''Mas Angga?'
''Ya Ulan?''
''Apa ... yang di maksud Mas orang yang menyukai ku itu adalah kamu?''
''Hah? Uhukk uhukkk..'' Angga grogi sampai tersedak
''Aduh mas kenapa?'' Bulan jadi panik padahal ini karena dia.
Angga menggeleng ''Tidak apa Bulan, tadi tenggorokan ku sedikit tak enak'' alibi Angga
Angga masih belum sanggup mengungkapkan perasaan nya rupanya..
Tak lama, Angga mengajak Bulan pulang karena hari juga sudah malam.
Seseorang di sana, merasa gelisah dan merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasa sebelumnya seperti ini, Seorang pria itu mondar-mandir sambil sesekali mengecek ponselnya ia melihat pesan yang terkirim tapi tak kunjung di balas. Ah, jangankan di balas di baca pun tidak..
Oh ****....
Wira merasa ini bukanlah dirinya, tapi. Wira hatinya memang penasaran dan bertanya-tanya kenapa Bulan jadi seperti ini. Bulan tak lagi memberikan perhatian padanya.
''Stop Wir, ngapain sih Lo mikirin tuh anak Mulu.''
''Sudahlah, lebih baik Lo istirahat Wir..''
Namun matanya tak bisa ia pejamkan karena dari pagi Bulan tak ada sekalipun menanyakan kabar atau seperti biasanya akan cerewet
*Pak bos semoga selamat sampai tujuan
pak Bos, nanti kabarin Bulan ya kalau sudah sampai
Pak Bos,
Pak bos
Pak bos*
Dan bla bla.. banyak lagi yang wanita itu kirimkan pesan untuk Wira. Bila Wira berpergian jauh..
Tapi kali ini Wira terasa kesepian dan ada yang hilang.
[Bulan, kau sedang apa sih?]
[Heii cerewet, balas pesanku!]
''Ah tidak, Ngapain gue kirim pesan kaya gitu padanya.''
''Bisa besar kepala dia!''
Wira mau menghapus pesan itu tapi ada centang biru dua. tanyanya sudah Bulan baca.
Dan di sana Bulan mengetik...
Wira jadi penasaran.
Ting
Bulan membalas
[Maaf.]
Hah, hanya kata itu saja?
Wira kesal membuang nafas kasar ke udara..
Karena kesal Wira malah melakukan panggilan video
Di tempat lain, si wanita malah terlonjak kaget saat seseorang ini menelpon dengan panggilan video. Tidak biasanya kan
Bulan tubuhnya jadi gemetar dan panas dingin
''Khmm.'' Bulan berdehem untuk menetralkan rasa gugup yang singgah di tubuhnya.
Ah tidak Bulan tak bisa menjawab panggilan itu saat ia melihat keadaan pakaian nya yang masih memakai dress yang di berikan oleh Angga.
Bulan tak ingin Wira berpikir yang tidak-tidak tentangnya, yang sebenarnya Bulan tak melakukan sesuatu seperti berselingkuh..
Tidak itu bukanlah Bulan.
Saat tadi Bulan sampai di kamar ada suara pesan masuk segera Bulan melihat dan itu dari Wira.
Pesan pertama tadi sore adalah
[Bulan, Aku sudah sampai di kota xx.] begitu pesan Wira
[Bulan, kenapa tidak di balas.? ]
Sayang, Bulan saat itu sedang di restoran bersama Angga.
*
Setelah Wira melakukan pertemuan bisnis di kota ini. Wira pun langsung cek out dan kembali ke kota asal dan pulang ke rumahnya
Wira ingin segera bertanya langsung pada Bulan kenapa tak ada respon kemarin..
Ah dasar Wira.
Bulan yang sedang berbaring sambil membaca buku cerita tak sadar kalau sebenarnya ada seseorang yang sedang melihatnya dengan pandangan yang entahlah !
Tok
Tok
Orang itu mengetuk pintu.
''Ya Si--'' suara Bulan terputus begitu melihat rupanya pria tampan berdiri di depan pintu kamarnya.
Bulan langsung bangun dan ia berjalan mendekat Wira
''Sedang apa?'' tanya Wira tapi nada nya tetap dingin
''Itu pak, saya sedang baca buku '' jawab Bulan
''Oh. Tapi kenapa pintunya gak kamu tutup ?
Kamu sengaja ya, ingin ada yang melihatmu sedang tiduran begitu tadi ?'' lanjut Wira menuduh dan membuat Bulan kebingungan
''Hah? bu-bukan begitu.'' Bulan menggeleng tak paham maksud Wira.
''Ya, mungkin kau ingin si Angga bisa melihatmu dengan keadaan mu tadi iya?''
''Bulan ingat, Pria itu akan lapar bila di suguhkan langsung oleh wanita itu dengan suka rela.'' kata Wira lagi sudah keterlaluan.
Bulan tak terima ia di tuduh menggoda begitu kah maksudnya lantas Bulan maju selangkah hingga mengikis jarak di antara mereka. Bulan mendongak menatap Wira yang lebih tinggi darinya kali ia berkata
''Berarti pria itu adalah Anda. karena Anda lah yang tadi melihat ku, sedang berbaring tidur-tiduran. Jadi pak Wira merasa lapar ya. melihat pemandangan tadi?'' ucap Bulan membalas perkataan Wira dan membalikkan keadaan..
''Bulan kamu!'' Wira rahangnya mengeras menahan kesal di buat begini oleh wanita di hadapannya itu.
Bulan menampilkan senyum mengejek..
''Bulan.!''
Tak bisa menahan Wira langsung menarik tengkuk Bulan dan ia mendekatkan wajahnya hingga melabuhkan bibirnya di atas bibir Bulan Sampai mata Bulan membulat sempurna ia terkejut ini pengalaman pertama nya dan ini.... ciuman pertama nya juga..!
Wira asikk ******* bibir Bulan..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments