Nasib Orang Miskin

Sebelah alis Karl terangkat ke atas begitu melihat Andreas masuk ke dalam ruangan. Posisinya sekarang tengah duduk di samping jendela, mencari ketenangan untuk hatinya yang dilanda gundah gulana.

"Sudah selesai memanjakan pacarmu?" sindir Karl dengan nada suara yang sangat rendah. Ingin marah, tapi rasa gelisah menahannya.

"Hmmm, jangan bilang kau cemburu pada gadis itu, Karl," jawab Andreas santai menyikapi. Dia lalu berjalan menghampiri sepupunya yang tengah cemberut. "Ada apalagi sekarang. Hari ini kau begitu sensitif. Sedang datang bulankah?"

"Jangan bicara omong kosong. Mana berkas yang kuinginkan?"

"Ada di meja kerjaku."

"Lalu apa yang kau tunggu? Cepat bawa kemari!"

"Kau yakin bisa bekerja dengan suasana hati yang begitu buruk?"

"Maksudnya?"

Andreas mengusap dagu. Dia memperhatikan dengan seksama kegundahan yang tercetak jelas di wajah sepupunya. Apa dia pertemukan monster ini dengan Ilona saja ya. Siapa tahu dugaannya benar. Kan lucu sesama korban obat perangsang saling sapa dan menanyakan kabar.

Rasa kesal melanda diri Karl saat dirinya tak mendengar apapun dari pikiran Andreas. Padahal dia yakin betul kalau pria ini tengah memikirkan sesuatu. Bosan, Karl memutuskan untuk membuka jendela lebar-lebar dan membiarkan angin menyapu wajahnya yang kusut.

"Aku sudah mendapatkan pegawai dibagian kebersihan, Karl. Karena penampilannya sedikit kurang rapi, aku mengajaknya ke salon seberang perusahaan. Sebenarnya sih aku tidak masalah dengan penampilan gadis itu, tapi aku ragu dengan dirimu. Jadi aku memakai uang kantor untuk merubah penampilannya agar terlihat sedikit lebih rapi," ucap Andreas memancing rasa penasaran Karl dengan menceritakan soal Ilona. Siapa tahu pria ini tertarik untuk membahasnya.

"Urusannya denganku apa?"

"Tidak ada. Aku hanya ingin melaporkan saja."

"Cihhh, tidak penting."

"Yakin tidak penting?" Andreas meng*lum senyum. Dia ikut berdiri di depan jendela lalu memainkan jari jempol dan telunjuknya saat akan melanjutkan pembicaraan. "Nama gadis itu Ilona. Sebelum melamar kerja di sini dia adalah seorang pemulung. Ilona datang kemari bersama sahabatnya yang bernama Elil. Saat kutawari untuk bekerja, Elil menolak dengan alasan takut dijadikan tumbal proyek. Mereka manis sekali, bukan?"

Kedua rahang Karl langsung mengerat saat mendengar penuturan Andreas tentang alasan gadis yang bernama Elil menolak bekerja di Group Ma. Tumbal proyek? Ini telinganya tidak salah dengarkan? Manusia mana yang berani menyebarkan gosip seperti itu tentang perusahaannya? Lancang.

"Dan kau hanya diam saja saat gadis itu meragukan kemampuan Group Ma?" tanya Karl jengkel.

"Aku sudah menjelaskan padanya kalau perusahaan kita tidak pernah melakukan tindakan menjijikkan seperti itu," jawab Andreas.

"Lalu apa kata gadis itu?"

"Awalnya dia masih menolak. Tetapi setelah diancam, akhirnya Elil bersedia untuk bekerja."

"Diancam? Kau yang mengancamnya?"

"Tidaklah. Aku tidak setega itu mengancam gadis sembilan belas tahun yang sikapnya masih begitu polos dan murni. Ilona yang melakukannya!"

Karl menoleh. Ilona? Nama ini seperti nama mendiang neneknya, Liona.

(Ah, hanya kebetulan saja. Ilona dan Liona, itu hanyalah sebuah nama. Tak perlu mengartikannya terlalu jauh karena selain Tuhan, tidak ada yang sebanding dengan keagungan Nenek Liona. Ya, tidak ada.)

"Mau berkenalan dengan mereka tidak?" tanya Andreas menawarkan.

"Kau pikir aku sesenggang itu sampai harus membuang waktu untuk bertemu dengan orang yang tidak penting?"

"Ya siapa tahu saja kau tertarik untuk berbincang sedikit dengan mereka. Sekarang kan Elil dan Ilona adalah bagian dari Group Ma. Apa salahnya coba membangun hubungan dekat dengan pegawai sendiri!"

"Silahkan kau saja yang melakukan. Aku tidak mau!" tolak Karl enggan menuruti keinginan sepupunya. Gila saja.

"Hmmm, ya sudahlah kalau begitu. Aku pamit dulu ya. Elil dan Ilona pasti sedang kebingungan di bawah."

"Silahkan temui mereka setelah kau mengantarkan berkas yang sudah sejak tadi ku tunggu." Karl mendengus kasar. "Pastikan juga kedua gadis itu bekerja dengan benar. Aku tidak mau mengeluarkan uang dengan percuma. Dan juga besok kantor harus sudah bersih dari semua debu yang ada."

"Jangan gila, Karl. Kita sedang kekurangan tenaga kerja. Mereka bisa pingsan jika dipaksa membersihkan seluruh ruangan!" protes Andreas mengingatkan Karl kalau kantor sedang kekurangan pekerja.

"Terserah kau bagaimana cara mengatur mereka. Aku tidak peduli!" sahut Karl acuh.

"Haihhh, kau ini."

Segera Andreas berjalan keluar menuju ruang kerjanya untuk mengambil berkas kemudian menyerahkannya pada Karl. Setelah itu barulah dia turun ke lantai bawah guna menemui Elil dan Ilona.

"Hei, kau itu kenapa galak sekali pada temanku. Lihat, dia jadi menangis kan!" teriak Ilona sambil menatap garang pada seorang wanita gendut yang baru saja memarahi Elil. Hanya gara-gara gadis bodoh ini tak sengaja menabraknya, wanita gendut itu langsung mengamuk dan memaki Elil dengan sangat kasar.

"Kalian ini ya. Belum juga satu jam bekerja di sini, berani-beraninya mencari masalah dengan ketua HRD. Mau dipecat apa bagaimana?" maki si HRD sambil berkacak pinggang.

"Siapa kau berani ingin memecat orang-orang yang kubawa masuk dengan tanganku sendiri?"

Tatapan Ilona dan Andreas saling bertemu. Sementara Elil, gadis itu menangis sesenggukan sambil bersembunyi di belakang punggung Ilona. Dia ketakutan.

"Tuan Andreas. Selamat siang,"

"Aku tanya siapa kau berani ingin memecat mereka. Punya kuasa apa kau di sini sehingga berani mengeluarkan ancaman seperti itu pada mereka?!" cecar Andreas dengan lantang.

"M-maafkan saya, Tuan. Saya ... saya ....

"Jangan gagap saat bicara denganku. Katakan dengan tegas dan tatap mataku. Paham!"

Sambil mendengarkan Tuan Andreas memarahi karyawan tersebut, Ilona mencoba menenangkan Elil dengan cara memeluknya. Hatinya perih. Hanya karena mereka miskin, wanita gendut itu memandang mereka dengan sebelah mata. Padahal tadi Elil sudah meminta maaf, tapi wanita ini malah memakinya dengan begitu kasar. Menyedihkan sekali hidup sebagai orang miskin.

(Tuhan, apa serendah ini nasib sebagai orang miskin? Mengapa mereka tega memperlakukan orang kecil seperti kami dengan cara yang begitu hina? Jahat sekali)

"Camkan ini baik-baik. Siapapun yang bekerja di Group Ma jangan sekali-kali berani mengambil keputusan sepihak. Dan jika kejadian ini sampai terulang kembali, maka bersiaplah untuk angkat kaki dari sini. Mengerti!" tegur Andreas tegas tak terbantahkan.

"Mengerti, Tuan Andreas."

"Kembali ke pekerjaanmu sekarang!"

"B-baik, Tuan. Permisi."

Setelah memberikan teguran, Andreas menjelaskan pada Elil dan Ilona kalau masalah sudah beres. Dia lalu meminta keduanya untuk beristirahat sejenak guna menenangkan diri setelah apa yang terjadi. Kasihan.

"Na, ayo kita pulang. Aku tidak mau bekerja di sini lagi. Orang miskin seperti kita tidak pantas berada di antara orang-orang beruang. Kita hanya akan menjadi bahan bullyan saja. Ayo pulang," rengek Elil.

"Silahkan saja kalau mau pulang. Tetapi besok bersiaplah kehilangan ginjal untuk mengganti semua uang yang telah Tuan Andreas keluarkan. Mau?"

"Hiksss, jahat," ....

***

Terpopuler

Comments

Bakulgeblek

Bakulgeblek

kocak

2024-12-22

0

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

betul Andreas aku suka kmu yg bersikap tegas itu.biar mereka gak merendahkan org miskin.

2024-10-27

0

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

ya ancam terus itu jln yg baik untuk elil supaya mau bekerja hahaha.

2024-10-27

0

lihat semua
Episodes
1 Pria Cabul
2 Hinaan Untuk Si Miskin
3 Botol Minum
4 Ledakan Birahi
5 Nasib Sial
6 Pelakunya Orang Terdekat
7 Kucing-Kucingan
8 Fenomena Aneh
9 Pujian Berbuah Ancaman
10 Ingin Pindah
11 Ide Sesat
12 Tumbal Proyek
13 Datang Melamar
14 Salon
15 Nasib Orang Miskin
16 Monster
17 Kesempatan
18 Balas Dendam
19 Bukan Orang Yang Sama
20 Penjambret
21 Tentang Jambret
22 Genderang Perang
23 Hal Mencurigakan
24 Kopi Maut
25 Pura-Pura Mati
26 Terlalu Polos
27 Menguak Kebenaran
28 Dia Datang
29 Kejutan Tak Terduga
30 Telepon Setan
31 Takut
32 Rasa Gelisah
33 Malaikat Maut
34 Siluman Singa
35 Pembuktian
36 Penjelasan Karl
37 Badai Dilema
38 Uang Merubah Segalanya
39 Terbakar Dendam
40 Dibully
41 Menolak Kerjasama
42 Kandidat Utama
43 Berkenalan
44 Diejek
45 Punya Lubang
46 Kelepasan Bicara
47 Terlalu Gengsi
48 Mantra Kematian
49 Memutar-balikkan Fakta
50 Menenangkan Diri
51 Butuh Pertolongan
52 Suara Misterius
53 Ditipu
54 Akal Bulus
55 Benci Atau Cinta
56 Minyak Sakti
57 Kelepasan Bicara
58 Alam Surga
59 Terluka
60 Tentang Kutukan Dan Reinkarnasi
61 Yang Menggemaskan
62 Khawatir
63 Penguntit
64 Satu Pemikiran
65 Ketahuan
66 Difitnah
67 Diracun
68 Siklus Bulanan
69 Saran Terbaik
70 Manusia Terbodoh
71 Bahasa Isyarat
72 Solusi
73 Gadis Mengerikan
74 Kota Hantu
75 Saran
76 Menolak Sederhana
77 Belajar Romantis
78 Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
79 Menuntut Penjelasan
80 Taruhan
81 Mencari Informasi
82 Kesakitan
83 Makan Bibir
84 Nenek Zhu
85 Tuan & Nyonya Besar Ma
86 Bukan Up
87 Ancaman
88 Serakah Membawa Berkah
89 Sebuah Kode
90 Diam Dan Pasrah
91 Rasa Sesak
92 Rudal Tempur
93 Cahaya Kehidupan
94 Jeritan Ilona
95 Naik Level
96 Diolok-Olok
97 Nafkah
98 Balas Dendam
99 Gaya Bebas
100 Bersama Tak Harus Selalu Bercinta
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Pria Cabul
2
Hinaan Untuk Si Miskin
3
Botol Minum
4
Ledakan Birahi
5
Nasib Sial
6
Pelakunya Orang Terdekat
7
Kucing-Kucingan
8
Fenomena Aneh
9
Pujian Berbuah Ancaman
10
Ingin Pindah
11
Ide Sesat
12
Tumbal Proyek
13
Datang Melamar
14
Salon
15
Nasib Orang Miskin
16
Monster
17
Kesempatan
18
Balas Dendam
19
Bukan Orang Yang Sama
20
Penjambret
21
Tentang Jambret
22
Genderang Perang
23
Hal Mencurigakan
24
Kopi Maut
25
Pura-Pura Mati
26
Terlalu Polos
27
Menguak Kebenaran
28
Dia Datang
29
Kejutan Tak Terduga
30
Telepon Setan
31
Takut
32
Rasa Gelisah
33
Malaikat Maut
34
Siluman Singa
35
Pembuktian
36
Penjelasan Karl
37
Badai Dilema
38
Uang Merubah Segalanya
39
Terbakar Dendam
40
Dibully
41
Menolak Kerjasama
42
Kandidat Utama
43
Berkenalan
44
Diejek
45
Punya Lubang
46
Kelepasan Bicara
47
Terlalu Gengsi
48
Mantra Kematian
49
Memutar-balikkan Fakta
50
Menenangkan Diri
51
Butuh Pertolongan
52
Suara Misterius
53
Ditipu
54
Akal Bulus
55
Benci Atau Cinta
56
Minyak Sakti
57
Kelepasan Bicara
58
Alam Surga
59
Terluka
60
Tentang Kutukan Dan Reinkarnasi
61
Yang Menggemaskan
62
Khawatir
63
Penguntit
64
Satu Pemikiran
65
Ketahuan
66
Difitnah
67
Diracun
68
Siklus Bulanan
69
Saran Terbaik
70
Manusia Terbodoh
71
Bahasa Isyarat
72
Solusi
73
Gadis Mengerikan
74
Kota Hantu
75
Saran
76
Menolak Sederhana
77
Belajar Romantis
78
Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
79
Menuntut Penjelasan
80
Taruhan
81
Mencari Informasi
82
Kesakitan
83
Makan Bibir
84
Nenek Zhu
85
Tuan & Nyonya Besar Ma
86
Bukan Up
87
Ancaman
88
Serakah Membawa Berkah
89
Sebuah Kode
90
Diam Dan Pasrah
91
Rasa Sesak
92
Rudal Tempur
93
Cahaya Kehidupan
94
Jeritan Ilona
95
Naik Level
96
Diolok-Olok
97
Nafkah
98
Balas Dendam
99
Gaya Bebas
100
Bersama Tak Harus Selalu Bercinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!