Bulan terkejut saat melihat isi dari kotak itu, uang rupanya isinya adalah dress hitam dan ini sangat indah.
''Ya ampun, ini pakaian punya siapa ya? tidak mungkin ini untukku, Sepertinya kurir itu salah kirim deh '' monolog Bulan berbicara sendiri dengan masih melihat-lihat dress itu.
''Ini bagus banget, indah banget,'' ucapnya lagi saat menatap dress itu di pantulan cermin. Ia melenggak-lenggok di depan cermin itu dengan dress nya ia pegang di depan badannya.
''Tapi, kalau ini bukan untuk aku dan orang itu salah kirim, sayang banget kan.. Aku gak bisa miliki baju gaun ini.'' ujarnya cemberut menyayangkan, bukan apa-apa. Bulan ini harus sadar diri, tak mungkin ada yang memberikannya dress cantik begini secara cuma-cuma kepada nya. siapa itu orangnya kayaknya gak bakalan ada. Bulan sudah inseciur sendiri.
Lalu takut baju mahal ini lecet Bulan pun akan menyimpan nya lagi di dalam box yang tadi. namun rupanya Bulan Seperti melihat ada secarik kertas yang ada tulisannya.
Bulan pun segera mengambil kertas biru itu. Yang berisikan Seperti ini!
...Bulan, saat kau sudah menerima dress ini yang ku berikan untukmu, pasti kau juga akan membaca surat yang ku tulis untukmu, Bulan. ini dress hitam, sengaja ku berikan untukmu, untuk kau pakai besok.saat hari Minggu, barangkali kau lupa, tadi aku mengajakmu kan, kita akan pergi besok, Jadi tolong Bulan, pakai ya. dress hitam itu untuk besok, maaf Bulan, bukan aku tidak terima kau memakai pakaian pilihanmu, tapi, ini sebagai permintaan persahabatan dengan mu,...
From Angga..'' begitu isi dari kertas nya.
''Ya ampun. jadi,,, ini beneran untukku?'' bulan sampai terkejut hingga menutup mulutnya dengan tangan,
''Ahh, Mas Angga ini kok baik sekali, tapi.. Apa aku pantas memakai pakaian indah ini? Sepertinya ini terlalu bagus untukku, ''
''Tapi, kalau aku gak pakai, nanti di sangka nya aku gak menerima pemberian nya Mas Angga, itu kan tidak baik di dengarnya..'' Sungguh Bulan merasa bimbang.
Sekarang hari sudah menjelang malam.. Angga sudah mengantarkan Wira pulang ke rumahnya, sebenarnya kadang Angga berpikir, dirinya ini sudah seperti supir pribadi nya Wira saja, dan jawaban Wira yaitu, Wira ingin ada teman ngobrol saja saat ia pulang kerja..
Angga ikut masuk kedalam, saat Wira tadi menawarkan untuk Angga masuk dan akan makan malam bersama, tentu Angga tak akan menolak.
Karena Angga sebenarnya juga ingin menemui seseorang dulu di rumah ini..
Angga duduk di sofa ruang tamu.
''Lo tunggu dulu ya Ga disini, gue mau bersihkan tubuh gue yang lengket ini'' kata Wira.
''Ok Wir, Lo yang bersih aja mandinya, jangan terburu-buru karena ada gue disini'' balas Angga sambil senyum.
''Jangan macam-macam Lo di rumah gue''
''Ah macam-macam gimana maksud Lo ?''
''Ya kali aja Lo, gaetin nyokap gue, yang udah gak punya suami ini hahaa'' goda Wira
''Sialan Lo, gue masih suka sama yang muda kali'' teriak Angga.
''Hahaaa....'' Wira terus tertawa terbahak sambil lari
'Sorry Bro, asal Lo tahu, karena yang sebenarnya gue itu sudah sangat jatuh cinta sama calon bini Lo, dan gue udah gak bisa nyimpen rasa ini , sepertinya gue akan nembak calon bini Lo besok Wir ' dalam hati Angga berbicara sambil menatap kepergian Wira.
Nyonya Nur, alias Mama nya Wira berjalan kearah asal suara bising. dan saat di lihat itu rupanya anaknya dan teman anaknya mungkin baru pulang dari kantor.. Mama Nur melihat Wira berlalu sambil berlari dan terbahak, Entah sedang menertawakan apa jelas Mama Nur penasaran.
''Ga, kalian baru pulang ?'' tanya Mama Nur sekarang menghampiri Angga Mama Nur ikut duduk di sofa tepat depan Angga.
''Eh Tante, iya Tan. kita baru aja sampai '' jawab Angga
''Ga, si Wira di kantor kaya gimana dia?'' tiba-tiba Mama Nur bertanya seperti itu.
Tampaknya dahi Angga mengerut tak paham, ''Gimana ya Tan maksudnya ?''
''Gini Ga, maksud Tante, apa dia di kantor nya lagi dekat dengan perempuan gak gitu, soalnya Wira sampai detik ini tidak mau punya pasangan, Tante pikir mungkin Wira lagi ngedeketin seseorang gitu di kantor ?'' jelas Mama Nur.
Angga semakin bingung saja pasti, ''Loh Tan, bukannya beberapa hari lagi akan di adakan acara pernikahan Wira ya?'' tanya Angga
''Iya benar Ga, memang itu akan terjadi, tapi kamu harus tahu, kalau sebenarnya ini adalah keinginan saya yang menikahkan mereka ''
''Jadi maksudnya Wira dan Bulan di jodohkan begitu Tan ? bukan karena saling mencintai ?''
''Iya, mereka di jodohkan oleh saya.! tapi saya berharap setelah menikah mereka jadi saling mencintai, karena sebenarnya saya ini sudah ingin punya cucu dari Wira'' dengan senyum bahagia, membayangkan Mama Nur menggendongnya cucu .
Namun rupanya ini seperti angin segar bagi Angga, rupanya mereka tidak saling mencintai, ini seperti ada peluang untuknya semakin gencar mendekati Bulan..
'Wir, Lo jangan salahkan gue, kalau gue jatuh cinta dan merebut Bulan dari Lo, Karena Lo sendiri gak cinta kan sama dia '
Sebenarnya, Angga juga dapat melihat hubungan Bulan sama Wira itu tampaknya sangat dingin, dan benar saja, karena mereka tidak saling mencintai..
Angga sebelumnya tahunya Wira akan menikah dengan Bulan, tapi ia tak menyangka kalau ini adalah suatu perjodohan.
Kini mereka sudah berada di ruang makan. di sana ada Mama Nur, Wira dan tentu Angga.
Angga sesekali celingukan Seperti tengah mencari seseorang, yang belum sama sekali di lihatnya sedari tadi.
''Hei Bro, Lo lagi cari apaan ?'' sentak Wira bertanya dengan menepuk pundak Angga
''Astaga.'' Angga sampai kaget,
''Nyari apa Lo ?'' bertanya lagi
''Nyari minum '' jawab Angga asal
''Yang benar aja Lo, nyari minum. itu kan di depan Lo ada air beserta gelas nya ckk..'' decak Wira tak mengerti jalan pikiran Angga ini.
Angga menatap di depan nya iya bener juga sih, Ah dasar Lo Ga, bego banget jawaban Lo.' merutuki dirinya.
''Hehee, iya ya ini minum ada disini'' lalu Angga pun segera ngambil minum agar Wira tak curiga dan saat sedang meneguk air minum itu
''Apa Lo lagi nyari si Bulan ya Ga?'' tiba-tiba Wira bersuara lagi.
''Uhukk uhukk..'' Angga refleks ter batuk-batuk dan tersedak minum nya sendiri.
''Angga ya ampun, pelan-pelan Nak. Wira, kamu ini orang lain minum kau ajak bicara terus'' tegur Mama Nur dengan mata mendelik pada Wira.
Perlahan Angga menatap Wira, yang rupanya Wira juga tengah menatapnya dengan ekspresi yang.... Entahlah, bagaimana Angga harus mengatakannya. yang jelas Angga jadi terasa kesusahan hanya untuk menelan ludahnya sendiri..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments