Tumbal Proyek

"Group Ma?"

Ilona merasa aneh saat mengulangi kata yang menjadi alamat dari selebaran lowongan pekerjaan. Dadanya tiba-tiba berdebar tanpa sebab, seolah ada ikatan tersembunyi antara dia dengan perusahaan tersebut.

"Haih, aku ini kenapa sih. Bukannya tidur malah memikirkan yang tidak-tidak. Tidur, Ilona. Cepat pejamkan mata supaya besok kau tidak bangun kesiangan. Ingat, besok adalah hari yang sangat bersejarah untukmu. Jadi tidurlah!" ucap Ilona geram pada dirinya sendiri. Entah kenapa malam ini matanya sangat sulit untuk terpejam. Padahal biasanya Ilona akan langsung terlelap hanya dengan mencium aroma bantal dan kasur. Aneh.

Elil yang mendengar suara bising akhirnya terbangun dari tidur. Dia kemudian duduk, menatap datar ke arah Ilona yang terus bergerak-gerak di atas kasur usang yang mereka tempati.

"Kau ini sebenarnya manusia atau siluman sih, Na. Tubuhmu terus menggeliat seperti ular. Kenapa? Sedang ganti kulit apa bagaimana?"

"Ya, aku adalah siluman ular yang sedang berganti kulit," jawab Ilona setengah jengkel mendengar tuduhan Elil. Alih-alih bangun, Ilona malah berpose seperti ular sungguhan yang siap mematuk korban. "Sekarang aku sudah berganti kulit. Saatnya makan!"

"Dasar gadis gila!"

"Aku tidak gila. Aku siluman ular."

Malam yang harusnya diisi dengan suara dengkuran orang tidur malah dikacaukan oleh suara tawa dua orang gadis yang tengah bergelut di atas kasur. Elil dan Ilona, mereka tertawa heboh saat memainkan peran siluman ular dan manusia.

"Hahahaha, rasakan itu! Enak tidak kena patuk ular?" tanya Ilona puas sekali setelah mematuk kening Elil hingga memerah.

"Isshh, kenapa kau benar-benar mematukku sih, Na. Sakit tahu!" sungut Elil. Dia lalu bersedekap tangan sambil mengerucutkan bibir. Elil merajuk.

Usia Elil satu tahun lebih muda dari Ilona. Gadis ini dulunya memiliki orangtua, tapi sudah meninggal karena disebabkan sakit parah. Sejak dua tahun lalu, Elil telah resmi bergabung sebagai pemulung kota. Berbeda dengan Ilona, Elil sempat mengenyam pendidikan hingga di bangku SMP. Tetapi ya itu, dia polos dan sangat bodoh. Tak ada yang bisa diandalkan dari ilmu yang didapatkannya.

"Lil, apa Group Ma itu perusahaan yang besar?" tanya Ilona mulai penasaran dengan latar belakang perusahaan yang akan didatanginya besok.

"Sangat besar malah. Dari yang aku dengar, Group Ma adalah perusahaan terbesar yang ada di kota ini. Pemiliknya merupakan keturunan orang-orang kaya dari zaman dulu. Emmm apa ya, aku lupa namanya. Semacam saudara-saudara penjual kain sutra begitu!" jawab Elil lupa-lupa ingat.

"Saudagar, bodoh!"

"Ah ya benar saudagar."

"Begitu saja tidak tahu. Huh!"

"Ya sudah sih jangan marah-marah juga. Kan aku tidak pernah berhubungan dengan hal-hal semacam itu. Wajar kalau salah menyebutkan."

"Tapikan setidaknya kata-katamu tidak melenceng jauh. Saudara-saudara. Saudagar!"

Emosi Ilona yang setipis tisu benar-benar diuji oleh kepolosan dan kebodohan Elil. Sungguh, pertemuannya dengan gadis ini sangat di luar prediksi. Ilona kira orang yang dimaksud oleh bibi pemulung adalah seorang tua yang baik hati dan tidak sombong. Akan tetapi yang dia temui malah seorang gadis yang usianya bahkan satu tahun lebih muda darinya. Bodoh pula. Tapi ya sudahlah. Bodoh-bodoh begini Elil terhitung sangat baik hati karena mau membantunya tanpa meminta imbalan. Disyukuri saja.

"Aneh ya, Lil. Jika benar Group Ma sebesar dan sekaya itu lalu kenapa mereka sampai harus membuat selebaran untuk mencari pegawai? Bukannya sekarang zaman sudah canggih ya. Mereka kan tinggal mengumumkan secara online kalau kantor sedang butuh pegawai baru. Kenapa harus sampai membuat selebaran di tempat umum. Menurutmu ini aneh tidak?" ucap Ilona saat menyadari ada kejanggalan dibalik selebaran miliknya.

"Iya juga ya, Na. Kenapa aku baru sadar sekarang," sahut Elil ikut mengiyakan kejanggalan yang dimaksud oleh Ilona. Tak lama setelah itu kedua mata Elil tiba-tiba terbelalak lebar. Segera dia meraih tangan Ilona lalu menggenggamnya dengan sangat erat. "Na, lebih baik kau batalkan saja rencana untuk melamar kerja di perusahaan itu ya. Aku takut kau malah dijadikan tumbal proyek oleh mereka. Ya?"

"A-apa kau bilang? Tumbal proyek?"

"Iya, Na. Sekarang sedang marak-maraknya manusia dijadikan tumbal oleh para pengusaha demi memajukan usaha mereka. Biasanya tubuh si korban akan di cor bersamaan dengan bangunan yang sedang mereka buat. Tolong kau batalkan rencana besok ya. Walaupun kita belum lama saling kenal, tapi aku sudah sangat menyayangimu. Aku takut kau mati sia-sia, Na."

Ingin rasanya Ilona melubangi ubun-ubun Elil setelah mendengar ucapannya yang melantur. Tumbal proyek? Astaga. Sebenarnya darimana gadis ini mendengar kabar nyeleneh seperti itu? Heran.

"Elil, aku tahu kau bodoh. Tapi setidaknya jangan sampai sebodoh inilah. Kau pikir apa hubungannya antara tumbal dengan bisnis? Tidak ada. Kalau penyembah setan masih mungkinlah, tapi ini? Tumbal proyek? Kau gila ya!" omel Ilona kesal sekali. Dia lalu menarik lepas tangannya dari genggaman tangan Elil. "Dengar ya. Aku memang merasa sedikit aneh pada selebaran yang dibuat oleh Group Ma. Akan tetapi kejanggalan itu tak sampai membuatku terpikir ke arah sana. Kerja ya kerja, sama sekali tidak ada hubungannya dengan tumbal proyek yang kau maksudkan. Tahu!"

"Kau jangan tidak percaya begini, Na. Tumbal proyek itu benar-benar ada kok. Masa iya kau harus mati dulu baru akan percaya kalau tumbal-tumbalan itu memang ada?" ucap Elil terus meyakinkan Ilona akan keberadaan tumbal proyek. Dia resah.

"Wahhh, sialan sekali kau. Beraninya kau mendoakan aku supaya mati dulu. Bosan hidup ya!"

"Tidak, maksudku bukan begitu. Astaga," ....

Jika tadi suara tawa Elil dan Ilona memenuhi suasana malam, kali ini suara jeritan Elil lah yang terdengar. Gemas melihat kebodohannya, Ilona dengan kejam mengikat kaki dan tangan Elil lalu menggulungnya dengan selimut. Tujuannya? Supaya kebodohan gadis ini tidak menjalar ke sekujur badan.

"Lepaskan aku, Na. Aku mau ke kamar mandi," teriak Elil sambil terus berontak hendak melepaskan diri.

"Lepas sendiri saja kalau bisa," sahut Ilona. Dia lalu berbaring memunggungi Elil yang dia baringkan di tanah. Kejam? Tentu tidak. Siapa suruh bicara ngawur.

"Jahat sekali. Ayolah, Na. Aku benar-benar sudah tidak tahan ini. Memangnya kau mau malam ini kita tidur sambil mencium bau pesing? Kalau kau mau ya sudah aku keluarkan di sini saja air kencingnya!"

"Brengsek!"

Sambil bersungut-sungut Ilona terpaksa melepaskan ikatan di tangan dan kaki Elil. Setelah itu dia segera memintanya pergi ke kamar mandi. Bisa bangun kesiangan dia jika malam ini tidurnya jadi terganggu gara-gara bau tak sedap itu. Huh.

***

Terpopuler

Comments

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

kocak banget mereka berdua.

2024-10-27

0

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

iya mereka kocak banget kyk istri Gabriel n dokter Rayhan.

2024-10-27

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2023-09-12

0

lihat semua
Episodes
1 Pria Cabul
2 Hinaan Untuk Si Miskin
3 Botol Minum
4 Ledakan Birahi
5 Nasib Sial
6 Pelakunya Orang Terdekat
7 Kucing-Kucingan
8 Fenomena Aneh
9 Pujian Berbuah Ancaman
10 Ingin Pindah
11 Ide Sesat
12 Tumbal Proyek
13 Datang Melamar
14 Salon
15 Nasib Orang Miskin
16 Monster
17 Kesempatan
18 Balas Dendam
19 Bukan Orang Yang Sama
20 Penjambret
21 Tentang Jambret
22 Genderang Perang
23 Hal Mencurigakan
24 Kopi Maut
25 Pura-Pura Mati
26 Terlalu Polos
27 Menguak Kebenaran
28 Dia Datang
29 Kejutan Tak Terduga
30 Telepon Setan
31 Takut
32 Rasa Gelisah
33 Malaikat Maut
34 Siluman Singa
35 Pembuktian
36 Penjelasan Karl
37 Badai Dilema
38 Uang Merubah Segalanya
39 Terbakar Dendam
40 Dibully
41 Menolak Kerjasama
42 Kandidat Utama
43 Berkenalan
44 Diejek
45 Punya Lubang
46 Kelepasan Bicara
47 Terlalu Gengsi
48 Mantra Kematian
49 Memutar-balikkan Fakta
50 Menenangkan Diri
51 Butuh Pertolongan
52 Suara Misterius
53 Ditipu
54 Akal Bulus
55 Benci Atau Cinta
56 Minyak Sakti
57 Kelepasan Bicara
58 Alam Surga
59 Terluka
60 Tentang Kutukan Dan Reinkarnasi
61 Yang Menggemaskan
62 Khawatir
63 Penguntit
64 Satu Pemikiran
65 Ketahuan
66 Difitnah
67 Diracun
68 Siklus Bulanan
69 Saran Terbaik
70 Manusia Terbodoh
71 Bahasa Isyarat
72 Solusi
73 Gadis Mengerikan
74 Kota Hantu
75 Saran
76 Menolak Sederhana
77 Belajar Romantis
78 Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
79 Menuntut Penjelasan
80 Taruhan
81 Mencari Informasi
82 Kesakitan
83 Makan Bibir
84 Nenek Zhu
85 Tuan & Nyonya Besar Ma
86 Bukan Up
87 Ancaman
88 Serakah Membawa Berkah
89 Sebuah Kode
90 Diam Dan Pasrah
91 Rasa Sesak
92 Rudal Tempur
93 Cahaya Kehidupan
94 Jeritan Ilona
95 Naik Level
96 Diolok-Olok
97 Nafkah
98 Balas Dendam
99 Gaya Bebas
100 Bersama Tak Harus Selalu Bercinta
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Pria Cabul
2
Hinaan Untuk Si Miskin
3
Botol Minum
4
Ledakan Birahi
5
Nasib Sial
6
Pelakunya Orang Terdekat
7
Kucing-Kucingan
8
Fenomena Aneh
9
Pujian Berbuah Ancaman
10
Ingin Pindah
11
Ide Sesat
12
Tumbal Proyek
13
Datang Melamar
14
Salon
15
Nasib Orang Miskin
16
Monster
17
Kesempatan
18
Balas Dendam
19
Bukan Orang Yang Sama
20
Penjambret
21
Tentang Jambret
22
Genderang Perang
23
Hal Mencurigakan
24
Kopi Maut
25
Pura-Pura Mati
26
Terlalu Polos
27
Menguak Kebenaran
28
Dia Datang
29
Kejutan Tak Terduga
30
Telepon Setan
31
Takut
32
Rasa Gelisah
33
Malaikat Maut
34
Siluman Singa
35
Pembuktian
36
Penjelasan Karl
37
Badai Dilema
38
Uang Merubah Segalanya
39
Terbakar Dendam
40
Dibully
41
Menolak Kerjasama
42
Kandidat Utama
43
Berkenalan
44
Diejek
45
Punya Lubang
46
Kelepasan Bicara
47
Terlalu Gengsi
48
Mantra Kematian
49
Memutar-balikkan Fakta
50
Menenangkan Diri
51
Butuh Pertolongan
52
Suara Misterius
53
Ditipu
54
Akal Bulus
55
Benci Atau Cinta
56
Minyak Sakti
57
Kelepasan Bicara
58
Alam Surga
59
Terluka
60
Tentang Kutukan Dan Reinkarnasi
61
Yang Menggemaskan
62
Khawatir
63
Penguntit
64
Satu Pemikiran
65
Ketahuan
66
Difitnah
67
Diracun
68
Siklus Bulanan
69
Saran Terbaik
70
Manusia Terbodoh
71
Bahasa Isyarat
72
Solusi
73
Gadis Mengerikan
74
Kota Hantu
75
Saran
76
Menolak Sederhana
77
Belajar Romantis
78
Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
79
Menuntut Penjelasan
80
Taruhan
81
Mencari Informasi
82
Kesakitan
83
Makan Bibir
84
Nenek Zhu
85
Tuan & Nyonya Besar Ma
86
Bukan Up
87
Ancaman
88
Serakah Membawa Berkah
89
Sebuah Kode
90
Diam Dan Pasrah
91
Rasa Sesak
92
Rudal Tempur
93
Cahaya Kehidupan
94
Jeritan Ilona
95
Naik Level
96
Diolok-Olok
97
Nafkah
98
Balas Dendam
99
Gaya Bebas
100
Bersama Tak Harus Selalu Bercinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!