"Keluarlah, aku tahu kau mengikutiku dari tadi," sindir Estella pada rumput dan rantaing pohon yang bergoyang.
"Hmmm... sesuai yang dikatakan penduduk desa mengenaimu," ucap sosok yang mengikuti Estella dari kedai Kunesh.
Sedikit ingin menahan tawa karena penampilan sosok itu, sedikit juga ingin rasa Estella bergidik ngeri karena aura sosok tersebut sangat menyejukkan hingga seperti angin musim yang datang setelah musim dingin berakhir.
Sosok itu tinggi setinggi lantai satu rumah pengasingan Estella, tubuhnya dipenuhi bulu yang halus dan sedikit berwarna warni terlihat karena sebuah cahaya putih kelabu berputar mengelilingi tubuhnya. Sesungguhnya warna bulu itu hijau sehijau daun, dan di atas kepala sosok itu terdapat dua tanduk hampir membentuk menyatu lingkaran sempurna. Kaki sosok itu sedikit tertekuk kebelakang seperti kambing, mungkin tongkat rotan tua yang digengam erat di tangan kanannya itu untuk membantunya berjalan karena terlihat seperti sosok itu sudah sangat tua.
Tanpa pikir panjang Estella langsung menyambar belati miliknya, lalu memberi tusukan maut pada sosok itu meski pada akhirnya dapat ditangkis dengan mudah oleh tonkat rotan itu. "Siapa kau?"
"Sungguh tidak nyaman jika aku berbicara dengan seseorang siap menusukku kapan saja," ucap sosok itu sambil mengarahkan tongkatnya ke arah Estella.
Dalam hitungan detik, kepala tongkat rotan tua menyerang samping Estella. Denting terdengar suara adu belati dengan tongkat rotan. Tangan kanan Estella gemetaran terasa berusaha menyaingi kekuatan tangan berbulu sosok itu.
Estella menangkis arah serangan tongkat rotan dan menggesernya kesamping dengan cepat. Lalu dia berguling menghindar saat lawannya mulai siap menyerang kembali. Terciptalah suara debam cukup keras oleh karena pukulan tongkat rotan yang menggetarkan tanah tempat Estella sebelumnya berdiri.
"Tak bisa kah kau berhenti menyerangku?" ucap sosok itu sembari memberi senyum penghargaan.
"Tidak sebelum kau menurunkan tongkat itu terlebih dahulu!" seru Estella sambil mulai mengganti kuda-kudanya, dia dalam mode bertahan karena sudah terlihat jelas bahwa sosok itu sangat kuat melebihi apa yang Estella mampu saingi.
"Tur'gor, itulah namaku, seorang penjaga dari timur dan magus ternama dari anggota The Watcher, aku seorang Faun," ucap makhluk setengah manusia setengah kambing jadi-jadian itu. "Aku kemari hanya ingin berbicara dengan damai," lanjutnya.
"Kita bicara setelah aku melihat tongkat itu berada di tanah,"
Beberapa detik kemudian hening mengisi, hanya suara burung yang berkicau di kejauhan yang menjadi suara satu-satunya disana.
Tur'gor dan Estella saling tatap, tatapan saling tidak mempercayai satu sama lain. Tur'gor masih mengarahkan ujung kepala tongkatnya pada Estella. Seketika dia mengehela napas dalam, lalu menurunkan senjata rotan itu.
"Jadi—" kata-katanya terpotong.
Dari arah belakangnya, di balik pohon ek besar, muncul Roebart dan Leclerc lengkap dengan senjata masing-masing— pedang kayu untuk Roebart dan pedang pendek untuk Leclerc.
Leclerc yang memulai serangan lebih dahulu, tikaman cepat dia arahkan kepada Tur'gor. Berhasil Tur'gor tangkis serangannya dengan tongkat rotannya. Leclerc masih belum menyerah, dia melepaskan serangan tebasan cepat ke arah samping kiri, kanan, kemudian menebas arah bawah ke arah atas. Kemudian dari arah lain Roebart memulai serangannya di bagian belakang Tur'gor yang terekspos.
"Lambat," seru Tur'gor, dia lalu memutar tongkatnya dengan cepat di udara membuat desing suara udara dan lalu cepat mengenai kepala Leclerc dan menjatuhkannya ke tanah sambil tongkat itu menahan serangan tikaman dan tebasan Roebart dari arah belakang. Pedang kayu Roebart jatuh ke bawah seketika sang Faun memberikan tendangan yang cukup kuat untuk membuat Roebart terhempas di udara.
"Roebart!" Estella berteriak sejadi-jadinya, berlari dia melompat berusaha menangkap Roebart yang terlempar.
Keretak batang pohon ek terdengar nyaring mengisi, daun-daun pohon itu berguguran jatuh di tempat Estella mendarat. Kabar baiknya tubuh Estella yang merasakan sakit luar biasa karena terbentur keras ke pohon ek bukan tubuh adikknya, Roebart. Estella berhasil menjadi tameng agar tubuh Roebart tidak patah karena dilempar ke pohon ek.
Kabar buruknya, Leclerc tak mampu menandingi kecepatan bertahan Faun itu, pedangnya berulang kali ditangkis lalu di saat yang menentukan, Tur'gor memberikan tendangan yang serupa ia berikan pada Roebart kepada Leclerc tapi kini dia beri lebih kuat tenaganya dan membuat Leclerc terhempas jauh terbang ke arah tempat Estella mendarat tadi.
Tak sanggup Estella berdiri ditambah kondisi Roebart yang masih tidak sanggup bangun, Estella memeluk erat Roebart lalu berguling bersamanya menghindar ke samping sambil. Mereka berdua berputar cepat di tanah dan berhenti tepat saat ketika batang pohon ek berkeretak ketika tubuh Leclerc mendarat pada batang itu juga.
"Aku harap dengan begini kita dapat berbicara dengan damai, tak lagi saling mengarahkan senjata ke satu sama lain," kata Tur'gor si faun itu, hanya dia yang masih bisa berdiri tegak. "Dan juga kalian, jangan harap dengan jumlah kalian yang banyak mampu mengalahkanku," seru Tur'gor pada pepohonan di belakang yang mana kemudian penduduk desa Riverrun bermunculan dari balik pepohonan sambil membawa senjata tajam yang mampu mereka bawa.
Rupanya sebenci-bencinya para penduduk desa pada si penyihir, mereka masih lebih membenci pendatang apalagi pendatang dari ras tak dikenal itu.
"Pergilah pendatang," kata salah satu penduduk desa yang paling berani. Dia orang pertama yang mendatangi Estella hari-hari lalu.
"Aku adalah anggota The Watcher, seorang Utusan Langit, tujuanku kemari hanyalah bertanya-tanya sedikit kepada penduduk sini, aku datang dengan damai asalkan kalian tidak menyerangku," jelas Tur'gor sambuk menyimpan tongkatnya dibelakang.
"Tanyakan saja pada dia si penyihir itu , atau kepala desa Riverrun, Pak Tua Hugh. Mereka mungkin orang yang ingin kau tanyakan untuk membantu mengenai masalahmu, magus," ucap penduduk desa itu lagi.
Dalam keadaan masih kesulitan bangkit, Estella menyaksikan satu persatu penduduk desa meninggalkan Hutan Ujung Timur, meninggalkan faun ini padanya.
"Perlu bantuan?" tanya Tur'gor, mengulurkan bantuan pada Estella.
"Ya," ucap Estella kecut sambil menangkis tangan berbulu sang faun itu. Estella berusaha bangkit sendiri walau kakinya sedikit sulit menahan sakit, dia lalu membantu Roebart berdiri.
Tur'gor tersenyum samar sebagai balasan.
"Jadi apa yang kau mau denganku tuan berbulu?" tanya Estella dengan nada menusuk.
"Langsung pada intinya, tidak ada basa-basi terlebih dahulu,"
"Aku tidak suka berbasa-basi, nanti kelewat basi percakapannya,"
"Baiklah, tapi sebelum itu bisakah kita mencari tempat berbincang yang nyaman, aku menantikan minuman-minuman jus segar dan kue puding buah plum." Tur'gor tersenyum lebar, tapi senyum itu berubah menjadi senyum samar. "Juga beritahu wanita yang satu ini untuk berhenti berusaha menyerangku," ucap Tur'gor sambil memberikan pandang ke arah Leclerc yang di belakangnya sudah siap menerkam si faun dengan pedangnya itu.
"Leclerc,"
"Baiklah Estella." Leclerc mengangguk paham.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Dr. Rin
kok si charlotte ini judes bnget ya, ga akan dpet cowo nanti 😂
2023-05-28
1
Dr. Rin
kaya faun narnia yak? 🤔
2023-05-28
1
Dr. Rin
kamu yg nyerang dia duluan nak 😅 santai dkit napa 😁
2023-05-28
1