" Kamu sudah makan?" Tanya Keira. " Kalau belum aku bisa masakin makanan buat kamu," lanjutnya dia rela larut malam begini masak untuk suaminya walaupun tidak ada cinta tetapi Keira tetap ikhlas melayani suaminya tersebut layaknya seorang istri solehah.
" Belum sih, tapi kamu gak usah repot-repot masak. Kan bisa memesan makanan siap saji, aku takut kamu lelah dan mengantuk," ujar Arkan, dia tidak ingin merepotkan Keyra apalagi wanita itu baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya.
" Tidak apa-apa, lagian kedua mata aku sudah sehat kembali. Mau tidur bakalan susah." Keyra bangkit dari duduknya, dia berdiri lalu mengikat rambutnya menjadi ekor kuda.
Arkan memperhatikan, dia kembali menelan slavina nya dengan susah payahnya. Lekuk tubuh Keyra benar -benar sangat indah dipandang. Terlihat sangat seksi membuat hasratnya bangkit. Arkan adalah laki-laki normal, wajar saja jika dirinya memiliki hawa nafsu menginginkan wanita dihadapannya ini. Akan tetapi Arkan tidak memiliki hak, walaupun mereka sepasang suami istri yang sah tetapi pernikahan itu hanyalah kontrak dan tanpa adanya cinta. Jadi sebisa mungkin Arkan menahan nafsunya itu walaupun dibagikan bawahnya sudah berdenyut kencang, sudah berdiri tegak tapi bukan keadilan. Arkan pun membuang pandangannya ke samping.
" A-aku mau mandi dulu," ujar Arkan dia tampak gugup dengan wajah merah. Kemudian laki-laki itu bergegas melangkah cepat menuju kamarnya.
Keyra memiringkan kepalanya heran." Kenapa dia?"
Kemudian Keyra mengambil bahan -bahan yang hendak di masak dalam kulkas. Dia memasak tidak terlalu repot, cukup sederhana saja tetapi terlihat istimewa.
Beberapa menit kemudian, Keyra sudah siap dengan cumi masak padang ala dirinya, saat meletakan diatas meja. Saat itu pula Arkan keluar dari kamarnya, laki-laki itu baru saja selesai mandi, dia memakai bokser dan baju kaos putih, rambut masih basah membuat ketampanan wajahnya terlihat sangat jelas. Keyra akui jika suaminya itu memang sangat tampan, walaupun kekasihnya atau adiknya Arkan tetapi ketampanannya masih kalah jika dibandingkan dengan suaminya itu. Mungkin jika dulu dirinya bertemu dengan Arkan lebih dulu bisa saja hatinya kecantol dengannya.
" Masakannya sudah siap, maaf ya cuma masak ini aja. Tapi kalau kamu gak suka aku bisa masakin lagi yang lain," ucap Keyra saat Arkan sudah duduk di meja makan.
" Aku gak pilih -pilih makanan, ini saja sudah cukup kok." Arkan dapat mencium aroma wangi masakan itu membuat cacing dalam perutnya tidak sabaran ingin memakannya, dia sangat yakin sekali jika masakannya sangat enak rasanya.
" Segini cukup?" Tanya Keyra, dia mengambilkan nasi untuk Arkan.
" Sudah cukup, terima kasih." Arkan merasa seperti seorang raja, pulang ada yang menyambut, lapar ada yang masakan, makan ada yang ambilkan. Dia tersenyum, ternyata tidak buruk juga menikah, andai istrinya adalah Angelica kekasihnya pasti akan lebih menyenangkan lagi.
" Kamu tadi belum makan?" Tanya Arkan saat Keyra mengambil makanan.
" Sudah, tapi melihat kamu makan jadi pengen makan lagi," jawabnya terkekeh kecil. Keduanya sama-sama makan malam bersama sambil mengobrol hingga tanpa keras makanan pun habis.
" Alhamdulillah kenyang, gak nyangka ternyata masakan kamu enak banget. Apa kamu memang sudah terbiasa masak sendiri?" Arkan sangat menyukai masakan Keyra, sangat pas di lidahnya.
" Eemmm, aku hobi masak. Tapi syukurlah kalau kamu suka." Keyra bangkit dari duduknya, dia membereskan piring kotor dan membawanya ke dapur.
Arkan tersenyum, dia pun ikut membantu Keyra membersihkan meja makan. Arkan tidak menyangka jika Keyra adalah wanita yang sangat mandiri, selain dewasa wanita itu juga sangat baik dan penuh perhatian. Arkan heran, entah kenapa adiknya malah kabur dari pernikahan, memang apa kurangnya wanita ini? Arkan tidak mengerti adiknya itu.
" Eh, biar aku aja Mas."
" Tidak apa-apa, kita cuci sama-sama biar cepat kelar."
Keyra tidak menolak, keduanya sama-sama mencuci piring. Keyra yang menggosok sementara Arkan yang membalas dan menyusun.
" Capek …" Keluh Arkan saat keduanya sudah sama-sama duduk di sofa.
Keyra tertawa." Baru segitu aja udah capek," ejeknya. Arkan hanya tersenyum saja, jujur saja karena ini baru pertama kalinya dia mencuci piring, biasanya selalu di taruh aja setelah makan.
" Gimana kalau besok siang aku bawakan kamu makanan, gimana?" Usul Keyra.
" Memangnya kamu gak pergi ke butik?" Arkan bertanya, bukannya ingin menolak hanya saja dia tidak ingin merepotkan lagi isterinya itu.
" Ke butik kok, tapi perginya siang. Jadi sempat kok nganterin kamu makanan dulu, gimana mau gak? Biar aku bisa masak agak banyakan," ujarnya semangat sekali.
" Baiklah terserah kamu aja asal jangan sampai kecapean, ya." Arkan tidak ingin mematahkan semangat istrinya, dia bahkan mengusap pucuk kepala Keyra tanpa sadar.
" Tenang aja." Begitu juga dengan Keyra yang tidak menyadari jika tangan Arkan berada di kepalanya.
" Yasudah kalau begitu ayo kita tidur, sekarang sudah mau jam 12 malam, gak baik begadang."
" Oke …" Keyra bangkit, dia hendak melangkah tetapi kakinya malah tersandung dengan meja sehingga membuatnya tidak seimbang.
" Awas …" Dengan sigap Arkan menarik tangannya Keyra hingga wanita itu jatuh tepat di atas tubuh Arkan. Keduanya sama-sama saling mengunci pandangan.
Deg … deg …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments