PESUGIHAN GAUN PENGANTIN
Hujan turun begitu deras membuat karyawan PT Garansindo Garment yang baru saja keluar dari pabrik berlarian mencari tempat berteduh.
Seorang gadis cantik nampak nekat menerobos derasnya hujan dan segera naik keatas angkot yang sengaja menunggu di depan pintu gerbang pabrik.
Angkot pun melaju setelah dipenuhi penumpang.
"Depan kiri pak!" seru Kartini kemudian memberikan uang lima ribuan untuk ongkosnya
Gadis itu berlari menuju ruang UGD. Ia langsung mengusap wajah lelaki tua yang terbujur kaku didepannya.
"Maafkan Tini Pak, aku gak bisa jadi anak yang baik buat bapak," ucap wanita itu kemudian terisak.
"Apa anda walinya?" tanya seorang wanita menghampirinya
"Benar saya putrinya," jawab Kartini
"Silakan anda menuju ruang administrasi untuk mengurus biaya pengobatan sekaligus pemulangan jenazah," ucap sang perawat
Kartini kemudian mengikuti wanita itu ke loket administrasi.
Seorang kasir langsung memberikan struk tagihan selama pasien kepada wanita itu.
Tini tampak bingung, gadis itu beberapa kali menghubungi calon suaminya namun pria itu sama sekali tak mengangkat ponselnya.
Tentu saja hal itu membuat Tini semakin tertekan.
"Ya Allah kenapa kau berikan cobaan begitu berat di saat hari pernikahan ku sudah dekat," gadis itu kemudian menuju ke mesin anjungan tunai mandiri untuk menari tabungannya untuk membayar biaya pengobatan ayahnya.
"Maafkan aku Mas, terpaksa memakai uang untuk biaya pernikahan kita, untuk biaya pemakaman ayahku," ucapnya gusar
Siang itu juga jenazah ayah Tini dimakamkan di pemakaman umum setempat.
Sampai malam menjelang Herman calon suami Tini tidak kelihatan batang hidungnya di rumah duka. Tini yang sibuk mengurusi pemakaman ayahnya tak sempat menghubungi pria itu.
"Ya ampun kasian banget kamu nduk ngurusin semua ini sendirian, memangnya dimana Mas mu, kenapa dia belum kelihatan?" tanya seorang wanita paruh baya sambil membantu wanita itu mempersiapkan makanan kecil untuk acara tahlilan.
"Mungkin Mas Herman sibuk Budhe, soalnya minggu depan kan dia sudah harus cuti, jadi dia harus menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum cuti," jawab Tini
"Emangnya kamu tetap mau melakukan resepsi pernikahan di tanggal itu, apa kamu gak mau merubahnya karena kamu masih berduka?"
"Sebenarnya sih pengin saya undur Bude tapi nanti kena cash. Sayang kan apalagi budget pernikahan kami pas-pasan jadi ya terpaksa lanjut sesuai rencana. Aku harap ayah ngertiin aku," jawab gadis itu parau
"Bener juga sih, jadi kamu tuh kaya makan buah simalakama. Semoga saja semuanya berjalan lancar dan tidak ada para netizen yang berkomentar nyiyir,"
"Aamiin Bude," jawab Tini
"Ngomong-ngomong memangnya kenapa kamu tiba-tiba ingin mengganti catering makanannya?" tanya Bude Arsih
"Kata siapa Bude?" jawab Tini terkejut
"Pemilik Ketering itu kan teman Bude nah dia bilang kemarin Si Herman menemuinya dan meminta uang pembayaran Ketering karena ia ingin mengganti catering nya," jawab Arsih
"Kok Mas Herman gak ngasih tahu aku ya Bude??"
Kerena penasaran Tini kemudian menghubungi Herman namun lagi-lagi pria itu tak mengangkat ponselnya membuat Tini tampak kesal.
"Kenapa sih dari pagi telponnya gak aktif!"
"Coba saja datengin rumahnya kali aja dia udah pulang," jawab Bude
"Nanti deh kalau acara tahlil nya udah selesai,"
Tini kemudian membawa makanan kecil itu ke depan.
Tiba-tiba Bude Arsih memanggilnya, Tini buru keluar menemuinya.
"Ada apa Bude?"
"Ada tamu yang mau ketemu," jawab Bude kemudian mempersilakan seseorang menemui Tini
Gadis itu terkejut saat melihat seorang pemilik gedung tempat resepsi pernikahannya akan di langsungkan menemuinya.
"Ada keperluan apa Pak, sampai anda jauh-jauh datang ke sini?" tanya Tini
"Saya hanya ingin memastikan apa benar anda berniat mengganti gedung untuk acara pernikahan anda?" tanya pria itu begitu kaku
Tini langsung menggelengkan kepalanya, "Sama sekali tidak Pak, lagian saya sudah cocok dengan tempat dan harganya. Memangnya kenapa?" tanya Tini begitu penasaran
"Calon suami anda yang mengatakan jika kalian akan mengubah gedung dengan alasan harganya terlalu mahal, katanya dia menemukan gedung lain dengan harga lebih murah dengan fasilitas lebih baik,"
"Hah, tidak mungkin," ucap Tini begitu terkejut mendengar jawaban pria itu
"Apa dia meminta pengembalian uang sewa gedung?" tanyanya dengan wajah cemas
"Iya, tapi aku belum memberikannya karena aku menunggu jawaban anda,"
"Oh syukurlah," ucap Tini lega
Gadis itu tak habis pikir kenapa Herman melakukan hal itu, saat ia kembali tak bisa menghubunginya. Gadis itu kemudian menghubungi beberapa orang yang dipercaya menangani pernikahannya.
Seketika tubuhnya lemas saat mengetahui beberapa orang mengembalikan uang kepada Herman.
"Sebenarnya apa yang terjadi kenapa kamu melakukan semua ini Mas,"
Tanpa berpikir panjang Tini segera menyalakan sepeda motornya menuju kampung sebelah. Gadis itu hendak menemui Herman di rumahnya dan menanyakan tentang semua pembatalan tersebut.
Setibanya di kediaman Herman wanita itu terkejut saat tahu pintu rumahnya di gembok.
Salah seorang tetangganya mengatakan jika Herman dan keluarga sedang pergi ke luar kota.
"Katanya baru balik bulan depan Mba,"
"Bulan depan??" ucap Tini tidak percaya
"Memangnya ada urusan apa Yu?" tanya Tini
"Kurang tahu, katanya sih mau nikah, cuma aku juga gak tahu pasti siapa yang mau nikah. Kalau mbaknya pengin lebih jelas tanya saja sama Yu Darmi, kebetulan dia yang diamanahkan untuk menjaga rumahnya,"
"Baik, terimakasih atas informasinya Yu," Jawab Tini
Gadis itu kemudian menuju ke kediaman Yu Darmi bersama wanita itu.
Saat melihat Tini Yu Darmi langsung memberikan sebuah surat kepada wanita itu.
"Sebaiknya kamu segera melupakan Herman, dia sudah menikahi wanita lain di kota. Dan dia meninggalkan surat ini untuk kamu," ucap Yu Darmi tanpa basa-basi
Tini segera membuka surat itu, rasanya seperti di sambar petir saat membaca isi surat itu. Tini tidak menyangka jika Herman memakai uangnya untuk menikah dengan seorang wanita di Jakarta.
Dengan derai air mata Tini kembali pulang ke rumahnya. Arsih yang melihatnya seolah tahu apa yang terjadi pada Tini.
"Sudahlah orang kaya dia mending gak usah di tangisin. Lagian mendingan begini daripada kalian harus berpisah setelah menikah, itu lebih menyakitkan," tutur Arsih
"Mending sekarang kamu juga gak usah kerja di pabrik lagi. Udah capek gak ada duitnya, mending bantu Bude bikin baju pengantin. Kamu tuh pinter jahit aku yakin bisa membuat design baju pengantin yang bagus. Nanti hasil karyamu Bude rekomendasikan sama langganan Bude," imbuh Arsih
Alih-alih menghiburnya Arsih memberikan segepok uang kepada Tini untuk melunasi hutang-hutang ayahnya.
"Terimakasih banyak Bude atas bantuannya, tapi maaf aku gak bisa menerima ini karena Bude udah banyak bantu aku," tolak Tini
Tini kemudian menerima tawaran Arsih untuk bekerja di butiknya.
Selama bekerja dengan Arsih, Tini selalu curiga dengan sebuah kamar kosong yang ada di rumah Arsih.
Wanita itu bahkan melarangnya untuk masuk ke kamar itu apalagi mendekatinya.
Suatu malam Gadis itu begitu penasaran saat mendengar suara berisik di kamar tersebut.
Karena tak bisa tidur ia keluar untuk melihat apa yang terjadi di kamar itu.
*Tak, tak, tak!!
*Grep!!
Tini begitu terkejut saat merasakan seseorang menyentuh bahunya.
"Jangan pernah mendekati sesuatu yang tak boleh kamu lihat, karena kamu bisa celaka," ucap Arsih yang terlihat begitu berbeda malam itu.
Wanita itu terlihat lebih cantik anggun malam itu, aroma wangi melati merebak saat wanita itu memasuki ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Evi Siagian
baru mampir kakak,masih nyimak
2024-05-03
0
Al Fatih
baru mampir kaka,, slalu suka karyamu
2023-10-29
0
🌈 єνιʝυℓιє ♓ℹ️🅰🌴
yuhuuu akak mampir palagi ceritanya pesugihan begini 🤗
2023-09-29
0