"Tuan Andreas, kenapa kau membawa kami ke salon? Aku itu mau melamar kerja, bukan mau perawatan!" tanya Ilona tak paham mengapa dirinya dibawa ke tempat seperti ini.
"Nona Ilona, merapihkan penampilan adalah salah satu syarat agar kau bisa diterima kerja di kantor. Tadikan aku sudah memberitahumu kalau orang yang akan memberimu gaji memiliki standar tersendiri pada semua pegawainya, termasuk dirimu juga. Begitu," jawab Andreas dengan sabar menjelaskan. Dia sengaja mengajak Elil dan Ilona pergi ke salon yang tak jauh dari kantor guna merapihkan penampilan mereka yang terkesan berantakan. Bukan terkesan sih, tapi memang sangat berantakan jika dibandingkan dengan pegawai Group Ma yang lain.
"Repot sekali. Bilangnya menerima pegawai tanpa syarat apapun. Tetapi kenyataannya melenceng jauh dari yang kalian tulis. Aku yakin bos Group Ma pasti adalah orang yang sangat rewel dan juga menyebalkan. Huh!"
Agak kaget saat Andreas mendengarkan gumaman Ilona soal bos Group Ma. Gadis ini tidak tahu saja kalau pemiliknya mempunyai paras yang sangat tampan. Hanya saja sikapnya beku seperti batu es.
(Kalau dilihat-lihat sepertinya akan lucu jika Ilona dipertemukan dengan Karl. Dijamin urat leher monster itu pasti akan menegang keras. Hmmm, jadi tak sabar.)
"Tuan, apa aku harus potong rambut juga?" tanya Elil. "Kalau iya, maka dengan senang hati aku akan melakukannya. Kebetulan rambutku sudah kelewat panjang. Bagaimana?"
"Potong sekalian juga tidak apa-apa. Nanti aku yang akan membayarnya," jawab Andreas mempersilahkan. Melihat sikap polos Elil membuat perasaannya jadi sedikit terhibur. Gadis ini begitu natural dalam berkata dan bersikap.
"Wahhh, terima kasih banyak ya. Kau baik sekali."
Ilona menatap galak ke arah Elil yang dengan tidak tahu dirinya meminta karyawan salon untuk mengurus rambutnya terlebih dahulu. Padahal dia yang mau bekerja, tapi kenapa jadi gadis ini yang sibuk menata diri? Heran.
"Jangan terlalu galak padanya. Kasihan,"
"Memangnya apa yang sudah kulakukan pada Elil?" sungut Ilona cetus. "Aku hanya menatapnya saja. Salah?"
"Tidak sih. Aku hanya merasa kasihan saja padanya. Kalau tak salah menebak harusnya Elil lebih muda darimu, kan?"
"Ya, dia setahun lebih muda dariku."
Tak mau membuang waktu, Andreas meminta karyawan salon untuk bekerja lebih cepat. Dia sebenarnya memiliki pekerjaan penting yang harus dilakukan. Tetapi demi membuat Ilona jadi terlihat pantas, dengan sukarela Andreas turun tangan langsung merubah penampilannya.
Drrtt drttt
Ponsel di saku Andreas bergetar saat dia sedang memperhatikan Elil dan Ilona yang tengah bernegosiasi soal gaya rambut. Segera Andreas melihat siapa menelpon kemudian menjawabnya.
["Di mana kau? Mana berkas yang tadi kuminta?"]
"Sabar. Aku sedang ada urusan sebentar," jawab Andreas.
["Urusan membawa pacarmu perawatan di salon?"]
"Jangan salah paham dulu. Sudah jangan rewel. Nanti aku akan menjelaskannya padamu kalau urusan di sini sudah selesai."
["Menyebalkan!"]
Panggilan dimatikan sepihak oleh Karl. Andreas yang melihatnya pun hanya menghela nafas saja. Dia lalu kembali memperhatikan Ilona yang ternyata memilih gaya rambut pendek. Gadis ini cukup paham fashion juga. Sekarang tugas Andreas tinggal satu. Yaitu membelikan beberapa pasang pakaian untuk gadis ini. Dia yakin Ilona pasti tidak memiliki baju bagus lainnya selain yang dia pakai sekarang.
(Aku jadi penasaran dengan latar belakang mereka. Kalau dilihat dari penampilan sih sepertinya mereka bukan berasal dari keluarga berada. Kasihan sekali. Semoga saja tindakanku tidak salah dengan memberikan sedikit bantuan.)
"Nona Ilona, boleh aku bertanya?"
"Tanya ya tanya saja. Kenapa harus meminta izin segala. Dasar aneh," cetus Ilona sambil melirik tipis ke arah Tuan Andreas.
"Na, kau mana boleh bicara secetus itu pada Tuan Andreas. Nanti kalau dia berubah pikiran lalu menjadikanmu sebagai tumbal proyek bagaimana? Memangnya kau tidak takut?" celetuk Elil.
Sebutan kata tumbal proyek yang diucapkan oleh Elil membuat karyawan salon tercengang heran. Mereka tak habis pikir dengan sikap kedua gadis ini. Yang satu bicaranya sangat cetus, sedang yang satunya lagi suka bicara asal. Apa kedua gadis ini tidak ada yang tahu siapa Tuan Andreas yang sebenarnya? Tidak takutkah kalau nantinya mereka akan berurusan dengan pria tersebut?
"Tumbal proyek saja yang kau pikir. Memangnya bos Group Ma segagal itu apa sampai harus menumbalkan nyawa manusia demi kemajuan bisnis? Pintar sedikitlah, Lil. Jangan mengada-ada!" omel Ilona kesal sekali akan ucapan Elil.
"Kan aku hanya bicara fakta saja, Na. Kenapa kau marah?"
"Siapapun pasti akan marah juga jika mendengar ucapanmu yang sangat tidak masuk akal itu. Ya kali sekelas Group Ma bersekutu dengan setan hanya demi kemajuan perusahaan. Sudah gila kau ya!"
Andreas diam mendengarkan perdebatan antara Elil dan Ilona. Sungguh kepribadian yang sangat menarik. Entah mengapa Andreas merasa kalau kehadiran Ilona di kantor nanti akan membawa perubahan yang cukup besar. Keberanian gadis ini membuat Andreas menjadi tertantang untuk mendekatkannya dengan Karl. Siapa tahu bisa membantu pria itu agar kembali fokus setelah insiden pemerkosaan yang tidak disengaja.
"Tuan, ngomong-ngomong setelah ini aku akan langsung bekerja apa bagaimana? Kau sudah membuatku kehilangan rambut. Aku akan sangat marah kalau kau hanya membuangnya dengan percuma," tanya Ilona sambil menikmati pijatan di kepala. Rasanya nyaman sekali.
"Itu terserah dirimu saja. Kalau kau merasa sudah siap, kau boleh-boleh saja jika ingin langsung bekerja. Sesuai slogan, semakin cepat, maka itu akan semakin baik," jawab Andreas. "Dan untukmu, Nona Elil. Benar kau tidak mau bergabung dengan Nona Ilona? Aku berani jamin Group Ma sama sekali tak pernah menggunakan nyawa manusia sebagai alat pertukaran bisnis. Kemajuan perusahaan kami murni berdasarkan kinerja karyawan dan juga bos. Jadi kau tidak perlu takut!"
"Emm maaf, Tuan Andreas. Lebih baik aku menjadi pemulung saja. Itu jauh lebih aman ketimbang bekerja di Group Ma. Maaf ya,"
(Hah? Jadi mereka itu pemulung? Jangan-jangan .... )
"Lama-lama kupukul juga kepalamu, Lil. Bisa tidak sih bicara yang masuk akal saja? Heran. Sejak kapan memulung barang bekas menjadi pekerjaan yang jauh lebih baik ketimbang bekerja dengan gaji tetap? Hah?"
"Ilona, kau ini kenapa galak sekali. Tidak malu apa bersikap seperti itu di depan calon bosmu?" tegur Elil heran.
"Dia bukan bosku. Dan juga terserah aku ingin bersikap bagaimana. Mulutku-mulutku, kenapa harus membatasi diri di hadapan orang lain?"
"Tapikan ....
"Tidak ada tapi-tapian. Hari ini juga kau akan ikut denganku bekerja di Group Ma. Kalau berani menolak, akan ku robohkan gubukmu yang jelek itu. Mau?!"
Andreas menempelkan dua jari ke bibirnya yang mulai berkedut. Dia seperti sedang menyaksikan dua keponakannya bertengkar karena berebut mainan. Elil dan Ilona sangat lucu. Dia akui itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Fahmi Ardiansyah
duh aku gak bisa ngomong LG klu mereka udh berdebat.
2024-10-27
0
Fahmi Ardiansyah
iya Andreas apa kmu tertarik Ama elil
2024-10-27
0
Fahmi Ardiansyah
kamu benar Andreas untuk membantu Ilona n ellil jln yg trbaik Krn Ilona yg akan menyembuhkan karma karl selama ini.
2024-10-27
0