Penyihir Merah Dan Buku Kematian

Penyihir Merah Dan Buku Kematian

Prolog

Kisah ini sudah lama terlupakan, dahulu hiduplah suatu bangsa termasyhur di dunia. Semua tunduk pada mereka, burung-burung kenari, rusa-rusa tanduk putih, pepohonan hijau, juga ikan-ikan duyung yang memenuhi seantero pantai dataran. Semua kehidupan tunduk pada mereka. Sangat jaya sekali mereka, dapat menaklukkan langit dan bumi. Namun suatu ketika bangsa ini hilang tanpa jejak, meninggalkan dataran tanpa pemimpin. Tidak ada yang tahu ke mana perginya mereka, hanya ada satu jejak yang mereka tinggalkan, ramalan kuno mengenai tuan putri dan sang kegelapan. 'Bilamana ratu melahirkan tuan putri yang buta, dunia akan diambang kehancuran dan kegelapan akan kembali.' Pasti ada alasan mengapa mereka meninggalkan ramalan ini kepada kehidupan selanjutnya di dunia Thyr'das.

Di belahan dunia lain ketika bangsa kuno sudah jauh terlupakan. Bendera belukiskan bunga rose merah berkibar gagah di atas kubah sedikit kerucut sempurna. Bendera keluarga Rosewell, salah satu Keluarga besar Kekaisaran. Sang penguasa barat dataran, di istana paling cantik nan rupawan, istana High Garden.

Malam itu angin malam berhembus kencang, berdentuman mengetuk jendela istana. Di teras, Charlotte berdiri di bawah cahaya rembulan. Wajahnya menyapa balik sang rembulan. Malam itu terasa dingin dan sunyi.

"Senang sekali Anda menyendiri tuan putri."

"Kau lagi, mau apa kali ini?" ketus Charlotte kesal

"Hanya seperti biasa tuan putri, menghiburmu di kala sedih."

"Aku sering mendengarmu berkata demikian, tapi kebetulan tiap kali kau muncul malah berkata sebaliknya."

"Anda lelah tuan putri?"

Charlotte menghela nafas panjang, "Seperti katamu. Bagiku ini sangat berat rasanya, aku harus berpura-pura."

"Bagaimana pun, Anda luar biasa mampu bertahan sejauh ini."

"Kau enak saja berkata begitu, tidak kah ada hal lain yang mampu menghiburku? Bukan kah itu seharusnya tugasmu tadi?"

"Apa perlu saya menghiburmu dengan menceritakan lagi padamu lewat sepenggal babat dari Buku Kematian? Orang yang sepertimu akan selalu menang, apa pun keadaannya jadi janganlah bersedih karena—"

"Seperti biasa, kata-katamu sangat rumit untuk dicerna,"

Sudah bukan hal aneh lagi perkataan rumit lelaki itu, sedari awal memang seperti demikian dirinya. Rumit dan tak tertebak, datang di waktu yang sangat tak terduga dan pergi di saat dibutuhkan. Kadang kala datang menghibur Charlotte yang sendirian kadang kala juga seperti tadi, semakin membuat Charlotte kesal.

Suara meriah pesta perlahan terdengar samar ke teras istana. Kini lantunan musik dari musisi kerajaan mengambil alih bertepatan ketika angin malam berhenti mengetuk jendela istana.

Charlotte terdiam sejenak, penutup kepalanya yang digunakan untuk menyembunyikan wajahnya itu terkibas angin malam. Dari celah penutup kepalanya yang terkibas angin, wajah Charlotte yang cantik dan rupawan sekilas terlihat.

"Hey Eru, kau pernah bilang akan melakukan apa pun untukku." Charlotte melepaskan tudung kepalanya,"Boleh aku bertanya sesuatu? "

"Silahkan," jawab lelaki itu singkat. "Apa pun dapat kulakukan untukmu,"

"Kalau begitu, apa benar kau dapat memberiku penglihatan?"

Lengang mengisi suasana di teras, alunan musik pesta semakin terdengar. Angin malam kembali berhembus kencang, mengibas rambut merah Charlotte.

"Bisa tuan putri, tapi ada harga yang harus dibayar."

****************

Suaranya terdengar lembut di telinga,"Charlotte," ucap Lady Cathrine, membangunkan Charlotte yang terlelap di atas pangkuannya.

Charlotte membuka mata lebar, berusaha bangkit dari tidur. Matanya langsung terpacu ke dunia luar di balik jendela. Langit biru yang menyapanya dari kejauhan, dan Kota Rattay yang telah terlihat mengecil.

"Kita ke mana?" tanya Charlotte, memecah keheningan.

"Tempat paling timur di kekaisaran." Lady Cathrine tersenyum kepada Charlotte sambil mengelus lembut kepala Charlotte. "Katanya di sana banyak Fey lucu yang menunggu," lanjut Lady Cathrine.

Charlotte diam tak menanggapi. Pandangannya terus terpacu ke luar, kota Rattay yang telah sirna tergantikan dengan sungai dan hamparan rumput.

"Charlotte, matamu baik-baik saja?"

"Masih terasa sedikit perih," Charlotte sambil mengucek matanya. pandangannya kembali sepi menatap langit dari balik jendela.

"Semua akan baik-baik saja, ayah beristirahat dengan tenang di sana,"Lady Cathrine memeluk hangat Charlotte menggunakan tangan kirinya. "Ini bukan salahmu, tuhan pasti memiliki tujuan memberikanmu penglihatan, ini keajaiban yang tidak pernah terjadi sebelumnya," lanjut Lady Cathrine.

Hanya diam Charlotte lakukan, menerima pelukan hangat dari Lady Cathrine dan menatap hampa lantai gerobak. Sementara pemandangan di luar semakin berganti.

Suasana di gerbong kembali hening. Di atas langit, suara burung terbang terdengar samar-samar mengisi. Kelontak roda terdengar berhenti kemudian. Gerbong bergoyak sesaat, kemudian seketika berhenti. Seorang dayang membuka pintu gerbong lebar, cahaya matahari bersinar menerobos masuk.

"Lady Cathrine." Leclerc muncul dari balik pintu. "Sudah sampai," lanjutnya.

Lady Cathrine membangunkan Roebart yang tertidur di pangkuannya di samping kanan. Charlotte turun terlebih dahulu, Lady Cathrine dan Roebart di belakang mengikuti.

Pertama kalinya lagi bagi Charlotte menginjakkan kaki di tanah setelah lama perjalanan jauh dari kota Narva. Tanah pijakannya subur penuh dengan ilalang dan bunga bermekaran. Tak jauh dari sana, pemandangan dinding palisade yang menjulang tinggi terlihat sepanjang mata memandang. Keberadaannya melindungi kehidupan desa Riverrun, tempat kehidupan selanjutnya Keluarga Rosewall setelah High Garden runtuh. Di sinilah kehidupan paling timur di Kekaisaran.

"Lama tak bertemu, Lady Cathrine," sapa lelaki kolot berkaki tiga berkat tongkat kayunya itu.

"Tuan Hugh."

"Sedikit mengejutkan mendengar kabar dari ibu kota," wajah pak tua itu tersenyum lebar. "Jantungku rasanya mau lepas ketika mendengar kabar itu."

Lady Cathrine menggelengkan kepala, "Tak terelakkan lagi, kami pihak yang kalah." Suara Lady Cathrine lemas terdengar.

"Tenang saja, keluarga Anda selalu menang di hadapan mataku, fraksi Namin tidak berarti untuk Anda," ucap Pak Tua Hugh sopan. Mata Pak Tua Hugh teralihkan ke arah Charlotte sejenak. Merasa tidak enak, Charlotte bersembunyi di balik Lady Cathrine.

"Tidak baik rasanya membuat seseorang yang telah lelah dari perjalanan jauh terus berdiri di bawah terik matahari," Pak Tua Hugh membalikkan tubuhnya, dia kemudian berjalan menggunakan bantuan tongkatnya itu. "Mari ikut ke rumahku, secangkir-dua cangkir teh hangat rasanya cukup. Banyak yang bisa kita bicarakan di dalam," ajak Pak Tua Hugh.

Rumah Pak Tua Hugh mirip seperti kebanyakan rumah pedagang pada umumnya. Rentetan barang jualan terpampang di ruang depan. Piala kepala rusa putih tampak menyambut tamu. Namun di ruang belakang bernuansa berbeda, mewah nan elegan. Lantai keramik dan dinding pualam.

Pak Tua Hugh duduk di kursi, dia meletakan tongkatnya di samping. "Silahkan, anggap saja seperti di istana High Garden."

"Terima kasih banyak Tuan Hugh." Lady Cathrine duduk di kursi panjang, Charlotte duduk di sampingnya. "Sekali lagi terima kasih banyak Tuan Hugh," lanjut Lady Cathrine

"Tidak, tidak, lagi pula aku berhutang banyak pada keluarga Anda."

"Ibu...." ucap Charlotte laun.

"Ah maaf, pak tua ini adalah Tuan Hugh teman ayah dulu, seorang pedagang keliling juga petualang sejati. Dia dan ayah merupakan pahlawan yang menyelamatkan negeri di utara." Jelas Lady Cathrine.

Pak Tua Hugh tertawa mendengar penjelasan Lady Cathrine itu. "Bisa saja Anda Lady Cathrine, lagi pula aku tidak sebanding deng-- " tawa Pak Tua Hugh terhenti mengingat Lord Jeremiah sudah tiada. "Maaf,"ucap Pak Tua Hugh sambil menatap lantai kayu.

Munjurnya di saat hening seperti ini seorang pelayan memasuki ruangan. Secangkir teh dituangkan olehnya, terasa harum aroma teh itu menyerbak ke seluruh ruangan.

"Jadi dialah tuan putri yang digosipkan ?" tanya Pak Tua Hugh. Tatapannya kembali tertuju pada Charlotte, "Siapa namamu?" tanya Pak Tua Hugh sambil memberikan senyuman lebar.

Charlotte memeluk erat tangan Lady Cathrine, "Charlotte," jawab Charlotte pelan.

"Nama yang cantik," ucap Pak Tua Hugh. ia kemudian meneguk secangkir teh hangat itu. "Boleh pak tua ini bercakap sebentar dengan ibumu?"

Charlotte menatap ke wajah ibunya, mata yang merah bersinar seperti rubi itu perlahan padam. Lady Cathrine membalasnya dengan senyuman, dia mengelus kepala Charlotte.

"Charlotte," ucap Lady Cathrine lembut

"Baik ibu," jawab Charlotte singkat

Suara lembut itu seolah menghipnotis Charlotte. Mungkin juga karena Charlotte sendiri paham bahwa isi percakapan mereka pasti mengenai insiden di Malam Bulan Merah. Hal ini sudah cukup membuat Charlotte ingin keluar menyendiri.

Charlotte pun meninggalkan ruangan itu, dia membuka pintu menuju ruang tengah. Leclerc saat itu sudah berdiri menatap langit melalui balik jendela, pemandangan langit terbelah di hutan timur terlihat jelas dibalik jendela.

"Tuan putri." Leclerc terkejut melihat Charlotte yang tiba-tiba muncul

"Leclerc, di mana adikku Roebart?" tanya Charlotte, pandangannya terlihat mencari-cari.

"Pangeran Roebart sedang tertidur pulas di kamar tamu," jelas Leclerc sopan. Dia kemudian menambahkan, "Ada apa tuan putri?"

Charlotte menggeleng-gelengkan kepala, "Tidak ada, aku hanya ingin mencari udara segar."

"Perlu kutemani tuan putri?"

"Aku ingin sendiri," balas Charlotte. Kemudian dia pun membuka pintu depan dan keluar.

"Hati-hati tuan putri, dan jangan pernah ke timur sungai Rhinè."

Tidak ada jawaban dari Charlotte, dia hanya mengangguk paham. Pintu depan berdecit terbuka, Charlotte berjalan melewati jendela pintu. Sosoknya hilang dibalik pintu depan yang tertutup rapat.

Dulu terdapat ramalan kuno yang ditinggalkan bangsa terdahulu, ramalan tersebut mengatakan "Bilamana ratu melahirkan tuan putri yang buta, dunia akan diambang kehancuran dan kegelapan akan kembali". Benar, tuan putri tersebut adalah Charlotte anak pertama dari keluarga Rosewell. Dia adalah anak dalam ramalan kuno dan seorang tuan putri yang terkutuk. Tapi pada Malam Bulan Merah dia tiba-tiba mendapatkan penglihatan namun dengan bayaran yaitu keruntuhan Keluarga Rosewell setelah kalah perang saudara paling mematikan dalam sejarah Kekaisaran. Dan di sinilah Charlotte sekarang berada, di pengasingan di desa paling ujung kekaisaran, Riverrun.

Angin berhembus kencang mengibas rambut Charlotte yang berwarna merah merona itu. Dia menatap ke hutan timur desa, langit terbelah di sana. Gumpalan kabut hitam menyelimuti langit di kejauhan timur sana, berhembus terbang menghalangi cahaya matahari masuk ke sebelah timur hutan. kontras sekali dengan langit di atas desa Riverrun.

Charlotte menatap lamat-lamat gumpalan kegelapan yang beriak di langit timur. Pekat dan tebal, sesekali petir menyambar di atas sana tanpa cahaya lantaran kutukan kuno itu yang menyerap segala cahaya tampak. Semuanya, perasaan mengerikan dari sana mirip ketika dia pertama mendapat penglihatannya di malam bulan merah.

'Aku harus menemukan lelaki itu, orang yang memberikanku penglihatan dan mengembalikan apa yang telah direnggut olehnya,' kata Charlotte dalam hati. Namun demikian, ada yang harus Charlotte ketahui terlebih dahulu. Bahwasanya dunia tidak indah seperti apa yang terdapat di dongeng-dongeng.

Seseorang memanggil Charlotte dari kejauhan, diiringi lemparan buah tomat padanya kemudian.

"Mau tomat?" tanya bocah laki-laki itu.

"Terima kasih," ucap Charlotte.

"Aneh," balas bocah lelaki itu.

Sedikit yang Charlotte tahu waktu itu, apa arti dari kejadian ini. 'Penyihir', itulah yang sesungguhnya bocah laki-laki tadi ingin katakan pada Charlotte.

Terpopuler

Comments

White Mist (Trisha)

White Mist (Trisha)

duit teroos! 😆😆

2023-11-16

1

White Mist (Trisha)

White Mist (Trisha)

"Putri! Aku mencintaimu, walaupun ayah kamu tidak menyetujuinya!"

"T-tidak! Romeo, kamu jangan kemari!"

2023-11-16

1

White Mist (Trisha)

White Mist (Trisha)

serasa baca koran🙂

2023-11-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!