bab 18

Semua sudah siap

Pak penghulu sudah datang pun dengan Wira juga Angga di dampingi pamannya sudah sampai di kediaman rumah Mama Nur..

Kini jelas terlihat wajar Wira yang tampak tegang itu Wira beberapa kali membuang nafas kasar untuk menghalau rasa gugupnya.

Entahlah apa yang terjadi pada Wira kemarin dia masih biasa saja bahkan pagi tadi pun masih biasa-biasa saja di apartemen Angga, karena Wira pikir ini pernikahan yang di inginkan oleh Mama nya saja bukan pernikahan impian Wira..

Tapi saat ia sudah duduk di depan para saksi para tamu undangan juga berhadapan dengan penghulu rasa gugup ini semakin membludak di hati Wira..

''Tenang Bro, rileks'' ucap Angga menepuk-nepuk pundak Wira

''Ya, gue biasa aja kok.'' masih bisa Pria arogan ini mengelak.

''Ckk, gue bisa lihat dengan jelas Bro. tampang Lo itu sudah seperti ayam kehilangan induknya tahu gak hahaa...'' senang saja menggoda calon pengantin ini

''Ah sialan Lo Ga..'' Wira mengumpat

''Hkmmmm Baik semuanya, apa acara sudah bisa kita mulai ?'' ujar Pak penghulu bertanya pada anggota keluarga.

''Sudah Pak, silahkan di lakukan sekarang.'' jawab Mama Nur sudah tak sabar

Padahal anaknya ini sedang mati-matian menahan segala hal misalnya ingin minum tapi bukan ingin menelan ludah tapi terasa kesusahan bahkan Wira tiba-tiba ingin ke kamar mandi, Tapi ia tahan,. Karena sebenarnya Wira gugup luar biasa.

''Apa Anda sudah siap?'' Pak penghulu bertanya pada Wira si pengantin pria yang akan segera mengucapkan ikrar janji pernikahan..

''I-iya su-sudah Pak.'' lihatlah sekarang Wira berbicara dengan terbata.

''Tolong tenang dan tarik nafas. Nanti dalam satu tarikan nafas Anda bisa langsung mengucapkan ijab Kabul saat wali pengantin perempuan sudah mengucapkan kalimat nya.!'' pak penghulu mengingatkan Wira

Wira langsung mengangguk mantap dia sebelumnya sudah di beritahu soal ini oleh pamannya.

''Baik Pak. Saya mengerti.'' jawab Wira tegas

''Baiklah mari kita mulai,!'' Pak penghulu memimpin membaca istighfar juga syahadat setelah selesai Wali nikah Bulan menjabat tangan Wira ketika selesai ia mengucapkan kalimatnya kini giliran Wira.

''Saya Terima Nikah dan Kawinnya Bulan Ishana Dengan Mas kawin sebesar 27.1222 gram Di bayar kontan.. "

Dalam satu tarikan Wira mengucapkan ijab Kabul nya

''Alhamdulillah....'' Serentak Semua mengucap.

Mama Nur langsung menangis terisak saat mendengar Wira mengucap ijab Kabul yang selama ini Mama Nur tunggu-tunggu.

'Alhamdulillah, terima kasih Tuhan. Akhirnya kau mengijinkan juga hari ini terlaksana dengan sangat khidmat.'

'Wira, anakku! Mama doakan kau selalu bahagia dengan wanita pilihan Mama. Yang sangat Mama yakini Bulan akan menjadi pendamping mu yang terbaik kelak, Nak!'

Mama Nur sangat bahagia juga terharu..

Setelah itu Bulan pun sudah bisa bergabung dengan para tamu dan ikut duduk di kursi Samping Wira yang kini telah sah menjadi suaminya..

Bulan berjalan dengan sangat anggun memakai gaun pengantin yang dulu di pesan di Butik ternama yang kemarin mereka datangi..

Bulan berjalan dengan malu-malu karena kini dirinya menjadi sorotan para tamu yang hadir..

''Ayo Nak, duduk di samping suamimu'' ucap Mama Nur yang kini sudah menjadi mertuanya juga.

Dengan anggunnya Bulan mengangguk dan ia duduk di samping Wira yang terus menatap nya tanpa kedip itu..

'Sial, kenapa dia hari ini sangat cantik !'

'Harusnya dia jangan terlalu di rias Seperti itu'

'Lihat orang-orang itu menatapnya dengan tatapan jelalatan '

'Bulan , kau sangat cantik Lan kenapa gue baru sadar ya?'

Wira berbicara di dalam hatinya memuji pesona istrinya, dan juga Wira merasa tak suka ada orang yang memandang Bulan dengan tatapan mungkin mengagumi istrinya ini.

Pun dengan satu pria lagi yang selalu menatap kagum pada Bulan , apalagi hari ini nampaknya Bulan terlihat lebih istimewa..

'Bulan, pantas aku menyukaimu kau itu sangat cantik, tak memakai riasan pun kau sudah manis. Apalagi hari ini kau benar-benar luar biasa cantik' puji orang itu adalah Angga..

Bulan mencium tangan Wira dengan penuh harapan.

Berharap pernikahan ini akan penuh kebahagiaan dan satu kali dalam seumur hidup Bulan.

Wira balas mencium kening Bulan dengan perasaan yang masih abu-abu.

Semua itu di abadikan dalam satu ikatan dan momen ini di abadikan oleh potret kenangan bahagia untuk nanti masa di mana mereka punya momongan. .

Jelas terlihat wajah keduanya yang tampak bahagia dimana mereka kini sudah resmi menjadi suami istri.. Tapi sayang ada hati yang tersakiti tanpa sengaja..

Itu adalah Angga Mahesa..

Sabarr ya Angga jangan berkecil hati nanti othor kasih jodoh untukmu.

Tapi jangan juga jadi seorang pebinor ya Angga hhe....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!