bab 4

''Itu, Pak Bos, aku baru melihat kondisinya Ibu, takutnya juga ibu membutuhkan sesuatu.'' jawab Bulan, dan tak mengatakan yang sebenarnya.

''Benar seperti itu, Atau ... ''

''Atau apa Pak Bos, tolong jangan berpikir yang seperti itu kepada aku, aku tidak pernah meminta pada ibu untuk menikah dengan mu Bos.'' ucap Bulan.

''Bukan kah kau menyukai ku, kan?'' tanya Wira, Wira tahu betul dengan gelagat perempuan yang biasa dengan yang ada rasa.

''Siapa bilang, aku tidak menyukai Pak Wira.'' mengelak , sebenarnya Bulan hanya suka sebatas mimpi mungkin.

''Jangan bohong kamu, saya bisa melihat dari mata kamu.'' ucap Wira dengan menatap intens ke mata Bulan yang bulat.

''Em, benarkah ?'' tanyanya polos dan meraba area mata.

''Dasar bocah, sudah sana minggir, saya mau masuk.''

mata Bulan melotot tak terima di panggil Bocah. Bulan menggeser tubuhnya memberikan jalan untuk Wira masuk, saat Wira sudah melewatinya, tangan Bulan langsung ia kepalkan ke arah Wira.

Setelah itu, Bulan pun pergi.menemui ibunya, sementara Wira juga menghampiri Nyonya Nur.

''Ma,'' panggilnya

''Nak, kamu sudah pulang kerja ?'' tanya Mama Nur lirih menatap pada Wira

Wira mengangguk, ''Ma, gimana sekarang kondisi Mama ? Apa yang masih sakit Ma?'' tanya Wira

''Mama masih pusing Wira, juga entah mengapa dada Mama terasa berdebar kencang.'' jawab Mama Nur

''Ma, jangan terlalu banyak pikiran ya, Wira ingin Mama cepat sembuh lagi.'' mengusap tangan Mama.

''Sebenarnya ingin Mama hanya satu, yaitu setujui pernikahan ini.''

''Ma, Wira mau tanya? Apa .. Ini semua Bulan yang meminta? maksudku, Apa Bulan yang menginginkan pernikahan dengan Wira dan membujuk Mama agar setuju, sehingga Mama kukuh meminta pada Wira?'' dengan tatapan penuh tanya Wira berbicara.

Sekarang Mama Nur yang balas memegang tangan Wira, mencekal nya dengan erat, ''Wira jangan pernah berpikir seperti itu kepada Bulan, sungguh ini bukan keinginan Bulan, ini murni Mama yang mau, bahkan Mama juga yang meminta pada Bulan agar mau menerima menjadi istrimu.'' jelas Mama Nur

Wira terkejut, Mama nya sampai meminta pada anak pembantu, agar mau menikah dengannya? Oh ****, Wira? Yang di gila-i setiap wanita setiap clien wanitanya di tawarkan pada anak pembantu? Iya, Mama nya ini sepertinya benar-benar sakit, dan wanita itu, dia pasti sekarang sangat besar kepala.. Hati Wira ngedumel kemana-mana.

Ibu Marni sangat menolak tegas keputusan Nyonya Nur,bukan apa-apa mbok Marni ini sangat menghormati Nyonya Nur, lalu bagaimana bisa sekarang dia harus menerima menjadi besannya ? sungguh ini mimpi yang terlalu tinggi.

"Tidak Nak, ibu tidak mengijinkan kau menerima tawaran Nyonya." ucap mbok Marni.

"Iya Bu, baiklah Bulan tidak akan setujui permintaan Ibu Nur, " berbicara lirih

"Kau harus sadar Nak, kita hanya seorang pembantu, dan tidak pantas kita menerima, apalagi dari orang yang sudah memberikan kita hidup."

"Iya." Bulan mengangguk patuh.

"Kenapa Marni? Kenapa kau menolak keputusan ku ?" tiba-tiba Ibu Nur datang dan menyela pembicaraan mereka.

mbok Marni juga Bulan menoleh dengan terkejut.

"Nyonya .. "

"Marni, apa Wira anak saya tidak pantas untuk anakmu ?"tanya Nyonya Nur kembali

"Tidak Nyonya, saya mohon jangan berbicara seperti itu, Den Wira sangat pantas beliau sangat baik. Tapi den Wira tidak pantas kalau harus bersanding dengan anak saya."

"Saya merasa tersinggung saat kau mengatakan dan menyuruh Bulan untuk tidak setuju menikah dengan Wira."

"Maaf Nyonya, maafkan saya, tapi saya benar-benar tidak bisa membiarkan pernikahan beda keadaan ini terjadi, saya sangat sadar diri Nyonya, anak saya tidak pantas." sekarang mbok Marni berlutut di hadapan Nyonya Nur.

Bulan ikut berlutut, "Bu, maafkan kami, saya tidak bisa menerima tawaran Ibu karena .. "

"Uhh, aduh Awsh .. " tiba-tiba Ibu Nur meringis dengan menekan dada sebelah kirinya.

"Bu, " panik Bulan juga mbok Marni

"Nyonya." memanggil

Lalu pada akhirnya pernikahan ini akan terjadi juga , acara akan dilaksanakan pada Satu Minggu lagi.

Dengan melihat dan permintaan Mama nya yang sudah berkali-kali akhirnya Wira menyetujui menikahi Bulan,

Bulan sedang berada di pasar, dia sedang berbelanja buah untuk Ibu Nur, karena tadi Bu Nur menginginkan buah,

Bulan tengah berjalan dengan melihat-lihat di sekitar pasar, dengan sudah menenteng tas berisi buah untuk nyonya nya, Oh bahkan mungkin sebentar lagi menjadi mertuanya. Mengingat hal itu, Bulan tersenyum geli. Orang yang sudah membesarkan nya justru akan menjadi ibu mertuanya. sungguh mimpi yang sempurna.

Saat matanya melihat-lihat pada sederetan baju murah serba murah pokoknya.

tak sengaja Bulan bertabrakan dengan pria bertubuh kekar dan Tampan memakai kacamata.

Bugh "aaduh," pekik Bulan memegang bahunya. segera dia menatap pada orang yang menabraknya

Saat ingin memarahi orang itu, dia tak jadi karena silaunya dengan ketampanan pria ini. ototnya yang menonjol terlihat. Uhh sangat perkasa.

Pria itu masih menahan tubuh Bulan agar tak jatuh saat tadi dia menubruknya dengan tak sengaja.

"Bulan ... ! " teriak seseorang membuyarkan

membuat tatapan mereka terputus begitu ada suara nyaring memanggil Bulan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!