bab 11

Maaf ya besti, yang menunggu cerita ini, itupun sih kalau ada ,

*

Menjelang pernikahan, Bulan justru semakin mendiamkan Wira, entah sudah luntur kah rasa kagum dan ingin memilikinya, tak seperti saat-saat kemarin atau dulu?

Disini, Wira juga melihat semakin aneh dengan sikap nya Bulan,

Sekarang Bulan sudah tidak lagi sering datang ke kamarnya, bahkan berbicara pada Wira pun sudah jarang .

Saat ini bulan tengah menggunting daun kering di pepohonan bunga yang indah di halaman belakang, memang ini terkadang menjadi hobi nya kalau dia lagi gak mood . Atau kalau lagi tidak ada pekerjaan..

Tap

Tap,

Ada suara sepatu seseorang yang sepertinya mendekati nya,

''Hai, sedang apa?'' tanya seseorang itu

Bulan menoleh, lalu tersenyum ''Ini, Bang, aku lagi menggunting daun yang sudah kering'' jawabnya

''Mau aku bantu gak?''

''Eh tidak usah Mas, kamu pasti sebentar lagi mau berangkat ke kantor kan?'' ucap Bulan

''Ya, benar sih, tapi masih ada waktu kok buat bantu kamu mah'' kata seseorang itu

''Takut merepotkan ah '' menolak halus

''Ya gak merepotkan sama sekali kok,'' balas Angga.

''Hm begitu ya?''

''Iya, Eh besok kan hari Minggu, mumpung Aku libur, mau gak aku ajak jalan-jalan ?'' seseorang itu yang tak lain adalah Angga ingin mengajak Bulan jalan-jalan besok.

Bulan coba menimang dulu,

Sepertinya asik juga kalau jalan-jalan, kapan lagi coba ada yang ngajakin gini,? Dalam hati Bulan berbicara.

''Gimana mau gak?'' kata Angga, karena Bulan masih terdiam

''Boleh deh Mas,''

''Jadi mau nih?''

''Iya mau Mas'' angguk Bulan dengan cepat.

''Yasudah, besok aku jemput ya..''

''Baik mas''

''Tapi, ini jangan di bilang-bilang pada siapapun ya Bulan, apalagi sama Wira jangan deh.''

''Kenapa memangnya mas, kok tidak boleh ada yang tahu?'' Bulan kurang paham

''Ya pokoknya jangan ada yang tahu, Kamu juga harus tahu, dan ingat si Wira itu akan jadi suami kamu, jadi dia gak boleh tahu, nanti kita gak jadi lagi jalan-jalan nya'' jelas Angga

''Oh..''

Namun dalam hati Bulan berkata, ''Apa pedulinya dia aku mau jalan ataupun gak, dia mah gak akan perduli, karena aku kan tidak penting untuknya juga bukan siapa siapanya, siapa lah aku, aku hanya seorang anak pembantu nya kok.''

''Angga..''

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari dalam dan itu suara Wira memanggil,

''Aku pergi dulu ya.'' pamit Angga

''Ah iya, mas'' angguk Bulan

''Dah Bulan'' sambil melambaikan tangan.

''Dah..'' balas melambaikan juga,

''Dari mana Lo, kok gue panggil lama amat datangnya?'' tanya Wira merasa aneh sambil menatap Angga lebih tepatnya ingin tahu .

''Itu, tadi ada kucing ber adu, jadi gue misahin dulu di belakang'' alasan Angga

''Mana ada kucing disini?'' dengan mata memicing, di rumahnya bersih dari hewan.

''Hah? ada kok, tadi jantan sama betina nya lagi kejar kejaran, ya gue pisahkan lah''

''Ngapain coba Lo pisahin kaya gitu Ckk..'' decak Wira tak mengerti dengan perbuatan Angga, yang ngurusin kucing katanya.

''Emang kenapa?''

''Ya harusnya Lo biarkan saja, mereka beradu lah mereka mau kawin bro, lagi pacaran gitu lah istilahnya, malah Lo pisahin''

Harusnya, kata-kata itu gue yang bilang sama Lo bro, gue yang lagi pdkt, malah Lo ganggu dengan teriakan Lo yang manggil gue.. Dalam hati Angga ngedumel..

''Sudah, kita pergi ngantor, jangan ngelamun aja Lo, ini masih pagi'' ejek Wira dan berjalan lebih dulu, Diikuti Angga dibelakang nya..

''Sialan Lo'' balas Angga , namun tak memasukkan kata-kata Wira ke hatinya.

Beberapa saat pun , Angga sudah mengantarkan Wira ke kantor nya, dan Angga pun meneruskan perjalanan lagi ke suatu tempat..

Angga memasuki toko pakaian wanita,

''Selamat siang, mau cari apa?'' tanya si pelayan dengan ramah . bagaimana tidak ramah, Angga ini cowok ganteng sedikit tumbuh bulu di pipi dan dagunya..

''Saya mau mencari dress ''

''Untuk siapa Mas?'' tanya pelayan lagi

''.Untuk teman..''

''Untuk teman apa pacarnya mas''

''.Teman''

''Hm, pasti teman dekat kan?'' sambil tersenyum

''Ya.'' angguk Angga

''Beruntung sekali teman nya mas ini, pasti dia akan sangat senang, mendapatkan dress yang di berikan mas''

''Ah, mbak nya bisa saja.''

''Yasudah, mari saya antar pilihkan yang paling bagus''

''Oh ok'' Angga pun mengikuti pelayan yang sedang memilihkan dress nya ..

''Bagaimana mas, yang ini cocok tidak?'' si pelayan pun menunjukkan dress warna putih yang memang sangat indah, namun sepertinya ini terlalu terbuka

''Bagaimana kalau yang ini?'' kali ini menunjukkan warna biru, dengan masih ada belahan di bagian atas kaki.

''Em, tidak''

''Yang ini..'' terlihat warna hitam , panjang semampai, dan sedikit terbuka di bagian pundak, namun ada tali pita, yang membelit kan pada leher .

Sepertinya ini cocok buat Bulan,

Dan akhirnya, Angga sudah memilih dress hitam ini,

Lalu Angga pun mempacking nya dan memberikan nya pada alamat rumah Wira , dengan atas nama Bulan si penerima..

''Ini paketan dari siapa?'' tanya mbok Marni pada kurir yang mengantarkan

''Maaf Bu, saya tidak tahu, karena saya bertugas hanya sebagai pengirim saja , tapi ini ada nama penerima nya'' jelas kurir.

''Untuk siapa?'' tanya si mbok

''Disini tertulis untuk Mbak Bulan,''

''Oh Bulan itu anak saya'' kata si mbok

''Nah iya Bu, jadi saya tidak salah mengirim nya kan?

''Iya iya.''

''Baik, nanti coba di lihat di dalamnya, barangkali ada tulisan si pengirim'' usul kurir dengan memberi tahu.

''Iya, nanti saya suruh anak saya buka, dan di lihat apa isinya dan dari siapa'' ucap si mbok

''Baiklah, Bu kalau begitu saya permisi''

''Iya iya terima kasih .''

Si kurir hanya Balas mengangguk..

Dan si mbok kembali masuk rumah, dengan membawa paketan untuk anaknya..

''Lan.'' panggilnya,

''Ya bu?''

''Lan, ini tadi ada paketan buat kamu''

''Buat aku?''

mbok Marni mengangguk

''Dari siapa itu Bu ? aku gak pesan paket kok Bu''

''Ibu juga gak tahu, kurir tadi juga dia enggak tahu katanya.''

''Dari siapa ya?'' sambil menatap dari luar dan menebak isinya.

''Coba kamu buka saja'' suruh mbok Marni.

''Iya nanti aku buka nya.''

''Kenapa nanti?'' padahal si Mbok Marni juga ingin tahu

''Ya nanti saja Bu, soalnya aduh, aku mau ke toilet, duh Bu, ini . aku dah gak kuattt'' dengan berlari cepat, Bulan memasuki kamar mandi.

Ibunya alias Mbok Marni langsung melongo sambil melihat tingkah anaknya ini,

''Dasar ya anak itu, makan pedas Mulu sih'' ibunya berdecak Melihatnya.

''Hah, lega nya...'' ucap Bulan saat sudah keluar dari toilet..

Bulan teringat lagi dengan isi paketan itu, buru-buru dia pergi ke kamarnya,

Paketan itu masih belum di buka, dan berada di atas kasurnya, sekarang cepat-cepat Bulan membukanya karena sangat penasaran,

Mata dan bibirnya Bulan langsung terbuka lebar, saat melihat isi paketan ini, yang ternyata isinya adalah? ''Woahhh apa ini kok bagus banget..''

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!