bab 17

Mata seorang wanita membulat terkejut dengan perlakuan Pria di hadapannya ini..

'Apa ini? Oh Tuhan.. Ciuman kah ini?'

Rasanya Bulan ingin memejamkan matanya seperti Pria si pelaku ini, tapi otaknya masih waras ia sangat-sangat sadar ini perbuatan dosa..

''Emhhhh emmhh'' nafasnya mulai kehabisan. Bulan dengan sekuat tenaga mendorong dada Wira.

Wira membuka mata yang sedari tadi menikmati manisnya, ia tersadar saat Bulan mendorongnya dan juga ia rasa Bulan mulai kehabisan nafas..

''Hoshhh hosshh'' Bulan ngos-ngosan kehabisan nafas

Lalu Bulan menatap jengkel pada Wira matanya mendelik tajam.

''Pak, apa apaan sih.'' omel Bulan

''Apa?'' menampilkan wajah polos

''Ish kau keterlaluan sudah mencuri ciuman ku.'' ujar Bulan matanya berkaca-kaca.

''Lan sorry'' ucap Wira ingin menyentuh bahu Bulan tapi segera di tepis kasar oleh Bulan.

Lalu setelah itu Bulan berjalan menuju tempat tidur dengan perasaan yang dongkol. Bulan berjalan sambil menghentakkan kakinya ia sengaja melakukan itu sebagai tanda dirinya sedang marah pada Wira.

Wira menatap langkah Bulan yang memang sepertinya kali ini dirinya keterlaluan. Pantas bila Bulan menunjukkan ekspresi seperti itu, Bulan anak yang masih polos pasti terkejut mendapatkan sesuatu hal yang seperti tadi Wira lakukan padanya..

Wira mendekati Bulan yang sedang memeluk erat bantal kesayangan nya mungkin.

''Lan, saya minta maaf.'' ucap tulus Wira memegang pundak Bulan lagi.

Bulan pun lagi-lagi menepis.

''Bulan, jangan seperti ini lah. Saya tadi beneran gak sengaja kaya tadi itu padamu. Saya tadi kelepasan.'' Wira mencoba menjelaskan dan berharap Bulan mau mengerti.

''Tapi kan tadi itu .... '' Bulan tak bisa meneruskan kalimat yang membuatnya malu dan kesal bersamaan.

''Iya makanya saya minta maaf soal itu, habisnya saya sedikit kesal dengan dirimu yang terlalu banyak bicara tadi..'' ucap Wira

''Apa?'' pekik Bulan langsung menoleh dengan semakin mendelik

''Eh kenapa?'' Wira tak merasa bersalah.

''Apa maksudnya tadi itu, Pak Wira mengatakan saya yang bersalah.'' ulang Bulan meminta kejelasan atas perkataan Wira barusan.

''Ah sudahlah, pusing saya bicara sama wanita yang cerewet Seperti mu. Padahal saya sudah merendahkan diri dengan meminta maaf. Tapi apa ini balasannya'' sentak Wira

''Hei wanita dengarkan ini baru begitu saja kau sudah marah dan menangis. Apalagi nanti saat kita menikah dan saya melakukan lebih dari yang tadi saya lakukan padamu. Mungkin kau akan langsung mengadukan pada Mama dan ibu mu begitu, dasar wanita polos.'' ejek Wira melanjutkan lagi kata-katanya lebih tepatnya mengatai Bulan setelah mengatakan semua itu Wira langsung pergi meninggalkan Bulan di kamarnya.

Bulan langsung termenung mendengar semua tadi itu. Sambil menatap kepergian Wira.

''Huhh, dirinya yang salah Dirinya pula yang membentak aneh.'' ejek Bulan.

''Tapi, a-apa ya maksudnya tadi itu. Bila menikah melakukan yang lebih? lebih gimana sih?''

Ahh Bulan jadi pusing sendiri memikirkan arti dari kata-kata yang keluar dari mulut Wira tadi..

Pemikiran Bulan rupanya belum sampai ke titik sana

Bulan merasa tidak suka dengan perlakuan Wira tadi karena itu seharusnya di lakukan oleh pasangan yang Sudah resmi menikah.

Dan ibunya juga sering menjelaskan dan mewanti-wanti agar Bulan menolak bila ada yang mau berbuat tidak senonoh padanya.

Karena ibu Bulan yaitu Mbok Marni menjelaskan Bulan boleh melakukan hal seperti tadi bila sudah menikah tentu bersama suaminya..

Bulan tahu kalau sudah menikah dia harus melayani sang suami. Tapi bulan belum tahu bagaimana cara dan apa yang di maksudkan melayani itu. Karena si mbok ibunya tidak menjelaskan lebih detail nya..

Makanya Bulan tak mengerti yang di katakan Wira tadi itu. melakukan lebih itu apa..

Memang Bulan sangat di sayangi dan dijaga sangat baik oleh sang ibu bak mutiara. Karena bagi Mbok Marni Bulan adalah permata yang harus selalu ia jaga..

*

Hari ini adalah waktu yang di tunggu-tunggu oleh Mama Nur. Karena hari ini adalah hari pernikahan sang anak yaitu Wira..

Mama Nur sedang berjalan ke sana kemari untuk memastikan acara dan dekorasi sudah siap dan sudah seperti yang Mama Nur inginkan.

Kini tinggal menunggu Bulan yang sedang di rias dan juga menunggu Pak penghulu datang..

Wira, Pria itu sedari semalam di perintahkan oleh Mama Nur untuk menginap di apartemen Angga. Jadi Wira datang pagi ini dari apartemen Angga bersama paman nya adik kandung Papa Wira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!