Kesempatan

(Sore crazy-up kalo komentarnya tembus 30)

***

Peluh membanjir membasahi tubuh Ilona yang baru saja menyelesaikan pekerjaan. Sembari berjalan menuju ruang ganti, sesekali kepala Ilona tampak tertoleh ke belakang guna memastikan sesuatu.

"Astaga, memikirkan monster itu kenapa rasanya jauh lebih menegangkan ketimbang saat aku dikejar-kejar oleh para preman ya. Benar-benar mengerikan," ujar Ilona sambil menyender ke pintu. Dia baru saja masuk ke ruang ganti. Sedetik setelah itu dia tampak termangu diam sambil memikirkan sesuatu. "Ummm, ini sebenarnya aku yang bodoh apa bagaimana sih. Masa iya di perusahaan sebesar ini ada monster yang bisa dengan bebas berkeliaran mencari mangsa. Kalaupun benar, mustahil Group Ma menjadi perusahaan nomor satu yang paling diincar oleh para pemburu kerja. Iya, kan?"

Bertanya-tanya sendiri, Ilona satu-persatu mulai melucuti pakaian kerja kemudian menggantinya dengan pakaian rumah. Teringat dengan kebaikan Tuan Andreas, tanpa sadar Ilona tersenyum sembari memeluk baju baru miliknya.

"Sepanjang aku hidup, ini adalah kali pertama aku memakai baju baru yang sangat bagus. Pantas anak-anak panti selalu berebut setiap ada donatur yang mengirimkan pakaian untuk kami. Sayang sekali aku hanya diberi sisa pakaian milik mereka saja. Andai aku tahu kalau rasanya akan sebahagia ini, sudah dari dulu aku berebut dengan mereka. Baku hantam pun aku rela asal bisa mendapatkan pakaian yang layak. Hmmm,"

Meski Ilona memiliki jiwa perang, tapi dihadapan teman dan pemilik panti, hatinya selalu luluh. Dia tak pernah tega untuk membalas perbuatan jahat mereka. Bukan sok baik, tapi memang seperti itulah karakternya. Ilona hanya keras di luar, tapi seperti jeli di dalam.

"Aihh, aku sedang memikirkan apa sih. Lebih baik aku bergegas pergi dari sini sebelum monster itu keluar untuk mencari makan," ucap Ilona sambil menepuk kening. Buru-buru dia berganti baju kemudian keluar hendak pulang.

Sementara itu di dalam ruangan lain, Karl tengah bicara serius dengan Andreas. Raut wajahnya terlihat dingin sekali, sedang sorot matanya menunjukkan kalau dirinya tengah menahan amarah.

"Aku akan membereskan masalah ini besok. Malam ini kau istirahatlah dengan tenang!" ucap Andreas mencoba meredam kemarahan sepupunya.

"Besok?" Karl menyeringai. "Sejak kapan kau memberi kesempatan bernafas bagi mereka yang berani berkhianat padaku? Sudah mulai lemah kah?"

"Bukan lemah, tapi ada hal lain yang musti kulakukan dulu sebelum membereskan masalah ini."

"Apa?"

"Mencari tahu dengan perusahaan mana orang ini bekerja sama. Kalau sudah menemukannya, tak harus menunggu besok, dini hari pun kupastikan masalah ini beres!" sahut Andreas menjanjikan.

Karl mendengus kasar. Saat hendak menyender ke sofa, siku tangannya tak sengaja menyenggol vas bunga hingga jatuh ke lantai. Tak ayal perbuatannya itu membuat vas bunga tersebut hancur dan serpihannya tercecer ke mana-mana.

"Aku benci seperti ini!" geram Karl sesaat sebelum memejamkan mata.

(Kesempatan)

Tanpa bicara terlebih dahulu Andreas langsung keluar meninggalkan ruangan guna memanggil seseorang untuk membersihkan pecahan vas bunga. Andai saja Andreas tahu kalau Karl bisa mendengar isi pikirannya, dia pasti tak akan membatin kalau jatuhnya vas bunga tersebut merupakan satu kesempatan di mana dia bisa mempertemukan Karl dengan Ilona. Namun untungnya Andreas tak sampai menyebut nama gadis itu sehingga Karl tidak tahu ke mana dia akan pergi.

"Sepertinya kesempatan ini ada campur tangan Tuhan. Kebetulan sekali kantor sudah sepi. Aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengerjai Karl dan Ilona. Xixixi," ujar Andreas dengan tengilnya.

Di saat yang bersamaan, Ilona yang hendak masuk ke dalam lift dihentikan oleh suara seseorang yang memanggilnya. Segera dia menoleh untuk memastikan apakah orang tersebut adalah monster atau bukan.

"Fyuhhh, Tuan Andreas ternyata. Aku kira monster itu yang datang," gumam Ilona sambil mengelus dada. Dia lega karena tidak menjadi santapan monster.

Melihat Ilona yang terus menarik nafas sambil mengelus dada membuat Andreas merasa aneh sekali. Segera saja dia datang mendekat untuk menanyakan apa yang terjadi.

"Nona Ilona, kau kenapa? Apa seseorang membullymu?" cecar Andreas penuh selidik.

"Tidak, Tuan. Tidak mungkin ada yang berani membullyku di sini," jawab Ilona. "Sudah, abaikan saja. Ngomong-ngomong kenapa tadi kau memanggilku? Apakah ada yang ingin disampaikan?"

"Ya, kau benar. Aku ingin meminta tolong padamu."

"Minta tolong apa?"

"Tolong bersihkan ruangan milik bos. Tadi dia tak sengaja menjatuhkan vas bunga. Dan pecahan dari vas itu membuat lantai menjadi kotor. Kau tidak keberatan bukan untuk membersihkannya?"

Ilona diam tak menyahut. Dia khwatir. Bukan masalah sudah lelah atau apa, melainkan karena takut bertemu monster. Ya kali Ilona akan lebih memilih untuk mengorbankan nyawa hanya demi menuruti keinginan bosnya. Tidak maulah.

"Jangan khawatir. Nanti aku akan menghitung pekerjaanmu sebagai uang lembur. Besok pagi aku akan langsung memberikannya padamu," ucap Andreas mencoba membujuk Ilona agar bersedia masuk ke ruangan Karl.

"Sebenarnya ini bukan tentang uang, Tuan. Tadi aku tak sengaja mendengar seorang karyawan berkata kalau di perusahaan ini ada seorang monster yang sangat galak dan suka makan orang. Nanti jika aku pulang terlalu malam kemudian bertemu dengan monster itu bagaimana?" sahut Ilona tanpa ragu mengutarakan isi hati. Kan lebih baik jujur daripada mati konyol.

"Seorang karyawan Group Ma bicara seperti itu?"

"Iya. Bahkan orang itu mengatakan kalau dia telah mengambil apalah itu lalu akan diserahkan pada seseorang besok."

(Oh, sepertinya Ilona tak sengaja mendengar percakapan mata-mata itu kemudian salah memahami perkataannya. Monster yang dimaksud oleh mereka pasti adalah Karl. Karena dia memang monster mengerikan yang selalu siap melahap siapapun yang berani membuatnya kesal. Hmmm, Ilona-Ilona. Kau lucu sekali)

"Nona Ilona, kau tidak perlu khawatir. Group Ma tak pernah memelihara makhluk seperti itu. Kesuksesan perusahaan ini murni adalah karena kerja keras kami semua yang bekerja di sini. Kau salah paham!"

"Benarkah?" Ilona membeo. "Tuan Andreas, apa perkataanmu bisa dipertanggungjawabkan?"

"Sangat bisa. Aku berani bersumpah demi nyawaku dan nyawa kedua orang tuaku."

Ilona berpikir sejenak. Karena ini sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai petugas kebersihan, Ilona akhirnya memutuskan untuk mengikuti perintah Tuan Andreas. Dia lalu segera pergi ke ruangan itu setelah mendapat arahan tentang letak ruangannya.

"Karl, aku harap kau suka dengan kiriman ini. Dan semoga saja Ilona adalah gadis yang telah membuatmu hilang fokus akhir-akhir ini."

Begitu sampai di depan ruangan bos, Ilona mengetuk pintunya terlebih dahulu sebelum masuk. Gugup, jelas. Ini adalah kali pertama dia bertatap muka dengan pemilik perusahaan. Dan sebelum membuka pintu, Ilona tak henti meramalkan doa yang dia kuasai demi agar tidak mendapatkan perlakuan buruk dari bosnya tersebut.

Ceklek

(Bajingan. Kenapa dia bisa ada di sini?)

***

Terpopuler

Comments

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

rang traang Ilona yg mengenali karl TPI karl yg gak mengenalinya.

2024-10-27

0

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

kasihan kmu Ilona jadi teringat ellea tpi masih beruntung Ilona.

2024-10-27

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

bertemu eng ing eng

2023-09-12

0

lihat semua
Episodes
1 Pria Cabul
2 Hinaan Untuk Si Miskin
3 Botol Minum
4 Ledakan Birahi
5 Nasib Sial
6 Pelakunya Orang Terdekat
7 Kucing-Kucingan
8 Fenomena Aneh
9 Pujian Berbuah Ancaman
10 Ingin Pindah
11 Ide Sesat
12 Tumbal Proyek
13 Datang Melamar
14 Salon
15 Nasib Orang Miskin
16 Monster
17 Kesempatan
18 Balas Dendam
19 Bukan Orang Yang Sama
20 Penjambret
21 Tentang Jambret
22 Genderang Perang
23 Hal Mencurigakan
24 Kopi Maut
25 Pura-Pura Mati
26 Terlalu Polos
27 Menguak Kebenaran
28 Dia Datang
29 Kejutan Tak Terduga
30 Telepon Setan
31 Takut
32 Rasa Gelisah
33 Malaikat Maut
34 Siluman Singa
35 Pembuktian
36 Penjelasan Karl
37 Badai Dilema
38 Uang Merubah Segalanya
39 Terbakar Dendam
40 Dibully
41 Menolak Kerjasama
42 Kandidat Utama
43 Berkenalan
44 Diejek
45 Punya Lubang
46 Kelepasan Bicara
47 Terlalu Gengsi
48 Mantra Kematian
49 Memutar-balikkan Fakta
50 Menenangkan Diri
51 Butuh Pertolongan
52 Suara Misterius
53 Ditipu
54 Akal Bulus
55 Benci Atau Cinta
56 Minyak Sakti
57 Kelepasan Bicara
58 Alam Surga
59 Terluka
60 Tentang Kutukan Dan Reinkarnasi
61 Yang Menggemaskan
62 Khawatir
63 Penguntit
64 Satu Pemikiran
65 Ketahuan
66 Difitnah
67 Diracun
68 Siklus Bulanan
69 Saran Terbaik
70 Manusia Terbodoh
71 Bahasa Isyarat
72 Solusi
73 Gadis Mengerikan
74 Kota Hantu
75 Saran
76 Menolak Sederhana
77 Belajar Romantis
78 Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
79 Menuntut Penjelasan
80 Taruhan
81 Mencari Informasi
82 Kesakitan
83 Makan Bibir
84 Nenek Zhu
85 Tuan & Nyonya Besar Ma
86 Bukan Up
87 Ancaman
88 Serakah Membawa Berkah
89 Sebuah Kode
90 Diam Dan Pasrah
91 Rasa Sesak
92 Rudal Tempur
93 Cahaya Kehidupan
94 Jeritan Ilona
95 Naik Level
96 Diolok-Olok
97 Nafkah
98 Balas Dendam
99 Gaya Bebas
100 Bersama Tak Harus Selalu Bercinta
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Pria Cabul
2
Hinaan Untuk Si Miskin
3
Botol Minum
4
Ledakan Birahi
5
Nasib Sial
6
Pelakunya Orang Terdekat
7
Kucing-Kucingan
8
Fenomena Aneh
9
Pujian Berbuah Ancaman
10
Ingin Pindah
11
Ide Sesat
12
Tumbal Proyek
13
Datang Melamar
14
Salon
15
Nasib Orang Miskin
16
Monster
17
Kesempatan
18
Balas Dendam
19
Bukan Orang Yang Sama
20
Penjambret
21
Tentang Jambret
22
Genderang Perang
23
Hal Mencurigakan
24
Kopi Maut
25
Pura-Pura Mati
26
Terlalu Polos
27
Menguak Kebenaran
28
Dia Datang
29
Kejutan Tak Terduga
30
Telepon Setan
31
Takut
32
Rasa Gelisah
33
Malaikat Maut
34
Siluman Singa
35
Pembuktian
36
Penjelasan Karl
37
Badai Dilema
38
Uang Merubah Segalanya
39
Terbakar Dendam
40
Dibully
41
Menolak Kerjasama
42
Kandidat Utama
43
Berkenalan
44
Diejek
45
Punya Lubang
46
Kelepasan Bicara
47
Terlalu Gengsi
48
Mantra Kematian
49
Memutar-balikkan Fakta
50
Menenangkan Diri
51
Butuh Pertolongan
52
Suara Misterius
53
Ditipu
54
Akal Bulus
55
Benci Atau Cinta
56
Minyak Sakti
57
Kelepasan Bicara
58
Alam Surga
59
Terluka
60
Tentang Kutukan Dan Reinkarnasi
61
Yang Menggemaskan
62
Khawatir
63
Penguntit
64
Satu Pemikiran
65
Ketahuan
66
Difitnah
67
Diracun
68
Siklus Bulanan
69
Saran Terbaik
70
Manusia Terbodoh
71
Bahasa Isyarat
72
Solusi
73
Gadis Mengerikan
74
Kota Hantu
75
Saran
76
Menolak Sederhana
77
Belajar Romantis
78
Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
79
Menuntut Penjelasan
80
Taruhan
81
Mencari Informasi
82
Kesakitan
83
Makan Bibir
84
Nenek Zhu
85
Tuan & Nyonya Besar Ma
86
Bukan Up
87
Ancaman
88
Serakah Membawa Berkah
89
Sebuah Kode
90
Diam Dan Pasrah
91
Rasa Sesak
92
Rudal Tempur
93
Cahaya Kehidupan
94
Jeritan Ilona
95
Naik Level
96
Diolok-Olok
97
Nafkah
98
Balas Dendam
99
Gaya Bebas
100
Bersama Tak Harus Selalu Bercinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!