Terima kasih aku suka desainnya bagus dan sangat rapi." Keira duduk di bibir ranjang sementara Arkan masih berdiri di ambang pintu dia senang karena Keira merasa puas dengan fakultas miliknya.
Arkan kembali membawa Keyra mengelilingi apartemennya yang lumayan besar itu menunjukkan dapur, kamar mandi dan tempat lainnya.
" Wow, lumayan besar ya. Apa kamu memang berencana akan tinggal disini jika sudah menikah nanti?" Tanya Keyra setelah selesai melihat -lihat.
" Tidak, ini hanya untuk sementara saja. Setelah kami sudah memiliki anak aku berencana akan membeli rumah yang jauh lebih besar agar mereka lebih nyaman dan merasa tidak sesak," jawabnya. Keyra manggut-manggut mengerti. Arkan memiliki sisi lembut dan pengertian untuk istrinya kelak, sungguh sangat beruntung sekali.
Keyra tadinya berharap banyak pada Keenan, impiannya sama persis seperti yang diucapkan oleh Arkan. Tetapi semuanya berantakan gara-gara calon suaminya itu malah menghilang tanpa jejak dan penjelasan. Keyra harus segera menemukan keberadaan Keenan dia akan menghajar kekasihnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments