bab 13

Wira dan Angga masih saling tatap, dengan Wira yang menatap sangat dalam pada Angga, Angga sudah dag-dig-dug di hatinya..

'Apa si Wira tahu perasaan gue?' tanya batin Angga.

''Ga, kenapa Lo tatap gue gitu banget ?'' tanya Wira

''Ah gitu gi-gimana!'' sial Angga sampai gugup Angga mengerjap berkali-kali

''Tuh Lo gugup gitu Ga, Kenapa ?'' ejek Wira

''Gak ada apa-apa kok'' sahutnya Cepat.

''Hei Ga, kalau Lo suka Ama tuh cewek, ambil saja kali, gue mah gak perduli '' kata Wira tiba-tiba dan melanjutkan makannya seolah ucapannya ini tak berarti apa-apa.

''Hah?'' Angga melongo

''Cewek siapa yang kamu maksud Wir?'' Mama Nur kini menimpali obrolan dua anak muda ini.

''Gak ada kok Tante'' segera Angga memotong pembicaraan

''Itu loh Ma, si Angga ini kayaknya suka sama si Bulan'' Wira malah menjelaskan.

Angga memejamkan matanya

''Hah Apa? yang benar Ga? kamu suka sama Bulan?'' jelas terlihat Mama Nur shock

Sekarang cepat Angga menggelengkan kepalanya ''Gak Tante, gak seperti itu'' elaknya tak mungkin Angga bicara dengan jujur bisa mati di tangan Tante Nur.

''Ga,, Lo gak perlu mengelak, kalau Lo mau Lo bisa ambil saja tuh cewek centil'' kata Wira lagi

Pletak,

Suara garpu yang di banting ke piring jelas terdengar nyaring di ruang makan ini.. Mama Nur lah pelakunya, Mama Nur langsung menatap tajam pada Wira.

Wira awalnya terkejut apalagi Angga ia semakin menunduk.

''Wira, apa apaan kamu bicara seperti itu hah? apa kamu sudah tak punya harga diri?'' teriak Mama Nur Semakin Marah.

''Ma, kenapa?'' sungguh Wira tak punya hati

''Astaga Wira..... Kamu ini calon suaminya Bulan, lalu kamu sekarang dengan gampangnya memberikan Bulan Kepada pria lain, Wira dimana kewarasan mu hah Dimana?'' Mama Nur menjerit menyadarkan Wira

''Ma, Wira jelas masih waras dengan tak

mau menikahi wanita kampung itu,'' tegas Wira kembali dengan penolakannya.

''Nak, sadarlah kalian ini sudah berjodoh'' ucap Mama Nur

''Apa maksudmu Ma?'' dahinya Wira terangkat satu ke atas

''Karena Mama menginginkan pernikahan ini Nak, sebagai keinginan Mama masa kamu tidak mau menuruti Wira?'' jelas Mama

''Tapi Ma! suatu perasaan tak bisa di paksakan, begitu juga dengan Wira yang tak memiliki perasaan terhadap Bulan, apa bisa Wira menjalani pernikahan ini Ma?''

''Bagaimana kau bisa mengatakan itu, sedangkan kau belum mencobanya Nak'' kekeh Mama Nur

''Ah sudahlah terserah Mama, Wiraa Pusing'' Bruk Wira pun membanting kursi meja yang tadi di duduki nya.

''Ya Tuhan anak itu benar-benar'' decak Mama Nur sembari menggeleng.

''Tan, maaf ya mungkin ini salah Angga'' ujar Angga tak enak hati.

''Tidak Ga, kamu tidak salah kok'' menatap Angga sambil tersenyum.

'Tante maafkan Angga, kalau sebenarnya Ngga ini memang menyukai bulan' lanjut hati Angga.

*

Angga masih belum juga pulang, Karena Angga tengah menunggu Bulan.

Kebetulan sekali Bulan akan melewatinya Angga segera memanggil wanita anggun Menurut pandangan Angga.

''Bulan, Lan sini'' panggilnya

Bulan celingukan Seperti ada orang yang memanggil namanya pikirnya. ''Lan sini disini'' jelas Angga

Kini Bulan sudah bisa melihat Angga di sisi tembok ''Eh Mas, ngapain di situ?'' tanya Bulan menatap heran

''Kamu nya kesini dulu Bulan''

Bulan pun menghampiri, ''Ada apa Mas?''

''Lan, kamu sudah lihat kado yang aku berikan belum?'' tanya Angga langsung ke intinya, takutnya Tante Nur melihat mereka.

''Ohh jadi itu beneran dari mas Angga ya?'' tebak Bulan memastikan

''Iya dari aku, memang dari siapa lagi, bukankah di sana ada nama aku kan?'' tanya Angga

''Iya sih benar mas ada nama dari kamu gitu katanya'' sambil tertawa kecil .

''Ah dasar kamu, gimana suka gak sama dress nya?'' tanya Angga kembali , Angga ingin tahu reaksi Bulan

''Dress itu apa ya mas?'' menatap bingung.

''Kamu gak tahu dress?''

Bulan menggeleng

'Benar-benar tipe ku' batin Angga

''Lan, dress itu pakaian yang aku berikan itu untuk mu, itu namanya Dress, ya semacam gaun gitu Lan'' Angga menjelaskan.

''Oohh itu namanya dress ya'' Bulan manggut-manggut mengerti sekarang.

''Bulan'' Angga memanggil

''Ya!'' menyahut

''Lan,kok kamu gemesin sih..'' Angga menatap gemas pada Bulan.

''Ah masa sih mas, di kira nya aku boneka kali mas, gemesin'' kekeh Bulan , tersenyum malu-malu

Angga lebih menyukai wanita yang seperti ini, walaupun kata Wira Bulan ini centil atau apalah, tapi bagi Angga Bulan sangat spesial.. Angga tak habis pikir, kok bisa bisanya si Wira tak menyukai Bulan, pikirnya..

''Bulan,''

''Hm ya?''

''Bulan aku, Sepertinya ingin mengatakan sesuatu hal padamu'' tiba-tiba ucap Angga

''Iya apa?''

''Bulan,'' membawa tangan Bulan di genggamannya.

''Eh mas, tolong lepaskan'' bulan kaget ia terkejut saat baru pertama kali bersentuhan dengan lawan jenisnya

''Oh ya sorry'' Angga melepaskan lagi pegangannya dari tangan Bulan.

''Bulan, aku.... sepertinya Aku, aku'' Sial nih kok mendadak Angga jadi gugup dan terbata lagi bicaranya, padahal Angga ini sudah berpengalaman soal tembak menembak.

''Ya, apa mas?'' Bulan sudah lelah mendengar Angga mengucap aku aku terus.

''Bulan sepertinya aku ini menyuk--'' belum selesai Angga mengucapkan yang ingin di katakan nya, tiba-tiba..

''Bulan...ke kamar ku cepat...!'' tiba-tiba ada suara yang memanggil Bulan dengan nyaring.

Ah! Angga jadi lemas kan, tak jadi mengucapkan perasaannya terhadap Bulan..

''Mas, itu pak Wira'' kata Bulan

''Iya .''

''Eh tapi tadi kamu mau bilang apa mas ke aku?' Bulan lebih penasaran dengan yang ingin di bilang Angga.

''Itu bulan Aku, Su--''

''Bulan, cepat kesini, lelet amat sih, dimana kamu Bulan hei centil kemari..'' Wira kembali memotong perkataan Angga saat Wira memanggil Bulan entah mau apa dia ini

Argghhh kesal di hati Angga. Dan Angga, Bisa-bisanya dia dua kali gagal hanya bilang Suka,! Angga Angga...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!