bab 15

Maaf ya, kalau cerita Bulan Wira dan Angga terbengkalai..

Malam hari,

Wira merenung seorang diri di kamar, Wira tengah memikirkan Bulan yang sedikit berbeda dengan sikapnya.

''Apa sebenarnya yang sudah terjadi padanya ?''

''Mungkin kah, dia sudah bosan padaku ?''

''Atau ... '' Wira tak meneruskan lagi, karena itu bukanlah dirinya, yang memikirkan seorang wanita.. 'Tidak penting' begitu prinsipnya.

Beberapa jam kemudian, Wira sudah berangkat ke suatu tempat untuk melakukan pekerjaan bisnis, dan pastinya sebelum sampai di tujuan Wira di antarkan dulu oleh Angga ke Bandara.

''Lo Serius gak mau ikut healing nih?'' tanya Wira sekali lagi.

Angga menggeleng untuk kesekian kalinya lagi dengan tegas. ''Gak Bro, gue di sini saja.'' jawab Angga

''Kenapa? apa Lo mau jagain tuh Bocah?'' maksudnya itu Bulan

''Hah , gak lah.'' seru Angga sambil tertawa

Wira pun membalas dengan cebikkan mata.

''Oh ya, selama gue pergi. Tolong jaga nyokap gue Bulan, dan ibunya'' pesan Wira sebelum ia menaiki pesawat.

''Baik Pak Bos, siap laksanakan'' patuh Angga dengan mengormat tangan pada Wira.

''Kok gue rasa geli ya Lo kaya gitu.'' celetuk Wira dengan pura-pura bergidik.

''Ah lebay Lo, oh ya. Lo juga di sana baik-baik Bro, ingat besok lusa hari pernikahan Lo'' kata Angga mengingatkan sang Sahabat.

''Hmm.'' hanya itu balasan Wira

''Gak lucu kan Bro, jika nanti pas acara Lo nya gak ada karena masih sibuk dengan pekerjaan.'' ejek Angga .

''Itu gampang Ngga, kan ada Lo yang akan gantikan gue jadi pengantin pria nya.'' canda Wira tapi dengan nada Serius.

''Gak Wir, Lo jangan main-main. pernikahan itu bukanlah hal yang bisa di becandain'' kata Angga tegas.

''Yaelahh gitu aja Lo anggap serius, gue bercanda kali, mana mungkin gue berani melawan nyokap yang selalu menang itu.'' kekeh Wira berkata.

''Nah tuh Lo sadar, makanya mulai lah turuti kemauan nyokap agar gak di paksa- paksa terus kan'' Angga balas mengejek.

''Ah sialan Lo.'' Wira mendengus.

Lalu tak lama, terdengar suara mengingatkan tentang pemberangkatan..

''Hah sudah waktunya gue pergi'' Wira beranjak dari tempat duduk di ikuti Angga.

''Gue pergi .'' pamitnya

''Ya, hati-hati Bro. Ingat saat sampai segera hubungi orang rumah.'' pesan Angga sambil menepuk pundak Wira.

''Siapz Yasudah gue kesana. dan ingat gue titip keluarga gue'' pinta Wira kembali.

Angga pun mengangguk..

Tak terasa kini sudah malam.

Ting

Ada pesan masuk, bahkan Dua pesan masuk di ponsel Bulan.

Bulan mengambil ponselnya dan melihat yang satu dari Wira dan satu lagi rupanya dari Angga.

Tapi saat Bulan melihat pesan dari nama Mas Wira Bulan terkejut dan sangat-sangat heran melihatnya. karena ini tak biasanya Wira mengirimkan pesan pada nomornya..

Yang sebelumnya, Wira tidak pernah seperti ini mungkin bila kemarin-kemarin Bulan akan langsung jingkrak-jingkrak mendapat pesan dari Wira. tapi entah kenapa sekarang Bulan merasa biasa-biasa saja.

Mungkinkah..

Lalu Bulan pun merasa lebih penasaran dengan isi pesan yang di kirim Angga sehingga ia memutuskan untuk membaca pesan Angga lebih dulu..

Isi pesan Angga

[Bulan, kamu sudah siap?] begitu tanya Angga

[Iya ini sedang bersiap mas.] balas Bulan

[Yasudah, cepat ya. Sebentar lagi aku jemput kamu.] kata Angga lagi

[Baiklah Mas.] balas Bulan.

Beberapa jam kemudian.

Angga membawa Bulan ke suatu restoran yang sudah di pesan Angga dengan meja spesial juga ada musik yang mungkin di pesan oleh Angga.

''Mas, ini ... sangat indah.'' ujar Bulan menatap takjub baru datang pun sudah di disuguhkan dengan pemandangan yang indah ini.

Bulan yang memang tak pernah sekalipun melihat keindahan ini secara langsung sangat-sangat merasa bahagia Bulan terus saja menampilkan senyum bahagia..

Pun demikian dengan Angga, Angga lebih bahagia bisa menatap senyum manis Bulan yang terus di perlihatkan.

''kau suka?'' tanya Angga

Sudah jelas Bulan segera mengangguk-anggukkan kepalanya. ''Suka Mas.'' jawabnya antusias.

''Iini, indah sekali sih Mas, aku senang bisa kesini Mas, terima kasih ya!'' Bulan mengucap tulus

Angga mengangguk. ''Sama-sama Bulan, justru saya yang berterima kasih padamu, yang sudah mau di ajak keluar oleh ku.'' ujar Angga.

''Tentu aku mau dong Mas, kan lihat keindahan begini juga makan doang, ya kan?'' ujar Bulan yang polos

''Hehe, iya Bulan. Tapi bagi aku, kau itu lebih cantik Bulan di bandingkan tempat ini.'' puji Angga

''Hah, benarkah Mas?'' Bulan tercengang dan di pipinya terasa hangat

''Ya ini benar. Bulan, kau sangat cantik dan memang setiap hari pun kau sudah cantik'' kembali puji Angga ia berikan pada Bulan.

''Terima kasih Mas'' Bulan menunduk malu, tapi ada rasa sedih tiba-tiba terbersit di hatinya karena yang memuji Angga bukan Wira.

''Aku juga senang kau bisa keluar malam ini bersamaku, sekali lagi terima kasih'' ucap Angga tulus.

''Sama-sama Mas, toh cuma makan malam doang mah aku Pasti mau dan senang, ya kan?'' Bulan terkekeh kecil.

Angga langsung balas tersenyum sedikit kaku, ' Sebenarnya Bukan ini Bulan, alasan utama aku mengajak mu kesini, tapi... Ah sudahlah.' dalam batin Angga.

Angga jadi ragu, haruskah ia jujur malam ini tentang perasaannya pada Bulan?

''Khmm.'' Angga berdehem untuk menetralkan rasa gugup yang tiba-tiba menyeruap begitu saja.

Angga menatap Bulan yang asyik dengan menyuapkan makanannya dan sesekali Bulan tertawa melihat pada sang pemusik biola..

Angga ikut tersenyum. ''Bulan.'' Angga pun memanggilnya

''Ya Mas?'' Bulan menyahut dan menatap Angga

''Aku mau tanya sesuatu boleh,''

''Ya boleh dong'' tertawa

''Tapi tolong serius dulu'' pinta Angga

''Hm,ya baiklah'' Bulan sudah serius duduk nya pun sudah tegak. ia serius mendengarkan nih.

''Bulan begini, saya mau tanya. kalau semisal ada seseorang yang tiba-tiba mengucapkan dia menyukai mu bagaimana tanggapan mu?'' ujar Angga, itu rupanya yang ingin di sampaikan nya pada Bulan.

Tapi Bulan malah mendadak cengengesan dengan menggerakkan tangannya

''Ada apa?'' Angga tak mengerti ekspresi Bulan.

''Hmm, begini Mas sebelumnya, siapa yang akan menyukai saya, perempuan seperti saya yang centil tak mau diam begini? yang ada tuh laki-laki bakal langsung lari atau mundur melihat ku. Karena kan yang di sukai banyak laki-laki itu yang anggun yang tak pecicilan Seperti saya, dan kalaupun ada mungkin itu laki-lakinya katarak. hehe'' canda Bulan

Tapi itu membuat Angga kaget 'Ka-katarak! gue dong?' batin Angga.

Angga meringis.

''Tidak Bulan kamu jangan pesimis begitu, saya yakin ada kok pasti pria yang menyukaimu bahkan mencintaimu'' ucap Angga.

''Benarkah Mas?'' menatap meminta kebenaran.

''Ya Bulan, Pasti ada kok, kamu ini kan manis dan cantik'' tak sadar Angga memuji Bulan di hadapan wanita itu langsung.

Bulan langsung merasakan debaran di dada tiba-tiba. Bulan menatap dalam pada matanya Angga.

''Mas Angga?''

''Ya!''

''Apa .... Pria yang menyukaiku itu adalah kamu?'' tanya Bulan tiba-tiba.

''Uhukkk..'' ada yang tersedak air liurnya sendiri.

Bulan justru tengah bersiap-siap untuk pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!