Chapter 8

"Bagaimana hasilnya?" tanya Jungkook, menyambut kedatangan Jimin begitu tiba di apartemen.

Jimin menggelengkan kepalanya pelan. "Nihil. Dia sulit ditemukan,"

Jungkook menghembuskan napas berat. Ia pun tidak ingin memaksa Jimin untuk terus mencari. Jungkook hanya bisa percaya, jika memang sudah waktunya, pasti akan bertemu lagi.

Suara ketukan pintu dari luar membuyarkan kenangan masa lalu Jungkook di Amerika. Baik Jungkook maupun Jimin, keduanya saling bertukar pandang dalam diam bertanya-tanya siapa yang datang. Pun, tanpa diberi aba-aba, sosok yang mengetuk pintu tersebut masuk dengan permisi sembari membawa sebuah map berisi laporan hasil rapat tadi pagi. Seharusnya ketua tim Ahn Hyoseop yang membawa laporan tersebut, namun karena ada urusan mendadak, Hyoseop meminta Hara untuk menyerahkannya sendiri pada Jungkook.

Hal pertama kali yang menarik perhatian Hara kala masuk ke ruang CEO adalah sebotol sampanye di siang hari. Detik itu juga, ia lantas menganggap bahwa Jungkook adalah seorang peminum. "Permisi, Tuan Jungkook. Aku membawa hasil laporan rapat pagi ini."

Seakan mengerti situasi yang terjadi, Jimin pun beranjak undur diri, lantaran tidak ingin mengganggu momen kebersamaan mereka. Ia lantas memberikan seulas senyum sesaat pada Hara sebelum meninggalkan ruangan. Sementara gadis itu hanya membalas tersenyum dengan bingung, tidak paham maksudnya apa.

"Kau yang mengantarnya sendiri?" Jungkook meletakkan gelas yang sudah ia habiskan isinya, lantas beranjak dari sofa. Membiarkan sebotol sampanye terpampang jelas di atas meja tanpa berniat menyembunyikannya dari Hara.

"Ah, iya. Karena ketua tim Ahn ada urusan mendadak, jadi dia yang memintaku menyerahkan ini," jelas Hara, menyerahkan map tersebut ke hadapan Jungkook---yang kini sudah berada tepat di depan matanya.

Jungkook pun mengambil map tersebut dari tangan Hara. Diperiksanya isi map tersebut dengan seksama, membuka lembar demi lembar ketikan komputer yang tertulis di sana, dan menyadari tidak ada yang salah pada isi laporan---membuat Jungkook gelisah memikirkan bagaimana caranya menahan gadis itu tetap berada di dalam ruangannya untuk waktu yang lama.

"Kalau begitu, aku permisi,"

Dirasa sang atasan terlihat tidak ada komentar mengenai hasil laporannya itu, Hara berniat meninggalkan ruangan, namun baru akan berbalik, Jungkook mencegah kepergian gadis itu dengan mencekal pergelangan tangan Hara.

Gadis itu tentu terkejut dengan sikap Jungkook---walau bisa dibilang sudah tidak heran lagi, lantaran pria bergigi kelinci itu sudah menunjukkan sikap anehnya sejak makan siang bersama di rooftop tadi.

Namun, bukankah kali ini Jungkook terkesan berlebihan pada Hara? Bukankah pria itu bilang ia memiliki seseorang yang berharga, lantas mengapa bermain-main dengan Hara?

Hara pun memandangi lengan dan sorot mata Jungkook bergantian---menuntut diberikan penjelasan. Namun pria di hadapannya hanya diam tak bergerak. Ia justru menatap Hara kian lekat. Sungguh, ingin sekali Jungkook membawa Hara ke dalam dekapannya dengan erat, sebab hasrat kerinduannya sudah memuncak. Hanya saja apa boleh buat, gadis itu tak mengingat dirinya. Jika Jungkook nekat, ia akan dianggap sebagai pria cabul oleh Hara.

"Tuan Jungkook?"

Panggilan dari sang gadis sontak membuat Jungkook mengerjap. Maka dengan berat hati, dilepasnya tangan Hara dari genggamannya. "Apa kau sama sekali tidak mengingatku?"

Lagi, untuk kali ke tiga, Hara mendapatkan pertanyaan yang sama dalam satu hari ini dari pria yang sama pula.

"Apa kau sedang mabuk saat ini?" pertanyaan tersebut refleks terlontar, lantaran Hara menyaksikan sendiri pria itu tengah minum alkohol beberapa menit yang lalu. Wajar jika Hara mengajukan kalimat tersebut. Masa bodoh jika membuat Jungkook tersinggung.

Jungkook mengernyit. "Tidak," jawabnya ragu.

"Sebaiknya kau harus berhenti minum alkohol," ucap Hara, lantas buru-buru meninggalkan ruangan sebelum Jungkook menahannya kembali.

Sejujurnya sikap sang CEO menakutkan bagi Hara. Ia khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di dalam ruangan tersebut. Seperti yang terjadi di dalam novel ataupun komik tentang skandal CEO dan karyawan yang pernah Hara baca. Pun, ia takut orang-orang kantor akan memberi penilaian buruk yang akan menghancurkan karirnya. Maka menjaga jarak adalah tindakan yang tepat.

Di sisi lain, Jungkook terluka. Ia lantas menoleh pada botol sampanye sialan di atas meja, sembari mengutuk dirinya sendiri. Sebab jika saja minuman beralkohol tersebut tidak terpampang secara sengaja, Hara tidak akan berkata demikian dan meninggalkan dirinya layaknya orang yang ketakutan. Lagi-lagi Jungkook membuat Hara semakin jauh dari jangkauannya.

...To be continued.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!