Mereka berjalan beriringan dengan tangan yang masih bergandengan, kera tertunduk malu lantaran banyak mata tertuju ke arahnya terutama pandangan mata sinis dari para suster yang melihat arah mereka. Bisik-bisik tak menyenangkan pun Keira dapat mendengar tetapi ada juga yang memuji namun Arkan seakan tak peduli dia terus saja menarik tangan istrinya melewati orang-orang yang membicarakan tentang mereka.
" Siapa tuh."
"Calon laki gue diembat sama cewek lain, aduh patah hati deh."
" Kayaknya pacarnya dokter Arkan deh lihat aja mereka begitu sangat mesra."
Bisik-bisik para suster saat Keira dan Arkan melewati mereka.
" Ternyata pacarnya dokter akan cantik juga ya mereka terlihat cocok serasi sekali," ucap yang lainnya.
" Pantesan saja dokter Arkan tidak tertarik sama dokter Wilona ternyata pacarnya jauh lebih cantik," ucap salah satunya. Keyra mengerutkan keningnya, dokter Wilona? Batin Keyra.
Kemudian saat terus menelusuri lorong rumah sakit Arkan dan juga kaira berpapasan dengan Dokter wanita yang memakai jas putih, rambut tergerai, tubuh tinggi, kulit putih. Keyra memuji jika wanita itu sangat cantik.
" Dokter Arkan! Dia siapa?" Teriaknya Keira terkejut mendengar teriakan dari wanita itu yang berprofesi sebagai dokter.
" Arkan tunggu." Wanita itu kembali berteriak lantaran Arkan tidak menghentikan langkahnya kera menoleh ke suaminya karena tidak memperdulikan teriakan dari wanita itu.
" Mas, kamu dipanggil," ucap kaira yang kini tangannya masih saja digenggam oleh Arkan dia agak sedikit kesusahan melangkah lantaran akan berjalan begitu sangat cepat. Arkan acus saja, seakan tidak mendengar namun tiba-tiba.
" Kyaaaa …" Keira menjerit lantaran rambutnya ditarik oleh wanita itu. Sontak Arkan langsung menghentikan langkahnya kemudian dia menatap tajam wanita yang sudah berani sekali menyakiti istrinya.
" Lepaskan Wilona!" Bentak Arkan.
" Dasar pelakor beraninya lu merebut Arkan dari gue." Wanita itu tidak melepaskan rambut Keira dia bahkan memakai Keira karena sudah berani merebut laki-laki yang dia sukai.
" Wilona lepaskan." Arkan kembali membentak kemudian dia mendorong Keira hingga wanita itu tersungkur di lantai.
Keira terbangah sambil memegangi rambutnya terasa sakit dia menatap wanita yang bernama Wilona ternyata dia adalah dokter Wilona yang disebut oleh salah satu suster tadi.
" Arkan tega sekali kamu mendorong ku?" Katanya dengan nada sedih kemudian dia bangkit lalu menatap tajam arah Keyra.
" Siapa dia?" Dan langsung menodongkan pertanyaan.
" Dia istriku, sekali lagi kau menyakitinya aku tidak akan pernah melepaskanmu ingat itu," acam Arkan. Yang membuat terkejut laki-laki itu mengakui bahwa Keira istrinya bahkan di hadapan banyak orang yang tengah menonton keributan yang diciptakan oleh dokter Wilona.
" Apa? Tidak mungkin … lalu bagaimana dengan ku?" Wilona tidak percaya sama sekali.
" Memang kau siapa, kita hanyalah rekan sebagai sesama dokter tidak lebih dari apapun!"
Nyatanya memang mereka tidak memiliki hubungan apapun bahkan untuk berteman saja akan rasanya tidak Sudi apalagi Wilona begitu sangat terobsesi dengan dirinya sebisa mungkin akan selalu menghindar dari wanita itu boro-boro hendak menegur, atau tersenyum melihat saja dia tidak ingin.
" Tapi aku sangat mencintaimu Arkan. Apa kurangnya aku dari dia?" Melona menangis.
" Kau begitu terobsesi sementara istriku tidak jadi berhentilah menggangguku apalagi sampai menyakitinya." Kemudian Arkan merangkul pinggang istrinya dan mengajaknya pergi meninggalkan Wilona yang terduduk di lantai sambil menangis.
Keyra tidak berkomentar apapun, dia hanya sedikit sok karena akan membelanya bahkan mengakui dirinya apa ini tidak masalah pikir Keira karena dia takut suatu saat kekasihnya akan kembali.
" Oh jadi wanita itu adalah istrinya dokter Arkan. Pantas saja dia datang membawakan makanan."
" Kasihan sekali dokter Wilona, sudah capek-capek mengejar cinta dokter Arkan tahu-tahunya sudah memiliki istri."
" Biarkan saja, toh dianya sendiri tidak tahu malu. Jelas-jelas dokter Arkan selalu menolaknya, namun dia terlalu obsesi hingga menjadi gila, anehnya dia bisa menjadi dokter," cibir suster lainnya.
Arkan tidak mempedulikan bisikan-bisikan dari para suster dan dokter wanita lainnya tentang dirinya dia terus berjalan sambil memapah sang istri sehingga keluar dari rumah sakit dan menuju ke halaman parkiran mobil.
" Apa sakit?" Tanya Arkan dia mengusap lembut kepala Keyra setelah mereka sudah berada di dalam mobil Arkan.
" Udah nggak kok." Jantung kera kembali berdetak kencang.
" Maaf ya, kamu jadi sasaran amukan dia. Dokter wilona memang seperti itu, dia tidak suka jika pasien wanita atau dokter wanita atau suster dekat denganku, pasti wanita itu langsung memakinya padahal kami tidak memiliki hubungan apapun, dia hanya terlalu obsesi saja." Akan menjelaskan benar-benar tidak habis pikir.
" Tidak heran sih, pasti di luaran sana banyak Wilona Wilona lain yang ngefans banget sama kamu. Aku jadi kasihan dengan Angelica, pasti dia akan jadi sasaran amukan mereka," ucap Keyra terkekeh kecil.
Arkan menyerngit." Angelica! Kamu tahu namanya?" Heran Arkan.
Seingat Arkan, dia tidak pernah menceritakan apapun tentang kekasihnya bahkan menyebut namanya saja tidak, tetapi Keira bisa mengetahui nama dari kekasihnya itu.
" Iya bi Sumi yang menceritakan kalau kamu sudah memiliki kekasih yang bernama Angelica," jelas Keyra.
" Bi Sumi? Apa dia menceritakan banyak tentang aku dengan?" Tanya Arkan dia ingin tahu sebatas mana Keira mengetahui hubungannya dengan kekasihnya itu.
" Nggak banyak kok, cuman saat bi Sumi melihatku dia terkejut karena aku yang menjadi istri kamu bukan Angelica, sudah itu aja kok."
Arkan bungkam, dia tidak bertanya apa-apa lagi. Dia langsung menjalankan mobilnya menuju ke arah butik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments