''Bulan, cepat bilang, apa yang kau katakan kepada Mama, sampai Mama meminta saya untuk menikah dengan mu?'' tanya Wira terus mendesak agar Bulan bicara.
Tapi Bulan masih bergeming karena jujur dia belum mengerti,
''Apa, kau sengaja menyuruh Mama, untuk menikahkan saya dengan kamu?'' tebak Wira lebih tepatnya menuduh.
''Tuan sangat jahat.'' lirih Bulan berbicara
''Jahat? Saya hanya bertanya, Bulan. Sudah cepat bilang apa yang kau inginkan, uang?'' lagi Wira menuduh semakin kemana-mana.
''Hikss, Aku tidak menyangka ternyata Tuan ini sangat jahat, menuduh tanpa bukti, aku tidak tahu apa-apa kok, tapi Tuan begitu teganya menuduh aku berbuat hal yang licik dan menuduh aku ingin uang '' ucap Bulan sampai menitikkan air mata.
''Lalu kenapa bisa, Mama tiba-tiba meminta ku cucu, dan harus kau orangnya yang harus saya nikahi ?'' sebenarnya disini Wira hanya merasa tersudutkan juga, jadi dia merembet kemana-mana. Sampai menuduh Bulan
''Ya mana aku tahu, tapi asal Tuan tahu, aku tidak pernah mohon-mohon pada nyonya untuk menikah dengan Tuan.'' Walau sebenarnya itu adalah impian Bulan untuk bisa menikah dengan pria tampan ini, jelas untuk memperbaiki keturunan dong!
Wira nampak frustasi, ''Oh ya, nanti kalau Mama mendesak mu, untuk menikah dengan saya, kau tolak saja ya, Bukan!'' ucap Wira menyuruh Bulan untuk menyetujuinya keinginannya.
Bulan sebenarnya sangat berat untuk menyetujuinya, karena lagi-lagi ini keinginan nya juga. hehe
''Hei, Bulan. Kau dengar yang ku suruh tidak.'' sentak Wira
''Iya ...'' hanya itu lah jawaban Bulan,
''Ingat ya,kau harus menolak.'' ucap Wira sekali lagi
Bulan hanya mengangguk saja, Tapi dalam hati dia tidak berjanji.
''Yasudah, sekarang kau pergilah dari kamar ini, saya mau istirahat.!'' ucap Wira
''Apa .. mau di pijat dulu Bos '' tawar Bulan. masih berdiam diri di tempat.
''Tidak ada, sudah cepat keluar dan tidurlah !'' Wira sudah tahu akal pikiran perempuan centil itu, yang selalu kelewatan batas.
Pernah suatu ketika, Wira sangat merasa kesakitan di sekujur tubuhnya, dia baru melakukan perjalanan bisnis.Dan saat itu Wira baru sampai ke rumah, tubuhnya sangat sakit semua
saat itu, Wira meminta Bulan untuk memijat nya,hanya di lengan.
Tapi apa yang di perbuat wanita pendek itu, dengan sengaja ya dia menyenggol pusaka Wira, bahkan sedikit meremasnya.
Tentu itu membuat Wira memekik terkejut, dari sejak itu, Wira menghindar saat Bulan menawarkan nya untuk di pijat. Padahal saat itu sungguh Bukan tidak sengaja..
''Yasudah deh, kalau tidak mau, aku sih kasihan saja pada Bos, yang pasti merasa cape sudah bekerja.''
''Banyak bicara sekali sih kamu, saya suruh keluar tuh cepat pergi.'' melotot pada Bulan
''Iya,iya dasar galak.'' cetus Bulan dengan berlalu pergi juga.
Wira tidak pernah marah saat Bulan berbicara seperti itu kepadanya, karena mereka hidup di atap yang sama namun beda keadaan, jadi Wira sudah sangat paham dengan tingkah laku perempuan itu.
Wira, pria itu berumur 31 Tahun,di umurnya saat ini dia masih menjomblo, belum pernah sekalipun dia mempunyai kekasih, dan itu membuat nyonya Nur, sangat ketakutan ada yang tidak beres dengan anaknya, sehingga Nyonya Nur memutuskan untuk menikahkan Wira dengan Bulan.
Bulan, Gadis cantik, namun sedikit pendek di banding Wira,
Bulan berumur 25 Tahun, dan sering bermimpi menikah dengan pria tampan juga seorang Bos..
…
Pagi hari..
Bulan bangun dari tidurnya, dia menggeliat seluruh tubuh yang sehabis tidur itu.
''Hoam .. sudah pagi rupanya '' menatap jam dan sedikit cahaya di celah jendela.
Bulan pun bangun dan pergi ke kamar mandi, lalu setelah itu,Bulan membantu ibunya yang sedang berkutat di dapur,
''Bulan.'' Nyonya Nur memanggilnya
''Iya Bu, ada apa ?'' tanya Bulan sopan.
''Kemari sebentar, tolong bantu Ibu bawakan beberapa barang!'' suruh ibu Nur.
''Oh baik Bu,'' sahut Bulan mengangguk.
Bulan pun membawa beberapa barang, seperti kue, minuman gelas,juga beberapa buah dan sayuran dan banyak lagi.
Rasanya sangat penasaran kalau dia hanya berdiam diri saja, tanpa bertanya. Akhirnya dia pun bertanya pada Nyonya Nur.
''Maaf Bu, mau ada acara apa ya,?'' tanya Bulan akhirnya.
''Ooh ini, Ibu mau mengadakan acara syukuran tahunan atas meninggalnya almarhum Ayah Wira.'' jelas Nyonya Nur mengatakan.
''Oh begitu, pantas ada banyak sekali yang Ibu beli.'' sambil manggut-manggut.
''Iya, ayo bantu Ibu lagi.!''
''Iya Bu ayo.''
Acara pun sudah mau di mulai,
Dan beberapa kerabat dekat Ibu Nur,juga sudah pada datang,
Ada juga Sepupu Wira pun ikut hadir.
Disini Bulan jelas melihat ada satu orang perempuan yang dari pertama datang, sampai sekarang selalu menatap pada Wira.
''Sepertinya, perempuan itu menyukai Mas Wira, tapi .. Dia kan masih saudara nya mas Wira.'' dalam hati Bulan bicara.
Sekarang Acara sudah di mulai. Wira sedang duduk bersama sepupu nya juga, anak dari kakak Ayahnya Wira.
Kali ini Bulan menangkap sepertinya Wira selalu lebih dekat dengan pria itu, Pria yang bernama Rendy. dibanding dengan sepupunya yang lain.
Padahal Sepupu yang perempuan itu sangat cantik cantik.
''Wir, gue numpang ke toilet kamar Lo.'' ucap Rendy meminta ijin
''Iya sudah pergilah,'' sahut Wira.
Rendy pun pergi..
diam-diam, Bulan coba lebih mendekat pada Wira,
''Mas..'' panggil Bulan pada Wira. setengah berbisik
Wira langsung mendelik tajam, ''Oh- Bos, apa mas Rendy sudah punya kekasih belum sih Bos?'' tanya Bulan, sangat kepo
''Kenapa tanya gitu?''
'' sepertinya ada yang aneh deh, dengan kelakuan Rendy.'' tiba-tiba ucap Bulan. masih berbisik, sengaja
''Jangan bicara yang tidak-tidak kamu ini, dan apa maksudmu itu ? mengatakan aneh tentang Rendy ?'' tanya Wira.
''Bukan begitu, soalnya aku tidak pernah melihat mas Rendy ini gandeng pacarnya. juga sepertinya mas Rendy - .
''Bulan '' bentak Wira
memotong ucapan Bulan.
Mata Wira seketika melotot ke arah Bulan, Wira mencekal lengan Bulan dengan sangat kencang. ''Jaga bicara mu, saya diam bukan berarti kau bisa bicara se enaknya. saya tidak suka kau berbicara seperti itu lagi terhadap Rendy.'' cetus Wira. dan melepaskan cengkeramannya dengan kasar .
''Awhh... '' Bulan meringis, ia mengusap usap lengannya yang sakit.
Kenapa dia marah padahal aku belum selesai bicara, padahal ingin ku katakan mas Rendy ini sama dengannya yang masih saja menjomblo..'' Bulan bersungut-sungut kesal.
…
''Harap semuanya diam dulu,'' tiba-tiba Nyonya Nur menghentikan suara ricuh para tamu.
''Ada apa Nur?'' tanya Ibu mertuanya yang masih sehat.
''Saya mau mengatakannya sesuatu ini tentang anak saya Wira ... Sebentar lagi saya ada rencana akan mengadakan acara pernikahan putra saya.'' ucap Nyonya Nur.
Itu sukses membuat semua saling pandang, dan saling berbisik, menanyakan siapa calon istri Wira ini?
''Benar kah Nur, Wira akan menikah juga?'' tanya neneknya dengan senang.
''Benar Bu.'' jawab Nur.
''Tapi, dengan siapa Nur?'' tanya mertuanya kembali
''Dengan ... Bulan''
Jlep . . semua langsung diam .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments