Jam istirahat masih tersisa 30 menit lagi, sebelum kembali mengerjakan pekerjaan masing-masing. Jungkook menunjukkan arloji pada pergelangan tangan kirinya, guna membangkitkan ingatan Hara akan masa lalu mereka. Benar, arloji tersebut adalah hadiah pemberian gadis itu 2 tahun yang lalu.
"Kau ingat ini?"
Hara terdiam, sembari mengamati Jungkook dan arloji itu bergantian. "Kau ...,"
Dalam hati Jungkook sudah kegirangan, mengira Hara sudah mengingatnya. Namun angannya pupus seketika lantaran Hara berkata, "Kau kenapa mengenakan jam yang sudah mati?"
Jungkook menarik tangannya kembali dari hadapan Hara, sembari mengusap-usap arloji yang mulai terlihat kusam. Benda yang sudah melingkar pada pergelangan Jungkook selama 2 tahun ke belakang, tidak lagi mampu bertahan. Sudah banyak tragedi yang menimpa jam tersebut saat berada di Amerika; jatuh ke lantai marmer, tercebur ke wastafel, bahkan pernah Jungkook bawa berenang meski bukan tipe jam yang tahan air. Seiring berjalannya waktu, akhirnya arloji tersebut rusak total. Meski sudah berkali-kali Jungkook datang ke tukang reparasi jam, tetap saja tidak bisa diselamatkan. Pun, Jungkook tidak berniat untuk membuang atau mengangganti dengan yang baru, lantaran benda tersebut adalah hadiah berharga yang Hara berikan. Ia akan tetap menjaganya meski tidak bisa digunakan.
"Ah, ini ... hadiah dari orang yang spesial. Aku tidak ingin membuangnya."
Hara paham, sangat paham. Tentu saja sudah menjadi hal yang wajar Jungkook berkata demikian. Bahkan pria itu mengatakannya dengan sangat tulus.
"Ah, begitu."
Jika orang lain mendengar, mungkin Jungkook memang terlihat sedang flexing. Namun percayalah, pria itu tengah berusaha memberikan kode pada gadis yang tak kunjung peka.
"Kau benar-benar tidak mengingatku?"
Oh, tuhan. Lelah sekali Hara dijejal pertanyaan yang sama. Logika saja, bagaimana ceritanya seorang CEO mengenal rakyat jelata seperti Hara secara personal.
"Tidak, sama sekali tidak." tegas Hara, memberi penekanan pada setiap kata yang diucapkannya.
Terlihat guratan kecewa dari wajah Jungkook. Mengapa gadis itu tidak mengenalinya. Banyak sekali pertanyaan yang ingin ia ajukan pada Hara. Bagaimana kabar gadis itu? Apakah dia sudah baik-baik saja? Atau masih terluka? Bagaimana gadis itu menjalani hidup selama 2 tahun ini? Apakah gadis itu sudah memiliki seseorang yang memberikan bahunya?
Pun, banyak yang ingin Jungkook katakan pada Hara. Tentang penyebab dirinya mendadak pergi ke Amerika, ataupun tentang mengapa sekarang ia memiliki tato pada tangannya, serta alasannya kembali ke Korea untuk meneruskan perusahaan keluarga walau tidak suka.
"Apa kau sudah punya pacar?" Jungkook refleks bertanya begitu saja.
Hara tentu dibuat terheran-heran dengan pertanyaan kurang ajar yang terlontar dari sang atasan. "Maaf, tapi aku tidak perlu menjawab, bukan?"
Gadis itu berusaha bersikap sesopan mungkin, meski lawan bicaranya pantas diberikan hadiah tinju. Jika Jungkook bukan atasannya---atau lebih tepatnya bukan pemilik perusahaan tempatnya bekerja, sudah dipastikan pria yang memiliki tato perisai pada punggung tangannya itu sudah tersungkur di lantai.
Jungkook tertawa kecil. "Iya, tidak perlu, tidak apa-apa."
Jungkook kian menyadari, sudah banyak perubahan yang terjadi pada Hara. Padahal gadis yang ia kenal di masa lalu, hanyalah gadis lemah, cengeng, dan tidak bisa tegas pada dirinya sendiri. Mungkin memang benar yang dikatakan orang-orang bahwa waktu memberimu kekuatan.
"Maaf, jam istirahat sudah hampir habis." seru Hara usai mengecek jam pada layar ponsel androidnya. "Aku harus kembali ke mejaku, permisi." pamitnya, lantas meninggalkan rooftop dengan terburu-buru.
"Oh, iya." Jungkook pun turut mengecek jam pada ponsel lipatnya, disertai hembusan napas berat.
Sayang sekali, hanya bisa berbincang sebentar.
......To be continued..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments