Balas Dendam

Karl yang tengah memejamkan mata langsung terduduk tegak begitu mendengar pintu terbuka. Pandangannya kemudian tertuju pada seorang gadis asing yang tengah berdiri sambil memelototkan mata. Aneh. Mengapa gadis ini bereaksi sedemikian rupa?

"Siapa kau?" tanya Karl jengkel. Dia merasa terganggu. Apalagi tatapan gadis ini terlihat seperti menyimpan dendam. Rasanya sangat aneh karena mereka tak saling kenal.

Ditanya seperti itu oleh bajingan yang telah membuatnya kehilangan keperawanan membuat Ilona mengernyit heran. Siapa? Ini tidak salah bajingan tersebut bertanya seperti itu padanya? Apa jangan-jangan pria ini lupa akan perbuatannya bejat yang mereka lakukan malam itu?

(Eh, tunggu dulu. Bukannya malah bagus ya kalau bajingan ini tidak bisa mengenaliku? Dengan begini aku tidak perlu malu saat bertemu dengannya. Ah, tapi tetap saja aku masih dendam padanya. Gara-gara dia sekarang aku jadi tidak suci lagi. Huh! Awas kau ya)

"Bisu ya?"

"Eh, sembarangan. Kalau bicara itu yang benar ya!" sahut Ilona kesal. Sedetik setelah itu dia langsung tersadar kalau pria dihadapannya adalah pemilik Group Ma. Yang artinya pria inilah yang akan bertanggung jawab atas gajinya selama bekerja di sini. Ilona harus sopan. Jadi segera saja dia membungkukkan badan kemudian meminta maaf. "Tuan, maafkan sikap lancang saya barusan. Itu reflek karena saya terkejut ternyata ada orang di ruangan ini!"

"Siapa kau?" Kembali Karl menanyakan siapa gadis tersebut. Ada semacam perasaan aneh yang muncul saat gadis ini membuka suara.

(Kenapa aku merasa seperti sudah pernah berbincang dengan seperti gadis ini ya? Tapi di mana? Di mana kami pernah bertemu?)

"Nama saya Ilona. Saya adalah pegawai di sini dan bertugas di bagian kebersihan," ucap Ilona memperkenalkan diri. "Saya baru mulai bekerja hari ini, Tuan. Jadi saya belum mengenal banyak orang. Hanya Tuan Andreas dan wanita gendut yang telah membully teman saya yang saya kenal."

"Membully?" Sebelah alis Karl terangkat ke atas. Dia tak menyangka ada hal semacam ini di perusahaannya. "Mengapa temanmu di bully?"

"Teman saya tak sengaja menabrak tubuhnya yang seperti truk tronton."

Kali ini Ilona bicara dengan nada yang sedikit cetus. Dia benci sekali melihat sikap pria tersebut yang terkesan sok peduli dan mengintimidasi. Kalau saja tak takut dipecat, Ilona bersumpah akan langsung memakinya sampai puas. Sekalian untuk meluapkan amarah atas apa yang telah diperbuat oleh pria tersebut.

(Melihat tampangnya aku jadi teringat dengan botol berisi air setan itu. Dendam sekali aku. Awas saja. Ada orang yang bilang jika tak ada rotan, memakai akar pun jadi. Jika tak bisa membalas dendam dengan cara terus-terang, secara diam-diam pun tak masalah. Hehehe, tunggu saja. Akan kubuat kau kebakaran jenggot setiap berdekatan denganku. Huh!)

Karl tak bereaksi apa-apa ketika Ilona mengatur siasat jahat di dalam pikirannya. Padahal, biasanya Karl akan langsung tahu tentang apa yang tengah dipikirkan oleh orang lain. Tetapi mengapa pada Ilona dia tak bisa mendengarkan apapun? Mungkinkah ada sesuatu yang menghalangi?

"Untuk apa kau masih berdiri di situ. Cepat bersihkan lantai ini!" perintah Karl dengan dinginnya. Setelah itu dia kembali memejamkan mata, membiarkan kedua kakinya berada dalam posisi bersilang tanpa ada niat untuk pindah ke tempat yang lebih bersih.

"Baik, Tuan," sahut Ilona patuh. Patuh? Hohoho, itu tidak mungkin. Ekor matanya terus melayangkan lirikan tajam pada bos sialan yang dengan santainya memerintah. Dia lalu menggumam pelan. "Dasar brengsek! Setelah memerawaniku sekarang dia dengan seenaknya bersikap tak kenal denganku. Laki-laki memang racun dunia. Tak bisa jika hanya dibiarkan begitu saja!"

Ilona berjalan menuju tempat khusus penyimpanan alat kebersihan. Entah ada apa dengan pria ini. Bisa-bisanya tak mau ruangannya dibersihkan menggunakan alat yang sama. Sok higienis sekali.

(Aneh. Kenapa aku sama sekali tak mendengar isi pikiran gadis ini ya. Atau jangan-jangan dia memang tidak sedang memikirkan apapun, sehingga aku tak tahu apa yang tengah dia rencanakan? Sialan. Padahal jelas sekali kalau sorot matanya menunjukkan permusuhan. Ada apa ya?

"Permisi, Tuan. Saya mau menyapu dulu," ucap Ilona malas-malasan meminta izin.

"Sapu ya sapu saja. Kenapa harus mengatakannya padaku?" sahut Karl cetus.

"Karena Anda adalah bos. Dan kaki Anda menghalangi sapu ini untuk bekerja. Memangnya Anda mau sepatu Anda yang mengkilat itu terkena debu dari sapu ini?"

"Kau!"

Jengkel, Karl membuka mata dan langsung menatap tajam gadis kurang ajar yang tengah berdiri di samping sofa yang dia duduki. Namun Karl malah dibuat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Alih-alih merasa takut, gadis ini malah dengan santai melirik kemudian menyapu lantai. Karl speechless.

"Maaf, Tuan. Saya di sini bekerja dengan cara baik-baik. Jadi tolong kendalikan mata Anda sebelum saya mencoloknya dengan gagang sapu ini!" ancam Ilona meradang saat mata pria ini terus tertuju padanya. Bayangan kejadian malam itu langsung berkecamuk di dalam pikiran. Membuat Ilona jadi bertambah semakin kesal saja padanya.

"Kau berani bicara seperti itu padaku?!" bentak Karl tersulut emosi. Baru sekali ini dia bertemu dengan manusia yang seperti tidak ada takut-takutnya sama sekali.

"Tentu saja saya berani. Memangnya telinga Anda sudah tuli ya sampai tak bisa mendengar ucapan saya?" jawab Ilona sambil terus menyapu.

"Yakkkk!"

Braakkk

Tubuh Karl terlonjak kaget saat Ilona tiba-tiba menjatuhkan sapu dan pengki yang sedang dipegangnya.

(Sial. Ada apa dengan diriku? Mengapa aku bisa seterkejut ini hanya karena sapu dan pengki? Apa yang sebenarnya terjadi?)

"Maaf, tangan saya tiba-tiba kesemutan," ucap Ilona beralasan. Padahal dia sengaja melakukannya karena jengkel mendengar suara teriakan bosnya.

"Cepat bersihkan semua ruangan ini kemudian enyah dari hadapanku. Untuk kali ini kau ku ampuni!" ucap Karl berusaha sabar. Jika ditanya apa alasannya, jawabannya adalah tidak tahu. Lidahnya Karl seperti ada yang menyetir, membuatnya jadi tak bisa mengontrol kata.

"Memangnya saya melakukan dosa apa sampai harus mendapat pengampunan dari Anda?"

"Jangan banyak bicara. Selesaikan semua pekerjaan yang ada kemudian pergi. Cepat!"

"Ck, iya-iya."

Biji mata Karl seperti akan meloncat keluar saat mendengar suara decakan dari mulut Ilona. Sungguh, dia tak mengerti mengapa gadis ini begitu berani padanya. Apa mungkin gadis ini adalah jelmaan alien?

(Aku harus melakukan apalagi ya supaya bajingan ini tak bisa duduk tenang? Yang ku lakukan barusan masih belum sebanding dengan kehormatanku yang telah direnggut paksa. Cepat pikirkan rencana lain, Na. Balas pria ini sampai emosinya menembus ubun-ubun. Ayo berpikir)

Praannngggg

"Oh, maaf. Aku tidak sengaja, Tuan," ucap Ilona dengan santainya meminta maaf setelah dengan sengaja menyenggol asbak rokok hingga terjatuh ke lantai.

"Kau ... YAKK! BEKERJA YANG BENAR!!"

***

Terpopuler

Comments

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-10-27

0

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

🤣🤣🤣🤣🤣ya Alloh karl aku jdi ketawa sendiri lihat kmu yg kyk ketakutan.

2024-10-27

0

muhammad ibnuarfan

muhammad ibnuarfan

🤣🤣🤣kocak juga kisah nya karl

2024-08-24

0

lihat semua
Episodes
1 Pria Cabul
2 Hinaan Untuk Si Miskin
3 Botol Minum
4 Ledakan Birahi
5 Nasib Sial
6 Pelakunya Orang Terdekat
7 Kucing-Kucingan
8 Fenomena Aneh
9 Pujian Berbuah Ancaman
10 Ingin Pindah
11 Ide Sesat
12 Tumbal Proyek
13 Datang Melamar
14 Salon
15 Nasib Orang Miskin
16 Monster
17 Kesempatan
18 Balas Dendam
19 Bukan Orang Yang Sama
20 Penjambret
21 Tentang Jambret
22 Genderang Perang
23 Hal Mencurigakan
24 Kopi Maut
25 Pura-Pura Mati
26 Terlalu Polos
27 Menguak Kebenaran
28 Dia Datang
29 Kejutan Tak Terduga
30 Telepon Setan
31 Takut
32 Rasa Gelisah
33 Malaikat Maut
34 Siluman Singa
35 Pembuktian
36 Penjelasan Karl
37 Badai Dilema
38 Uang Merubah Segalanya
39 Terbakar Dendam
40 Dibully
41 Menolak Kerjasama
42 Kandidat Utama
43 Berkenalan
44 Diejek
45 Punya Lubang
46 Kelepasan Bicara
47 Terlalu Gengsi
48 Mantra Kematian
49 Memutar-balikkan Fakta
50 Menenangkan Diri
51 Butuh Pertolongan
52 Suara Misterius
53 Ditipu
54 Akal Bulus
55 Benci Atau Cinta
56 Minyak Sakti
57 Kelepasan Bicara
58 Alam Surga
59 Terluka
60 Tentang Kutukan Dan Reinkarnasi
61 Yang Menggemaskan
62 Khawatir
63 Penguntit
64 Satu Pemikiran
65 Ketahuan
66 Difitnah
67 Diracun
68 Siklus Bulanan
69 Saran Terbaik
70 Manusia Terbodoh
71 Bahasa Isyarat
72 Solusi
73 Gadis Mengerikan
74 Kota Hantu
75 Saran
76 Menolak Sederhana
77 Belajar Romantis
78 Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
79 Menuntut Penjelasan
80 Taruhan
81 Mencari Informasi
82 Kesakitan
83 Makan Bibir
84 Nenek Zhu
85 Tuan & Nyonya Besar Ma
86 Bukan Up
87 Ancaman
88 Serakah Membawa Berkah
89 Sebuah Kode
90 Diam Dan Pasrah
91 Rasa Sesak
92 Rudal Tempur
93 Cahaya Kehidupan
94 Jeritan Ilona
95 Naik Level
96 Diolok-Olok
97 Nafkah
98 Balas Dendam
99 Gaya Bebas
100 Bersama Tak Harus Selalu Bercinta
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Pria Cabul
2
Hinaan Untuk Si Miskin
3
Botol Minum
4
Ledakan Birahi
5
Nasib Sial
6
Pelakunya Orang Terdekat
7
Kucing-Kucingan
8
Fenomena Aneh
9
Pujian Berbuah Ancaman
10
Ingin Pindah
11
Ide Sesat
12
Tumbal Proyek
13
Datang Melamar
14
Salon
15
Nasib Orang Miskin
16
Monster
17
Kesempatan
18
Balas Dendam
19
Bukan Orang Yang Sama
20
Penjambret
21
Tentang Jambret
22
Genderang Perang
23
Hal Mencurigakan
24
Kopi Maut
25
Pura-Pura Mati
26
Terlalu Polos
27
Menguak Kebenaran
28
Dia Datang
29
Kejutan Tak Terduga
30
Telepon Setan
31
Takut
32
Rasa Gelisah
33
Malaikat Maut
34
Siluman Singa
35
Pembuktian
36
Penjelasan Karl
37
Badai Dilema
38
Uang Merubah Segalanya
39
Terbakar Dendam
40
Dibully
41
Menolak Kerjasama
42
Kandidat Utama
43
Berkenalan
44
Diejek
45
Punya Lubang
46
Kelepasan Bicara
47
Terlalu Gengsi
48
Mantra Kematian
49
Memutar-balikkan Fakta
50
Menenangkan Diri
51
Butuh Pertolongan
52
Suara Misterius
53
Ditipu
54
Akal Bulus
55
Benci Atau Cinta
56
Minyak Sakti
57
Kelepasan Bicara
58
Alam Surga
59
Terluka
60
Tentang Kutukan Dan Reinkarnasi
61
Yang Menggemaskan
62
Khawatir
63
Penguntit
64
Satu Pemikiran
65
Ketahuan
66
Difitnah
67
Diracun
68
Siklus Bulanan
69
Saran Terbaik
70
Manusia Terbodoh
71
Bahasa Isyarat
72
Solusi
73
Gadis Mengerikan
74
Kota Hantu
75
Saran
76
Menolak Sederhana
77
Belajar Romantis
78
Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
79
Menuntut Penjelasan
80
Taruhan
81
Mencari Informasi
82
Kesakitan
83
Makan Bibir
84
Nenek Zhu
85
Tuan & Nyonya Besar Ma
86
Bukan Up
87
Ancaman
88
Serakah Membawa Berkah
89
Sebuah Kode
90
Diam Dan Pasrah
91
Rasa Sesak
92
Rudal Tempur
93
Cahaya Kehidupan
94
Jeritan Ilona
95
Naik Level
96
Diolok-Olok
97
Nafkah
98
Balas Dendam
99
Gaya Bebas
100
Bersama Tak Harus Selalu Bercinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!